Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH REKAYASA PONDASI

“ Pengertian Tentang Likuifaksi Dan ada Beberapa Daerah di


Indonesia Dan di Luar Negeri yang Pernah Terjadi Fenomena
Likuifaksi ”

DISUSUN OLEH :

Deden Hari Pribadi (21316063)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SERANG RAYA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gejala fisik dari gempa bumi ditunjukan dengan bergetarnya bumi dengan
berbagai intensitas. Getaran gempa bumi yang sering terjadi di akibatkan oleh
peristiwa tektonik yaitu getaran tanah karena gerakan atau benturan anatara
lempeng-lempeng tektonik yang terdapat di dalam lapisan permukaan bumi.
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama yaitu lempeng
Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-Australia dan berada pada pertemuan
2 jalur gempa, yaitu jalur gempa Sirkum Pasifik (Circum Pasific Earthquake Belt)
dan jalur gempa Alpide (Alpide Earthquake Belt). Oleh karena itu, kepulauan
Indonesia berada pada daerah yang mempunyai aktifitas gempa bumi cukup
tinggi.
Resiko-resiko yang disebabkan oleh terjadinya gempa bumi bukan hanya
resiko terjadi pada kegagalan struktur bangunan saja, namun juga resiko
kegagalan yang terjadi pada struktur tanah yang mendukung bangunan di atasnya.
Kerusakan-kerusakan pada struktur tanah di antaranya terjadi penurunan tanah
(Settlement), jatuan batuan (Rock fall), tanah longsor dan kerusakan yang
berhubungan dengan keseimbangan lereng (Land slide and Slope stability) dan
Likuifaksi (Liquifaction).

Fenomena Likuifaksi terjadi karena karena hilangnya kekuatan lapisan


tanah akibat getaran gempa bumi pada tanah pasir halus yang jenuh air. Oleh
karena itu, kondisi yang paling mungkin mengakibatkan terjadinya likuifaksi
adalah jika terdapat pasir lepas yang dikombonasikan dengan muka air tanah yang
tinggi. Kondisi ini sering kali ditemukan pada dataran banjir, lapisan-lapisan delta
muda, terusan sungai dan pada timbunan lepas atau dipadatkan sebagian.
1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk :


1. Mengetahui apa itu Likuifaksi.
2. Apa peyebabnya mengapa terjadinya likuifaksi.
3. Dampak apa yang di akibatkan setelah terjadinya likuifaksi.
4. Mengetahui daerah di Indonesia dan di Luar Negeri yang pernah terjadi
Likuifaksi.
5. Dan bagaimana cara menangani likuifaksi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Likuifaksi adalah tanah yang kehilangan kekuatan akibat diguncang oleh


gempa, yang mengakibatkan tanah tidak memiliki daya ikat. Guncangan gempa
meningkatkan tekanan air sementara daya ikat tanah melemah, hal ini
menyebabkan sifat tanah berubah dari padat menjadi cair. Sekarang ini bencana
alam terjadi di beberapa daerah di Indonesia dalam waktu yang berdekatan. Tentu
menimbulkan pertanyaan di masyarakat bagaimana cara menghindari dan apa
penyebab adanya bencana alam yang berdekatan di beberapa area ini. Mungkin
sebelum memasuki pembahasan apakah anda tahu bahwa Indonesia berada di
“ring of fire ?”

Indonesia terletak di sebuah lingkaran atau cincin api yang ada di dunia,
hal ini menimbulkan alasan yang masuk akal mengapa Indonesia mengalami
bencana alam seperti bencana tsunami, gempa, kebakaran dan gunung merapi.
Cincin api ini merupakan lingkaran aktif bumi yang bisa bergerak sesuai dengan
keadaan pada inti bumi. Selain Indonesia yang mengalami gempa dan juga
bencana alam seperti ini adalah negara Jepang dan juga Hawai.

Berbicara soal gempa dan juga tsunami, sebenarnya jika ditinjau dari
Geografisnya anda bisa melihat banyak sebab dan jenis dari gempa dan tsunami.
Masing-masing kejadian bisa karena alasan yang berbeda-beda. Contohnya saja
gempa, bisa disebabkan oleh gunung berapi yang meletus, lempengan yang
bergeser dan lainnya. Selain itu kejadian juga bisa terjadi di dua tempat yaitu di
daratan dan juga di dalam laut atau di dasar bumi. Salah satunya yang terjadi di
Palu dan Donggala kemarin. Selain tsunami yang merusak berbagai rumah warga,
anda tentu tahu bahwa kota ini dilanda Gempat dengan kekuatan cukup besar
yaitu 7.5 SR, dimana kekuatan ini mampu menghancurkan satu gedung dengan
bangunan yang terbuat dari beton.

Setelah diperiksa, penyebab utamanya disebut sebagai Likuifaksi. Apa itu?


Likuifaksi atau pencairan tanah merupakan fenomena dimana tanah menjadi jenuh
sehingga kehilangan kekakuan serta kekuatan karena adanya tegangan, misalnya
gempa bumi ataupun perubahan lain secara mendadak dan menyebabkan sifat
tanah yang padat berubah menjadi cairan atau air berat. Karena tanah berubah
menjadi cairan maka paling beresiko adalah tempat yang memiliki tipe tanah
berpasir, karena pasir cenderung memiliki pori atau rongga dan mudah untuk
terkena tarikan. Hilangnya struktur tanah akibat kehilangan kekuatan atau
kemampuan untuk memindahkan tegangan geser inilah yang disebut sebagai
pencairan.

Setelah mengetahui pengertiannya, masuk kedalam dampak yang akan


terjadi jika sebuah area terkena pencairan tanah atau likuifaksi, ada beberapa
dampak yang akan dirasakan diantaranya adalah :

1. Tanah bergeser, khususnya rumah dan bangunan yang ada diatasnya akan
roboh atau ikut bergeser.
2. Permukaan tanah menjadi turun dan membuat perbedaan permukaan
(akhirnya area tersebut akan seperti bukit ada yang turun dan naik
permukaannya).
3. Material diatas tanah dapat hanyut semua.

Jika mengamati proses terjadinya Likuifaksi sebenarnya mudah, namun


permasalahan utamanya adalah likuifaksi ini tidak dapat dideteksi dulu berbeda
dengan tsunami yang bisa dideteksi menggunakan alat. Likuifaksi sangat
bergantung pada getaran dan juga gempa, sehingga anda tidak bisa menilai bahwa
gempa tersebut bisa menyebabkan pencairan tanah atau tidak. Namun hal jelasnya
bahwa fenomena gempa bumi yang terjadi di zona dengan tanah yang
mengandung air tinggi sangat beresiko untuk terjadi likuifaksi. Biasanya
fenomena ini terjadi untuk tanah yang dekat dengan laut atau pantai. Bisa juga
terjadi gempa di area yang kaya akan air dan juga tanahnya berpasir. Maka
likuifaksi bisa terjadi begitu saja.
Menurut Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada menjelaskan bahwa
Likuifaksi terbagi menjadi dua jenis, yaitu semburan air yang ada dari dalam
tanah keluar memancar layaknya air mancur dan merusak struktur tanah sekaligus.
Bisa juga kejadian lapisan pasir yang terbawa gempa sangat kuat sehingga air
yang ada terperas dan mengalir membawa lapisan tanah. Kejadian ini juga sama
halnya dengan likuifaksi pertama, sama-sama akan menghanyutkan tanah.
Berbicara soal bahaya semua bencana alam dan fenomena alam tentu
membahayakan, apalagi yang bersifat merusak dan terjadi secara besar-besaran
layaknya likuifaksi yang terjadi di Palu. Tentu bukan hal yang aneh jika semua
bangunan dan benda yang terkena likuifaksi hanyut dan tidak bersisa, bahkan
menelan korban jiwa. Untuk itu Likuifaksi memang sangat bahaya, karena
sifatnya seperti banjir ditambah dengan kandungan tanah. Jika ada yang terhanyut
maka akan sulit menyelamatkan diri karena bukan di air jernih atau air biasa.
Namun bersamaan dengan struktur tanah dan bangunan lainnya yang ikut hanyut.

Bagaimana mengangani likuifaksi ? sebenarnya fenomena ini tidak bsia


ditangani, BMKG sendiri hanya bisa memberi peringatan akan bahaya tsunami
atau tidak setelah gempa atau likuifaksi. Anda bisa membenahi dan kembali
menata area yang terkena pencairan tanah jika gempa sudah benar-benar selesai
dan juga pergerakan tanah sudah tidak ada kembali. Selain itu, anda harus
menunggu tanah kembali untuk solid jika ingin membangun bangunan di area
bekas terkena likuifaksi. Namun hal ini akan memakan waktu tahunan, agar tanah
bisa kembali kuat dan solid lagi.
Berikut adalah beberapa daerah yang pernah terjadinya Likuifaksi :

1. Sulawesi Tengah

Likuifaksi terjadi sesaat setelah gempa bermagnitugo 7,4 di


Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018). Rumah dan pohon amblas akibat
Likuifaksi. ”Ada video yang beredar rumah dan pohon yang kelihatannya
berjlan, itu terjadi saat gempa bukan satu hari atau dua hari kejadian.
Termasuk rumah yang ada di perumahan Balaroa ini kondisinya amblas.
Menyebabkan bangunan rubuh hanyut dan sebgainya. Fenomena
Likuifaksi adalah fenomena ilmiah,” ujar kepla Pusat Data dan Informasi
dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Jl Pramuka,
Jakarta Timur, Minggu (30/9/2018). Ada empat lokasi yang mengalami
Likufaksi. Kebanyakan di Kabupaten sigi. Kala itu gempa tersebut di
iringi dengan gelombang tsunami..

2. Niigata, Jepang

Dikutip dari USGS, peristiwa di Niigita (1964) merupakan salah satu


Likuifaksi yang paling terkenal. Akibatnya, bangunan apartemen amblas.
Fenomena ini terjadi pada 16 juni 1964 pascagempa bermagnitudo 7,5.
Ada sekitar 2000 rumah yang dilaporkan hancur total.

3. Christchurch, Selandia Baru


Gempa bermagnitudo 6,3 terjadi pada tanggal 25 februari 2011 yang
mengakibatkan Likuifaksi. Dilansir dari The New Zeland Heralard,
sejumlah bangunan rusak akibat Likuifaksi.

Anda mungkin juga menyukai