PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
PERHIMPUNAN DOKTER HEWAN INDONESIA,
PARAMEDIK VETERINER DAN INSEMINATOR INDONESIA, DAN
PARAMEDIK VETERINER INDONESIA
TENTANG
KERJASAMA PENYELIAAN
Nomor: 001/PBPDHI/X/2019
Nomor: 60/DPP/X/2019
Nomor: 001/DPP/PAVETI/X/2019
Pada hari ini, Selasa tanggal Lima Belas bulan Oktober tahun Dua ribu sembilan belas (15
Oktober 2019), bertempat di Kantor Sekretariat PB PDHI Jl. Harsono RM No. 10 Ragunan
Pasar Minggu Jakarta Selatan, yang bertanda tangan dibawah ini :
PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA selanjutnya disebut PARA PIHAK, dan
untuk sendiri-sendiri disebut PIHAK, terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
2
Pasal 1
Maksud dan Tujuan
(1) Maksud Perjanjian Kerjasama Penyeliaan ini, sebagai acuan Anggota PARA PIHAK
dalam melaksanakan kegiatan Pelayanan kesehatan hewan/inseminasi
buatan/pemeriksaan kebuntingan/teknik reproduksi.
(2) Tujuan Perjanjian Kerjasama Penyeliaan agar Anggota PIHAK KEDUA dan Anggota
PIHAK KETIGA dapat melaksanakan pelayanan kesehatan hewan/inseminasi
buatan/pemeriksaan kebuntingan/teknik reproduksi, di bawah penyeliaan Anggota
PIHAK KESATU dengan baik dan bertanggung jawab.
3
Pasal 2
Prinsip
(1) Anggota PIHAK KESATU bersedia melakukan penyeliaan kepada Anggota PIHAK
KEDUA dan Anggota PIHAK KETIGA yang telah memenuhi kualifikasi sebagai
paramedik veteriner.
(2) Anggota PIHAK KEDUA dan Anggota PIHAK KETIGA bersedia dan sanggup
melaksanakan pelayanan kesehatan hewan/inseminasi buatan/pemeriksaan
kebuntingan/teknik reproduksi sesuai dengan penyeliaan PIHAK KESATU dengan baik
dan bertanggung jawab.
PASAL 3
OBJEK
Objek Perjanjian Kerjasama ini adalah penyeliaan Dokter Hewan Anggota Pihak Pertama
kepada Paramedik Veteriner Pelayanan kesehatan hewan/inseminasi buatan/pemeriksaan
kebuntingan/teknik reproduksi Anggota PIHAK KEDUA atau Anggota PIHAK KETIGA
PASAL 4
RUANG LINGKUP
PASAL 5
PELAKSANAAN
(2) Anggota PIHAK KEDUA dan Anggota PIHAK KETIGA melakukan pelayanan,
memberikan laporan, data dan informasi serta menindaklanjuti hasil evaluasi
pelaksanaan pelayanan kesehatan hewan/inseminasi buatan/pemeriksaan
kebuntingan/teknik reproduksi kepada PIHAK KESATU;
Pasal 6
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA PIHAK KESATU
Pasal 7
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA DAN PIHAK KETIGA
(1) Anggota PIHAK KEDUA dan Anggota PIHAK KETIGA mempunyai hak sebagai berikut:
a. Menerima dan melaksanakan penetapan diagnosa, prognosa suatu penyakit,
rencana pengobatan dan tindakan medis.
b. Melakukan sosialisasi kesepakatan kepada anggota PIHAK KEDUA dan PIHAK
KETIGA;
c. Mendapat bimbingan dalam rangka kegiatan pelayanan kesehatan
hewan/inseminasi buatan/pemeriksaan kebuntingan/teknik reproduksi *) ;
d. Memperoleh bantuan pelayanan medis lanjutan (rujukan) dari Anggota PIHAK
KESATU.
(2) Anggota PIHAK KEDUA dan Anggota PIHAK KETIGA mempunyai kewajiban sebagai
berikut:
a. Merujuk kepada Anggota PIHAK KESATU apabila ditemukan kasus di luar
kewenangan Anggota PIHAK KEDUA dan Anggota PIHAK KETIGA.
b. Memberikan laporan, data dan informasi pelayanan kesehatan hewan/inseminasi
buatan/pemeriksaan kebuntingan/teknik reproduksi*) kepada Anggota PIHAK
KESATU;
c. Melakukan pelayanan kesehatan hewan/ inseminasi buatan/ pemeriksaan
kebuntingan/ teknik reproduksi*) sesuai dengan kewenangan dan wilayah kerjanya;
6
PASAL 8
JANGKA WAKTU
PASAL 9
BIAYA
Pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini
dibebankan pada PARA PIHAK sesuai kesepakatan.
PASAL 10
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
PARA PIHAK sepakat bahwa Perjanjian Kerjasama ini berakhir dalam hal :
1. telah berakhir jangka waktunya; dan
2. Anggota PIHAK KESATU dan atau Anggota PIHAK KEDUA dan Anggota PIHAK
KETIGA mengajukan permintaan pengunduran diri/pemutusan kerjasama secara
7
PASAL 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PASAL 12
FORCE MAJEURE
1. PARA PIHAK sepakat bahwa force majeure tidak berakibat pada batalnya Perjanjian
Kerjasama ini.
2. Force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi keadaan-keadaan :
a. perang, penyerbuan, pemberontakan, revolusi, makar, huru-hara, perang
saudara, tindakan Pemerintah dalam rangka kedaulatannya, gempa bumi, angin
ribut, gelombang besar, banjir, atau setiap kekuatan-kekuatan alam yang tidak
dapat dihindari dengan pandangan ke depan dan kemampuan yang wajar dari
Pihak yang terkena peristiwa tersebut, menghilangnya bahan-bahan konstruksi
dan persediaan barang-barang yang diperlukan dari pasaran, pemogokan-
pemogokan, penutupan pintu bagi buruh yang ingin bekerja (lockouts), atau
kegaduhan perburuhan yang lain serta peristiwa-peristiwa di luar batas kewajaran
dari Pihak yang pelaksanaan kewajibannya terhambat oleh peristiwa force
majeure, kecuali kekurangan dana dan peristiwa-peristiwa lain yang dapat
dihindari atau diatasi secara wajar oleh pandangan ke depan dan kemampuan
yang lumrah dari Pihak yang terkena; dan
8
PASAL 13
SURAT-MENYURAT
2. Setiap pemberitahuan dari satu Pihak kepada Pihak lainnya, yang disampaikan
langsung secara lisan atau melalui telepon atau email akan dilanjutkan dan disampaikan
dengan pemberitahuan secara tertulis melalui surat.
9
PASAL 14
LAIN-LAIN
1. Dalam hal terdapat perubahan kebijakan Pemerintah atau peraturan lain yang
mengakibatkan perubahan-perubahan dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini,
akan dirundingkan dan disepakati bersama oleh PARA PIHAK, sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini tidak terpengaruh dengan terjadinya pergantian
kepemimpinan di lingkungan PARA PIHAK.
PASAL 15
PENUTUP
Hal-hal yang belum dan/atau belum cukup diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan
diatur kemudian oleh PARA PIHAK berdasarkan kesepakatan bersama yang dituangkan
dalam Perjanjian Tambahan (Addendum), sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian Kerjasama ini.
Demikian Perjanjian Kerjasama ini dibuat dan ditandatangani di Jakarta pada hari dan
tanggal tersebut di atas dalam rangkap 3 (tiga) bermaterai cukup, masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama.