Anda di halaman 1dari 19

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama perawat: Nama Pandak 1


Puskesmas:
Nama KK: Ny. W Tgl. Pengkajian: 7 Januari 2019
Alamat & Gunting, rt 01
No.telp.
Pekerjaan KK: - Pendidikan KK: -
Pemberi Ny. X Hub. dengan KK: Nenek
informasi

I. Tujuan perawatan individu


1. Agar individu dapat mengetahui kondisi kesehatan.
2. Agar individu dapat mengontrol pola hidup terkait penyakit hipertensi
yang dialami
II. Tujuan perawatan keluarga
1. Meningkatkan kemampuan keluarga untuk mengatur dan mengetahui pola
hidup sehat dengan anggota keluarga yang mengalami hipertensi.
2. Agar keluarga mampu memberikan terapi tanpa obat atau non farmakologi
terhadap anggota keluarga mereka yang menderita hipertensi
III. Pengkajian kesehatan keluarga
1. Pengkajian Genogram dan Komposisi Keluarga
a. Lokasi rumah (peta dan denah rumah, jika ada gambar silakan
dilampirkan

Kamar Tidur Ruang tamu


Kandang

Kamar
Dapur Kamar Kamar
Mandi

1
2. Pengkajian Genogram dan Komposisi Keluarga
a. Daftar anggota keluarga dan genogram
Jenis Pendi Riwayat
No Nama Hub dengan KK Umur
Kelamin dikan Imunisasi
70
1. Ny. W P KK SD Tidak terkaji
tahun

Genogram

Keterangan:
: Laki-laki : Garis keturunan : Pasien/klien
: Perempuan : Tinggal satu rumah : Meninggal
dunia

b. Tipe keluarga: Jenis keluarga ini adalah keluarga besar (extended


family), keluarga yang terdiri ayah, ibu, anak-anak, dan nenek.
c. Suku bangsa: Keluarga Ny. W berasal dari Jawa asli Bantul dan
sekarang tinggal di Dusun Gunting, RT 01, Pandak, Bantul,
Yogyakarta.
d. Agama: Ny. W beragama islam.
e. Status ekonomi keluarga: Ny. W tidak bekerja, yang bekerja adalah
anaknya yaitu Ny. S dan suami Tn. K sebagai buruh dan sebagai

2
buruh dimana penghasilan rata-rata ± Rp. 1 juta per bulan.
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari merasa cukup. Ny. S dan
anggota keluarga lainnya mempunyai jaminan kesehatan yaitu
jamkesmas..
f. Aktivitas rekreasi keluarga : Ny. W mengatakan jarang melakukan
rekreasi.
3. Pengkajian Ecomap Keluarga
a. Informasi lingkungan dalam rumah: Rumah milik sendiri, tipe
rumah permanen tanpa langit-langit rumah, lantai rumah setengah
semen setengah tanah. Terdapat 1 ruang tamu, 2 kamar tidur,
dapur, kandang sapi dan kamar mandi. Pembuangan air langsung
menuju selokan/ sungai. Kamar tidur dipisah dengan
menggunakan sekat permanen dari tembok. Penerangan dan
ventilasi terkesan cukup sejumlah 8 sehingga udara yang masuk
cukup. Bangunan rumah berbentuk segi empat dengan keadaan
kurang bersih dan rapi.
b. Informasi lingkungan di luar rumah: Di samping rumah terdapat
kandang ternak dan halaman. Sumber air sumur, dan tempat
penampungan air bersih tertutup. Jarak septitank sumber air untuk
mandi >10m. Sampah organik dan anorganik dijadikan satu di
tempat sampah terbuka kemudian di bakar.
c. Informasi tetangga dan masyarakat: Rumah keluarga Ny. W
terletak di dusun Gunting, RT 01. Jarak antar rumah satu dengan
yang lain sekitar 10 meter, sebagian besar masyarakatnya bermata
pencaharian yaitu sebagai buruh, wiraswasta, pegawai, dan petani.
Rutinitas kegiatan di perkampungan tersebut seperti pengajian dan
kerja bakti di kampung.
d. Informasi jaringan sosial dan sumber-sumber yang bermanfaat bagi
keluarga: Keluarga Ny. W memanfaatkan handphone untuk
berkomunikasi dengan warga sekitar. Ny. W sebagai ibu rumah
tangga, sekaligus KK berhubungan sangat dekat dengan tetangga

3
sebelah kanan, kiri dan belakang rumah dan tetangga disekitarnya
berhubungan secara normal.
e. Gambarkan ecomap keluarga:

Kandang ayam

Puskesmas
Kebun Pandak I
Kebun

Posyandu
Puskesmas
Pandak I

Buruh Posyandu

4. Pengkajian Attachment (hubungan kasih sayang) keluarga


a. Riwayat perkembangan keluarga sampai saat ini :
Ny. W tidak mengetahui dampak dari stroke (keluarga beresiko )
b. Struktur keluarga
1) Struktur peran keluarga
anggota berperan sesuai posisinya, Ny. W berperan sebagai
anggota keluarga.
2) Nilai sosial dan norma
Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga Ny.W menganut nilai
dan norma Jawa, Tidak ada nilai yang bertentangan dengan
kesehatan, keluarga selalu mencari pelayanan kesehatan jika
memiliki keluhan kesehatan yang cukup parah.
3) Proses komunikasi
Komunikasi Ny. W dengan keluarga berjalan dengan harmonis,
menggunakan bahasa Jawa, dengan komunikasi langsung.
4) Struktur kekuatan keluarga

4
5) Ny.W dan keluarga saling memperhatikan antar anggota di
dalam rumahnya.
c. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Keluarga Ny. W menjalin hubungan dengan keluarga selalu
rukun,
2) Fungsi sosialisasi
a) Hubungan antar anggota keluarga
Hubungan antar anggota keluarga cukup harmonis, antara
ibu dan anak, menantu dan cucu, serta saudara-saudara yang
lain.
b) Hubungan dengan orang lain
Ny. W kurang sosialisasi dengan orang lain atau tetangga
dikarenakan hanya tidur di tempat tidur.
c) Kegiatan organisasi sosial
Ny. W mengatakan tidak pernah ikut organisasi warga.
d) Fungsi perawatan kesehatan
1) Kemampuan mengenal masalah
Ny. W dan keluarga tidak mengetahui dan memahami
mengenai penyakit stroke hal ini terlihat saat
ditanyakan tentang penyakit stroke hanya mampu
menjawab bahwa itu penyakit kelumpuhan.

2) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit


Ny. X mengatakan keluarga selalu memperhatikan
kondisinya yang sedang sakit dengan membolak-
balikkan Ny. W ditempat tidur.

3) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah


yang sehat
Keluarga kurang memperhatikan kebersihan
lingkungan rumah khusunya terlihat pada debu dan
sarang laba-laba di meja dan kursi. Sedangkan

5
lingkungan luar rumah dan kandang ternak cukup
bersih.
4) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
Ny. X mengatakan apabila sakit ringan saja hanya
membeli obat di bidan.

e) Fungsi reproduksi
Ny. W mengatakan mempunyai tiga orang anak.
f) Fungsi ekonomi
1) Tulang Punggung
Ny. W sudah tidak mencari nafkah hanya ikut dengan
anaknya.

2) Penghasilan Keluarga.
Penghasilan Tn. K sebagai buruh >1 juta per bulan,
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya
Gambar Family Attachment

5. Pengkajian Persepsi keluarga tentang kesejahteraan keluarga (Family


tree wellbeing)
a. Sejarah konfrontasi masa lalu dengan permasalahan keluarga
Ny. W mengatakan mengalami stoke sekitar lima bulan terakhir
setelah jatuh di halaman depan. Setelah terjatuh Ny. W mengalami
kelemahan anggota gerak tubuh sehingga membutuh kan keluarga
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saat dilakukan
pemeriksaan tekanan darah yang dimana hasilnya 200/110 mmHg.
b. Mengevaluasi bagaimana keluarga menghadapi masalah saat ini
dan perhatian keluarga terhadap faktor risiko terhadap masalah
yang kemungkinan terjadi saat ini dan yang akan datang

6
Masalah pada keluarga Ny. W membuat Ny. X harus memenuhi
kebutuhan makan, minum, dan secara rutin membolak-balikkan
posisi tidur Ny. W. tetapi ADL Ny. W dilakukan ditempat.
c. Pilih dan centang pada salah satu gambar di family tree-wellbeing
sesuai dengan kondisi kesejahteraan keluarga saat ini.
Ny. W memilih gambar no 1 merasa bahwa permasalahan yang
dialami tidak berat, masih bisa diatasi sendiri oleh Ny. W walaupun
sering sakit

6. Pengkajian dengan 5 kunci pertanyaan (Five key questions)


a. Ketika menghadapi permasalahan ini, apa yang keluarga paling
khawatirkan?
Permasalahan yang paling dikhwatirkan sekarang adalah penyakit
Ny. W, yaitu hipertensi. Respon keluarga saat mengetahui sakit
yang dialami yaitu khawatir dan resah. Harapan keluarga kedepan
yaitu ingin Ny. W mendapat perawatan yang baik terkait penyakit
hipertensi yang dialami.
b. Jika permasalahan ini terjadi pada keluarga, siapa yang paling
berpengaruh dan apa reaksi mereka?
Pada permasalahan ini yang paling berpengaruh yaitu Tn. S sebagai
anak satu rumah dengan reaksi cemas
c. Ketika permasalahan ini terjadi, menurut anda siapa yang paling
membantu?
Pada permasalahan ini yang paling membantu yaitu keluarga,
tetangga dan pelayanan kesehatan..
d. Saat ini, apa yang paling ingin anda ketahui?
Ny. W dan keluarga mengatakan ingin mengetahui cara
pencegahan dan penanganan penyakit hipertensi.
e. Pada aspek apa yang paling ingin anda butuhkan dari kita/perawat?
Pasien membutuhkan pengetahuan tentang hipertensi, cara
menangani hipertensi dan cara pemeriksaan tekanan darah.

7
IV. Pengkajian Primer
1. Airway dan Cervical Control
Jalan nafas klien paten , tidak ada sumbatan, tidak ada sianosis
2. Breathing
Klien tampak sesak, menggunakan otot bantu nafas, klien terpasang
NRM 10 lpm, RR: 29 x/menit, saturasi O2 : 98%, suara nafas wheezing
3. Circulation
Tekanan darah: 140/80 mmHg, nadi: 100 x/menit, suhu: 36,50C, nadi
teraba cepat, kapilery refill < 2 detik, warna kulit sawo matang (sesuai
dengan warna kulit dasar klien), turgor kulit elastis, akral dingin.
4. Disability
Klien tampak lemas/lemah, tingkat kesadaran klien: composmentis,
GCS: (Eye: 4, Verbal: 5, Motorik: 6), pupil isokor dan berespon
terhadap cahaya.
5. Eksposure
Klien tidak mengalami luk/jejas dibagian tubuh lain dan klien tidak
memiliki cidera leher atau tulang belakang. Anggota gerak tubuh klien
normal.
V. Pengkajian Sekunder
A. Sample
Sign and Kesadaran klien composmentis, tekanan darah klien 140/80,
symptom klien pernah mengalami asma sebelumnya dari usia 20 tahun.
Allergi Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi. Baik
terhadap obat-obatan maupun kebutuhan akan makan atau
minum.
Medication Pengobatan yang diberikan klien mendapatkan terapi nebulizer
ventolin 2,5 ml dan flixotid 2,5ml.
Past illnes Klien pernah di rawat sebulan yang lalu dengan asma
Last meal Keluaga klien mengatakan tadi pagi sebelum kejadian, klien
belum makan

8
Event Klien mengatkan dadanya sesak

B. Pengkajian fisik head to toe


Kepala Rambut: Rambut bersih, berwarna hitam, pertumbuhan rambut merata.
Kulit kepala: Tampak bersih, tidak terdapat jejas maupun lesi, tidak terdapat
benjolan.
Muka: Warna kulit sawo matang, tidak terdapat lesi.
Mata: Konjungtiva berwarna merah muda, pupil kiri dan kanan 2 mm
bereaksi positif terhadap cahaya, sclera berwarna putih, alis tidak simetris
Hidung: Lubang hidung kiri dan kanan simetris. Terpasang O2 binasal 3
lpm.
Mulut: Mulut tampak perot , bersih, cukup lembab, tidak ada stomatitis.
Gigi: Bersih tetapi bagian belakang sudah ada yang ompong.
Telinga: Tidak tampak ada sekresi telinga. Fungsi pendengaran baik.
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar Thyroid, tidak ada jejas dan luka. Warna
sawo matang
Dada Paru – paru:
I : Bentuk dada simentris, tidak ada benjolan , tidak tampak jejas maupun
memar, klien tampak sesak, RR: 28x/menit
Pal : Tidak terdapat krepitasi, terdapat ada respon nyeri saat dilakukan
palpasi, taktil femitus positif (getaran sama pada kedua paru)
Per : terdengar bunyi resonan di kedua lapang paru.
A : Wheezing
Jantung :
I : Tidak tampak Ictus cordis
Pal : Ictus cordis teraba di ICS 5 midklavikula kiri (area apical)
Per : Terdengar bunyi pekak di area apical.
A : suara jantung lub dup tidak ada suara tambahan atau mur-mur.
Abdomen I : Warna kulit sawo matang, tidak terdapat jaringan parut lesi, maupun
kemerahan, Umbilikus datar tidak terdapat penonjolan. Bentuk simetris,

9
saat ekspirasi mengempis dan saat inspirasi mengembung.
A : Bising usus 12 x/ menit.
Per : pada abdomen kuadran kiri atas terdengar bunyi timpani, pada kuadran
bawah terdengar bunyi dullness.
Pal : teraba lembut dan supel, tidak ada massa maupun nyeri tekan.
Genetalia I :Tampak bersih
P : Tidak terkaji lebih dalam
Ekstremitas Kekuatan Otot : 5 5
5 5

Integumen Akral teraba hangat, Capilarry reffil Time <2 detik.


Tidak terdapat Pitting edema, turgor kulit elastis dan lembab.

10
VI. TERAPI OBAT
No Nama Dosis Rute Indikasi
Obat

10
A. ANALISA DATA

NO TGL/JAM DATA (DS/DO) PROBLEM ETIOLOGI


1 7 januari 2019 DS: Hambatan Kelemahan
 Ny.W dan keluarga mobilitas fisik fisik
mengatakan semua
anggota tubuh lemah,
berjalan dan makan
minum dibantu.

DO:
 Ny. W tampak dibantu
untuk berjalan dan
duduk
 Mulut tamppak sedikit
perot dan alis tidak
simetris
 Sulit berbicara
 TD : 200/110 mmHg
 Nadi : 75 x/menit
 Respirasi : 23 x/menit
5 5
1 1

2 7 januari 2019 DS : Defisit


 Ny. X mengatakan perawatan diri
BAB dan BAK pakai
pokok
 Jarang memandikan
Ny. W
DO :
 pasien terlihat pucat
 bau badan khas

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan

11
3. RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
KEPERAWATAN
1. Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 Activity Theraphy
kali pertemuan diharapkan hambatan mobilitas 1. Observasi TTV
berhubungan dengan
klien berkurang dengan kriteria hasil: 2. Bantu kilien untuk mengidentifikais aktivitas
kelemahan fisik yang mampu dilakukan.
Pergerakan sendi
3. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas
1. Pergelangan tangan (kiri) dipertahankan pada seperti tongkat.
deviasi berat dari kisaran normal (1) 4. Atur posisi klien senyaman mungkin
ditingkatkan ke diviasi sedang dari kisaran Peningkatan latihan: latihan kekuatan
normal (3) 1. Melakukan persetujuan mengenai latihan
2. Siku (kiri) dipertahankan pada deviasi berat yang akan dilakukan
dari kisaran normal (1) ditingkatkan ke 2. Tentukan jenis latihan yang akan dilakukan
diviasi sedang dari kisaran normal (3) 3. Kolaborasi dengan keluarga dan tenaga
3. Pergelangan kaki (kiri) dipertahankan pada medis lainya untuk merencanakan,
deviasi berat dari kisaran normal (1) mengajarkan dan memonitor program latihan
ditingkatkan ke diviasi sedang dari kisaran
normal (3)
4. Jari kaki dan tangan (kiri) dipertahankan pada
deviasi berat dari kisaran normal (1)
ditingkatkan ke diviasi sedang dari kisaran
normal (3)
2 Defisiensi Pengetahuan Setelah diberikan perawatan 3 kali Pendidikan Kesehatan
b.d Kurang Sumber pertemuan,diharapkan keluarga mampu 1. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga
Pengetahuan 2. Gali pengetahuan pasien tentang proses penyakit

10
memahami tentang penyakit Hipertensi dengan 3. Berikan pendidikan kesehatan terkait penyakit
kriteria hasil: stroke
 Promosi kesehatan 4. Berikan informasi tentang kondisi pasien
5. Diskusikan pilihan terapi (farmakologi dan non
 Stroke:
farmakologi)
1. Pengertian stroke
6. Jelaskan dan ajarkan cara mencegah atau perawatan
2. Faktor penyebab stroke
dirumah untuk meminimalkan efek samping
3. Tanda dan gejala stroke
(latihan ROM).
4. Pencegahan stroke
7. Anjurkan keluarga untuk tetap memanfaatkan
5. Komplikasi penyakit stroke
fasilitas kesehatan setiap kali ada masalah kesehatan
di keluarga.

11
1. IMPLEMENTASI

Hari No DX
IMPLEMENTASI RESPON PASIEN PARAF
Tanggal
8 januari 1 S:
2019 1. Mengobservasi TTV klien seperti TD, N,  Klien masih dalam kondisi lemah di tempat tidur dan
RR dan T. susah untuk melakukan aktivitas.
2. Membantu kilien untuk mengidentifikais  Klien masih dibantu untuk mengatur posisi
aktivitas yang mampu dilakukan.  Klien masih belum membutuhkan alat bantuan karena
3. Mengatur posisi klien senyaman mungkin. masih sulit untuk bergerak bahkan di tempat tidur.
Membantu untuk mendapatkan alat  Klien mengatakan sedikit kesusahan karena belum
bantuan aktivitas seperti kursi roda. hafal gerakannya
4. Mengajarkan latihan senam wajah O:
- Klien tampak kelelahan dan kesulitan pada hari
pertama melakukan senam wajah
- Hasil TTV:
 TD : 150/90 mmHg
 N : 80x/menit
 RR : 24x/menit
 T: 38,4

A: Masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi
- Memonitor TTV
- Lanjutkan latihan senam wajah
8 januari 2 1. Membangun hubungan pribadi dengan S:
2019 pasien dan anggota keluarga yang akan  Ny. W dan keluarga mengatakan kurang
terlibat dalam perawatan pasien mengetahui tentang penyakit stroke.
2. Mengidentifikasi kemampuan anggota  Mengevaluasi senam wajah
keluarga untuk terlibat dalam perawatan
pasien O:
3. Mendorong anggota keluarga dan pasien  Klien dan keluarga tampak bingung saat ditanya
untuk membantu dalam tentang penyakit stroke.
mengembangkan rencana perawatan,  Keluarga tampak mengerti saat diberi informasi
termasuk hasil yang diharapkan dan mengenai keadaan klien.
pelaksanaan rencana kegiatan A:
4. Memberikan informasi penting kepada Masalah teratasi sebagian
anggota keluarga mengenai pasien
dengan keinginan pasien P : Lanjutkan Intervensi
5. Memberikan dukungan yang diperlukan  Dorong anggota keluarga dan pasien untuk
bagi keluarga untuk membuat keputusan membantu dalam mengembangkan rencana
perawatan, termasuk hasil yang diharapkan dan
pelaksanaan rencana kegiatan.
 Berikan informasi penting kepada anggota
keluarga mengenai pasien dengan keinginan
pasien.
 Berikan dukungan yang diperlukan bagi keluarga
untuk membuat keputusan
 Identifikasi kekuatan dan kemampuan pasien
dengan anggota keluarga

9
9 januari 1 1. Membantu klien untuk mengidentifikais S:
2019 aktivitas yang mampu dilakukan.  Klien masih dalam kondisi lemah di tempat tidur
2. Membantu mendapatkan alat bantu seprti dan susah untuk melakukan aktivitas.
kursi roda  Klien masih belum membutuhkan alat bantuan
3. Memantau TTV pasien karena masih sulit untuk bergerak bahkan di
4. Mengajarkan senam wajah tempat tidur.
 Klien mengatakan setelah latihan senam wajah
lebih nyaman
 Klien mengatakan pada hari pertama merasa
kelelahan karena belum terbiasa melakukan
latihan
O:
 Klien tampak mempertahatikan antusias saat dijelskan
dan dipraktikan senam wajah oleh mahasiswa
 Hasil TTV:
 TD : 150/90 mmHg
 N : 90x/menit
 RR : 24x/menit

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjtkan intervensi
- Memonitor TTV
- Memotivasi klien untuk melakukan senam wajah
secara rutin

10
9 januari 2  Memberikan pendidikan kesehatan terkait S:
2019 penyakit stroke.  Ny. W dan keluarga mengatakan kurang
 Memberikan informasi tentang kondisi mengetahui tentang penyakit stroke.
pasien
 Mendiskusikan perubahan gaya hidup O:
untuk mencegah komplikasi di masa  Ny. W (menantu klien) tampak jelas saat diberikan
depan pendidikan tentang mobilisasi untuk mencegah
 Menjelaskan dan megajarkan cara ulkus.
mencegah atau perawatan dirumah untuk
meminimalkan efek samping A: Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
 Evaluasi pengetahuan keluarga tentang penyakit
stroke.
 Jelaskan dan Ajarkan cara mencegah atau perawatan
dirumah untuk meminimalkan efek samping
(mobilisasi).
 Anjurkan keluarga untuk tetap memanfaatkan fasilitas
kesehatan setiap kali ada masalah kesehatan di
keluarga.
10 januari 1 5. Membantu klien untuk mengidentifikais S:
2018 aktivitas yang mampu dilakukan. - Klien masih dalam kondisi lemah di tempat tidur
6. Membantu mendapatkan alat bantu seprti dan susah untuk melakukan aktivitas.
kursi roda - Klien masih belum membutuhkan alat bantuan
7. Memantau TTV pasien karena masih sulit untuk bergerak bahkan di
tempat tidur.
- Klien mengatakan lebih nyaman dan rileks
O: Klien tampak antusias mengkikuti senam wajah sampe
slesai

11
Hasil TTV:
TD : 150/90 mmHg
N : 90x/menit
RR : 24x/menit
T: 38,4
A: masalah belum teratasi
P:
- Memonitor TTV
- Memantau klien ketika melakukan senam wajah
10 januari 2 1. Memberikan pendidikan kesehatan terkait S:
2019 penyakit hipertensi.  Keluarga mengatakan sudah jelas saat diberikan
2. Memberikan informasi tentang kondisi pendidikan tentang penyakit stroke, melakukan
pasien mibilisasi untuk mencegah ulkus.
3. Mendiskusikan perubahan gaya hidup
untuk mencegah komplikasi di masa O:
depan (berapa jumlah garam yang dapat  Ny. W tampak mengerti saat diberikan pendidikan
dikonsumsi) tentang stroke.
4. Menjelaskan dan megajarkan cara
mencegah atau perawatan dirumah untuk A: Masalah teratasi
meminimalkan efek samping P : Lanjutkan Intervensi
 Jelaskan dan Ajarkan cara mencegah atau perawatan
dirumah untuk meminimalkan efek samping
(mobilisasi).
 Anjurkan keluarga untuk tetap memanfaatkan fasilitas
kesehatan setiap kali ada masalah kesehatan di
keluarga

12

Anda mungkin juga menyukai