Anda di halaman 1dari 21

STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN
 Nama: An. T.Q.A
 Tgl lahir (umur): 12 September 2010 (9 bulan)
 Jenis kelamin: perempuan
 Agama: Islam
 Pendidikan: -
Ayah
 Nama: Tn. M
 Umur: 35 tahun
 Agama: Islam
 Pendidikan: STM
 Pekerjaan: Karyawan
 Penghasilan: < 5.000.000
Ibu
 Nama: Ny. S
 Umur: 29 tahun
 Agama: Islam
 Pendidikan: SMA
 Pekerjaan: Ibu rumah tangga
Hubungan dengan orang tua : anak kandung

Riwayat penyakit
 Keluhan utama:
Bintik-bintik merah di kulit sejak 1 hari SMRS
 Keluhan tambahan:
Panas, batuk, pilek, mual, muntah, mencret.

Riwayat perjalanan penyakit


± 5 hari SMRS, pasien panas tinggi mendadak. Panas tersebut timbul terus
menerus terutama pada malam hari. Pasien diberikan paracetamol tiap hari sebanyak
3x1 sendok selama 4 hari. Panas sempat turun namun naik kembali. Panas tidak

1
disertai dengan kejang dan tidak terdapat penurunan kesadaran. Pasien juga batuk
dengan dahak yang sulit dikeluarkan. Selain itu juga terdapat pilek dengan lendir
encer, tidak disertai sesak napas.Pasien juga muntah sebanyak 2x dan muntahan
berisi air ASI, lendir (-), darah (-).
± 1 hari SMRS timbul bintik bintik merah pada tubuh pasien. Bintik-bintik
tersebut muncul pertama kali di wajah, lalu ke leher dan ke seluruh tubuh pasien.
Bintik-bintik tersebut terasa gatal. Ibu pasien belum memberikan obat untuk
mengurangi bintik-bintik merah tersebut.
Selain itu pasien juga mencret sebanyak 2x, konsistensi cair, warna kuning,
lendir (-), darah (-). Pasien belum mendapatkan obat untuk mengurangi keluhan
batuk, pilek, maupun mencretnya. pasien juga menjadi kurang nafsu makan dan
lemas. BAK pasien normal.

Riwayat kehamilan dan kelahiran


Kehamilan:
 Perawatan antenatal: teratur di bidan
 Penyakit kehamilan: disangkal
Kelahiran:
 Tempat kelahiran: rumah bersalin
 Penolong persalinan: bidan
 Cara persalinan: spontan pervaginam
 Penyulit persalinan: disangkal
 Masa gestasi: cukup bulan
Keadaan bayi:
 Berat badan lahir: 2900 gram
 Panjang badan lahir: 49 cm
 Langsung menangis
 Kelainan bawaan: disangkal

Riwayat perkembangan
 Pertumbuhan gigi pertama: 7 bulan
 Psikomotor
- Tengkurap: 5 bulan
- Duduk: 6 bulan
2
- Merangkak: 9 bulan
Gangguan perkembangan: disangkal

Riwayat imunisasi
 B.C.G: 1 bulan
 Hepatitis B: 0, 1 bulan
 D.P.T: 2, 4,6 bulan
 Polio: 0, 2,4,6 bulan
 Campak: -

Riwayat makanan

Umur
A.S.I/P.A.S.I Buah/biskuit Bubur susu Nasi tim
(bulan)

0-2 ASI

2-4 ASI

4-6 PASI  

6-8 PASI  

8-10 PASI  

10-12 PASI  

Jenis makanan Frekuensi dan jumlahnya

bubur 3 X/hari, ½ piring

Sayur 3 X/hari,

Daging -

Telur 2X/hari, ½ butir

Ikan 3X/hari

3
Tahu -

Tempe 1X/hari

Susu (merk/takaran) 1 gelas/hari, SGM, 2 sendok takar

Riwayat penyakit yang pernah diderita


 Batuk pilek 1 bulan yang lalu
 Demam 1 bulan yang lalu

Riwayat keluarga
Corak reproduksi

Umur Jenis Mati Keterangan


Nomor Hidup Lahir mati Abortus
(tahun) kelamin (sebab) kesehatan

1 4 P  sehat

Keterangan Ayah/wali Ibu/wali

Perkawinan ke 1 1

Umur saat menikah 30 tahun 25 tahun

Konsanguitas - -

Keadaan
kesehatan/penyakit bila sehat sehat
ada

4
Riwayat penyakit dalam keluarga
Riwayat TBC, Asma, sakit jantung, darah tinggi, kencing manis, sakit kuning
disangkal.
Kakak pasien terkena campak ± 2 minggu sebelum pasien terkena campak.

Pemeriksaan fisik
Tanggal: 30 Juni
 Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang
- Kesadaran: compos mentis
- Frekuensi nadi: 115 X/mnt
- Frekuensi napas: 23 X/mnt
- Suhu tubuh: 39C
 Pemeriksaan Sistematis

a.Kepala
- Ubun-ubun besar: tidak cekung
- Bentuk dan ukuran: bulat, normocephali
- Rambut dan kulit kepala: hitam , lebat , distribusi merata
- Mata: Kelopak mata simetris, tidak cekung, sklera tidak ikterik, konjungtiva
hiperemis.
- Telinga: liang lapang, sekret -/-, m. tympani utuh.
- Hidung: mukosa hiperemis, secret + warna kuning kental.
- Bibir: kering
- Gigi-geligi: karies (-)
- Mulut: langit-langit utuh, bercak koplik pd mukosa bukal.
- Lidah: kotor
- Tonsil: T1-T1 hiperemis, membran putih (-)
- Faring: hiperemis
- Leher: KGB tdk teraba

5
b. Toraks
- Dinding toraks: pergerakan simetris
- Paru: Ins: pergerakan dinding dada simetris,
retraksi iga (+)
Pal: VF melemah
Per: Sonor kanan=kiri,
Aus:BND vesikuler, ronki (+/+).
- Jantung: BJ I/II murni, murmur (-)
c. Abdomen: perut datar, BU (+) 5X/mnt, timpani, turgor baik, H/L tdk teraba, nyeri
Tekan (-)
d. Anus dan rektum: Haemoroid (-)
e. Anggota gerak: akral hangat, edema (-), sianosis (-).
f. Tulang belakang: skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-).
g. Kulit: ruam makula pada belakang telinga, leher, dada, dan perut dan ekstrimitas.
h. Pemeriksaan neurologis: refleks fisiologis (+), refleks patologis (-)

Pemeriksaan laboratorium
Darah tepi:
- LED : 35 mm/jam
- Hb : 11,5 g/dl
- eri : 4,94 jt /ųL
- Leu : 8500 /ųL
- Hit.jenis : 0/3/3/46/46/1
- Tromb : 226.000/ųL
- Ht : 31,6%

6
Ringkasan
 Anamnesis
± 5 hari SMRS, pasien panas tinggi mendadak, terus menerus, tidak disertai
dengan kejang dan tidak terdapat penurunan kesadaran. Pasien juga batuk dengan
dahak yang sulit dikeluarkan, pilek dengan lendir encer, sesak napas (-),muntah
sebanyak 2x .
± 1 hari SMRS timbul bintik bintik merah pada tubuh pasien. Bintik-bintik
tersebut pertama muncul di wajah, lalu ke leher dan ke seluruh tubuh pasien dan
terasa gatal.
Selain itu pasien juga mencret sebanyak 2x, konsistensi cair, warna kuning,
lendir (-), darah (-). pasien juga menjadi kurang nafsu makan dan lemas. BAK pasien
normal.

 Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
- Kesadaran : Kompos mentis
- Frekuensi nadi : 115 X/menit
- Frekuensi napas : 23 X/menit
- Suhu tubuh : 39 C
a. Kepala
- Mata : Kelopak mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva
hiperemis.
- Hidung : mukosa hiperemis, sekret +/+, warna kuning kental.
- Mulut : langit-langit utuh, bercak koplik pd mukosa bukal.
- Tonsil : T1-T1 hiperemis, membran putih (-)
- Faring : hiperemis
b. Kulit : ruam makula pd belakang telinga, leher, dada, perut dan ekstrimitas

 Pemeriksaan laboratorium
- LED : 35 mm/jam
- Leu : 8.500 /ųL
- Hit.jenis : 0/3/3/46/46/1

7
Diagnosis Kerja
- Morbili stadium erupsi
- bronkopneumonia
Diagnosis Banding
- eksantema

Anjuran Pemeriksaan Penunjang


- foto thoraks

Prognosis
- Ad vitam : Dubia ad bonam
- Ad sanationum : Bonam
- Ad functionum : Bonam
Penatalaksanaan
- Rawat inap di ruangan isolasi
- Diet : bubur
- IVFD : Tridex 27B, 20 tetes/menit
- Obat :
- cefotaxim 3x350 mg
- gentamycin 3x15 mg
- vitamin A 1x100.000

Follow Up
 Tgl 1 Juli 2010 (ph: 2)
S : Demam, batuk, pilek, mencret 1x
O: KU: TSS F.Napas: 24x/mnt
Kes: CM F.Nadi: 104 x/mnt S: 38,8 C
- Ubun-ubun besar : tidak cekung
- Mata : Kelopak mata simetris, tidak cekung, sklera tidak ikterik, konjungtiva
hiperemis.
- Hidung : mukosa hiperemis, sekret +/+, warna kuning agak kental.
- Mulut : tonsil : T1-T1 hiperemis, membran putih (-), faring hiperemis.
- Leher : KGB tdk teraba

8
- Toraks : DBN
- Abdomen : DBN
- Ekstremitas : hangat
- Kulit: ruam makula pd belakang telinga, leher, dada, perut, punggung
ekstrimitas
A: - Morbili stadium erupsi
- Bronkopneumonia
P: - Diet : bubur
- IVFD : Tridex 27B, 20 tetes/menit
- Obat :
Anbacim 2x350 mg
Gentamycin 2x15 mg
L. Bio 3x1 sach
- Inhalasi: ventolin 1 cc, NaCl 1 cc (tiap 6 jam)

 Tgl 2 Juli 2010 (ph:3)


S : Demam, pilek
O: KU: TSS RR: 20x/mnt
Kes: CM N: 102 x/mnt S: 37,5 C
- Ubun-ubun besar : tidak cekung
- Mata : Kelopak mata simetris, tidak cekung, sklera tidak ikterik, konjungtiva
hiperemis.
- Hidung : mukosa hiperemis, sekret +/+, warna kuning agak kental.
- Mulut : tonsil : T1-T1, membran putih (-)
- Leher : KGB tdk teraba
- Toraks : DBN
- Abdomen : DBN
- Ekstremitas : hangat
- Kulit: ruam makula pd belakang telinga, leher, dada, perut, punggung dan
ekstrimitas berkurang
A: - Morbili stadium erupsi
- Bronkopneumonia
P: - Diet : bubur

9
- IVFD : Tridex 27B, 20 tetes/menit
- Obat :
Anbacim 2x350 mg
Gentamycin 2x15 mg
 Tgl 3 Juli 2011 (ph:4)
S : tidak ada keluhan
O: KU: TSS RR: 22x/mnt
Kes: CM N: 108 x/mnt S: 36,5 C
- Ubun-ubun besar : tidak cekung
- Mata : Kelopak mata simetris, tidak cekung, sklera tidak ikterik, konjungtiva
hiperemis.
- Hidung : mukosa tidak hiperemis, sekret (-)
- Mulut : tonsil : T1-T1, membran putih (-)
- Leher : KGB tdk teraba
- Toraks : DBN
- Abdomen : DBN
- Ekstremitas : hangat
- Kulit: ruam makula pd belakang telinga, leher, dada, perut, punggung,
ekstrimitas berkurang, terjadi hiperpigmentasi
A: - Morbili stadium konvalesens
P: - Diet : bubur
- IVFD : Tridex 27B, 20 tetes/menit
- Obat :
Anbacim 2x350 mg
Gentamycin 2x15 mg

10
ANALISA KASUS

 Pasien An. T.Q.A didiagnosis morbili dan bronkopneumonia karena


ditemukan pada anamnesis demam, ada batuk, pilek, timbul bintik kemerahan
yang berawal dari belakang telinga, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
 Pada pemeriksaan fisik ditemukan :
- Mulut : tonsil T1-T1 hiperemis, faring hiperemis,
- Hidung : mukosa hiperemis, sekret ++
- Kulit : ditemukan eritema, makula, papula di daerah muka,
leher, dada, punggung, kedua tungkai atas dan bawah.
 Pasien ini telah dirawat di RSUD Bekasi selama 4 hari dan telah mendapatkan
pengobatan :
- Antibiotik: Cefotaxim ,Anbacim, Gentamycin untuk bronkopneumonia
- Inhalasi: untuk mengurangi lendir yang menyumbat saluran napas
 Pasien mendapatkan vitamin A sesuai dengan dosis yang dianjurkan untuk
usia 9 bulan yaitu 1x100.000 IU.
Pasien masuk dengan diagnosis morbili stadium erupsi dengan komplikasi
bronkopneumonia dan pulang dengan diagnosis morbili stadium konvalesensi tanpa
komplikasi

11
MORBILI

NAMA LAIN: CAMPAK ; MEASLES ; RUBEOLA

Telah diketahui bahwa akhir-akhir ini penyakit morbili merupakan masalah


kesehatan masyarakat di negara kita yakni dengan dilaporkannya kejadian wabah
penyakit morbili di beberapa daerah dengan angka kesakitan dan angka kematian
yang cukup tinggi
Untuk mencegah dan memberantas penyakit morbili satu-satunya cara yang
paling efektif adalah dengan cara vaksinasi. Dengan tujuan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian makak pemerintah (Departemen Kesehatan) telah
melaksanakan Program Pengembangan Imunusasi sebagaimana yang telah
dikampanyekan oleh WHO.
Penyebab kematian pada morbili terutama akibat komplikasi penderita, antara
lain ensefalitis, dan bronkopneumonia.
Bronkopneumonia sebagai komplikasi sering ditemukan pada penyakit
Morbili

DEFENISI

Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3
stadium yaitu: stadium inkubasi, stadium prodromal dan stadium erupsi.

ETIOLOGI

Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus yang tergolong dalam famili
Paramyxovirus yaitu genus virus morbili.
Virus ini sangat sensitive terhadap panas dan dingin dan dapat diinaktifkan
pada suhu 30c dan –20c, sinar ultra violet, eter, tripsin dan betapropiolakton. Sedang
formalin dapat memusnahkan daya infeksinya tetapi tidak mengganggu aktifitas
komplemen.
Penyakit ini dapat disebarkan melalui udara.

12
EPIDEMIOOGI

Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan
kekebalan seumur hidup. Penyakit ini terutama menyerang golongan umur 5-9 tahun .
Tetapi dinegara yang belum berkembang insiden tertinggi pada umur di bawah 2
tahun.
Bayi dapat dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat
kekebalan secara pasif(melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur
terseut kekebalan akan menular sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila si ibu
belum pernah menderita morbili maka si bayi yang dilahirkan tidak mempunyai
kekebalan terhadap morbili dan dapat menderita penyakit ini setelah bayi di lahirkan.
Bila ibunya menderita morbili Pada usia kehamilan 1-2 bulan, 50 % kemungkinan
akan mengalami abortus: bila si ibu menderita morbili pada trisemester pertama,
kedua atau ketiga, maka ia mungkin akan melahirkan anak dengan kelainan bawaan,
berat badan lahir rendah, lahir mati atau anak yang meninggal sebelum usia 1 tahun.
Tidak ada perbedaan jenis kelamin,m tetepi beberapa peneliti
menggemukakan bahwa komplokasi lebih banyak pada anak laki-laki dibanding anak
perempuan.

PATOLOGI

Morbili merupakan penyakit infeksi umum dengan lesi patologis yang khas
Pada stadium Prodromal terdapat hiperplasia jaringan limfe pada tonsil, adenoid,
kelenjar limfe, lien dan appendiks.
Gambar patalogis yang berkharakteristik ialah distribusi yang luas dari
multinucleated giant cells akibat dari fusi sel – sel.
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan
proliferansi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler.
Kelainan ini dapat terjadiu dibeberapa kulit, selaput lendir nasofarings, bronkus dan
kunjungtiva

13
GAMBARAN KLINIS

Penyakit ini merupakan salah satu self limiting disease dengan ditandai oleh 3
stadium yaitu:

1. Stadium inkubasi, 10-12 hari, tanpa gejala.


2. Stadum Prodormal, dengan gejala-gejala panas sampai sedang, coryza,
Batuk, konjungtivitis, fotofobia, anoreksia, malaise dan koplik’s spot pada
mukosa buccalis.
3. Stadium erupsi, dengan adanya rash makulopapous pada seluruh tubuh dan
panas tinggi.

Setelah masa inkubasi mulai timbul gejala-gejala panas malaise. Dalam 24


jam timbul coryza, konjung tivitis dan batuk. Gejala-gejala ini bertambah hebat secara
bertahap dan mencapai puncaknya pada saat timbul erupsi pada hari keempat. Kira-
kira 2 hari sebelum timbul rash, terlihat Koplik’s spot dimukosa buccalis pada sisi
yang berlawanan dengan gigi molar. Panas dan koplik’s spot menghilang pada hari
kedua timbulnya rash. Coryza dan konjungtivis menghilang pada hari ketiga rash.
Lamanya eksantema menghilang jarang melebihi 5-6 hari.

Panas

Panas dapat meningkat hingga pada hari kelima atau kenam yaitu pada saat
puncak timbulnya erupsi. Kadang-kadang tempratur dapat bifasis dengan peningkatan
awal yang cepat dalam 24-48 jam pertama diikuti dengan periode normal selama 1hari
dan selanjutnya terjadi peningkatan yang cerpat sampai 39c-40,6c pada saat erupsi
rash mencapai puncaknya.
Pada morbili yang tidak mengalami komplikasi, tempratur turun secara lisis
diantara hari 2-3, sehinga timbulnya exantema.
Bila tidak disertai komllikasi maka 2 hari setelah timbulnya rash yang
lengkap, panas biasanya turun. Bila panas menetap, maka kemungkinan penderita
mengalami komplikasi.

14
Coryza

Tidak dapat dibedakan dari comman cold. Batuk dan bersin diikuti dengan
hidung tersumbat dan secret yang mokopurulen dan menjadi profus pada saat erupsi
mencapau puncaknnya serta mengihilang bersama hilagnya panas.
Konjungtiva

Pada periode awal stadium prodromal dapat ditemukan transverse marginal


line injection pada palbela inferior. Gambaran ini sering dikaburkan dengan adanya
inflamasi konjung tiva yang luas dengan disertai adanya edema palpera. Keadaan ini
dapa disertai dengan peningkatan lakrimasi dan fotofoia.
Konjungtivis akan menghilang setelah demam turun.

Batuk

Batuk disebabakan oleh reaksi inflamasi mukosa saluran pernafasan. Intensitas


batuk meningkat dengan mencapai puncaknya pada saat erupsi. Namun demikian
batuk dapat bertahan lebih lama dengan menghilang secara bertahap 5-10 hari.

Koplik’s spot

Merupakan gambaran bercak-bercak kecil yang ireguler sebesar ujung


jarum/pasir yang berwarna merah terang dan pada bagian tengah tengah berwarna
putih kelabu. Gambara ini merupakan salah satu tanda patogonomonik morbili. Pada
hari pertama timbulnya rash sudah dapat ditemukan adanya koplik’s spot dan
menghilang pada hari ketiga timbulnya rash.

Rash

Timbul pada 3-4 hari panas. Rash mulai sebagai eritema makulopapuler, mulai
timbul dari belakang telinga pada batas rambut, kemungkinan menyebar ke daerah
pipi, leher seluruh wajah dan dada serta biasanya dalam waktu 24 jam sudah
menyebar ke lengan atas, dan selanjutnya ke selutruh tubuh, mencapai kaki pada hari
ketiga.
15
Pada saat rash sudah sampai kaki, maka rash yang timbul duluan mulai
berangsur – angsur menghilang.

DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
- gambaran klinis yang khas
- pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopenia
Dalam sputum, sekresi nasal, sedimen urine dapat ditemukan adanya multinucleated
diant cell yang khas.
Pada pemeriksaan seroligis dengan cara haemagglutanion inhibition
test dan Complement fixation test : akan ditemukan adanya antibody yang
spesifik dalan 1 – 3 hari, setelah timbulnya rash dan mencapai puncaknya pada
2 – 4 minggu kemudian.
Test ini cukup praktis dan spesifik untuk mendiagnosis morbili antipik
atau subklinik.

16
DIAGNOSIS BANDING

1. Eksatema Subitum
Penyakit ini juga disebabkan oleh virus, biasanya timbul pada bayi
berumur 6-36bulan.
Perlangsungan penyakitnya juga mirip morbili, berdanya rash timbul pada
saat panas turun.
2. German Measles
Gejala lebih ringan dari morbili, terdiri dari gejala infeksi saluran nafas
bagian atas, demam ringan, pembesaran kelenjar regional didaerah
occipital dan post aurikuler.Rash lebih halus, yang mula- mula pada wajah
lalu menyebar ke batang tubuh dan menghilang pada waktu 3 hari.
3. Rash Karena Obat-obatan
Lebih bersifat urtikaria, sehingga rasnya lebih besar, luas ,menonjol dan
umumnya tidak disertai panas.
4. Infeksi oleh Rickestia.
Geejala prodromal lebih ringan, rash tidak dijumpai pada wajah dan
koplik’s spot tidak ada.
5. Infeksi Mononukleousus.
Dijumpai limfadenopati umum dan peningkatan jumlah monosit
6. Lain –lain seperti Common Cold, Scralet Fever

KOMPLIKASI

Pneumoni:
Merupakan penyebab kematian utama dari morbili. Hal ini dapat terjadi oleh
karena perluasan infeksi virus disertai dengan infeksi sekunder. Beberapa penulis
menemukan angka Komplikasi pneumonia pada morbili berkisar 30-85%.
Secara klinis manifestasinya dapat berubah bronkiolitis, bronkopneumoniu
dan lobar pneumoni.
Secara klinis manifestasinya dapat berupa bronkiolitis, bronkopnemoni dan
lobar pneumoni.

17
Bakteri yang sering menimbulkan pneumoni pada morbili ialah Streptotok,
Pneumokok, Stafilokok, Hemofilus Influanse dan kadang-kadang dapat disebabkan
oleh Pseudomonas dan klebsiela.
Komplikasi ini harus dicurigai bila anak dengan morbili menunjukan adanya
gangguan pernafasan disertaiu panas yang menetap. Dengan foto toraks dapat
memperkuat diagnosis.

Gastreaoenteristis:

Merupakan Komplikasi yang cukup banyak ditemukan, dengan insiden


berkhisar 19,1-30,4%.

Ensafalitis

Merupakan komplikasi yang berat dan sering mengalami kematian.


Insiden Komplokasi ini berkisar antara 0.1-2% dan biasanya timbul pada hari
kematian.
Pataogenesis komlikasi ini belum diketahui secara pasti, beberapa dugaan
seperti akibat invasi langsung virus morbili ke otak, aktivitasi virus yang laten,atau
ensefalomielitis tipe alergi.
Gejala gejala bertupa panas, sakit kepala, muntah, lemah. Kejang-kejang,
koma atau kelemahan umum. Perjalan penyakit ini bervariasi dari yang ringan sampai
yang berat dan berakhir dengan kematian dalam waktu 24 jam.

Otitis media

Merupakan salah satu komplikasi yang paling sering di temukan.

Mastoiditis

Merupakan Komplikasi dari otis media. Dengan pemberian antibiotika


komplikasi ini dapat di cegah.

18
 Cerival adentis
 Purpura Trombositopenik atau non trombositiopenik
 Aktivasi tuberklose
 Ulkus cornea
 Appendistis

Terjadi akibat hiperplasia jaringan limfoid sehingga menyebabkan obliterasi


lumen appendiks.

Gangguan Gizi

Terjadi akibat intake yang kurang ( anoreksia ; muntah) menderita kolokasi.

PENGOBATAN

Morbili merupakan suatu penyakit self-limiting, sehingga pengobatannya


bersifat simptomatis yaitu:
- Memperbaiki keadaan umum
- Antipirektika bila suu tinggi
- Sedativum
- Obat batuk
Antibiotika diberikan bila ternyata terdapay infeksi sekunder.

Kortikosteroid dosis tinggi biasanya diberikan kepada penderita morbili yang


mengalami ensefalitis yaitu:
- Hidrokortison 100-200 mg/hari selama 3-4 hari
- Prednison 2 mg/kg.bb/hari untuk jangka waktu 1 minggu

Indikasi Masuk Rumah Sakit Dianjurkan Bila:

- Morbili yang disertai komplikasi berat


- Morbili dengan kemungkinan terjadinya komlikasi berat yaitu bila ditemukan:

19
 Bercak/exenthem merah kehitaman yang menimbulkan desquamasi
dengan squama yang lebar dan tebal
 Suara parau, terutama disertai tanda penyumbatan seperti langritis dan
pneumonia
 Dehidrasi berat
 Kejang dengan Kesadaran menurun
 PEM berat

PENCEGAHAN

Morbili dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Imunisasi yang diberikan


dapat berupa pasif dan aktif.

Imunisasi Aktif:
Vaksin yang diberikan ialah ”live attenuated measles Vaccine”.
Mula mula diberikan strain Edmoson B, tetapi strain ini dapat menimbulkan panas
tinggi dan eksanthem pada hari ketujuh-kesepuluh post vaksinasi, sehingga strain
vaksin ini sering diberikan bersama sama dengan gamma globulin dilengan lain.
Sekarang digunakan starin Schawarz dan Moraten dan tidak diberikan
bersama dengan globulin. Vaksin ini diberikan secara subkuntan dan dapat
minimbulkan kekebalan yag berlangsung lama. Di Indonesia digunakan vaksin buatan
Perum Biofarma yang terdiri dari virus morbili hidup yang sudah dilemahkan yaitu
strain Schwarz. Tiap dosis yang sudah dilarutkan mengandung virus morbili tidak
kurang dari 1.000 tcid50 dan Neomisin B sulfat tidak lebih dari 50 mikrogram.
Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml pada umur 9 bulan.
Pada anak diobawah umur 9 bulan umumnya tidak dapat memberikan kekebalan yang
baik, karena gangguan dari antibody yang dibawa sejak lahir.
Pemberian imunisasi ini akan menyebabkan anergi terhadap tuberculin selama
2 bulan setelah vaksinasi. Bila anak telah mendapatkan imunoglobin atau transfusi
darah sebelumnya, makan vaksinasi ini harus ditangguhkan sekurang-kurangnya 3
bulan.

20
Vaksinasi ini tidak boleh dilakukan bila:
- Menderita infeksi saluran pernafasan akut atau infeksi akut lainnya yang
disertai dengan demam lebih dari 38C
- Riwayat kejang demam
- Defisiensi imunologik
- Sedang mendapat pengobatan kortikosteroid dan imunosupresif.

Efek samping:
1. Hiperpireksia (5-15%)
2. Gejala infeksi saluran pernafasan bagiabn atas ( 10-20%)
3. Morbili From rash (3-15%)
4. Kejang demam (0,2%)
5. Esenfalitis (1 diantara 1,16 juta anak)
6. Demam (13,95%)

Imunisasi Pasif

Tidak banyak di anjurkan karena resiko terjadinya ensefalitis dan aktivasi


tuberklose.

PROGNOSIS

Morbili merupakan penyakit self limiting dengan berlangsung antara 7-10


hari, sehingga bila tanpa disertai dengan komlikasi maka prognosanya baik.

Morbiditas morbili dipengaruhi oleh beberapa factor seperti:


- Diagnosis dini, Pengobatan yang adekuat terhadap komplikasi yang timbul.
- Kesadaran dan pengetahuan yang rendah dari orang tua penderita
- Masi percaya tahyul
- Penggunaan fasilitas kesehatan yang kurang.

21

Anda mungkin juga menyukai