Anda di halaman 1dari 21

Apocynaceae, adalah family (keluarga) tanaman berbunga yang memiliki bentuk beragam,

dari bentuk pohon, semak, herba, sukulen dan tanaman merambat, yang biasa disebut
keluarga dogbane. Salah satu species nya yang terkenal di Amerika adalah Apocynum
cannabinum. Tanaman Apocynaceae berasal dari kawasan Eropa, Asia, Afrika, Australia dan
daerah tropis/subtropis Amerika.

Pada daerah hutan hujan tropis, banyak species nya yang merupakan pohon tinggi, tapi
sebagian hidup di daerah kering, bahkan beberapa hidup di daerah gurun.
Pada banyak species dari keluarga Apocynaceae, memiliki racun pada getah, dan berbahaya
apabila tertelan. Beberapa genus dari Apocynaceae, seperti Adenium, memiliki milky latex
pada getahnya.

Beberapa genus dari Apocynaceae, dikategorikan sebagai tanaman hias, beberapa yang paling
dikenal adalah dari genus Adenium dan Pachypodium.

Genus dari Apocynaceae

 Absolmsia
 Acokanthera
 Adelostemma
 Adenium
 Aganonerion
 Aganosma
 Alafia
 Allamanda
 Allomarkgrafia
 Allowoodsonia
 Alstonia
 Alyxia
 Amalocalyx
 Ambelania
 Ampelamus
 Amphineurion
 Amsonia
 Anatropanthus
 Ancylobothrys
 Anechites
 Angadenia
 Anisopus
 Anisotoma
 Anodendron
 Apocynum
 Apteranthes
 Araujia
 Artia
 Asclepias
 Asketanthera
 Aspidoglossum
 Aspidonepsis
 Aspidosperma
 Astephanus
 Asterostemma
 Atherandra
 Atherolepis
 Baeolepis
 Baharuia
 Bahiella
 Baissea
 Ballyanthus
 Barjonia
 Baroniella
 Baseonema
 Batesanthus
 Baynesia
 Beaumontia
 Biondia
 Blepharodon
 Blyttia
 Bousigonia
 Brachystelma
 Buckollia
 Calathostelma
 Calciphila
 Callichilia
 Calocrater
 Calostigma
 Calotropis
 Calyptranthera
 Cameraria
 Campestigma
 Camptocarpus
 Caralluma
 × Carapelia
 Carissa
 Carruthersia
 Carvalhoa
 Cascabela
 Catharanthus
 Cerbera
 Cerberiopsis
 Ceropegia
 Chamaeclitandra
 Chilocarpus
 Chlorocyathus
 Chonemorpha
 Cibirhiza
 Cionura
 Cleghornia
 Clemensiella
 Clitandra
 Condylocarpon
 Conomitra
 Cordylogyne
 Corollonema
 Cosmostigma
 Couma
 Craspidospermum
 Crioceras
 Cryptolepis
 Cryptostegia
 Cyathostelma
 Cycladenia
 Cyclocotyla
 Cylindropsis
 Cynanchum
 Dactylostelma
 Daemia
 Dalzielia
 Decalepis
 Decanema
 Decastelma
 Desmidorchis
 Dewevrella
 Dictyanthus
 Dictyophleba
 Diplolepis
 Diplorhynchus
 Diplostigma
 Dischidanthus
 Dischidia
 Dischidiopsis
 Ditassa
 Dittoceras
 Dolichopetalum
 Dregea
 Duvalia
 Duvaliandra
 × Duvaliaranthus
 Dyera
 Echidnopsis
 Echites
 Ecliptostelma
 Ectadium
 Ecua
 Edithcolea
 Elytropus
 Emicocarpus
 Emplectanthus
 Ephippiocarpa
 Epigynum
 Epistemma
 Eucorymbia
 Eustegia
 Fanninia
 Farquharia
 Fernaldia
 Finlaysonia
 Fischeria
 Fockea
 Forsteronia
 Frerea
 Funastrum
 Funtumia
 Galactophora
 Geissospermum
 Genianthus
 Glossonema
 Glossostelma
 Gomphocarpus
 Gongronema
 Gonioma
 Goniostemma
 Gonocrypta
 Gonolobus
 Gonostemon
 Goydera
 Graphistemma
 Gunnessia
 Gymnanthera
 Gymnema
 Gymnemopsis
 Hancornia
 Hanghomia
 Haplophyton
 Hemidesmus
 Hemipogon
 Heterostemma
 Himatanthus
 Holarrhena
 Holostemma
 Hoodia
 Hoya
 Huernia
 Huerniopsis
 Hunteria
 Hybanthera
 Hylaea
 Hypolobus
 Ichnocarpus
 Ischnolepis
 Isonema
 Ixodonerium
 Jasminanthes
 Jobinia
 Kamettia
 Kanahia
 Kibatalia
 Kopsia
 Lacmellea
 Lagarinthus
 Landolphia
 Laubertia
 Lavrania
 Laxoplumeria
 Leichardtia
 Lepinia
 Lepiniopsis
 Leptadenia
 Leuconotis
 Liedea
 Lygisma
 Macoubea
 Macroditassa
 Macropharynx
 Macroscepis
 Malouetia
 Mandevilla
 Mangenotia
 Manothrix
 Marsdenia
 Mascarenhasia
 Matelea
 Melinia
 Melodinus
 Merrillanthus
 Mesechites
 Metalepis
 Metaplexis
 Metastelma
 Micholitzia
 Micrechites
 Microdactylon
 Microloma
 Microplumeria
 Minaria
 Miraglossum
 Mitostigma
 Molongum
 Mondia
 Monolluma
 Morrenia
 Mortoniella
 Motandra
 Mucoa
 Myriopteron
 Nautonia
 Neobracea
 Neocouma
 Neoschumannia
 Nephradenia
 Nerium
 Notechidnopsis
 Ochrosia
 Odontadenia
 Odontanthera
 Odontostelma
 Oncinema
 Oncinotis
 Orbea
 Orbeanthus
 Orbeopsis
 Orthanthera
 Orthopichonia
 Orthosia
 Oxypetalum
 Oxystelma
 Pachycarpus
 Pachycymbium
 Pachypodium
 Pacouria
 Papuechites
 Parahancornia
 Parameria
 Parepigynum
 Parsonsia
 Pectinaria
 Peltastes
 Pentacyphus
 Pentalinon
 Pentarrhinum
 Pentasachme
 Pentastelma
 Pentatropis
 Pentopetia
 Peplonia
 Pergularia
 Periploca
 Pervillaea
 Petalostelma
 Petchia
 Petopentia
 Pezisicarpus
 Pherotrichis
 Philibertia
 Physostelma
 Piaranthus
 Picralima
 Pinochia
 Plectaneia
 Pleiocarpa
 Pleioceras
 Pleurostelma
 Plumeria
 Polystemma
 Pottsia
 Prestonia
 Prosthecidiscus
 Pseudibatia
 Pseudolithos
 Pteralyxia
 Pycnobotrya
 Quaqua
 Quisumbingia
 Raphionacme
 Raphistemma
 Rauvolfia
 Rhabdadenia
 Rhazya
 Rhigospira
 Rhyncharrhena
 Rhyssostelma
 Rhytidocaulon
 Richtersveldia
 Riocreuxia
 Rojasia
 Saba
 Sacleuxia
 Sarcolobus
 Sarcostemma
 Schistogyne
 Schistonema
 Schizoglossum
 Schizostephanus
 Schizozygia
 Schubertia
 Secamone
 Secamonopsis
 Secondatia
 Seutera
 Sichuania
 Sindechites
 Sinomarsdenia
 Skytanthus
 Solenostemma
 Sphaerocodon
 Spirolobium
 Spongiosperma
 Stapelia
 Stapelianthus
 Stapeliopsis
 Stathmostelma
 Stelmation
 Stelmocrypton
 Stemmadenia
 Stenomeria
 Stenostelma
 Stephanostegia
 Stephanostema
 Stephanotis
 Stigmatorhynchus
 Stipecoma
 Stisseria
 Stomatostemma
 Strempeliopsis
 Streptocaulon
 Strophanthus
 Tabernaemontana
 Tabernanthe
 Tacazzea
 Tassadia
 Tavaresia
 Telminostelma
 Telosma
 Temnadenia
 Tenaris
 Tetraphysa
 Thenardia
 Thevetia
 Thoreauea
 Thyrsanthella
 Tintinnabularia
 Tonduzia
 Toxocarpus
 Trachelospermum
 Trachycalymma
 Trichocaulon
 Trichosacme
 Tridentea
 Triodoglossum
 Triplosperma
 Tromotriche
 Tweedia
 Tylophora
 Tylophoropsis
 Urceola
 Vahadenia
 Vailia
 Vallariopsis
 Vallaris
 Vallesia
 Vinca
 Vincetoxicum
 Voacanga
 Widgrenia
 Willughbeia
 Wrightia
 XGonostelma
 Xysmalobium
 Zosima

Apocynaceae adalah tumbuhan berupa pohon atau semak, tegak atau memanjat. Jarang sekali
berupa herba dan mempunyai kelenjar getah. Daun tersusun berhadapan atau
berkarang.bunga biseksual, bersimetri banyak, merupakan bunga bersimetri tunggal atau
simes korimbosa. Buluh kaliks pendek, berlobi 5, seringkali terdapat kelenjar didalamnya.
Buluh korola biasanya panjang, berlobi 5, dan biasanya memutir. Stamen 5, epipetalu, antena
linier, bebas. Ginaecium berkarpel 2, 2 ovaria, tampak jelas dan menyatu dalam stilus
tunggal, pada umumnya superior. Buah terdiri dari pasang folikel, drupa atau kapsl. Suku ini
meliputi 180-200 genera dengan 1500-2000 jenis. Beberapa jenis dari suku ini mempunyai
peranan penting untuk pembuatan obat-obatan dan tanaman hias (Sudarsono, dkk. 2005).

Polen merupakan perkembangan dari sel-sel sporogen primer yang membelah secara mitosis
dalam bidang yang berbeda. Derivat darivat pembelahan ini membentuk sel-sel induk polen
yang disebut mikrosporosit. Setiap el induk menjalani pembelahan meosis untuk membentuk
tetrad butir polen yang disebut 4 mikrospora haploid (A.Fahn, 1991).
Serbuk sari atau polen terdiri dari dua lapisan yaitu :

1. Lapisan luar (eksin) : lapisan ini sering kali berkeriput dan mempunyai bagian yang
menonjol seperti bsul. Kemampuan utama eksin adalah sporolenin yaitu suatu
substansi keras yang memberikan daya tahan yan hebat pada dinding polen.
2. Lapisan dalam (intin) : lapisan intin ini mempunyai dinding yang tipis dan lunak.

Permukaan dinding polen ada yang memiliki celah (apertura) sedangkan adajuga tumbuhan
lain yang tidak memiliki celah tersebut. Apertura merupakan daerah tipis pada permukan
butir polen baik berupa alur celah maupun area yang tipis. Apertura yang panjang disebut
alur (kolpi), sedangkan apertura yang pendek disebut dengan lubang (pori) (Sudarsono, dkk.
2003).

Klasifikasi Apocynaceae
Kingdom: Plantae
..Sub-kingdom: Tracheobionta
....Superdivisi: Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
......Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
........Kelas: Magnoliopsida (Dikotil / berkeping dua)
..........Subkelas: Asteridae
............Ordo: Gentianales
..............Famili: Apocynaceae
Famili Apocynaceae ada yang dikategorikan sebagai tanaman hias dan tanaman obat. Contoh
genus yang terkenal yakni: Adenium, Catharanthus dan Pachypodium. Berikut adalah daftar
Genus Apocynaceae:
Absolmsia Decalepis Liedea Pteralyxia
Acokanthera Decanema Lygisma Pycnobotrya
Adelostemma Decastelma Macoubea Quaqua
Adenium Desmidorchis Macroditassa Quisumbingia
Aganonerion Dewevrella Macropharynx Raphionacme
Aganosma Dictyanthus Macroscepis Raphistemma
Alafia Dictyophleba Malouetia Rauvolfia
Allamanda Diplolepis Mandevilla Rhabdadenia
Allomarkgrafia Diplorhynchus Mangenotia Rhazya
Allowoodsonia Diplostigma Manothrix Rhigospira
Alstonia Dischidanthus Marsdenia Rhyncharrhena
Alyxia Dischidia Mascarenhasia Rhyssostelma
Amalocalyx Dischidiopsis Matelea Rhytidocaulon
Ambelania Ditassa Melinia Richtersveldia
Ampelamus Dittoceras Melodinus Riocreuxia
Amphineurion Dolichopetalum Merrillanthus Rojasia
Amsonia Dregea Mesechites Saba
Anatropanthus Duvalia Metalepis Sacleuxia
Ancylobothrys Duvaliandra Metaplexis Sarcolobus
Anechites × Duvaliaranthus Metastelma Sarcostemma
Angadenia Dyera Micholitzia Schistogyne
Anisopus Echidnopsis Micrechites Schistonema
Anisotoma Echites Microdactylon Schizoglossum
Anodendron Ecliptostelma Microloma Schizostephanus
Apocynum Ectadium Microplumeria Schizozygia
Apteranthes Ecua Minaria Schubertia
Araujia Edithcolea Miraglossum Secamone
Artia Elytropus Mitostigma Secamonopsis
Asclepias Emicocarpus Molongum Secondatia
Asketanthera Emplectanthus Mondia Seutera
Aspidoglossum Ephippiocarpa Monolluma Sichuania
Aspidonepsis Epigynum Morrenia Sindechites
Aspidosperma Epistemma Mortoniella Sinomarsdenia
Astephanus Eucorymbia Motandra Skytanthus
Asterostemma Eustegia Mucoa Solenostemma
Atherandra Fanninia Myriopteron Sphaerocodon
Atherolepis Farquharia Nautonia Spirolobium
Baeolepis Fernaldia Neobracea Spongiosperma
Baharuia Finlaysonia Neocouma Stapelia
Bahiella Fischeria Neoschumannia Stapelianthus
Baissea Fockea Nephradenia Stapeliopsis
Ballyanthus Forsteronia Nerium Stathmostelma
Barjonia Frerea Notechidnopsis Stelmation
Baroniella Funastrum Ochrosia Stelmocrypton
Baseonema Funtumia Odontadenia Stemmadenia
Batesanthus Galactophora Odontanthera Stenomeria
Baynesia Geissospermum Odontostelma Stenostelma
Beaumontia Genianthus Oncinema Stephanostegia
Biondia Glossonema Oncinotis Stephanostema
Blepharodon Glossostelma Orbea Stephanotis
Blyttia Gomphocarpus Orbeanthus Stigmatorhynchus
Bousigonia Gongronema Orbeopsis Stipecoma
Brachystelma Gonioma Orthanthera Stisseria
Buckollia Goniostemma Orthopichonia Stomatostemma
Calathostelma Gonocrypta Orthosia Strempeliopsis
Calciphila Gonolobus Oxypetalum Streptocaulon
Callichilia Gonostemon Oxystelma Strophanthus
Calocrater Goydera Pachycarpus Tabernaemontana
Calostigma Graphistemma Pachycymbium Tabernanthe
Calotropis Gunnessia Pachypodium Tacazzea
Calyptranthera Gymnanthera Pacouria Tassadia
Cameraria Gymnema Papuechites Tavaresia
Campestigma Gymnemopsis Parahancornia Telminostelma
Camptocarpus Hancornia Parameria Telosma
Caralluma Hanghomia Parepigynum Temnadenia
× Carapelia Haplophyton Parsonsia Tenaris
Carissa Hemidesmus Pectinaria Tetraphysa
Carruthersia Hemipogon Peltastes Thenardia
Carvalhoa Heterostemma Pentacyphus Thevetia
Cascabela Himatanthus Pentalinon Thoreauea
Catharanthus Holarrhena Pentarrhinum Thyrsanthella
Cerbera Holostemma Pentasachme Tintinnabularia
Cerberiopsis Hoodia Pentastelma Tonduzia
Ceropegia Hoya Pentatropis Toxocarpus
Chamaeclitandra Huernia Pentopetia Trachelospermum
Chilocarpus Huerniopsis Peplonia Trachycalymma
Chlorocyathus Hunteria Pergularia Trichocaulon
Chonemorpha Hybanthera Periploca Trichosacme
Cibirhiza Hylaea Pervillaea Tridentea
Cionura Hypolobus Petalostelma Triodoglossum
Cleghornia Ichnocarpus Petchia Triplosperma
Clemensiella Ischnolepis Petopentia Tromotriche
Clitandra Isonema Pezisicarpus Tweedia
Condylocarpon Ixodonerium Pherotrichis Tylophora
Conomitra Jasminanthes Philibertia Tylophoropsis
Cordylogyne Jobinia Physostelma Urceola
Corollonema Kamettia Piaranthus Vahadenia
Cosmostigma Kanahia Picralima Vailia
Couma Kibatalia Pinochia Vallariopsis
Craspidospermum Kopsia Plectaneia Vallaris
Crioceras Lacmellea Pleiocarpa Vallesia
Cryptolepis Lagarinthus Pleioceras Vinca
Cryptostegia Landolphia Pleurostelma Vincetoxicum
Cyathostelma Laubertia Plumeria Voacanga
Cycladenia Lavrania Polystemma Widgrenia
Cyclocotyla Laxoplumeria Pottsia Willughbeia
Cylindropsis Leichardtia Prestonia Wrightia
Cynanchum Lepinia Prosthecidiscus XGonostelma
Dactylostelma Lepiniopsis Pseudibatia Xysmalobium
Daemia Leptadenia Pseudolithos Zosima
Dalzielia Leuconotis
A. Latar Belakang
Tumbuhan berbiji meliputi semua tumbuhan yang menghasilkan biji. Tumbuhan ini memiliki
arti penting bagi organisme lain di bumi. Bahan makanan manusia dan hewan banyak yang
berasal dari tumbuhan berbiji.
Semua tumbuhan berbiji adalah heterospora, yang berarti memiliki dua jenis sporangia
berbeda. Megasporangia menghasilkan megaspora yang akan menjadi gametofit betina, dan
mikrosporangia menghasilkan mikrospora yang akan menjadi gametofit jantan. Megaspora
terbentuk dalam megasporangium yang dilindungi oleh integumen, yang secara keseluruhan
struktur tersebut disebut ovulum atau bakal biji. Perkembangan megaspora inilah yang akan
membentuk sel telur (ovum), jika ovum dibuahi oleh sel sperma maka akan tumbuh menjadi
zigot.Zigot berkembang menjadi embrio sporofit. Keseluruhan bakal biji akhirnya
berkembang membentuk biji.
Dalam sistem klasifikasi 5 kingdom, tumbuhan berbiji digolongkan menjadi dua golongan,
yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup
(Angiospermae). Semua Angiospermae digolongkan dalam divisio tunggal, yaitu
Anthophyta. Divisio ini terdiri atas dua kelas yaitu Monocotyledonae (monokotil) dan
Dicotyledonae (dikotil).
 Monocotyledonae (Monokotil)
Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki kotiledon tunggal (berkeping biji
tunggal), batang bagian atas tidak bercabang. Umumnya berdaun tunggal, kecuali pada
golongan palma (kelapa, palem) dengan tulang daun melengkung atau sejajar. Jaringan xilem
dan floem pada batang dan akar tersusun tersebar dan tidak berkambium. Bunga memiliki
bagian-bagian dengan kelipatan 3, bentuk tidak beraturan dan berwarna tidak menyolok
 Dicotyledonae (Dikotil)
Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki 2 kotiledon (berkeping biji dua). Daun
dengan pertulangan menjari atau menyirip.Batangnya berkambium, oleh karena itu
mengalami pertumbuhan sekunder. Pembuluh xilem dan floem tersusun melingkar
(konsentris). Akar berupa akar tunggang ujung akar lembaga tidak dilindungi selaput
pelindung. Jumlah bagian-bagian bunga berkelipatan 4 atau 5. Salah satu contohdari kelas ini
adalh familia Rubiaceae.
B. Perumusan Masalah
1. Deskripsi, habitat, asal, penyebaran tumbuhan familia rubiaceae.
2. Manfaat tumbuhan familia rubiaceae

BAB II
DESKRIPSI TUMBUHAN FAMILIA RUBIACEAE
A. Familia Rubiaceae
1. Klasifikasi
Subdivisi : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Subklas : Sympetalae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Spesies : Cinchona sccirubra (king), Coffee canephora (kopi), Morinda citrifolia
(mengkudu), dan Gardenia augusta (kaca piring).
2. Deskripsi
Pohon perdu atau herba, kadang-kadang memanjat, dengan daun yang biasanya bersilang
berhadapan atau kadang-kadang berkarang. Daun kebanyakan bertepi rata. Daun penumpu
terletak antara tangkai daun, berlekatan berpasangan, kadang-kadang terbagi dalam taju.
Bunga di ketiak atau terminal, kadang-kadang tunggal, kebanyakan dalam berbagai bentuk
karangan bunga beraturan, kebanyakan berkelamin 2, kelopak dan mahkota berdaun lekat.
Benang sari sama banyak dengan taju mahkota dan berseling dengannya, tertancap pada
tabung atau leher mahkota. Kepala sari beruang. Bakal buah seluruhnya atau sebaian terbesar
tenggelam, beruang sampai banyak. Tangkai putik 1. Buah sangat bermacam-macam : buah
kotak, buah buni, buah batu atau pecah dalam kendaga. Biji 1 hingga banyak tiap ruang.
3. Distribusi
Famili Rubiaceae tersebar luas di seluruh dunia, dapat ditemukan di kawasan tropis dan
subtropis. Ditemukan melimpah di Amerika Utara dan Asia Selatan. Kawasan Asia terdiri
dari 135 genus yang mewakili seluruh vegetasi maupun tumbuhan bawah dari dataran rendah
dan hutan hujan. Jenis ini juga tumbuh liar di pematang sawah, tebing-tebing sungai, pinggir
jalan, kebun atau di padang rumput. Tumbuh dari dataran rendah sampai menengah dari
ketinggian 10 m sampai 600 m di atas permukaan laut misalnya Hedyotis diffusa. Van
Balgooy (1998) mengemukakan bahwa, di daerah paleotropik terdapat genus Gardenia yang
tersebar di hutan hujan dataran rendah. Hedyotis tumbuh di dataran rendah dan hutan
pegunungan, Ixora tumbuh di hutan hujan dataran rendah, Mussaenda tumbuh di dataran
rendah dan hutan pegunungan, Nauclea tumbuh di hutan hujan dataran rendah, Urophyllum
tumbuh di hutan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan. Di daerah pantropical terdapat
genus Psychtria tumbuh di dataran rendah dan hutan hujan dataran rendah dan Uncaria
tumbuh di hutan primer dataran rendah, dan hutan hujan sekunder, Cinchona legeriana,
Cinchona succirubra, Cinchona officinalis tersebar di daerah India Selatan.
4. Genus
a. Dentella
Dentella merupakan herba yang sering membentuk anyaman bahan organik dan memiliki
cabang yang banyak. Merupakan herba pada berbagai tanaman culta. Contoh : Dentella
repens

b. Geocardia
Tanaman pada genus ini sering dijumpai di lapangan yang basah dan keteduhan, terutama di
hutan. Contoh dari genus ini adalah Geocardia herbacea. Tumbuh-tumbuhan ini dulu dikenal
sebagai Geophila herbacea O.K. dan G. reniformis D. Don.
c. Mussaenda
Tumbuhan ini termasuk perdu yang sering ditemukan di daerah yang lembab, hutan, tepi
hutan, tepi selokan, atau rimba semak. Contoh : Mussaenda frondosa L (daun putri).
d. Gardenia
Tumbuhan ini berupa perdu tegak dengan tinggi 1-2 meter. Merupakan tumbuhan hias dari
Cina dan Jepang. Contoh : Gardenia augusta (kaca piring).
e. Morinda
Genus ini memiliki habitus perdu atau pohon yang bengkok dengan tinggi 3 – 8 meter.
Buahnya dimakan sebagai sayur dan obat. Contoh : Morinda citrifolia (mengkudu).
f. Guettarda
Tumbuhan berupa pohon dengan tinggi 5 – 10 meter. Tumbuh di pantai yang berpasir atau
berkarang. Kadang-kadang sebagai tanaman hias. Contoh : Guettarda speciosa.
g. Coffea
Tumbuhan yang berasal dari daerah Afrika. Berupa perdu. Contoh : Coffea robusta dan
Coffea Arabica.
h. Pavetta
Berupa perdu. Ditanam sebagai tanaman hias. Contoh : Pavetta indica.
i. Ixora
Berupa perdu. Tumbuh di dalam semak belukar dan pagar, hutan terbuka, atau tepi sungai.
Contoh : Ixora paludosa.

B. Contoh Tanaman dengan Nilai Ekonomi Tinggi


1. Kopi
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophita
Sub-divisio : angeospermae
Kelas : dicotiledónea
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Coffea
Species : Coffea Sp (Coffea robusta dan Coffea Arabica)
Deskripsi
a. Akar
Kopi termasuk keluarga (suku rubiaceae ),keluarga coffea,bijinya berkeping dua
(dikotil).Susunan akarnya sebgai berikut: Akar tunggal: akar yang lupus masuk kedalam
tanah, berbunga untuk tegaknya tanaman dan penolong bila terjadi kekeringan. Pada akar
tunggal sering timbal akar yang di camping di sebut akar lebar. Pada akar-akar lebar tumbuh
akar-akar rambut dan bulu-bulu akar, yang berguna untuk mengisap tanaman.
b. Batang
Pohon kopi berbatang tegak lurus dan beruas-ruas hamper pada tiap tumbuh kuncup-kuncup
pada batang dan cabang susunannya agak rumit pada batang-batang itu sering tumbuh cabang
yang tegak lurus , yang direbut cabang ( orthotrop) nama cabang atau tunas-tunas yang
tumbuh pada batang itu bisa disebut (wiwilan) tunas air atau cabang air.
c. Daun
Kopi mempunyai daun bulat telur ujungnya agak meruncing sampai bulat tumbuh pada
batang, cabang dan ranting-ranting tersusun berdampingan pada ketiak.
d. Bunga
Tumbuhnya bunga kopi pada ketiak-ketiak cabang primer tersusun berkelompok, tiap-tiap
kelompok terdiri dari 4-6 kuntum bunga yang bertangkai pendek. Pada tiap-tiap ketiak daun
dapat tumbuh 3-4 kelompok bunga maka pada tiap buku dapat tumbuh ± 30 kuntum bunga
atau lebih dan pada musim berbunga satu (1) pohon dapat keluar sampai ribuan kuncup.
Kuncup bunga tersebut mempunyai susunan sebagai berikut:
 Kelompok berwarna hijau, berukuran kecil dan pendek
 Daun bunga mahkota terdiri dari 3-8 helaian bunga (tergantung pada
jenisnya)
 Liberika 6-8 helai
 Robusta 3-8 helai
 Benang sari terdiri dari 5-7 helai berukurang pendek
 Tangkai putik berukuran kecil panjang, kepala putik berseri 2 helai
 Bekal buah susunan tengelam didalamnya terdiri-dari 2 butir biji dari bakal
buah hingga menjadi masak berlansung 7-12 bulan tergantung dari jenis
iklim dan letal geografinya.
e. Buah
Buah kopi yang masih muda berwarna hijau, sedangkan buah yang masak berwarna merah.
Pada umumnya kopi mengandung 2 butir biji, biji-biji tersebut mempunyai bidang yang datar
(perut) dan bidang yang cembung (punggun), tetapi ada kalanya hanya ada satu butir biji
yang bentuknya bulat panjang sering disebut biji atau kopi (lanang).
Sejarah Penyebaran
Biji tanaman kopi dipanggang lalu dihaluskan dan dihidangkan. Metode pemanggangan biji
kopi sendiri belum diketahui kapan dimulainya. Namun tanaman kopi berasal dari dataran
tinggi di Ethiopia, yang pada saat itu merupakan tanaman liar di Ethiopia. Lalu tanaman kopi
dari sini dikembangkan di Semenanjung Arab sekitar abad ke-15, yang terkenal menjadi
Kopi Arabika. Kopi Arabika saat ini menjadi jenis kopi yang paling banyak diproduksi di
dunia yaitu mencapai lebih dari 60 persen produksi kopi dunia.
Menurut legenda, kopi ditemukan oleh seorang pemuda Arab bernama Kaldi, seorang
penggembala kambing. Ia selalu memperhatikan bahwa kambingnya selalu menunjukkan
gejala gembira setelah menggigit biji dan daun suatu tanaman hijau. Karena penasaran, ia
mencoba biji tanaman tersebut dan merasakan efek semangat serta gembira. Akhirnya
penemuan ini menyebar dari mulut ke mulut, sejak itu lahirlah kopi menurut legenda di Arab.
Pada tahun 1610, tanaman kopi pertama ditanam di daerah India. Bangsa Belanda mulai
mempelajari pengembangbiakan kopi pada tahun 1614. Lalu pada tahun 1616, mereka
berhasil memperoleh bibit dan tanaman kopi yang subur dan langsung mendirikan
perkebunan kopi di Srilanka dan tanah Jawa (Indonesia) pada tahun 1699. Kemudian oleh
bangsa Belanda, tanaman ini disebar ke koloni Belanda di Amerika Tengah seperti di
Suriname dan Kepulauan Karibia. Kemudian bangsa Perancis juga tertarik dengan
perdagangan kopi ini. Mereka membeli bibit kopi dari Belanda lalu dikembangkan di Pulau
Réunion sebelah timur Madagaskar. Namun mereka gagal mengembangkan kopi di sini. Lalu
pada tahun 1723, bangsa Perancis mencoba mengembangkan tanaman kopi di daerah Pulau
Martinik. Pada tahun 1800-an, tanaman kopi dikembangkan di Hawaii. Belakangan tanaman
ini juga dikembangkan di Brasil dan daerah-daerah lainnya.
Manfaat
1. mencegah penyakit syaraf
Kandungan antioksidan dalam kopi akan mencegah kerusakan sel yang berhubungan dengan
parkinson. Sedangkan kadein dapat berfungsi menghambat peradangan dalam otak.
2. melindungi gigi
menurut penelitian dengan meminum kopi secangkir setiap hari dapat dapat mencegah resiko
kanker mulut. Selain itu kopi yang mengndung kafein juga memiliki kemampuan antibakteri
dan antilengket. Sehingga dapat menjaga bakteri penyebab lubang yang menggerogoti lapisan
gigi.
3. menurunkan resiko kanker payudara
Menjelang masa menopause, wanita yang mengonsumsi 4 cangkir kopi sehari mengalami
penurunan risiko kanker payudara sebesar 38 persen, demikian menurut sebuah studi yang
dipublikasikan di The Journal of Nutrition. Kopi melepaskan phytoestrogen dan flavonoid
yang dapat menahan pertumbuhan tumor. Namun konsumsi kurang dari 4 cangkir tidak akan
mendapatkan manfaat ini
4. mencegah batu empedu
5. melindungi kulit
konsumsi 2-5 cangkir kopi setiap hari dapat mengurangi resiko kanker kulit.
6. mencegah diabetes
7. mencegah sirosis
kopi dapat melindungi hati dari sirosis, terutama sirosis karena kecanduan alcohol
8. mengurangi resiko jantung dan stroke
sebuah studi di Finlandia menemukan bahwa yang minum kopi dua sampai tiga cangkir
setiap hari memiliki resiko terkena stroke 19% lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak
minum kopi.
2. Kaca Piring
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Rubiales
Famili: Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus: Gardenia
Spesies: Gardenia augusta Merr
Deskripsi
Tinggi tanaman 1-3 meter, berasal dari Asia Timur dan banyak tumbuh di alam bebas,
walaupun lebih banyak dijumpai di sekitar tempat tinggal manusia sebagai tanaman hias.
Daun berbentuk bulat telur, tebal, permukaan daun berwarna hijau tua yang mengkilat.
Bunga hanya muncul sekuntum di ujung-ujung tangkai, mempunyai 6 daun mahkota
walaupun sebagian kultivar mempunyai bunga ganda (daun mahkota berlapis). Bunga
sewaktu baru mekar berwarna putih bersih, tapi sedikit-sedikit berubah warna menjadi krem
kekuningan. Bunga berbau sangat harum sehingga sering digunakan sebagai bahan baku
minyak bunga. Harum bunga yang sepintas mirip Melati banyak menarik minat serangga
seperti beberapa spesies Lepidoptera dan semut.
Buah berwarna kuning dengan daun kelopak yang masih menempel, berbentuk oval dan tidak
akan retak walaupun sudah matang dan kering. Tanaman berkembang biak dengan cara stek
atau cangkok.
Manfaat
Bunga merupakan komoditas bunga potong, digunakan dalam karangan bunga dan korsase.
Daun bisa digunakan sebagai obat seriawan dan akarnya sebagai obat sakit gigi. Buah
mengandung crocin (salah satu jenis karotenoida) berwarna kuning cerah seperti yang
terdapat pada safron. Buah yang kering merupakan bahan pewarna. Di Jepang, bahan
pewarna dari Kacapiring digunakan untuk pencelupan tekstil dan pewarna kue tradisional
(wagashi) dan asinan lobak (takuan).
3. Mengkudu
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Rubiales
Famili: Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus: Morinda
Spesies: Morinda citrifolia L.
Deskripsi
a. Habitat
Tumbuh liar di tepi pantai dan ditanam di seluruh Nusantara. Tumbuhan ini dapat tumbuh
pada lahan dengan ketinggian 1-1500 m dpl.
b. Pohon
Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m. batang bengkok-bengkok,
berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang
cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu,anak
cabangnya bersegai empat. Tajuknya selalu hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah
sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk penopang tanaman lada. Pohon
mengkudu sangat potensial untuk dibudidayakan, karena sifat pohon tersebut yang mudah
tumbuh dan tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi. Pohon mengkudu dapat hidup
di dataran rendah hingga dataran tinggi yaitu antara 500 – 1.500 meter dpl. Mengkudu
termasuk dalam golongan pohon kopi, soka, kaca piring dan dapat mencapai ketinggian
antara 15-30 kaki. (Farida, 2008: 5)
c. Daun
Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan. Ukuran daun besar-
besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm. tepi daun
rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak. Urat daun menyirip. Warna hijau
mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. ukuran daun
penumpu bervariasi, berbentuk segi tiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai
sayuran. Nilai gizi tinggi karena banyak mengandung vitamin A.
d. Bunga
Perbungaan mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga tumbuh di ketiak
daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunganya berkelamin
dua. Mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari
tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak
berbentuk seperti tandan. Bunganya putih, harum.
e. Buah
Kelopak bunga tumbuh menjadi buah bulat lonjong sebesar telur ayam bahkan ada yang
berdiameter 7,5-10 cm. Permukaan buah seperti terbagi dalam sel-sel poligonal (segi banyak)
yang berbintik-bintik dan berkutil. Mula-mula buah berwarna hijau, menjelang masak
menjadi putih kekuningan. Setelah matang, warnanya putih transparan dan lunak. Daging
buah tersusun dari buah-buah batu berbentuk piramida, berwarna cokelat merah. Setelah
lunak, daging buah mengkudu banyak mengandung air yang aromanya seperti keju busuk.
Bau itu timbul karena pencampuran antara asam kaprik dan asam kaproat (senyawa lipid atau
lemak yang gugusan molekulnya mudah menguap, menjadi bersifat seperti minyak atsiri)
yang berbau tengik dan asam kaprilat yang rasanya tidak enak. Diduga kedua senyawa ini
bersifat aktif sebagai antibiotik. Apabila buahnya sudah masak berbentuk poligon seperti
bentuk kentang. Dalam satu buah banyak terdapat biji. Dalam satu buah dapat mengandung
lebih dari 300 biji. Bentuk biji pipih lonjong, berwarna hitam kecoklatan, kulit biji tidak
teratur/tidak rata.
Jenis_Jenis Mengkudu
Ada 80 jenis tanaman mengkudu. Menurut HB Guppy, ilmuwan asal Inggris yang
mempelajari mengkudu di awal tahun 1990, sekitar 60% dari 80 spesies tanaman mengkudu
atau sekitar 48 jenis tersebar di berbagai pulau besar dan kecil, di antaranya berada di
Indonesia, Malaysia, Samudera Hindia dan Pasifik. Hanya sekitar 20 spesies Morinda yang
mempunyai nilai ekonomis, antara lain:
1. Morinda bracteata
2. Morinda officinalis,
3. Morinda fructus,
4. Morinda tinctoria,
5. Morinda citrifolia (mengkudu besar atau mengkudu laut). Morinda citrifolia adalah jenis
yang paling populer, sehingga sering disebut sebagai “Queen of The Morinda”. Morinda
citrifolia Linn, yang tumbuh tinggi sehingga 8 meter, menghasilkan buah yang dapat dimakan
apabila masak. Khasiatnya untuk membersihkan darah serta mengatasi penyakit kencing
manis. Juga dapat untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Daunnya yang besar dan lebar
dilayukan (di panggang dengan api) dan kemudian diolesi minyak dan ditempelkan pada dada
dan perut untuk mengobati demam dan sakit perut.
6. Morinda elliptica Ridl yang lebih dikenal sebagai mengkudu hutan atau mengkudu kecil.
Morinda elliptica Ridl mengeluarkan daun yang lebih kecil dan lebih tirus di bagian ujung
dibandingkan dengan daun Morinda citrifolia Linn. Buahnya juga jauh lebih kecil dan kering.
Pucuk mengkudu Morinda elliptica Ridl enak dimakan sebagai lalapan untuk menambah
selera serta mengobati diare, penyakit menahun dan sakit kepala, terutama pada penyakit
demam. Ia juga merupakan salah satu cara tradisional yang digunakan orang untuk merawat
demam malaria., wasir. Cara mengobatinya yaitu dengan memilih daun yang tua kemudian
ditumbuk hingga halus sebelum di usapkan pada dubur.
7. Morinda umbellata Linn atau mengkudu akar. Morinda umbellata Linn merupakan
sejenis pokok mengkudu yang tumbuh secara menjalar dan mengeluarkan buah berwarna
jingga dan berbunga dibagian ujungnya. Akar dan daunnya digunakan dalam perubatan
tradisional untuk mengobati penyakit kulit. Akarnya kemudian disapu pada bagian kulit yang
berbintik-bintik, berpeluh atau ditumbuhi ruam. Daunnya pula direbus dan diminum sebagai
obat cacing.
Mengkudu yang tersebar di Indonesia antara lain:
1) Mengkudu tanah merah,
2) Mengkudu padang (Morinda tinctoria Roxb.).
3) Mengkudu tanah putih atau mengkudu Maluku, yang berasal dari Pulau Butung
4) Mengkudu Bogor, yang dikenal sebagai “ratu”nya Morinda, karena kemampuannya
menyebar ke seluruh penjuru dunia melalui bijinya, tanpa perlu bantuan manusia.
Mengkudu merupakan sejenis tumbuhan yang biasa di jumpai dikawasan tropika. Mengkudu,
secara bentuk dapat dikategorikan kepada dua jenis yang biasa dilihat yaitu mengkudu kecil
dan mengkudu besar. Dan dapat dikategorikan kepada berbiji dan tidak berbiji tetapi
mengkudu yang tidak berbiji agak sukar ditemui.
Manfaat
Mengkudu dimanfaatkan masyarakat dari akar sampai buahnya. Kulit akarnya dimanfaatkan
untuk mewarnai benang, kain tenun dan batik. Masyarakat di pulau Jawa mengkonsumsi
buah mengkudu yang tua atau mengkal matang untuk dibuat rujak, sedangkan buah
mengkudu yang matang digunakan untuk membersihkan karat logam, mencuci rambut
(sampoo) dan menghilangkan ketombe. Daun yang masih muda digunakan untuk
membungkus pindang ikan, menyembuhkan sakit pegal linu, sakit perut, dan menurunkan
tekanan darah tinggi. Bunganya digunakan untuk mengobati radang selaput mata, kudis,
bisul, sakit kerongkongan dan batuk, sedangkan kulit pohon dipakai untuk mengobati bisul,
sakit perut dan luka.
Penyebaran
Mengkudu berasal dari daratan Asia Tenggara dan menyebar sampai China, India, dan
Filipina. Mengkudu pertama kali dibawa bangsa Polinesia pada tahun 100 SM. Mereka
berpindah ke pulau Hawai dengan membawa berbagai tanaman dan hewan. Salah satu
tanaman tersebut adalah mengkudu. Di Hawai mereka menyebutnya Hawai Magic Plant dan
masyarakat bangsa “Barat” menyebut mengkudu (Morinda Citrifolia) dengan sebutan Queen
Of The Morinda. Mengkudu dapat tumbuh mudah dimana saja, mengkudu tumbuh diberbagai
tempat lewat bijinya yang tercecer ditanah dan pertumbuhannya sangat cepat sehingga buah
yang dihasilkan sangat
Genus ini namanya panjang, bila tidak familiar akan susah mengingatnya...
Tapi coba ingat saja nama penunjuk species ini supaya gampang diingat.....

Nama panjangnya adalah Teijsmaniadendron pteropodum masuk suku Verbenaceae (jati-


jatian.....
Ptero atau alae yang dalam bahasa latin berarti sayap...
dan coba simak baik baik dimana adanya sayap itu....
ternyata sayap itu berada di tangkai daun, sampai menempel di batang.

Ciri suku Verbenaceae

 Daun tunggal (jati atau Tectona grandis)


 Daun majemuk pinnata (sungkai atau Peronema canescens)
 Daun majemuk palmata (laban atau Vitex pubescens)
 Semua jenis, duduk daun berhadapan (opposite)
 Batang dan ranting muda segi empat atau gepeng
 Perbungaan umbell (seperti payung)
 Verbenaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut Sistem
klasifikasi APG II suku ini termasuk dalam bangsa Lamiales.
 Kajian filogenetis[1] menunjukkan bahwa banyak anggota klasik Verbenaceae ternyata
lebih pantas dimasukkan ke dalam Lamiaceae. Dengan demikian anggota
Verbenaceae tinggal 35 genera dan sektiar 1.200 spesies[2][3]. Api-api (Avicennia),
yang semula dianggap anggota Verbenaceae atau di bawah suku tersendiri,
Avicenniaceae, sekarang lebih cenderung digolongkan ke dalam Acanthaceae[2].

Suku/ family sapotaceae merupakan perdu atau pohon dengan daun-daun tunggal
yang tersebar, jarang berhadapan, tanpa mempunyai daun penumpu atau
mempunyai daun penumpu yang lekas runtuh, bunga dalam ketiak daun, banci,
tiap-tiaap taju kadang-kadang mempunyai organ-argan tambahan pada sisi
sampingnya. Benag saria sama banyaknya dengan daun mahkota atau lebih banyak,
letaknya berhadapan dengan daun-daun mahkota, terdapat pula benang-benag sari
yang mandul yang sama banyaknya atau lebih banyak dari pada daun-daun
mahkota. Bakal buah menumpang, buahnya buah buni atau buah yang berkayu
yang tidak membuka. Biji dengan atau tampa endosperm, lembaga besar, akar
lembaga pendek, daun lembaga lebar.

Warga suku ini mempunyai saluran-saluran getah dalam kulit batang, daun, dan
juga dalam empulur yang karena kandungannya akan zat-zat tertentu (getah
perca) sering dibudidayakan untuk diambil zat-zat tadi. salah satu contoh dari
family sapotaceae ini adalah Manilkara zapota, sinonim =Acharas zapota, (sawo
manila).
image source : www.daleysfruit.com

Klasifikasi Manilkara zapota/ sawo manila


Regnum : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Ebenales
Famili : Sapotaceae
Genus : Manilkara
Spesies : Manilkara zapota (L.) van Royen

Sapotaceae ialah sebuah famili pokok berbunga yang tergolong dalam order Ericales. Famili
ini merangkumi lebih kurang 65 genus (35-75, bergantung kepada takrif generiknya) pokok
dan pokok renek malar hijau yang terdiri daripada lebih kurang 800 spesies. Taburannya
tropika.

Banyak spesies menghasilkan buah-buahan yang boleh dimakan dan mempunyai kegunaan
ekonomi yang lain. Spesies yang terkenal untuk buah yang boleh dimakan termasuk Pokok
Ciku, Manilkara zapota (Sapodilla, Sapota), Manilkara chicle (Chicle), Chrysophyllum
cainito, Pouteria (Abiu, Canistel, Mamey sapote), Vitellaria paradoxa (Shea), dan
Sideroxylon australe (plum asli Australia).

Pokok-pokok daripada genus Palaquium (Gutta-percha) menghasilkan sejenis lateks yang


amat penting untuk berbagai-bagai kegunaan. Biji-biji daripada pokok Argania spinosa (L.)
Skeels menghasilkan sejenis minyak yang boleh dimakan, dan secara tradisi, ditumbuh di
Maghribi.

Nama Sapotaceae berdasarkan Sapota, satu nama yang kini diolahkan sebagai sinonim untuk
Manilkara (dahulu dikenali sebagai Achras, satu nama yang kini tidak lagi digunakan).

Anda mungkin juga menyukai