ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN : POST OPERASI HIL DEXTRA
DI RUANG : ANGGREK
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Alasan masuk RS :
C. GENOGRAM
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: meninggal
: serumah
: pasien
D. PENGKAJIAN FISIK.
1. Sistem Pernafasan
Dispnea : tidak
Sputum : tidak
Riwayat penyakit bronkitis: Tidak; Asma: Tidak; TBC: Tidak;
Emphysema: Tidak; Pneumonia: Tidak
Merokok: Tidak
Respirasi: 16 x/menit; SpO2 :100%, Dalam; reguler; Simetris.
Penggunaan otot bantu pernafasan: Tidak
Nasal faring: Tidak
Sianosis: Tidak
Pemeriksaan thorax
a. Inspeksi :
c. Perkusi : Resonan
2. Sistem Kardiovaskular
1) Inspeksi :
3. Sistem Gastrointestinal
Antropometri
Gizi kurang
Gizi cukup
Gizi lebih
b. Ada perubahan BB: Tidak
c. Edema kaki : Ya
- -
- -
d. Ascites: Tidak
e. Pembesaran tiroid: Tidak
f. Kondisi gigi dan mulut: Bersih
g. Kondisi lidah: Bersih
h. Halitosis: Tidak
i. Hernia: Ya
j. Masa abdomen: Tidak
k. Bising usus: 12 x/menit
Data tambahan dalam pemeriksaan abdomen:
Inspeksi : Tidak ada massa maupun luka
Auskultasi : BU 12 x/menit
Perkusi : Terdengar timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Diet
e. Mual/Muntah: tidak
4. Sistem Neurosensori
Merasa pusing/mau pingsan: Ya
Sakit kepala: Ya
Kesemutan/kebas/lemah: Tidak
Riwayat stroke: Tidak
Kejang: Tidak
Kehilangan daya penglihatan: Tidak
Glaukoma: Tidak; Katarak: Tidak
Alat bantu penglihatan: Tidak
Kehilangan daya pendengaran: Tidak
Alat bantu dengar: Tidak
Pengecap: Klien mampu membedakan rasa asin, manis, dan pahit.
Penghidu: Klien mampu membedakan bau-bauan dari bahan tertentu.
Peraba: Klien mampu merasakan rangsangan yang diberikan berupa
sentuhan dengan benda tertentu.
Status mental: Baik
Orientasi: Waktu: Normal; Tempat: Normal; Orang: Normal; Situasi:
Normal
Tingkat kesadaran: Compos Mentis
GCS: E4 V5 M6; Total: 15
Afek: Normal; Memori: Baik
Pupil: Isokor; Ukuran: 3 mm; Reaksi cahaya: R mengecil/L mengecil.
Facial droop: Tidak
Postur tubuh: Tegap
Reflek tendon: Positif (normal)
Paralisis: Tidak
Nyeri: ada.
P : karena luka post operasi.
Q: perih dan seperti ditusuk-tusuk
R : selengkangan dextra
S : 6.
T : saat disentuh dan digerakkan, hilang timbul.
5. Sistem Muskuloskeletal
Kegiatan utama sebelum sakit: tidak ada
Kegiatan senggang: petani
Kondisi keterbatasan: Tidak ada
Tidur malam: Ya; Tidur Siang: tidak
Kesulitan untuk tidur: Ya; Insomnia: Tidak
Sulit bangun tidur: Tidak
Perasaan tidak senang saat bangun tidur: Tidak
Rentang gerak: Maksimal (normal)
Kekuatan otot:
Kanan atas 1111 1111 Kiri atas
Kanan bawah 1100 1111 Kiri bawah
Deformitas: Tidak ada
Postur: Tegap (normal)
Kemampuan ADL’s
(Menggunakan kode 3= independent, 2= butuh bantuan, 1= dependent)
No ADL’s 1 2 3
1 Buang air besar √
2 Buang air kecil √
3 Menggunakan toilet √
4 Berdandan √
5 Makan √
6 Berpakaian √
7 Berpindah tempat √
8 Mobilisasi √
9 Naik tangga √
10 Mandi √
SKOR 10
Ket: Kemampuan ADL’s Klien butuh bantuan untuk mandi, berpakaian,
makan, dan toileting.
6. Sistem Integumen
Riwayat alergi: Tidak ada
Perubahan sistem imun: Tidak ada
Transfusi darah: Tidak
Temperatur kulit: 36,00C
Diaphoresis: Ya
Integritas kulit: Bagus; Scar: Tidak; Rash: Tidak; Laserasi: tidak ada
Ulcer: Tidak ada
Luka Bakar: Tidak
Pressure ulcer: Tidak ada
Edema: Tidak ada
7. Sistem Eliminasi
a. Fecal
1) Frekuensi BAB: selama di RS belum BAB
2) Karakteristik feses
Konsistensi: Lembek
Warna: Kuning
Bau: khas veses
3) Penggunaan laxative: Tidak
4) Perdarahan per anus: Tidak
5) Hemoroid: Tidak
b. Bladder
1) Inkontinensia: Tidak
2) Urgensi: Tidak
3) Retensi urin: Tidak
4) Frekuensi BAK: 4-7 x/hari
5) Karakteristik urin: Jernih
6) Volume urine: -
7) Nyeri/Kesulitan BAK: Tidak ada
8) Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih: Tidak ada
8. Sistem Reproduksi
Keluhan sistem reproduksi: Tidak ada
Kegiatan seksual :-
E. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Nilai/Kepercayaan
Agama yang dianut: Islam
Kegiatan keagamaan yang dijalani: Shalat lima waktu
Nilai/Kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan: Tidak ada
Gaya hidup: Klien jarang melakukan olahraga rutin tetapi rutin
melakukan aktivitas fisik sehari-hari di rumah.
Perubahan gaya hidup: Tidak ada
2. Koping/Stres
Pasien merasa stres: Ya
Faktor penyebab stres: Kondisi sakit yang dialami dan hospitalisasi.
Cara mengatasi permasalahan: Klien mengatakan berdoa
Status emosional: Stabil
3. Hubungan
Tinggal dengan: keluarganya
Orang yang mendukung: anak dan keluarga
Penyakit mempengaruhi hubungan keluarga/orang lain: Tidak ada
Kegiatan masyarakat: -
4. Persepsi Diri
Yang dirasakan terkait hospitalisasi: Klien mengatakan mempercayai
pengobatan yang dilakukan oleh dokter dan perawat tapi klien
mengatakan merasa takut saat diberikan perawatan.
Perilaku klien sesuai dengan situasi: Ya
H. DATA PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi
HEMATOLOGI
Hemoglobin 14,9 g/dl L 14 – 18 Normal
Hematokrit 46,6 % 42 – 52 Normal
Leukosit 6.1 10^3/ul 4.5 – 11.0 Normal
Eritrosit 5.00 10^3/ul 4.7 – 6.1 Normal
Trombosit 251 10^3/ul 150 – 440 Normal
MPV
PDW
INDEX
ERITROSIT
RDW-CV
MCV
MCH
MCHC
Hitung jenis Lekosit
Basofil
Monosit
Eosinofil
Limfosit
Neutrofil
KIMIA KLINIK
Fungsi hati
AST (SGOT)
ALT (SGPT)
Fungsi jantung
LDH
CK-MB
Fungsi Ginjal
Ureum
Kreatinin
Asam urat
Elektrolit
Natrium (Na)
Kalium (K)
I. TERAPI YANG DIBERIKAN
Rut Dosis Indikasi
Jenis
e
Terapi
Asering IV 18 tpm Untuk mengembalikan kesiembangan elektrolit pada
Infus keadaan dehidrasi dan syok hipovolemik
N WOC
DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI
O
1. DS: Klien kesakitan karena luka post Nyeri akut Agen cidera fisik
Pekerjaan berat, angkat beban, lompat, riwayat
(prosedur bedah)
operasi dan jika digerakkan terasa sakit jatuh, duduk terlalu lama
Impuls ke SSP
Nyeri Akut
2. DS: Kerusakan integritas Faktor mekanik
DO: ada luka sayatan di Selangkangan
jaringan
dextra
: Td: 149/83, Nadi : 60x/menit, RR: (Pedera pada membran
16x/menit, .Suhu: 36OC mukosa, kornea, sistem
intugumen, fascia ,
muskular, otot, tendon,
tulang, kartilago, kapsul
sendi, dan ligamen)
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1 Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 8 jam Manajemen Nyeri (1400):
cidera fisik diharapkan masalah pasien dapat teratasi dengan kriteria 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi
(prosedur bedah) hasil: lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas
Tingkat Nyeri (2102): nyeri.
2. Observasi adanya reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
1. Klien melaporkan nyeri berkurang/hilang. 3. Berikan informasi mengenai penyebab nyeri, berapa lama
nyeri akan dirasakan dan antisipasi dari ketidaknyamanan
2. Klien melaporkan durasi terjadinya nyeri berkurang.
akibat nyeri.
3. Tidak ada ekspresi nyeri wajah klien. 4. Ajarkan tekhnik manajemen nyeri nonfarmakologi (kompres
panas dingin) untuk mengurangi rasa nyeri.
4. Klien tidak diaphoresis/berkeringat dingin. 5. Lakukan tekhnik manajemen nyeri non farmakologi kompres
panas dingin untuk mengurangi nyeri.
Kontrol Nyeri (1605): 6. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk mengurangi rasa
1. Klien mampu mengenali kapan nyeri terjadi. nyeri.
7. Evaluasi respon nyeri pasien.
2. Klien mampu menggambarkan faktor penyebab nyeri. Pemberian Analgesik (2210):
1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan keparahan nyeri
3. Klien menggunakan tindakan pencegahan nyeri. sebelum mengobati pasien.
2. Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis, dan frekuensi
4. Klien mampu menggunakan manajemen nyeri non
obat analgesic yang di resepkan.
farmakologi.
3. Cek adanya riwayat alergi obat.
5. Melaporkan perubahan gejala nyeri pada perawat. 4. Berikan terapi obat analgesic sesuai adveci dokter.
5. Evaluasi efek terapeutik dan efek samping dari pemberian
Status Kenyamanan: Fisik (2010) : analgesic.
1. Klien mampu merelaksasikan otot.
2. Suhu tubuh dalam rentang normal (36oC-37,5oC).
3. Klien menyatakan/melaporkan rasa nyaman terhadap
fisik.
2 Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x7 jam Perawatan Luka:
jaringan diharapkan kerusakan integritas jaringan dapat teratasi dengan 1. Observasi keadaan luka : lokasi, kedalaman, karakteristik,
kriteria hasil : warna cairan, granulasi, jaringan nekrotik, dan tanda-tanda
berhubunngan
Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes infeksi lokal).
dengan faktor 1. Nutrisi pasien tercukupi 2. Jaga kulit agar tetap bersih dan kering.
mekanik. 2. Perfusi jaringan baik 3. Lakukan perawatan luka dengan teknik steril.
3. Ketebalan dan tekstur jaringan normal 4. Berikan posisi yang nyaman untuk mengurangi tekanan pada
4. Integritas kulit baik luka.
5. Kulit dalam keadaan bersih 5. Anjurkan klien dan keluarga untuk menjaga daerah luka agar
6. Tidak terdapat push pada luka tetap bersih dan kering.
6. Anjurkan klien untuk makan makanan yang tinggi protein
Penyembahan Luka: untuk mempercepat penyembuhan luka.
1. Menunjukkan proses penyembuhan luka 7. Beri terapi kolaborasi antibiotik jika perlu.
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi (kemerahan, bengkak,
teraba hangat, dan tidak ada pus)
Perlindungan infeksi:
- Monitor tanda dan gejala infeksi iskemik dan local
- Monitor kerentanan infeksi
- Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
- Ajarkan pasien dan keluarga cara mencegah infeksi.
N TGL/JA IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
O M
DX
1. 1. Melakukan pengkajian nyeri secara 1. DS:
komprehensif yang meliputi lokasi, - Klien mengatakan nyeri pada daerah operasi
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan - P: operasi hernia
intensitas nyeri. Q: panas
2. Lakukan tekhnik manajemen nyeri non R: Lipatan paha
farmakologi nafas dalam dan guimagenery S: 6
ded iuntuk mengurangi nyeri. T: terus-menerus
DO: klien tampak merasa kesakitan
2.DS:
- klien mengatakan sudah bisa melakukan teknik non
farmakologi
DO: klien sudah bisa melakukan teknik non farmakologi
yaitu teknik nafas dalam dan guided imagenery
S : -Klien mengatakan nyeri pada daerah operasi
P: operasi hernia
Q: panas
R: Lipatan paha
S: 6
T: terus-menerus
-klien mengatakan sudah bisa melakukan teknik non
farmakologi
O : klien tampak merasa kesakitan
: klien sudah bisa melakukan teknik non farmakologi
yaitu teknik nafas dalam dan guided imagenery
A : masalah teratasi sebagian
- klien mengatakan sudah bisa melakukan teknik
non farmakologi
P: Lanjutkan Intervensi
- monitor tanda tanda vital
- Kaji karakteristik nyeri
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
anlagetik