Biostatistik Kelompok 3 Analitik Parametrik
Biostatistik Kelompok 3 Analitik Parametrik
“ANALITIK PARAMETRIK”
OLEH
KELOMPOK 3 B11-A :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Analitik Parametrik” ini tepat pada
waktunya. Adapun makalah ini merupakan salah satu tugas dari Biostatistik.
Denpasar, 18 Februari2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sebuah perlakuan. Syarat jenis uji t – test dependent adalah: (a) data berdistribusi
normal; (b) kedua kelompok data adalah dependen (saling
berhubungan/berpasangan); dan (c) jenis data yang digunakan adalah numeric dan
kategorik (dua kelompok).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu membuat makalah dan dan memahami Statistik
Parametrik.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Statistik Parametrik.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Uji Beda One Sample T-
Tes dan Paired Sample T-Test.
3. Untuk mengetahui prosedur pengujian One Sample T-Test dan Paired
Sample T-Test.
4. Untuk mengetahui pengolahan data One Sample T-Test dan Paired
Sample T-Test dengan SPPS.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai Analitik Parametrik.
2
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
suatu pembelajaran bagi mahasiswa yang nantinya ilmu tersebut dapat dipahami
dan diaplikasikan dalam praktik biostatistik.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Fungsi dari uji T-test sendiri yaitu digunakan untuk menguji hipotesa
komparatif (uji perbedaan), digunakan untuk sampel kecil dan varian populasi
tidak diketahui, dan membedakan mean kelompok.
5
Rumus yang dapat digunakan dalam menerapkan uji-t ini adalah sebagai
berikut :
𝑋̅ − 𝜇0
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑠
√𝑛
Keterangan :
N = Jumlah sampel
𝐻1 : 𝜇 < 𝜇0
𝐻1 : 𝜇 > 𝜇0
6
𝐻1 : 𝜇 ≠ 𝜇0
7
5. Menghitung 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Tahapan menentukan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 :
a. Membuat tabel penolong
b. Menghitung nilai rata-rata pengamatan
Rumus :
∑ 𝑋𝑖
𝑋̅ =
𝑛
Keterangan :
𝑋𝑖 : hasil pengamatan
𝑛 : jumlah sampel
c. Menentukan nilai estándar deviasi sampel
Rumus :
∑(𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
𝑠=√
𝑛−1
Keterangan :
𝑋̅ : rata-rata pengamatan
d. Menghitung nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Rumus :
𝑋̅ − 𝜇0
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑠
√𝑛
8
2.3.3 Pengolahan Data One Sample T-Test Dengan SPSS
Langkah-langkah pengolahan data One Sample T-Test dengan SPSS yaitu
sebagai berikut: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar mengadakan
penelitian mengenai IQ mahasiswanya. Menurut isu yang berkembang , IQ
mahasiswa jurusan pendidikan matematika universias tersebut sama dengan 140.
Untuk membuktikan kebenaran tersebut, tim riset mengambil sampel acak 20
mahasiswa. Kemudian melakukan tes IQ. Data IQ adalah sebagai berikut. 154 144
135 140 143 149 138 147 143 134 146 140 141 144 140 143 144 138 139 135
Apakah isu yang berkembang dapat dibenarkan?
Penyelesaian:
1. Menentukan Hipotesis
𝐻0 ∶ 𝜇 = 𝜇0
𝐻1 ∶ 𝜇 ≠ 𝜇0
2. Klik Variabel View pada sebelah kiri bawah jendela SPSS.
Masukkan data seperti gambar dibawah ini
3. Setelah itu masukkan data pada Data View yang ada di kiri bawah.
9
4. Pilih Analyze untuk memulai t-test, pada sub menu pilih Compare Means
kemudian pilih One-Sample T-Test
7. Klik Continue kemudian Ok, akan muncul jendela hasil yang menampilkan
text dan table yang merupakan hasil uji hipotesis One Sample T-Test, seperti
gambar berikut :
10
8. Kesimpulan
Kaidah pengujian
Keputusan
11
2.4 Paired Sample T-Test
2.4.1 Pengertian
Paired Sample T-Test merupakan uji beda dua sampel berpasangan.
Sampel berpasangan merupakan subjek yang sama namun mengalami perlakuan
yang berbeda.Variabel independen kualitatif dalam penelitian ini memiliki dua
kategori. Oleh sebab itu, dilakukan pengujian dengan metode uji beda rata-rata
untuk dua sampel berpasangan (paired sample t-test). Model uji beda ini
digunakan untuk menganalisis model penelitian pre-post atau sebelum dan
sesudah. Uji beda digunakan untuk mengevaluasi perlakuan (treatment) tertentu
pada satu sampel yang sama pada dua periode pengamatan yang berbeda
(Pramana, 2012). Paired sample t-test digunakan apabila data berdistribusi
normal.
Menurut Widiyanto (2013), paired sample t-test merupakan salah satu
metode pengujian yang digunakan untuk mengkaji keefektifan perlakuan, ditandai
adanya perbedaan rata-rata sebelum dan rata-rata sesudah diberikan perlakuan.
Dasar pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak Ho pada uji ini
adalah sebagai berikut :
1. Jika t hitung > t tabel dan probabilitas (Asymp.Sig) < 0,05, maka Ho ditolak
dan Ha diterima.
2. Jika t hitung < t tabel dan probabilitas (Asymp.Sig) > 0,05, maka Ho diterima
dan Ha ditolak.
2.4.2 Prosedur Pengujian One Sample T-Test
1. Menentukan hipotesis
a. Ho1 : Tidak terdapat perbedaan antara Relevansi Nilai Informasi Akuntansi
pada saat sebelum dan sesudah penerapan PSAK 50/55.
b. Ha1 : Terdapat perbedaan antara Relevansi Nilai Informasi Akuntansi pada
saat sebelum dan sesudah penerapan PSAK 50/55.
c. Ho2 : Tidak terdapat perbedaan antara Asimetris Informasi pada saat
sebelum dan sesudah penerapan PSAK 50/55.
d. Ha2 : Terdapat perbedaan antara Asimetris Informasi pada saat sebelum dan
sesudah penerapan PSAK 50/55.
12
2. Menentukan level of significant sebesar 5 % atau 0,05.
3. Menentukan kriteria pengujian
a. Ho ditolak jika nilai probabilitas < 0,05 berarti terdapat perbedaan dalam
Relevansi Nilai Informasi Akuntansi dan Asimetri Informasi pada saat
sebelum dan sesudah penerapan PSAK 50/55.
b. Ho diterima jika nilai probabilitas > 0,05 berarti tidak terdapat perbedaan
dalam Relevansi Nilai Informasi Akuntansi dan Asimetri Informasi pada
saat sebelum dan sesudah penerapan PSAK 50/55.
4. Penarikan kesimpulan berdasarkan penguji hipotesis
Contoh Uji Paired T Test pada perbedaan antara rata-rata prestasi belajar siswa
sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan belajar intensif tercatat dalam tabel
dibawah ini:
13
2. Deklarasi variabel input
3. Entry Data
14
Sehingga tampilannya seperti berikut :
Setelah itu, klik Variabel View, selanjutnya untuk variabel Nilai isikan dengan
nilai diatas, dan untuk variabel Bimbingan Belajar Intensif isikan 1 untuk nilai
kelompok Sesudah, dan 2 untuk nilai Kelompok Sebelum. Selanjutnya dari
menu SPSS, klik Analyze-Descriptive Statistikc-Explore
15
Masukkan variabel Nilai ke kotak Dependent List, lalu masukkan variabel
Bimbingan Belajar Intensif ke kotak Factor List, pada bagian Display pilih
Both lalu pilih Plot.
Setelah itu, centang pada pilihan Normality Plot with tests, lalu klik Continue-
OK
16
Berdasarkan output Test of Normality, diperoleh nilai signifikansi untuk
kelompok sesudah 0,764 sedangkan nilai signifikansi untuk kelompok sebelum
0,879. Karena kedua nilaiinya >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
5. Analyze – Compare Means – Paired Sample T Test
6. Pada paired-Sample T Test, blok kedua variabel baik sebelum maupun
sesudah, berarti kedua variabel siap dipindah pada kotak Paired Variables
kemudian klik tanda panah kanan.
17
Kedua variabel telah pindah ke kotak Paired Variables, kemudian klik OK
7. Apabila pada Optiom di klik, maka akan tampak secara otomatis pada output
SPSS nantinya akan memperlihatkan Confidence Interval 95%
18
8. Window output SPSS
19
Analisa
Karena p=0,033 < 0,05 maka H0 ditolak.
Kesimpulan : Maka ada perbedaan perbedaan antara rata-rata prestasi belajar
siswa sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan belajar intensif.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengujian parametrik (statistik parametrik) adalah uji statistik untuk
parameter populasi seperti rata-rata, variansi, dan proporsi yang menggunakan
beberapa asumsi dari populasi dimana sampel diambil. Salah satu asumsinya yaitu
diambil dari suatu populasi adalah berdistribusi normal.
Uji beda dipergunakan untuk mencari perbedaan, baik antara dua sampel data
atau antara beberapa sampel data. Dalam kasus tertentu, juga bisa mencari
perbedaan antara suatu sampel dengan nilai tertentu.
Terdapat jenis uji beda lain selain berdasarkan jumlah kelompok sampel
yang diuji. Misalnya jumlah sampel pada masing-masing kelompok juga
menentukan jenis uji beda yang digunakan. Jika dua kelompok mempunyai
anggota yang sama dan mempunyai korelasi maka dipergunakan uji sampel
berpasangan (paired test), dan jika jumlah anggota kelompok berbeda, tentunya
tidak berkorelasi, maka memerlukan uji beda yang lain, misalnya Independent
Sample t test atau Mann-Whitney U-Test.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang dan kami juga berharap
pengetahuan tentang analitik parametrikdapat terus di kembangkan dan diterapkan
dalam bidang biostatistik.
21
DAFTAR PUSTAKA
Fikriah, Nurul. (2017). One Sample T-Test. Makassar : Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Alauddin.
Hengky W. Pramana, (2012). Aplikasi Inventory Berbasis Access. Jakarta : PT
Elex Media Komputindo.
Sujarweni, V. W. (2014). SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
Wibowo, A., Soenarnatalina, Indawati, R., Mahmudah, & Indriani, D. (2008).
Modul SPSS. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga.
22