Anda di halaman 1dari 4

PUTIH TELUR ENCER

Rabu, 18 Juli 2012 10:31 WIB

Putih telur (Albumin)

Oleh : Satriya Yudha

Peternakan UMM/09910033

A. Definisi

Umumnya telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari 2 minggu diruang terbuka.
Kerusakan tersebut meliputi kerusakan yang nampak dari luar dan kerusakan yang baru dapat
diketahui setelah telur pecah. Kerusakan pertama berupa kerusakan alami (pecah atau retak).
Kerusakan lain adalah akibat udara dalam isi telur keluar sehingga derajat keasaman naik. Sebab lain
adalah karena keluarnya uap air dari dalam telur yang membuat berat telur turun serta putih telur
encer sehingga kesegaran telur merosot. Kerusakan telur dapat pula disebabkan oleh masuknya
mikroba ke dalam telur, yang terjadi ketika terlur masih berada dalam tubuh induknya. Kerusakan
telur terutama disebabkan oleh kotoran yang menempel pada kulit telur.

http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=6&doc=6e06

B. Faktor-faktor Penyebab Putih Telur Encer

Penanganan telur bertujuan untuk memperlambat penurunan mutu dan kerusakan telur. Penyebab
penurunan mutu tersebut adalah penguapan air, penguapan karbondioksida dan aktifitas mikroba.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab putih telur encer adalah:

1. Waktu penyimpanan
Telur sebaiknya jangan disimpan dalam jangka waktu yang lama, untuk mengurangi kerusakan dalam
penyimpanan, memperpendek wktu produksi dan konsumsi, telur harus cepat dijual ke konsumen

2. Suhu ruang penyimpanan

Ayam petelur yang sudah memasuki telur, membutuhkan 16 jam pencahayaan untuk memlihara
jumlah produksi telur optimal. Faktor pencahayaan saat masa pullet juga berhubungan erat dengan
pencapaian berat, ukuran telur dan kematangan saluran reproduksi. Secara umum ayam yang
mengalami kematangan seksual terlalu dini (belum cukup umur) akan memproduksi telur dengan
ukuran kecil. Demikian juga sebaliknya ketika kematangan seksual terlambat, maka ayam akan
memproduksi telur dengan ukuran besar (abnormal).

3. Faktor lingkungan

Beberapa kerusakan telur dapat terjadi karena aktifitas bakteri dan jamur, diantaranya adalah:

a. Green rot

Pada keadaan ini isi telur menjadi encer, kadang – kadang dijumpai warna kehijauan. Kuning telur
tertutup oleh lapisan berwarna merah jambu keputih – putihan. Putih telur kadang – kadang
menjadi hitam. Telur berbau busuk dan rasanya agak asam. Penyebabnya adalah bakteri dari genus
Pseudomonas.

b. Red rot

Bakteri – bakteri Pseudomonas dapat pula menyebabkan pewarnaan merah pada kuning telur. Putih
telurnya sendiri menjadi encer dan berwarna keabu- abuan mendekati merah.

c. Black rot

Telur menjadi berbau sangat busuk. Apabila telur dipecahkan isinya berwarna coklat kehijauan,
encer, dan berair. Kuning telur berwarna hitam. Penyebabnya adalah bakteri – bakteri Aloaligenes,
Escherichia dan bakteri – bakteri pemecah protein. Tumbuhnya jamur pada bagian dalam kulit telur
atau selaput tipis kulit. Kemampakan jamur ini keabu – abuan atau hitam.
http://www.scribd.com/doc/28738441/Penanganan-Telur
Stres dapat menyebabkan turunnya produksi telur. Stres yang biasa terjadi meliputi stres akibat
perubahan cuaca/suhu (kedinginan atau kepanasan), pindah kandang, serangan parasit dan
perlakuan kasar. Stres yang ditimbulkan akibat suara gaduh atau perlakuan kasar dapat
menyebabkan proses pembentukan kerabang telur tidak berlangsung secara sempurna. Kedinginan
adalah stress yang paling sering terjadi selama musim penghujan. Dalam kondisi ini pencahayaan
berkurang dan berakibat tidak terangsangnya hormone reproduksi untuk memproduksi telur.
Sebaliknya stress akibat cuaca panas, menyebabkan ayam lebih banyak minum dan mengurangi
aktivitas konsumsi ransum sehingga kebutuhan nutrisi untuk pembentukan telur tidak terpenuhi.
Kondisi ini dapat menyebabkan produksi telur turun, demikian pula dengan kualitasnya. Selama
cuaca panas, ayam akan melakukan panting (megap – megap) sehingga mengeluarkan banyak
karbondioksida (CO2). Pada pembentukan telur, CO2 diperlukan untuk membentuk kalsium
karbonat (CaCO3) yang berguna untuk menyusun kerabang telur. Akibat CO2 berkurang maka
kerabang akan lebih, putih telur menjadi encer, tipis, dan mudah retak.
http://info.medion.co.id/index.php/artikel/layer/penyakit/telur-dan-problematikanya

C. Penanggulangan

Berdasarkan berbagai faktor yang telah dijabarkan di atas, maka tindakan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan produksi telur ialah :

1. Berikan ransum dengan nutrisi yang sesuai kebutuhan ayam di tiap periode pemeliharaanya
terutama untuk kandungan protein, asam amino, energy, asam lemak, kalsium, fosfor dan vitamin D
(karena sangat berperan pada pembentukan telur)

2. Lakukan control berat badan (BB) ketika periode starter dan grower (pullet) serta usahakan
agar ayam tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus (+ 10 % dari berat badan standar)

3. Atur program pencahayaan. Telur kecil yang disebabkan karena tingkat kematangan seksual
terlalu dini, biasanya sulit untuk diatasi karena organ reproduksinya sudah tidak bisa diperbaiki lagi.
Untuk memperoleh telur dengan ukuran yang optimal, jangan member tambahan cahaya pada ayam
periode grower sebelum ayam tersebut mencapai BB 1550-1600 gram (siap berproduksi)
4. Ciptakan kondisi yang nyaman selama masa pemeliharaan. Sediakan air minum dan tempat
minum dalam jumlah yang cukup, buka tirai lebar – lebar, pasang kipas angin, ganti sekam yang
basah, dan lakukan penyemprotan kandang dengan menggunakan desinfektan seperti Antisep atau
Neo Antisep. Selain itu juga harus menghindarkan dan meminimalkan faktor penyebab stress pada
ayam seperti cuaca panas atau suara gaduh. Jika perlu, ayam dipuasakan makan 1-2 jam selama
cuaca panas pada siang hari untuk mengurangi panas yang dikeluarkan oleh tubuhnya.

Anda mungkin juga menyukai