IDENTITAS PASIEN
Nama: An. T.Q.A
Tgl lahir (umur): 12 September 2010 (9 bulan)
Jenis kelamin: perempuan
Agama: Islam
Pendidikan: -
Ayah
Nama: Tn. M
Umur: 35 tahun
Agama: Islam
Pendidikan: STM
Pekerjaan: Karyawan
Penghasilan: < 5.000.000
Ibu
Nama: Ny. S
Umur: 29 tahun
Agama: Islam
Pendidikan: SMA
Pekerjaan: Ibu rumah tangga
Hubungan dengan orang tua : anak kandung
Riwayat penyakit
Keluhan utama:
Bintik-bintik merah di kulit sejak 1 hari SMRS
Keluhan tambahan:
Panas, batuk, pilek, mual, muntah, mencret.
1
disertai dengan kejang dan tidak terdapat penurunan kesadaran. Pasien juga batuk
dengan dahak yang sulit dikeluarkan. Selain itu juga terdapat pilek dengan lendir
encer, tidak disertai sesak napas.Pasien juga muntah sebanyak 2x dan muntahan
berisi air ASI, lendir (-), darah (-).
± 1 hari SMRS timbul bintik bintik merah pada tubuh pasien. Bintik-bintik
tersebut muncul pertama kali di wajah, lalu ke leher dan ke seluruh tubuh pasien.
Bintik-bintik tersebut terasa gatal. Ibu pasien belum memberikan obat untuk
mengurangi bintik-bintik merah tersebut.
Selain itu pasien juga mencret sebanyak 2x, konsistensi cair, warna kuning,
lendir (-), darah (-). Pasien belum mendapatkan obat untuk mengurangi keluhan
batuk, pilek, maupun mencretnya. pasien juga menjadi kurang nafsu makan dan
lemas. BAK pasien normal.
Riwayat perkembangan
Pertumbuhan gigi pertama: 7 bulan
Psikomotor
- Tengkurap: 5 bulan
- Duduk: 6 bulan
2
- Merangkak: 9 bulan
Gangguan perkembangan: disangkal
Riwayat imunisasi
B.C.G: 1 bulan
Hepatitis B: 0, 1 bulan
D.P.T: 2, 4,6 bulan
Polio: 0, 2,4,6 bulan
Campak: -
Riwayat makanan
Umur
A.S.I/P.A.S.I Buah/biskuit Bubur susu Nasi tim
(bulan)
0-2 ASI
2-4 ASI
4-6 PASI
6-8 PASI
8-10 PASI
10-12 PASI
Sayur 3 X/hari,
Daging -
Ikan 3X/hari
3
Tahu -
Tempe 1X/hari
Riwayat keluarga
Corak reproduksi
1 4 P sehat
Perkawinan ke 1 1
Konsanguitas - -
Keadaan
kesehatan/penyakit bila sehat sehat
ada
4
Riwayat penyakit dalam keluarga
Riwayat TBC, Asma, sakit jantung, darah tinggi, kencing manis, sakit kuning
disangkal.
Kakak pasien terkena campak ± 2 minggu sebelum pasien terkena campak.
Pemeriksaan fisik
Tanggal: 30 Juni
Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang
- Kesadaran: compos mentis
- Frekuensi nadi: 115 X/mnt
- Frekuensi napas: 23 X/mnt
- Suhu tubuh: 39C
Pemeriksaan Sistematis
a.Kepala
- Ubun-ubun besar: tidak cekung
- Bentuk dan ukuran: bulat, normocephali
- Rambut dan kulit kepala: hitam , lebat , distribusi merata
- Mata: Kelopak mata simetris, tidak cekung, sklera tidak ikterik, konjungtiva
hiperemis.
- Telinga: liang lapang, sekret -/-, m. tympani utuh.
- Hidung: mukosa hiperemis, secret + warna kuning kental.
- Bibir: kering
- Gigi-geligi: karies (-)
- Mulut: langit-langit utuh, bercak koplik pd mukosa bukal.
- Lidah: kotor
- Tonsil: T1-T1 hiperemis, membran putih (-)
- Faring: hiperemis
- Leher: KGB tdk teraba
5
b. Toraks
- Dinding toraks: pergerakan simetris
- Paru: Ins: pergerakan dinding dada simetris,
retraksi iga (+)
Pal: VF melemah
Per: Sonor kanan=kiri,
Aus:BND vesikuler, ronki (+/+).
- Jantung: BJ I/II murni, murmur (-)
c. Abdomen: perut datar, BU (+) 5X/mnt, timpani, turgor baik, H/L tdk teraba, nyeri
Tekan (-)
d. Anus dan rektum: Haemoroid (-)
e. Anggota gerak: akral hangat, edema (-), sianosis (-).
f. Tulang belakang: skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-).
g. Kulit: ruam makula pada belakang telinga, leher, dada, dan perut dan ekstrimitas.
h. Pemeriksaan neurologis: refleks fisiologis (+), refleks patologis (-)
Pemeriksaan laboratorium
Darah tepi:
- LED : 35 mm/jam
- Hb : 11,5 g/dl
- eri : 4,94 jt /ųL
- Leu : 8500 /ųL
- Hit.jenis : 0/3/3/46/46/1
- Tromb : 226.000/ųL
- Ht : 31,6%
6
Ringkasan
Anamnesis
± 5 hari SMRS, pasien panas tinggi mendadak, terus menerus, tidak disertai
dengan kejang dan tidak terdapat penurunan kesadaran. Pasien juga batuk dengan
dahak yang sulit dikeluarkan, pilek dengan lendir encer, sesak napas (-),muntah
sebanyak 2x .
± 1 hari SMRS timbul bintik bintik merah pada tubuh pasien. Bintik-bintik
tersebut pertama muncul di wajah, lalu ke leher dan ke seluruh tubuh pasien dan
terasa gatal.
Selain itu pasien juga mencret sebanyak 2x, konsistensi cair, warna kuning,
lendir (-), darah (-). pasien juga menjadi kurang nafsu makan dan lemas. BAK pasien
normal.
Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
- Kesadaran : Kompos mentis
- Frekuensi nadi : 115 X/menit
- Frekuensi napas : 23 X/menit
- Suhu tubuh : 39 C
a. Kepala
- Mata : Kelopak mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva
hiperemis.
- Hidung : mukosa hiperemis, sekret +/+, warna kuning kental.
- Mulut : langit-langit utuh, bercak koplik pd mukosa bukal.
- Tonsil : T1-T1 hiperemis, membran putih (-)
- Faring : hiperemis
b. Kulit : ruam makula pd belakang telinga, leher, dada, perut dan ekstrimitas
Pemeriksaan laboratorium
- LED : 35 mm/jam
- Leu : 8.500 /ųL
- Hit.jenis : 0/3/3/46/46/1
7
Diagnosis Kerja
- Morbili stadium erupsi
- bronkopneumonia
Diagnosis Banding
- eksantema
Prognosis
- Ad vitam : Dubia ad bonam
- Ad sanationum : Bonam
- Ad functionum : Bonam
Penatalaksanaan
- Rawat inap di ruangan isolasi
- Diet : bubur
- IVFD : Tridex 27B, 20 tetes/menit
- Obat :
- cefotaxim 3x350 mg
- gentamycin 3x15 mg
- vitamin A 1x100.000
Follow Up
Tgl 1 Juli 2010 (ph: 2)
S : Demam, batuk, pilek, mencret 1x
O: KU: TSS F.Napas: 24x/mnt
Kes: CM F.Nadi: 104 x/mnt S: 38,8 C
- Ubun-ubun besar : tidak cekung
- Mata : Kelopak mata simetris, tidak cekung, sklera tidak ikterik, konjungtiva
hiperemis.
- Hidung : mukosa hiperemis, sekret +/+, warna kuning agak kental.
- Mulut : tonsil : T1-T1 hiperemis, membran putih (-), faring hiperemis.
- Leher : KGB tdk teraba
8
- Toraks : DBN
- Abdomen : DBN
- Ekstremitas : hangat
- Kulit: ruam makula pd belakang telinga, leher, dada, perut, punggung
ekstrimitas
A: - Morbili stadium erupsi
- Bronkopneumonia
P: - Diet : bubur
- IVFD : Tridex 27B, 20 tetes/menit
- Obat :
Anbacim 2x350 mg
Gentamycin 2x15 mg
L. Bio 3x1 sach
- Inhalasi: ventolin 1 cc, NaCl 1 cc (tiap 6 jam)
9
- IVFD : Tridex 27B, 20 tetes/menit
- Obat :
Anbacim 2x350 mg
Gentamycin 2x15 mg
Tgl 3 Juli 2011 (ph:4)
S : tidak ada keluhan
O: KU: TSS RR: 22x/mnt
Kes: CM N: 108 x/mnt S: 36,5 C
- Ubun-ubun besar : tidak cekung
- Mata : Kelopak mata simetris, tidak cekung, sklera tidak ikterik, konjungtiva
hiperemis.
- Hidung : mukosa tidak hiperemis, sekret (-)
- Mulut : tonsil : T1-T1, membran putih (-)
- Leher : KGB tdk teraba
- Toraks : DBN
- Abdomen : DBN
- Ekstremitas : hangat
- Kulit: ruam makula pd belakang telinga, leher, dada, perut, punggung,
ekstrimitas berkurang, terjadi hiperpigmentasi
A: - Morbili stadium konvalesens
P: - Diet : bubur
- IVFD : Tridex 27B, 20 tetes/menit
- Obat :
Anbacim 2x350 mg
Gentamycin 2x15 mg
10
ANALISA KASUS
11
MORBILI
DEFENISI
Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3
stadium yaitu: stadium inkubasi, stadium prodromal dan stadium erupsi.
ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus yang tergolong dalam famili
Paramyxovirus yaitu genus virus morbili.
Virus ini sangat sensitive terhadap panas dan dingin dan dapat diinaktifkan
pada suhu 30c dan –20c, sinar ultra violet, eter, tripsin dan betapropiolakton. Sedang
formalin dapat memusnahkan daya infeksinya tetapi tidak mengganggu aktifitas
komplemen.
Penyakit ini dapat disebarkan melalui udara.
12
EPIDEMIOOGI
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan
kekebalan seumur hidup. Penyakit ini terutama menyerang golongan umur 5-9 tahun .
Tetapi dinegara yang belum berkembang insiden tertinggi pada umur di bawah 2
tahun.
Bayi dapat dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat
kekebalan secara pasif(melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur
terseut kekebalan akan menular sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila si ibu
belum pernah menderita morbili maka si bayi yang dilahirkan tidak mempunyai
kekebalan terhadap morbili dan dapat menderita penyakit ini setelah bayi di lahirkan.
Bila ibunya menderita morbili Pada usia kehamilan 1-2 bulan, 50 % kemungkinan
akan mengalami abortus: bila si ibu menderita morbili pada trisemester pertama,
kedua atau ketiga, maka ia mungkin akan melahirkan anak dengan kelainan bawaan,
berat badan lahir rendah, lahir mati atau anak yang meninggal sebelum usia 1 tahun.
Tidak ada perbedaan jenis kelamin,m tetepi beberapa peneliti
menggemukakan bahwa komplokasi lebih banyak pada anak laki-laki dibanding anak
perempuan.
PATOLOGI
Morbili merupakan penyakit infeksi umum dengan lesi patologis yang khas
Pada stadium Prodromal terdapat hiperplasia jaringan limfe pada tonsil, adenoid,
kelenjar limfe, lien dan appendiks.
Gambar patalogis yang berkharakteristik ialah distribusi yang luas dari
multinucleated giant cells akibat dari fusi sel – sel.
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan
proliferansi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler.
Kelainan ini dapat terjadiu dibeberapa kulit, selaput lendir nasofarings, bronkus dan
kunjungtiva
13
GAMBARAN KLINIS
Penyakit ini merupakan salah satu self limiting disease dengan ditandai oleh 3
stadium yaitu:
Panas
Panas dapat meningkat hingga pada hari kelima atau kenam yaitu pada saat
puncak timbulnya erupsi. Kadang-kadang tempratur dapat bifasis dengan peningkatan
awal yang cepat dalam 24-48 jam pertama diikuti dengan periode normal selama 1hari
dan selanjutnya terjadi peningkatan yang cerpat sampai 39c-40,6c pada saat erupsi
rash mencapai puncaknya.
Pada morbili yang tidak mengalami komplikasi, tempratur turun secara lisis
diantara hari 2-3, sehinga timbulnya exantema.
Bila tidak disertai komllikasi maka 2 hari setelah timbulnya rash yang
lengkap, panas biasanya turun. Bila panas menetap, maka kemungkinan penderita
mengalami komplikasi.
14
Coryza
Tidak dapat dibedakan dari comman cold. Batuk dan bersin diikuti dengan
hidung tersumbat dan secret yang mokopurulen dan menjadi profus pada saat erupsi
mencapau puncaknnya serta mengihilang bersama hilagnya panas.
Konjungtiva
Batuk
Koplik’s spot
Rash
Timbul pada 3-4 hari panas. Rash mulai sebagai eritema makulopapuler, mulai
timbul dari belakang telinga pada batas rambut, kemungkinan menyebar ke daerah
pipi, leher seluruh wajah dan dada serta biasanya dalam waktu 24 jam sudah
menyebar ke lengan atas, dan selanjutnya ke selutruh tubuh, mencapai kaki pada hari
ketiga.
15
Pada saat rash sudah sampai kaki, maka rash yang timbul duluan mulai
berangsur – angsur menghilang.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
- gambaran klinis yang khas
- pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopenia
Dalam sputum, sekresi nasal, sedimen urine dapat ditemukan adanya multinucleated
diant cell yang khas.
Pada pemeriksaan seroligis dengan cara haemagglutanion inhibition
test dan Complement fixation test : akan ditemukan adanya antibody yang
spesifik dalan 1 – 3 hari, setelah timbulnya rash dan mencapai puncaknya pada
2 – 4 minggu kemudian.
Test ini cukup praktis dan spesifik untuk mendiagnosis morbili antipik
atau subklinik.
16
DIAGNOSIS BANDING
1. Eksatema Subitum
Penyakit ini juga disebabkan oleh virus, biasanya timbul pada bayi
berumur 6-36bulan.
Perlangsungan penyakitnya juga mirip morbili, berdanya rash timbul pada
saat panas turun.
2. German Measles
Gejala lebih ringan dari morbili, terdiri dari gejala infeksi saluran nafas
bagian atas, demam ringan, pembesaran kelenjar regional didaerah
occipital dan post aurikuler.Rash lebih halus, yang mula- mula pada wajah
lalu menyebar ke batang tubuh dan menghilang pada waktu 3 hari.
3. Rash Karena Obat-obatan
Lebih bersifat urtikaria, sehingga rasnya lebih besar, luas ,menonjol dan
umumnya tidak disertai panas.
4. Infeksi oleh Rickestia.
Geejala prodromal lebih ringan, rash tidak dijumpai pada wajah dan
koplik’s spot tidak ada.
5. Infeksi Mononukleousus.
Dijumpai limfadenopati umum dan peningkatan jumlah monosit
6. Lain –lain seperti Common Cold, Scralet Fever
KOMPLIKASI
Pneumoni:
Merupakan penyebab kematian utama dari morbili. Hal ini dapat terjadi oleh
karena perluasan infeksi virus disertai dengan infeksi sekunder. Beberapa penulis
menemukan angka Komplikasi pneumonia pada morbili berkisar 30-85%.
Secara klinis manifestasinya dapat berubah bronkiolitis, bronkopneumoniu
dan lobar pneumoni.
Secara klinis manifestasinya dapat berupa bronkiolitis, bronkopnemoni dan
lobar pneumoni.
17
Bakteri yang sering menimbulkan pneumoni pada morbili ialah Streptotok,
Pneumokok, Stafilokok, Hemofilus Influanse dan kadang-kadang dapat disebabkan
oleh Pseudomonas dan klebsiela.
Komplikasi ini harus dicurigai bila anak dengan morbili menunjukan adanya
gangguan pernafasan disertaiu panas yang menetap. Dengan foto toraks dapat
memperkuat diagnosis.
Gastreaoenteristis:
Ensafalitis
Otitis media
Mastoiditis
18
Cerival adentis
Purpura Trombositopenik atau non trombositiopenik
Aktivasi tuberklose
Ulkus cornea
Appendistis
Gangguan Gizi
PENGOBATAN
19
Bercak/exenthem merah kehitaman yang menimbulkan desquamasi
dengan squama yang lebar dan tebal
Suara parau, terutama disertai tanda penyumbatan seperti langritis dan
pneumonia
Dehidrasi berat
Kejang dengan Kesadaran menurun
PEM berat
PENCEGAHAN
Imunisasi Aktif:
Vaksin yang diberikan ialah ”live attenuated measles Vaccine”.
Mula mula diberikan strain Edmoson B, tetapi strain ini dapat menimbulkan panas
tinggi dan eksanthem pada hari ketujuh-kesepuluh post vaksinasi, sehingga strain
vaksin ini sering diberikan bersama sama dengan gamma globulin dilengan lain.
Sekarang digunakan starin Schawarz dan Moraten dan tidak diberikan
bersama dengan globulin. Vaksin ini diberikan secara subkuntan dan dapat
minimbulkan kekebalan yag berlangsung lama. Di Indonesia digunakan vaksin buatan
Perum Biofarma yang terdiri dari virus morbili hidup yang sudah dilemahkan yaitu
strain Schwarz. Tiap dosis yang sudah dilarutkan mengandung virus morbili tidak
kurang dari 1.000 tcid50 dan Neomisin B sulfat tidak lebih dari 50 mikrogram.
Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml pada umur 9 bulan.
Pada anak diobawah umur 9 bulan umumnya tidak dapat memberikan kekebalan yang
baik, karena gangguan dari antibody yang dibawa sejak lahir.
Pemberian imunisasi ini akan menyebabkan anergi terhadap tuberculin selama
2 bulan setelah vaksinasi. Bila anak telah mendapatkan imunoglobin atau transfusi
darah sebelumnya, makan vaksinasi ini harus ditangguhkan sekurang-kurangnya 3
bulan.
20
Vaksinasi ini tidak boleh dilakukan bila:
- Menderita infeksi saluran pernafasan akut atau infeksi akut lainnya yang
disertai dengan demam lebih dari 38C
- Riwayat kejang demam
- Defisiensi imunologik
- Sedang mendapat pengobatan kortikosteroid dan imunosupresif.
Efek samping:
1. Hiperpireksia (5-15%)
2. Gejala infeksi saluran pernafasan bagiabn atas ( 10-20%)
3. Morbili From rash (3-15%)
4. Kejang demam (0,2%)
5. Esenfalitis (1 diantara 1,16 juta anak)
6. Demam (13,95%)
Imunisasi Pasif
PROGNOSIS
21