Kesehatan Hewan mempunyai peranan penting dalam penyedian pangan asal hewan dan
hasil hewan lainnya serta memiliki berbagai macam manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Kesehatan hewan menjadi sangat penting dalam kehidupan masyarakat karena berpengaruh
terjadap kesehatan manusia. Hewan berpotensi sebagai penyebar penyakit yang dapat menular ke
manusia atau zoonosis. Penyakit-penyakit pada hewan berpotensi menyebabkan permasalahan
kesehatan pada manusia. Penyakit baru yang tidak diketahui sebelumnya atau (emerging disease)
dan penyakit yang sebelumnya sudah dikontrol namun mewabah kembali sehingga menjadi
masalah signifikan (re-emerging disease), munculnya penyakit tersebut tidak hanya berdampak
pada aspek kesehatan, tetapi juga menimbulkan kerugian dari aspek ekonomi dan sosial.
Perdagangan bebas memicu terjadinya peningkatan pemasukan dan pengeluaran hewan
dan produk hewan (Bahan Asal Hewan/BAH dan Hasil Bahan Asal Hewan/HBAH) dalam
wilayah Negara Republik Indonesia. Kegiatan pemasukan dan pengeluaran tersebut bertujuan
untuk memenuhi konsumsi masyarakat ataupun kebutuhan industri dalam rangka mendukung
kemajuan sektor perekonomian nasional. Media pembawa berupa hewan, BAH, dan HBAH
tersebut dapat berpotensi membawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) (Barantan, 2017).
Peningkatan kebutuhan konsumen akan bahan pangan asal hewan dengan ketersediaan
yang terbatas pada suatu daerah tertentu mendorong masyarakat untuk melakukan proses ekspor
dan impor. Hal tersebut meningkatkan peluang penyebaran penyakit hewan menular sehingga
diperlukan suatu tindakan karantina untuk meminimalisisr resiko penyebabran penyakit.Lalu
lintas hewan, bahan asal hewan, maupun hasil bahan hewan berpotensi meningkatkan resiko
penyebaran Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS). Penyakit Hewan Menular Strategis
(PHMS) merupakan penyakit yang memiliki dampak ekonomi yang cukup besar sehingga resiko
penyebarannya harus diminimalisir. Lalu lintas hewan yang tidak mendapat pengawasa
berpotensi meningkatkan resiko terhadap pelanggaran prinsip kesejahteraan hewan (Animals
Welfare). Sebagai upaya pencegahan terhadap penyebaran Penyakit Hewan Menular Strategis
serta, pencegahan perdagangan satwa dilindungi, dan pencegahan terhadap pelanggaran Animals
Welfare dari lalu lintas hewan, diperlukan badan pengawas dalam mengontrol lalu lintas hewan
dan produk asal hewan beserta olahannya. Lembaga negara di Indonesia yang bertugas
menangani hal tersebut adalah Badan Karantina Pertanian yang membawahi karantina-karantina
di seluruh Indonesia, salah satunya adalah Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Jawa
Timur. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 16 tahun 1992 tentang tindakan
karantina hewan, ikan dan tumbuhan, karantina merupakan tempat pengasingan dan tindakan
sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit atau organisme dari luar
negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri atau keluarnya dari dalam wilayah Negara
Republik Indonesia.
Karantina merupakan barrier pertama dan pertahanan utama (first line defence) suatu
negara. Karantina memiliki wewenang untuk mengamankan lalu lintas dan melakukan tindakan
karantina terhadap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina seperti, hewan, bahan
asal hewan, hasil bahan asal, dan media pembawa berupa benda lain. Balai Besar Karantina
Pertanian (BBKP) Surabaya merupakan salah satu balai karantina yang mempunyai peranan
penting dalam usaha mencegah masuk dan keluarnya suatu penyakit hewan menular yang
dibawa oleh hewan yang ditransportasikan melalui jalur udara, laut dan darat. Pengambilan
keputusan serta tindakan – tindakan di karantina hewan dari hulu hingga hilir sangat beraitan erat
dengan peran dokter hewan. Sehingga sangat diperlukan kompetensi dokter hewan di karantina
hewan.
Berdasarkan uraian diatas, pelaksanaan koasistensi mahasiswa Profesi Pendidikan Dokter
Hewan (PPDH) Universitas Brawijaya ini diharapkan dapat mengetahui secara keseluruhan
kegiatan Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya baik kegiatan administrasi maupun teknis
pelaksanaan di karantina hewan. Selain itu, kegiatan koasistensi yang akan dilakukan juga
sebagai bekal mahasiswa PPDH mengenai peran dokter hewan di karantina. Pendidikan Profesi
Dokter Hewan (PPDH) Universitas Brawijaya merupakan bagian dari proses pendidikan untuk
menghasilkan dokter hewan yang professional, memiliki ketarampilan di lapangan, dan
berwawasan luas.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh adalah
1. Mampu memahami peran dokter hewan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi di
BBKP Surabaya.
2. Mampu memahami peran dokter hewan dalam tindakan pencegahan masuknya HPHK di
BBKP Surabaya.
3. Mampu memahami kegiatan pengiriman hewan area domestik di BBKP Surabaya.
4. Mampu mengetahui peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, tindakan
karantina, dokumen persyaratan karantina, pengujian laboratorium dan sistem informasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Visi dari BBKP Surabaya yaitu menjadi garda terdepan pelayanan karantina yang
tangguh, profesional, modern dan terpercaya di Jawa Timur pada tahun 2019. Untuk
mewujudkan visi tersebut, BBKP Surabaya memiliki misi yaitu:
1. Melindungi kelestarian sumber daya hayati hewani dan nabati dari ancaman serangan
HPHK dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) serta pengawasan lalu
lintas komoditi pertanian segar yang memenuhi standar keamanan pangan.
2. Meningkatkan manajemen operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan.
3. Mewujudkan sistem manajemen mutu pelayanan dengan mengimplementasikan secara
konsisten SNI ISO 9001:2008.
4. Mewujudkan kompetensi sebagai Laboratorium Penguji (Testing Laboratory) dengan
mengimplementasikan secara konsisten SNI ISO/IEC 17025:2008 serta Laboratorium
Biosafety Level 2+ (BSL2) yang terakreditasi.
5. Mendorong terwujudnya peran perkarantinaan nasional dalam akselerasi ekspor
komoditas pertanian yang akseptabel dan mampu bersaing di pasar internasional.
6. Mendukung keberhasilan program agribisnis dan ketahanan pangan nasional.
7. Membangun masyarakat cinta karantina pertanian Indonesia.
2.2 Tugas dan Fungsi Pokok Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya
Tugas pokok dari BBKP Surabaya yaitu melaksanakan kegiatan operasional menurut
perundang-undangan karantina hewan dan tumbuhan serta melakukan pengawasan terhadap
kelangsungan sumber daya hayati hewani dan nabati. Fungsi dari BBKP Surabaya yaitu:
1. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan,
pemusnahan, pembebasan dan pembebasan media membawa HPHK dan OPTK.
2. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK.
3. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK.
4. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.
5. Memberikan pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan.
6. Memberikan pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati dan hewani.
7. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan dan
tumbuhan.
8. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaan peraturan perundangan undangan
di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati.
9. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan.
10. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerja sama tim karantina hewan dan tumbuhan
Gambar 2.2 Bagan alur pelayanan pemasukan media pembawa (impor dan
domestik) di BBKP Surabaya
Standar operasional alur pelayanan pengeluaran diawali dengan pengguna jasa mengisi
formulir laporan rencana pengeluaran media pembawa hama dan penyakit hewan karantina
(Form-1) disertai dengan kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan. Dokumen yang
dipersyaratkan dalam kegiatan pengeluaran (domestik maupun ekspor) juga tertuang dalam
Peraturan Menteri Pertanian No. 18/Permentan/OT.140/3/2011 tentang Pelayanan Dokumen
Karantina Pertanian dalam Sistem Elektronik Indonesia National Single Window (INSW),
diantaranya:
1. Persyaratan dokumen ekspor
a. Surat Rekomendasi Pengeluaran dari Kementerian Pertanian.
b. Health Certificate (KH-11 untuk hewan, KH-12 untuk produk hewan seperti
Bahan Asal Hewan (BAH) dan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) atau KH-
13 untuk benda lain) disertai dokumen declaration).
c. Ekspor sarang burung wallet ke China dilengkapi dengan dokumen nomor
registrasi dari pihak China.
d. Untuk ekspor sarang burung wallet ke Amerika Serikat disertai dokumen
CITES.
e. Pengiriman ekspor hewan liar dan reptil dilengkapi dengan dokumen
CITES.
f. Surat Kuasa + Fotokopi Identitas Pengguna Jasa.
2. Dokumen tambahan (ekspor) berupa:
a. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).
b. Commercial Invoice.
c. Packing List.
d. Persetujuan Ekspor dari Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan,
atau Kementerian Perhutanan.
3. Persyaratan dokumen pengeluaran domestik
a. Surat Kuasa + Fotokopi Indentitas Pengguna Jasa.
b. Sertifikat Karantina dari daerah asal
c. Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa (SATS) dari Dinas Kehutanan setempat
bagi media pembawa yang tergolong hewan liar.
d. Rekomendasi pengeluaran dari Dinas Peternakan setempat.
e. Sertifikat Veteriner (untuk hewan, BAH dan HBAH) dari Dinas Peternakan
di daerah asal
f. Dokumen lainnya seperti buku vaksin dan hasil uji laboratorium yang
dipersyaratkan oleh daerah tujuan.
Operator selanjutnya menginput data, merekam, dan menyerahkan Form-1 beserta
dokumen kelengkapan yang dipersyaratkan kepada Kepala UPT atau pejabat yang ditunjuk di
tempat pemasukan. Hal tersebut dituangkan dalam berita acara serah terima (KH-1). Kepala
UPT atau pejabat yang ditunjuk kemudian menganalisa, menyusun dan menugaskan personel
sesuai dengan jenjang jabatan pejabat fungsional dengan menerbitkan surat penugasan (KH-2).
Pejabat fungsional melakukan penyiapan bahan, peralatan dan fasilitas pelayanan yang
diperlukan dalam penyelenggaraan tindakan karantina. Pejabat fungsional yang diberi surat
penugasan melaksanakan pemeriksaan dokumen dan fisik. Pemeriksaan dokumen dilakukan
untuk mengetahui kelengkapan, keabsahan dan kebenaran isi dokumen, selanjutnya dilakukan
verifikasi terhadap kebenaran isi dokumen melalui pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik juga
dilakukan untuk mendeteksi HPHK.
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan di pintu pengeluaran (exit point). Media pembawa
yang telah dilakukan pemeriksaan di pintu pengeluaran (exit point) dan telah memenuhi
prosedur dan persyaratan serta menjamin kesehatan dan sanitasi yang baik maka pejabat
fungsional dapat langsung menerbitkan sertifikat pelepasan berupa KH-11, KH-12.
Media pembawa yang memerlukan pemeriksaan di Instalasi maka pejabat fungsional
menandatangani surat perintah masuk instalasi karantina hewan (KH-7) untuk pemeriksaan
lebih lanjut terhadap media pembawa. Media pembawa yang masuk IKH selama
pengasingan maka pejabat fungsional dapat melakukan pengamatan, pengambilan sampel
untuk pengujian laboratorium serta dapat dilakukan tindakan perlakuan. Lamanya waktu
pengasingan bergantung pada lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pengamatan,
pemeriksaan dan perlakuan terhadap media pembawa mengacu pada standar waktu
pelayanan yang telah ditetapkan sesuai jenis dan volume media pembawa. Bilamana media
pembawa selama pengasingan dan setelah dilakukan pengamatan, pengujian laboratorium
serta dilakukan tindakan perlakuan, pejabat fungsional dapat menjamin media pembawa
dinyatakan sehat dan sanitasi baik maka pejabat fungsional dapat menerbitkan persetujuan
muat (KH-6) ke atas alat angkut, dan dapat dilakukan pembebasan.
Pembebasan dapat dilakukan dengan menerbitkan KH-11, KH-12, atau KH-13 yang
dapat diterbitkan oleh pejabat fungsional setelah pengguna jasa menyelesaikan kewajiban
pembayaran PNBP. Bilamana dalam proses verifikasi terhadap kebenaran isi dokumen,
pejabat fungsional menemukan ketidaksesuaian (tidak memenuhi persyaratan dokumen)
media pembawa tersebut ditolak pengeluarannya (KH-9a) dan dikembalikan kepada
pengguna jasa. Skema alur pelayanan pengeluaran baik ekspor maupun domestik dapat
dilihat pada Gambar 2.3
Gambar 2.3 Bagan alur pelayanan pengeluaran media pembawa (ekspor dan
domestik) di BBKP Surabaya
Pemasukan maupun pengeluaran media pembawa tertentu pada beberapa wilayah di
Indonesia perlu mendapat perhatian khusus sebab terdapat persyaratan dokumen dan
pengujian yang diwajibkan. Beberapa daerah bahkan menerapkan pelarangan pemasukan
media pembawa berupa unggas, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali, Maluku, Maluku
Utara, Papua dan Papua Barat (kecuali Kota Sorong). Selain itu, juga terdapat pelarangan
untuk melalulintaskan anjing dan kucing pada beberapa daerah, seperti Bali, Nusa Tenggara
Barat (NTB), Papua dan Papua Barat, lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Persyaratan dokumen dan pengujian yang diwajibkan pada beberapa daerah
2.5 Media
Hewan Daerah Syarat uji
Anjing dan kucing Kalimantan Tengah Uji ELISA rabies protektif
Rekom keluar
Buku vaksin
Kalimantan Barat Uji ELISA rabies protektif
Rekom keluar
Rekom masuk
Buku vaksin
Nusa Tenggara Timur Uji ELISA rabies protektif
Rekom keluar
Rekom masuk
Buku vaksin
Maluku + Maluku Utara Uji ELISA rabies protektif
Rekom keluar
Rekom masuk
Buku vaksin
Kalimantan Selatan Rekom keluar
Buku vaksin
Unggas Sorong PCR AI
Pontianak PCR AI
Maksimal pengiriman 2
ekor
Makassar HA-HI
Manado HA-HI
Maksimal pengiriman 2
ekor
KTP pengirim dan
penerima
Burung Makassar PCR AI
Pontianak PCR AI
Maksimal pengiriman 2
ekor
Manado Rapid AI
1. KH – 01 Berita acara serah terima media pembawa hama penyakit hewan karantina dan
dokumen karantina kepada petugas karantina ditempat pemasukan dan/atau pengeluaran.
2. KH – 02 Surat penugasan melakukan karantina hewan
3. KH – 03 Laporan pelaksanaan tindakan karantina hewan
4. KH – 04 Penolakan bongkar.
5. KH – 05 Persetujuan bongkar
6. KH – 06 Persetujuan muat.
7. KH – 07 Perintah masuk instalasi karantina hewan.
8. KH – 08a Surat perintah penahanan.
KH – 08b Berita acara penahanan
9. KH – 09a Surat perintah penolakan.
KH – 09b Berita acara penolakan
10. KH – 10a Surat perintah pemusnahan.
KH – 10b Berita acara pemusnahan
11. KH – 11 Sertifikat Kesehatan Hewan
12. KH – 12 Sertifikat Sanitasi Produk Hewan
13. KH – 13 Surat Keterangan Untuk Benda Lain
14. KH – 14 Sertifikat Pelepasan Karantina Hewan
15. KH – 15 Surat Keterangan Transit
16. KH – 16 Berita acara serah terima media pembawa hama penyaki hewan Karantina dan
pelaksanaan tindakan antar dokter hewan Karantina
17. KH – 17 Surat keterangan untuk barang yang bukan termasuk media pembawa hama
penyakit hewan karantina
BAB III METODE KEGIATAN
Demikian proposal koasistensi rotasi Kesehatan Masyarakat Veteriner Pendidikan Profesi Dokter
Hewan (PPDH) di Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Kegiatan koasistensi rotasi
Kesehatan Masyarakat Veteriner Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) di Balai Besar
Karantina Pertanian Surabaya diharapkan dapat berjalan dengan baik. Mahasiswa koasisten
Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) mengharapkan bantuan dari semua pihak yang akan
terlibat baik secara langsung atau tidak langsung dalam kegiatan ini. Semoga kegiatan
koasistensi rotasi Kesehatan Masyarakat Veteriner Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) di
Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya dapat berjalan dengan lancar sebagaimana yang
diharapkan serta tujuan yang dicita-citakan dapat tercapai. Semoga hubungan kerjasama ini dapat
terlaksana dengan baik dan kami dapat diterima dalam pelaksanaan kegiatan koasistensi
Pendidikan Profesi Dokter Hewan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pertanian. 2016. Profil Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian
LAMPIRAN
1.
Nama : Laily Nabilah Hayuningrum, S.KH.
No. HP : 081232742688/081330145359
E-mail : lailynabilah@student.ub.ac.id
2.
Nama : Mifta Rizqina Amalia, S.KH.
E-mail : miftarizqina@student.ub.ac.id
3.
Nama : Elfahra Casanza Amalda, S.KH.
E-mail : elfahracasanza@student.ub.ac.id
4.
Nama : Asyrafun Nisa, S.KH.
E-mail : asyrafunnisa@student.ub.ac.id
5.
Nama : Fallah Fernando Al Malikil Quddus, S.KH.
No. HP : 082254558322
E-mail : fallahfernando@student.ub.ac.id
6.
Nama : Jusanti Mukaromah, S.KH.
E-mail : jusantimukaromah@student.ub.ac.id
7.
Nama : Karlina, S.KH.
TTL : Subang, 01 Agustus 1999
E-mail : karlina@student.ub.ac.id
8.
Nama : Adilah Aprilia Saputri, S.KH.
E-mail : adilahaprilia@student.ub.ac.id
9.
Nama : Renaldi Lintang Dwi Utomo, S.KH.
E-mail : renaldilintang@student.ub.ac.id