KONTEKS
Analisis percakapan berfokus pada bagaimana teks merupakan sarana untuk menampilkan
"situasi," dan bagaimana teks menciptakan pengetahuan, tetapi tidak terbatas pada
pengetahuan tentang "situasi".
2.1. Konteks Sebagai Pengetahuan
Pengetahuan yang abstrak tentang teks dan konteks Sumbangan utama konteks terhadap
akan memberikan panduan untuk mengidentifikasi pemaknaan ujaran dalam penerapan tindak
berbagai tipe tindak tutur yang berbeda pada tingkat tutur ke wacana adalah kontribusinya
terhadap pengetahuan (misalnya, kondisi dan
umum (mis. Arahan, komisif) maupun dalam tingkat
aturan) yang mendasari kinerja dan
yang khusus (mis. Pertanyaan, penawaran). kesuksesan dari berbagai jenis tindak tutur.
1a. Doris : Saya baru tahu bahwa kita kehabisan susu. Kita
membutuhkannya besok pagi. Saya tidak akan sempat
membelinya hari ini. Kau bisa melewati toko kelontong di
perjalanan pulang dari kerja nanti. Meskipun saya tahu kau
tidak berencana membeli susu di sana, saya ingin Anda
membeli susu di sana. Maukah kamu melakukan itu?
Andy: Okay.
Meskipun apa yang dikatakan Doris dalam contoh (1a) dan dalam (1b)
berbeda secara bahasa, ucapannya secara fungsional setara dalam beberapa
hal: keduanya mengajukan permintaan. Dengan demikian, kondisi-kondisi
abstrak yang sama dan aturan-aturan konstitutif yang sama mendasari dua
realisasi berbeda dari jenis tindak tutur yang "sama" ini.
Apa yang Doris katakan dalam 1a membutuhkan sedikit perhatian pada
konteks fisik di mana itu terjadi. Sedangkan (1b) adalah kebalikannya;
menafsirkan “uhoh” sebagai permintaan yang bergantung hampir
sepenuhnya pada bagaimana komentar itu berada dalam konteks fisiknya.
Terlepas dari kedua teks tersebut terikat dengan konteks situasional yang
sebenarnya, Andy menyetujui permintaan tersebut.
2.3. Konteks Sebagai Situasi Dan Teks: Analisis Variasi
Teks sebagai isi linguistik dari ujaran: makna kata yang tetap dari semantik,
ekspresi, dan kalimat, tetapi bukan kesimpulan yang tersedia untuk pendengar
tergantung pada konteks di mana kata, ekspresi, dan kalimat digunakan. Teks
memberikan bagian "apa yang dikatakan" dari ujaran. Konteks menggabungkan
dengan "apa yang dikatakan" untuk menciptakan ujaran.
Ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli terkait dengan teks.
Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukan ahli tersebut secara
keseluruhan hampir sama. Luxemburg (1989) menyatakan bahwa teks ialah
ungkapan bahasa yang menurut isi, sintaksis, dan pragmatik merupakan satu
kesatuan. Teks dalam hal ini tidak hanya dipandang dari sisi tata bahasa yang
sifatnya tertulis atau unsur-unsur kebahasan yang dituliskan, lebih dari itu, suatu
teks juga dilihat dari segi maksud dan makna yang diujarankan.
• Teks memiliki kesatuan dan kepaduan antara isi yang ingin
disampaikan dengan bentuk ujaran, dan situasi kondisi yang ada.
Dengan kata lain, bahwa teks itu berupa ungkapan berupa bahasa
yang di dalamnya terdiri dari satu kesatuan antar isi, bentuk, dan
situasi kondisi penggunaannya.
Dengan adanya konteks, maka munculah sebuah wacana yang terdiri dari
teks-teks. Hal tersebut dikarenakan makna yang terealisasi di dalam teks
merupakan hasil interaksi pemakai bahassa dengan konteksnya, sehingga
konteks merupakan wahana terbentuknya teks.