Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PEMEROLEHAN BAHASA

PERTAMA DAN BAHASA KEDUA

Irma Yani Tarigan


8186191006

A Reguler 2018
Latar Belakang Masalah

 Dalam kehidupan setiap orang tentu saja tidak terlepas dari bahasa.
Pertama kali seorang anak memperoleh bahasa yang didengarkan
langsung dari sang ibu sewaktu anak tersebut terlahir ke dunia ini.
Kemudian seiring berjalannya waktu dan seiring pertumbuhan si anak
maka ia akan memperoleh bahasa selain bahasa yang diajarkan
ibunya itu baik bahasa kedua, ketiga ataupun seterusnya yang
disebut dengan akuisisi bahasa (language acquisition) tergantung
dengan lingkungan sosial dan tingkat kognitif yang dimiliki oleh orang
tersebut melalui proses pembelajaran.
 Pemerolehan bahasa atau akuisisi adalah proses yang berlangsung
di dalam otak seorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa
pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya
dibedakan dari pembelajaran bahasa (language learning).
Pembelajaran bahasa biasanya berkaitan dengan proses-proses
yang terjadi pada waktu seseorang kanakkanak mempelajari
bahasa kedua setelah ia mempelajari bahasa pertamanya. Jadi,
pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama,
sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua.
Namun, banyak juga yang menggunakan istilah pemerolehan
bahasa untuk bahasa kedua (Chaer, 2005: 167).
 Pemerolehan bahasa setiap anak memiliki suatu kekhasan, yaitu
sesuai dengan perkembangannya. Perkembangan merupakan
sederetan perubahan fungsi organ tubuh yang bersifat progresif,
teratur, dan saling berkaitan. Perkembangan merupakan
interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya, antara lain meliputi perkembangan sistem otak
(kecerdasan), bicara, emosi, dan sosial. Semua fungsi tersebut
berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.
Pemerolehan bahasa anak terjadi bila anak yang sejak semula
tanpa bahasa telah memperoleh bahasa. Pada masa
pemerolehan bahasa anak, anak lebih mengarah pada fungsi
komunikasi daripada bentuk bahasanya. Pemerolehan bahasa
anak dapat dikatakan mempunyai ciri kesinambungan, memiliki
suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak dari ucapan satu kata
sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit.
Pemerolehan Bahasa
Pertama
 Penguasaan bahasa pertama diperoleh secara
ilmiah, secara tidak sadar di dalam lingkungan
keluarga anak-anak tersebut. Setiap anak di dalam
lingkungan pertumbuhan normal, memperoleh
bahasa asli mereka dengan lancar dan efisien, lebih
jauh, mereka menguasainya secara alami tanpa
pendidikan khusus sekalipun bukannya tanpa upaya
dan perhatian yang memadai pada bahasa.
Terdapat dua proses yang terjadi
ketika seseorang memperoleh
bahasa pertamanya

Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa


(fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik) secara tidak
disadari.
Proses
Kompetensi Kompetensi ini dibawa oleh setiap anak sejak lahir,
meskipun dibawa sejak lahir, kompetensi memerlukan
pembinaan sehingga anak-anak memiliki performansi
dalam bahasa.

Performansi adalah kemampuan anak


menggunakan bahasa untuk berkomunikasi.

Performansi terdiri dari dua proses, yaitu proses pemahaman dan


Proses proses penerbitan kalimat-kalimat.
Performansi
1.Proses pemahaman melibatkan kemampuan mengamati dan
mempersepsi kalimat-kalimat yang didengar.
2. Sedangkan proses penerbitan melibatkan kemampuan
menghasilkan kalimat-kalimat sendiri (Chaer, 2003:167)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pemerolehan Bahasa Pertama

Faktor
Faktor Alamiah Perkembangan
Kognitif

Faktor Latar Faktor


Belakang Sosial Keturunan
Proses Pemerolehan Bahasa
Pertama
Tahap Tahap Satu-Kata Tahap Dua-Kata,
Ujaran Telegrafis
Pengocehan atau Holofrastis Satu Frase
(Babbling)
Tahap ini Tahap ini Pada usia 2 dan 3
Tahap berlangsung ketika berlangsung ketika tahun, anak mulai
pengocehan anak berusia anak berusia 18-20 menghasilkan
terjadi pada antara 12 dan 18 bulan. ujaran kata-
anak yang kira- bulan ganda (multiple-
kira berumur 6 word utterances)
bulan. Ujaran-ujaran yang atau disebut juga
Ujaran-ujaran yang terdiri atas dua kata ujaran telegrafis.
mengandung kata- mulai muncul seperti
kata tunggal mama mam dan
Dalam tahap diucapkan anak papa ikut.
Pada usia dini
tersebut anak untuk mengacu Kalau pada tahap dan seterusnya,
mulai menirukan pada benda- holofrastis ujaran seorang anak
pola-pola benda yang yang diucapkan si belajar B1-nya
intonasi kalimat- dijumpai sehari- anak belum tentu secara bertahap
kalimat yang hari. dapat ditentukan dengan caranya
diucapkan oleh makna, pada tahap sendiri.
orang dewasa dua kata ini, ujaran si
anak harus ditafsirkan
sesuai dengan
konteksnya.
Strategi Pemerolehan
Bahasa Pertama

Strategi Meniru Strategi Produktivitas


 Anak-anak dalam proses  Produktivitas berarti
pemerolehan bahasa dapat keefektifan dan keefisienan
dalam pemerolehan
dianjurkan untuk memegang bahasa yang berpegang
pedoman: tirulah apa yang pada pedoman buatlah
dikatakan orang lain. sebanyak mungkin dengan
bekal yang telah Anda miliki
 Mula-mula ia hanya bisa atau Anda peroleh.
mendengar bunyi-bunyi yang  Dengan satu kata seorang
dituturkan orang dewasa. anak dapat “bercerita atau
Setelah itu, ia menirunya mengatakan” sebanyak
dengan sekenanya. Orang mungkin hal. Kata papa
misalnya dapat
tuanya akan menanggapinya mengandung berbagai
seolah-olah memahami makna bergantung pada
maksud anak. situasi dan intonasi.
Hubungan umpan balik
Prinsip Operasi
antara produksi ujaran dan
responsi
 Stategi produktif bersifat “sosial” dalam  Dalam strategi ini anak
pengertian bahwa strategi tersebut dapat dikenalkan dengan pedoman:
meningkatkan interaksi dengan orang lain gunakan beberapa "prinsip
dan sementara itu bersifat “kognitif” juga. operasi" umum untuk memikirkan
serta menetapkan bahasa.
 Contoh
 Pemikiran ini dikembangkan oleh
Anak : Saya makan Slobin (1971). Karya, Slobin
Ibu : O, kamu makan? mengenai prinsip-prinsip operasi
atau operating principles
Anak : Saya makan nasi. Saya makan nasi sungguh menunjang gagasan
goreng. mengenai anak-anak sebagai
Ibu : O, kamu makan di situ. pemerhati dan pemakai aktif
pola-pola dalam pemerolehan
Anak : Ya, makan di sini. Makan? bahasa.
Ibu : Ya, kamu boleh makan.  Misalnya: come; comed {came};
man: mans {men} dalam bahasa
Anak : (Dia makan). Saya makan. Inggris, dan beradu-berajar
Ibu : Ya, kamu boleh makan. Ayo makan. {belajar}; peraturan-perajaran
{pelajaran} dalam bahasa
Anak : Makan nasi. Indonesia.
Ibu : Makan nasi goreng.
Pemerolehan Bahasa Kedua

 Pemerolehan bahasa kedua dimaknai saat seseorang


memperoleh sebuah bahasa lain setelah terlebih
dahulu ia menguasai sampai batas tertentu bahasa
pertamanya (bahasa ibu).
 Berbeda dengan pemerolehan bahasa pertama,
umumnya bahasa kedua diperoleh dari proses sadar
melalui pembelajaran.
 Ada juga yang menyamakan istilah bahasa kedua
sebagai bahasa asing. Khusus bagi kondisi di
Indonesia, istilah bahasa pertama atau bahasa ibu,
bahasa asli atau bahasa utama, berwujud dalam
bahasa daerah tertentu sedangkan bahasa kedua
berwujud dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing.
Faktor Yang Mempengaruhi
Pemerolehan Bahasa Kedua
1. Faktor Motivasi
Motivasi adalah dorongan dari dalam, dorongan sesaat,
emosi atau keinginan yang menggerakkan seseorang
untuk berbuat sesuatu. Dalam pembelajaran bahasa
ada asumsi bahwa orang yang didalam dirinya terdapat
keinginan, dorongan atau tujuan yang ingin dicapai
dalam mempelajari bahasa kedua, cenderung akan
lebih berhasil dibandingkan dengan orang yang belajar
tanpa dilandasi sesuatu.
2. Faktor Usia
 Ada anggapan umum yang menyatakan bahwa dalam
pembelajaran bahasa kedua, anak-anak akan lebih baik dan
lebih berhasil dibandingkan orang dewasa. Namun hasil
penelitian mengenai faktor usia dalam pembelajaran bahasa
kedua ini menunjukkan bahwa:
a. Dalam hal pemerolehan, tampaknya faktor usia tidak terlalu
berperan, sebab urutan pemerolehan oleh anak-anak dan
orang dewasa tampaknya sama saja.
b. Dalam hal kecepatan dan keberhasilan belajar, dapat
disimpulkan:
1) anak-anak lebih berhasil dalam pemerolehan sistem
fonologi atau pelafalan, bahkan banyak di antara mereka
yang bisa mencapaipelafalan seperti penutur aslinya;
2) orang dewasa lebih cepat menguasai sisi morfologi dan
sintaksis, paling tidak pada permulaan masa belajar;
3) Hasil akhirnya, anak-anak selalu lebih berhasil daripada
orang dewasa, walaupun tidak selalu lebih cepat.
3. Faktor Penyajian Formal

 Penyajian pembelajaran bahasa baik bahasa


pertama ataupun bahasa kedua secara formal tentu
memiliki pengaruh terhadap kecepatan dan
keberhasilan pemerolehan bahasa karena beberapa
faktor yang memang telah dipersiapkan dan
diadakan secara sengaja.
 Tentu saja hal ini harus pula di dukung lingkungan dan
lokasi belajar yang memadai atau mendukung di
samping hal-hal yang bersifat teknis yang telah
diuraikan tadi. Hal lain yang juga berpengaruh pada
keberhasilan penyajian secara formula dalam kelas
seperti ini adalah pengajar dan siswa itu sendiri.
Cara Memperoleh Bahasa
Kedua
 Menurut Krashen dan Terrel pemerolehan bahasa kedua terbagi atas
dua cara, yaitu:
1. Pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin
Di dalam pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin berarti
pemerolehan bahasa kedua yang diajarkan kepada pelajar dengan
menyajikan materi yang sudah dipahami. Ciri-ciri pemerolehan bahasa
kedua secara terpimpin,(1) materi tergantung kriteria yang ditentukan
oleh guru, (2)Strategi yang dipakai oleh seorang guru juga sesuai dengan
apa yang dianggap paling cocok untuk siswanya.
2. Pemerolehan bahasa kedua secara alamiah
Pemerolehan bahasa kedua secara alamiah atau secara spontan
adalah pemeroleh bahasa kedua yang terjadi dalam komunikasi sehari-
hari, bebas dari pengajaran atau pimpinan guru. Pemerolehan bahasa
seperti ini tidak ada keseragaman karena setiap individu memperoleh
bahasa kedua dengan caranya sendiri.
Ciri-ciri pemerolehan bahasa kedua secara alamiah adalah (1) yang
terjadi dalam komunikasi sehari-hari,(2) bebas dari pimpinan sistematis
yang disenggaja.
Strategi memori membantu
pembelajar dalam membangkitkan,
Memori
memahami, menyimpan dan
memperoleh pengetahuan baru.

Membantu pembelajar dalam


1. Strategi Kognitif mengendalikan dan mengolah
Langsung bahasa sasaran.

Strategi kompensasi
memungkinkan pembelajar
Kompensasi untuk menggunakan bahasa
sasaran (bahasa kedua
Strategi maupun bahasa asing) secara
komprehensif dan produktif.
Belajar
Bahasa Metakognitif dapat mengendalikan
Kedua kognitif pembelajar dan mengatur
Strategi proses belajar dengan
Metacognitif menggunakan fungsi-fungsi
pemusatan, pengaturan,
perencanaan, dan evaluasi.

2. Strategi strategi afektif memainkan peran


Strategi
Tidak dalam mengatur emosi, motivasi,
Afektif
Langsung dan sikap.

Strategi sosial juga penting bagi


pembelajar untuk berinteraksi
Strategi
dengan orang lain dalam
Sosial.
memfasilitasi proses
pemerolehan bahasa baru.

Anda mungkin juga menyukai