Anda di halaman 1dari 14

LP :LAPORAN PENDAHULUAN

1. MASALAH UTAMA : HALUSINASI

2. PROSES TERJADINYA MASALAH


a. PENGERTIAN HALUSINASI
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam
jumlah dan pola dari stimulus yang mendekat (yang diprakarsai secara internal atau
eksternal) disertai dengan suatu pengurangan, berlebih – lebihan, distorsi atau kelainan
berespon terhadap semua stimulus (Towsend, 1998).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu
yang sebenarnya tidak terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari
luar (Maramis, 1998).
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya
rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan di mana terjadi pada
saat kesadaran individu itu penuh/baik. Individu yang mengalami halusinasi seringkali
beranggapan sumber atau penyebab halusinasi itu berasal dari lingkungannya, padahal
rangsangan primer dari halusinasi adalah kebutuhan perlindungan diri secara psikologik
terhadap kejadian traumatik sehubungan dengan rasa bersalah, rasa sepi, marah, rasa
takut ditinggalkan oleh orang yang diicintai, tidak dapat mengendalikan dorongan ego,
pikiran dan perasaannya sendiri. (Budi Anna Keliat, 1999)
Jadi dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah gangguan persepsi tanpa ada
rangsangan dari luar.
b. TANDA GEJALA HALUSINASI
Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan duduk
terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau berbicara sendiri,
secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti
sedang menikmati sesuatu. Juga keterangan dari pasien sendiri tentang halusinasi yang
dialaminya (apa yang dilihat, didengar atau dirasakan).
Menurut Budi Anna Keliat 1999 gejala klinis berdasarkan halusinasi terbagi 4
tahap. Tahap pertama halusinasi bersifat tidak menyenangkan. Gejala klinisnya adalah
menyeriangai/tertawa tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa bicara, gerakan mata cepat,
bicara lambat serta diam dan pikiran dipenuhi sesuatu yang mengasikkan. Tahap kedua
yaitu halusinasi bersifat menjijikkan. Gejala klinis nya meliputi cemas, konsentrasi
menurun serta ketidakmampuan membedakan nyata dan tidak nyata. Tahap yang ketiga
adalah halusinasi bersifat mengendalikan dengan gejala klinis: cenderung mengikuti
halusinasi, kesulitan berhubungan dengan orang lain, perhatian atau konsentrasi menurun
dan cepat berubah serta kecemasan berat (berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti
petunjuk). Tahap ke empat adalah halusinasi bersifat menaklukan dengan gejala klinis :
pasien mengikuti halusinasi, tidak mampu mengendalikan diri, ridak mampu mengikuti
perintah nyata serta beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
c. PENGERTIAN PENYEBAB HALUSINASI
Yang menjadi penyebab atau sebagai trigger munculnya halusinasi antara lain klien
menarik diri dan harga diri rendah. Akibat rencdah diri dan kurangnya keterampilan
berhubungan dengan social klien menjadi menarik diri dari lingkungan. Dampak
selanjutnya adalah klien akan lebih berfokus pada dirinya. Stimulus internal menjadi
lebih dominan dibandingkan stimulus eksternal. Klien lama kelamaan kehilangan
kemampuan membedakan stimulus internal dengan stimulus eksternal. Kondisi ini
memicu terjadinya halusinasi.
d. TANDA GEJALA PENYEBAB HALUSINASI
Tanda dan gejalanya dilihat dari beberapa aspek yaitu antara lain aspek fisik
aspek emosi, aspek sosial dan aspek intelektual. Aspek fisik meliputi makan dan minum
kurang, tidur kurang/ terganggu, penampilan diri kurang, keberanian kurang. Aspek
emosi meliputi bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil, merasa malu,
merasa bersalah, mudah panik, dan tiba-tiba marah. Aspek social meliputi duduk
menyendiri, selalu tunduk, tampak melamun, tidak peduli lingkungan, menghindar dari
orang lain serta tergantung dari orang lain. Aspek intelektual meliputi putus asa, merasa
sendiri, tidak ada sokongan, serta merasa kurang percaya diri.
e. PENGERTIAN DAN TANDA GEJALA AKIBAT HALUSINASI
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga
bisa membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan (risiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan). Hal ini terjadi jika halusinasi sudah sampai
fase ke IV, di mana klien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh isi
halusinasinya. Klien benar-benar kehilangan kemampuan penilaian realitas terhadap
lingkungan. Dalam situasi ini klien dapat melakukan bunuh diri, membunuh orang lain
bahkan merusak lingkungan.
Tanda dan gejala dari akibat halusinasi adalah muka merah, pandangan tajam,
otot tegang, nada suara tinggi, berdebat, serta sering pula tampak klien memaksakan
kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak senang.

3. POHON MASALAH

Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

HALUSINASI

Isolasi sosial : menarik diri

4. DATA YANG HARUS DIKAJI :


a. HALUSINASI
DS :
 Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
 Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
 Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
 Klien merasa makan sesuatu
 Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
 Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
 Klien ingin memukul/melempar barang-barang
DO :
 Klien berbicara dan tertawa sendiri
 Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
 Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
 Disorientasi
b. ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
DS :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik
diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
DO :Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi verbal
kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang
memperhatikan kebersihan
c. RISIKO MENCEDERAI DIRI, ORANG LAIN DAN LINGKUNGAN
DS :

 Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.


Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau
marah
Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya
DO :

 Mata merah, wajah agak merah.


 Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri
sendiri/orang lain.
 Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak dan melempar barang-barang.
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Perubahan sensori persepsi : halusinasi


b. Isolasi sosial : menarik diri
c. Risiko Mencederai Diri, Orang Lain Dan Lingkungan
6. RENCANA TINDAKAN :
a. Dx 1 : Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
1). SP 1
 Identifikasi halusinasi isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi, pencetus, perasaan
respon
 Jelaskan cara mengontrol halusinasi : hardik, bercakap-cakap,melakukan kegiatan,
obat
 Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
2). SP 2
 Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
3). SP 3
 Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian
4). SP 4
 Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat ( jelaskan 6 benar : jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat )

b. DX 2 : Isolasi sosial : Menarik diri


1). SP 1
 Identifikasi penyebab isolasi social: siapa yang serumah, siapa yang dekat, yang
tidak dekat, dan apa sebabnya
 Keuntungan punya teman dan bercaka-cakap
 Kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap
 Latih cara berkenalan dengan anggota keluarga
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan
2). SP 2
 Evaluasi kegiatan berkenalan (beberapa orang) berikan pujian
 Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (latih 2 kegiatan)
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan 2-3 orang tetangga atau
tamu, berbicara saat melakukan kegiiatan harian
3). SP 3
 Evaluasi kegiatan latihan berkenalan (beberapa orang) & bicara saat melakukan
dua kegiatan harian. Berikan pujian
 Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (2 kegiatan baru)
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan 4-5 orang , berbicara
saat melakukan 4 kegiatan harian
4). SP 4
 Evaluasi kegiatan latihan berkenalan bicara saat melakukan empat kegiatan
harian. Berikan pujian
 Latih cara berbicara social: belanja ke warung, meminta sesuatu, manjawab
pertanyaan
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan >5 orang , berbicara
saat melakukan 4 kegiatan harian dan sosialisasi
c. Dx 3 : Risiko Mencederai Diri, Orang Lain Dan Lingkungan
1). SP 1
 Identifikasi penyebab, tanda & gejala, PK yang dilakukan, akibat PK
 Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, spiritual.
 Latihan cara mengontrol PK fisik 1&2
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik
2). SP 2
 Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2.beri pujian
 Latih cara mengontrol Pk dengan obat. (jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat
3). SP 3
 Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 & obat. Beri pujian.
 Latih cara mengontrol PK secara verbal (3 cara, yaitu: mengungkapkan,
meminta, menolak dengan benar)
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat dan verbal.

4). SP 4

 Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 & obat & verbal. Beri pujian.
 Latih cara mengontrol spiritual (2 kegiatan)
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, verbal dan
spiritual.
STRATEGI PELAKSANAAN : HALUSINASI

A. PROSES KEPERAWATAN
1. KONDISI KLIEN :
DS :Klien mengatakan merasa mendengar suara perempuan yang memanggil-manggil
namanya
DO :Tidak terdengar suara perempuan yang memanggil klien
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Halusinasi
2. TINDAKAN KEPERAWATAN
SP 1
 Identifikasi halusinasi isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi, pencetus, perasaan respon
 Jelaskan cara mengontrol halusinasi : hardik, obat, bercakap-cakap,melakukan
kegiatan
 Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
B. STRATEGI KOMUNIKASI

ORIENTASI

1. Salam :
”Assalamualaikum Bu. Saya perawat yang akan merawat Ibu. Nama Saya Fita Sholechah,
senang dipanggil Fita. Nama Ibu siapa? Senang dipanggil siapa?”

2. Evaluasi/validasi :
”Bagaimana perasaan Ibu Erna hari ini? Apa keluhan Ibu Erna saat ini?”

3. Kontrak :
Waktu : Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit”
Tempat : Di mana kita duduk? Di ruang tamu?
Topic : ”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini Ibu
Erna dengar tetapi tak tampak wujudnya?

KERJA

”Apakah Ibu Erna mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu?”
” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering ibu dengar
suara? Berapa kali sehari ibu alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada
waktu sendiri?”
” Apa yang ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang ibu lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu
hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?
” ibu , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik
suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan
kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung ibu bilang, pergi saya tidak
mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara
itu tak terdengar lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus ibu
sudah bisa”

TERMINASI

1. Evaluasi subyektif :
“Bagaimana perasaan ibu setelah peragaan latihan tadi?”

2. Evaluasi obyektif :
“coba diulang kembali cara menghardik sesuai yang telah saya ajarkan tadi”
“bagus, bu luar biasa”

3. Rencana tindak lanjut :


“Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut !
“bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?

4. Kontrak :
Waktu : “Jam berapa ibu?Bagaimana kalau besok pagi?
Tempat : “Berapa lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya”
Topic : “Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-
suara dengan cara yang kedua?
”Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN : HALUSINASI

A. PROSES KEPERAWATAN
1. KONDISI KLIEN :
DS :Klien mengatakan merasa mendengar suara perempuan yang memanggil-manggil
namanya
DO :Tidak terdengar suara perempuan yang memanggil klien
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Halusinasi
2. TINDAKAN KEPERAWATAN
SP 2
 Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap

B. STRATEGI KOMUNIKASI

ORIENTASI

1. Salam :
” Assalammu’alaikum”

2. Evaluasi/validasi :
” Bagaimana perasaan Ibu Erna hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah
sudah dipakai cara yang telah kita latih? Berkurangkan suara-suaranya?Bagus”

3. Kontrak :
Waktu : Kita akan latihan selama 20 menit”

Tempat : Mau di mana? Di sini saja?


Topic : ” Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lain’

KERJA

“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-
cakap dengan orang lain. Jadi kalau Bu Erna mulai mendengar suara-suara, langsung saja
cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan Ibu Erna. Contohnya
begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada
orang dirumah misalnya Kakak Ibu Erna katakan: Kak, ayo ngobrol dengan Ibu Erna. Ibu
Erna sedang dengar suara-suara. Begitu Bu. Coba Ibu lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya,
begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya Bu!”

TERMINASI

5. Evaluasi subyektif :
“Bagaimana perasaan bu setelah latihan ini?.

6. Evaluasi obyektif :
“Jadi sudah ada berapa cara yang Ibu pelajari untuk mencegah suara-suara itu?”
“Bagus, cobalah kedua cara ini kalau Ibu mengalami halusinasi lagi.”

7. Rencana tindak lanjut :


“Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian Ibu”
“Mau jam berapa latihan bercakap-cakap?”
“Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul!”

8. Kontrak :
Waktu : “Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00?”
Tempat : “Mau di mana/ Di sini lagi?”
Topic : “Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga
yaitu melakukan aktivitas terjadwal?
”Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN : HALUSINASI

A. PROSES KEPERAWATAN
1. KONDISI KLIEN :
DS :Klien mengatakan merasa mendengar suara perempuan yang memanggil-manggil
namanya
DO :Tidak terdengar suara perempuan yang memanggil klien
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Halusinasi
2. TINDAKAN KEPERAWATAN
SP 3
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga : melaksanakan
aktivitas terjadwal.

B. STRATEGI KOMUNIKASI

ORIENTASI

1. Salam :
“Assalamu’alaikum Ibu Erna”

2. Evaluasi/validasi :
” Bagaimana Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ?
Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ? Bagus !”

3. Kontrak :
Waktu : Kita akan latihan selama 30 menit”
Tempat : Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara?
Topic : ” Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah
halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal”

KERJA

“Apa saja yang biasa Ibu lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya (terus ajak
sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita
latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali D bisa lakukan. Kegiatan ini
dapat Ibu lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih
lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.
TERMINASI

1. Evaluasi subyektif :
“Bagaimana perasaan Ibu Erna setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah
suara-suara? Bagus sekali!”
“ (Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas
dari pagi sampai malam) pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa. Wassalammualaikum.

2. Evaluasi obyektif :
“Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali”

3. Rencana tindak lanjut :


“Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian Ibu. Coba lakukan sesuai jadwal ya!”

4. Kontrak :
Waktu : “Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12 Siang?”
Tempat : “Di Ruang makan ya Bu?”
Topic : “Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat
yang baik serta guna obat.
”Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN : HALUSINASI

A. PROSES KEPERAWATAN
1. KONDISI KLIEN :
DS :Klien mengatakan merasa mendengar suara perempuan yang memanggil-manggil
namanya
DO :Tidak terdengar suara perempuan yang memanggil klien
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Halusinasi
1. TINDAKAN KEPERAWATAN
SP 4
Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

B. STRATEGI KOMUNIKASI

ORIENTASI

1. Salam :
“Assalamu’alaikum Ibu Erna”

2. Evaluasi/validasi :
Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah
dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ?
Apakah Siang ini sudah minum obat?”

3. Kontrak :
Waktu : “Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan siang”
Tempat : “Di sini saja ya D?”
Topic : ” Baik. Siang ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang Ibu minum.”

KERJA

“D adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara berkurang/hilang ?
Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang D dengar dan mengganggu selama ini
tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang D minum ? (Perawat menyiapkan obatpasien) Ini
yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya
untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali sehari jam nya sama gunanya
untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama
gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh
diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, D akan kambuh dan
sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis D bisa minta ke dokter untuk
mendapatkan obat lagi. D juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya
benar, artinya D harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya D. Jangan keliru
dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada
waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya. D juga
harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari”

TERMINASI

1. Evaluasi subyektif :
“Bagaimana perasaan D setelah kita bercakap-cakap tentang obat?

2. Evaluasi obyektif :
“Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus!

3. Rencana tindak lanjut :


“Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan D. Jangan lupa pada
waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah.”

4. Kontrak :
Waktu : “Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00?”
Tempat : “Di Ruang tamu ya Bu?”
Topic : “Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara
mencegah suara yang telah kita bicarakan.
”Sampai jumpa. Assalamu’alaikum”

Anda mungkin juga menyukai