Oleh
A REGULER 2018
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu linguistik begitu pesat. Hal ini dimulai dengan berkembangnya tata
bahasa yang berpusat pada kalimat dan jenis kata kemudian akhirnya pada kajian wacana.
Penggunaan wacana bukan hanya pada cakupan ujaran, tetapi juga pembicaraan di muka umum,
tulisan, serta upaya-upaya formal seperti laporan ilmiah. Melalui wacana manusia dapat saling
menyapa, menegur, meminta, memohon, menyetujui, menyepakati, bertanya, meminta
keterangan, meyakinkan, mengeritik mengomentari, dan lain sebagainya. Analisis wacana
merupakan suatu kajian yang menenliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara
alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan terhadap para pengguna sebagai suatu elemen
masyrakat.
Kajian wacana memiliki unsur pendukung yang sangat kompleks. Unsur tersebut terdiri
atas unsur verbal (linguistik) dan unsur nonverbal (nonlinguistik). Struktur linguistik wacana
merupakan satuan lingual tertinggi dalam hirarki kebahasaan. Sementara itu, unsur nonlinguistik
yang melingkupinya mengandung pengetahuan dan informasi tak terbatas. Hal ini menunjukkan
bahwa kajian secara struktural wacana adalah aspek kajian yang sangat luas, artinya kebahasaan
yang lebih besar dari pada kalimat dan klausa dan mempunyai hubungan antara unit kebahasaan
yang satu dengan yang lain. Atau dengan kata lain, kajian wacana merupakan satuan bahasa yang
kompleks dalam hirarki gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam
bentuk wacana yang utuh. Adapun unsur-unsur yang terkait dengan kajian wacana ini di
antaranya, yaitu teks, ko-teks, dan konteks.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Teks adalah
bahasa yang berfungsi, maksudnya adalah bahasa yang sedang melaksanakan tugas tertentu
(menyampaikan pesan atau informasi) dalam konteks situasi, berlainan dengan kata-kata atau
kalimat-kalimat lepas yang mungkin dituliskan di papan tulis. Konteks adalah sesuatu yang
menyertai atau yang bersama teks. Secara garis besar, konteks wacana dibedakan atas dua
kategori, yakni konteks linguistik dan konteks ekstralinguistik.