ID Validasi Metode Analisis Klorfeniramin M PDF
ID Validasi Metode Analisis Klorfeniramin M PDF
INTISARI
ABSTRACT
41
kadarnya menggunakan KCKT dengan fase kolom C18 dengan laju alir 1 mL/menit dan
gerak berupa campuran air:asam asetat panjang gelombang 220 nm.
glasial dengan perbandingan (990:10 v/v), Berdasarkan latar belakang permasalahan di
laju alir 1 mL/menit, kolom L1 pada atas maka peneliti melakukan validasi
panjang gelombang 276 nm. metode penetapan kadar CTM dan GG
CTM memiliki gugus kromofor dengan metode KCKT meliputi parameter
berupa cincin pirimidin, cincin benzen, dan ketelitian, ketepatan, linieritas, selektifitas
ikatan –C=C- yang mengandung elektron pi dan sensitifitas. Metode tervalidasi
(π) terkonjugasi yang dapat mengasorbsi diaplikasikan dalam sediaan sirup.
sinar pada panjang gelombang tertentu
didaerah UV, sehingga dapat memberikan METODE PENELITIAN
nilai serapan (Siswandono, 1998). GG 1. Alat
mempunyai gugus auksokrom yang Seperangkat KCKT (JascoLc-Net
menjadikannya bersifat polar sehingga dapat II/ADC) yang dilengkapidengandetektor
dipisahkan dengan metode KCKT dan UV-Visible (2070 plus, injektor (PU-
memiliki gugus kromofor yang dapat 2080 plus), kolom C18LiChospher 100
dianalisis oleh detektor UV (Epstein, 2004). RP-18 (5µm), syringe (Hamilton),
Chaudhary et al., (2015) telah penangasultrasonik (Jeken),
berhasil mengembangkan metode KCKT membranpenyaringnylon 0,2 µm
untuk penetapan kadar GG, CTM dan (GVS),timbangananalitik (Ohaus),
bromhexin HCl dalam sediaan tablet spektrofotometer UV-Vis (1800
menggunakan fase gerak asam ortho Shimadzu) danmikropipetukuran 50-
fosfat:asetonitril (40:60 v/v), fase diam 1000 µL (Accumax).
kolom C18 dengan laju alir 1,5 mL/menit dan 2. Bahan
menggunakan panjang gelombang 254 nm Baku pembanding CTM
yang bukan merupakan titik isobastiknya. (Changshu Huagang Pharmaceuticals
Kolhal et al., (2014) telah Co., Ltd), GG (Akash Ganga, Telangana
menetapkan kadar GG, CTM, parasetamol, India), sirup A, B dan C yang berasal
ambroxol dan fenileprin HCl dengan metode dari pabrik yang berbeda, metanol pro
KCKT yang diaplikasikan pada sediaan HPLC (J.T. Baker), asetonitril (Merck)
tablet. Fase gerak yang digunakan adalah dana quabidestilata (PT. Ikapharmindo).
asetonitril:air (5:5 v/v), fase diam berupa 3. Jalannya Penelitian
kolom C18 dengan laju alir 1,5 mL/menit dan a. Larutan Baku CTM dan GG
menggunakan panjang gelombang 228 nm. CTM dan GG masing-masing
Penelitian menghasilkan linieritas yang ditimbang seksama 100 mg, lalu
bagus namun waktu retensi lambat. dimasukkan ke dalam labu takar 100
Nalini et al., (2014) menetapkan mL masing-masing dan dilarutkan
kadar kombinasi obat GG, CTM, dengan aquadest 5 mL, kemudian
parasetamol, fenileprin HCl dan bromhexin ditambahkan aquadest sampai garis
HCl dengan metode KCKT pada sediaan tanda batas sehingga diperoleh dua
tablet menggunakan fase gerak larutan CTM dan GG dengan
metanol:asetonitril (3:2 v/v), fase diam konsentrasi masing-masing 1000
berupa kolom C-8 simetri dengan laju alir 1 µg/mL.
mL/menit dan menggunakan panjang b. Penentuan Panjang Gelombang
gelombang 220 nm. Penelitian menghasilkan Untuk Analisis
parameter validasi yang memenuhi syarat. Larutan CTM dan GG masing-
Penelitian yang dilakukan masing 20 µg/mL dalam aquadest
Abdulbari and Ihsan (2013) telah berhasil discan menggunakan spektrofotometer
menetapkan kadar CTM, parasetamol, UV pada panjang gelombang 200-400
fenilpropanilamin HCl dan kafein pada nm. Selanjutnya ditentukan panjang
sediaan tablet menggunakan metode gelombang maksimal berupa titik
tervalidasi dengan alat KCKT.Fase gerak isobastik. Menurut FI Edisi V, panjang
berupa campuran asetonitril:metanol:air gelombang CTM pada 265 nm dan GG
(15:10:75 v/v), fase diam menggunakan pada 276 nm.
42
c. Optimasi Komposisi Fase Gerak GG dan komponen lain dalam sirup
Optimasi fase gerak terdiri dari terpisah sempurna.
campuran asetonitril: metanol: air 4) Uji Linieritas
dengan perbandingan 15:10:75; 10:10:80 Menggunakan persamaan regresi
dan 5:10:85 v/v. Selanjutnya dipilih fase linier kurva baku.
gerak yang memberikan data terbaik. 5) Uji Sensitivitas
Laju alir yang digunakan adalah 1 Meliputi uji batas deteksi (LOD) dan
mL/menit. uji batas kuantifikasi (LOQ)
d. Kurva Baku CTM dan GG menggunakan persamaan garis
Larutan CTM dan GG dengan regresi linier pada uji linieritas.
konsentrasi 20, 40, 80, 100, 120 µg/mL 6) Penetapan Kadar CTM dan GG
disuntikkan ke dalam sistem KCKT dalam sirup
dengan volume 20 µL pada kondisi Sampel sirupA dipipet 1000 µL
optimum. Konsentrasi larutan versus luas setara dengan 0,20 mg CTM dan 10
area kromatogram dibuat kurva baku dan mg GG. Sampel dimasukkan ke
dihitung persamaan regresi liniernya. dalam labu takar 10 mL, dilarutkan
Replikasi 3 kali dan persamaan regresi dengan fase gerak sampai garis tanda,
linier terpilih adalah yang memiliki nilai kemudian larutan disonikasi selama
korelasi (r) terbesar. 10 menit. Larutan disaring dengan
e. Validasi membrane penyaring nylon 0,20 µm
1) Uji Presisi kemudian diinjeksikan ke sistem
Larutan yang mengandung CTM dan KCKT pada kondisi optimum.
GG 100 µg/mL diinjeksikan ke alat Replikasi penetapan kadar 6 kali.
KCKT lalu dihitung luas area, waktu Prosedur yang sama juga dilakukan
retensi dan tinggi puncak terhadap sampel B dan C
kromatogram. Percobaan direplikasi
6 kali lalu dihitung persentase HASIL DAN PEMBAHASAN
koefisien variasinya. 1. Penentuan Panjang Gelombang untuk
2) UjiAkurasi Analisis
Metode penambahan baku (standard Hasil scanning larutan CTM dan GG
addition method) melalui uji menghasilkan panjang gelombang
perolehan kembali pada sampel yang maksimal untuk CTM pada 261,50 nm
ditambah baku dengan konsentrasi dan GG pada 273,20 nm. Titik isobastik
meliputi 80, 100 dan 120%. Replikasi pada 270 nm dan digunakan sebagai
3 kali. panjang gelombang operasional, terlihat
3) Uji Selektivitas pada pada Gambar 1.
Berdasarkan kromatogram ditentukan
nilai resolusi puncak analit CTM dan
ƛ 270 nm
43
2. Optimasi Fase Gerak analisis. Optimasi fase gerak dengan cara
Optimasi fase gerak untuk merubah perbandingan fase gerak
menentukan polaritas fase gerak yang sehingga mampu ditemukan komposisi
mampu memisahkan zat aktif dengan fase gerak yang tepat. Hasil optimasi
baik sehingga mampu meningkatkan dapat dilihat pada Gambar 2.
selektivitas dan sensitivitas metode
(a) (b)
(c)
44
b. Akurasi (ketepatan) diterima yaitu 90 - 107 % (Gonzales
Akurasi menunjukkan kedekatan et al., 2010).
hasil penetapan kadar dengan kadar c. Selektivitas
yang sebenarnya. Uji ketepatan Selektivitas metode ditentukan
dilakukan dengan metode berdasarkan nilai resolusinya (R).
penambahan bahan baku (standard Semakin besar nilai ini menunjukkan
addition method) dengan sejumlah pemisahan komponen-komponen
bahan baku sebesar 80, 100, 120% dalam sirup yang terelusi dengan
dari kadar analit target. Nilai waktu retensi yang berdekatan
perolehan kembali dari uji akurasi semakin efisien. Kromatogram CTM
CTM dan GG dalam sediaan sirup dan GG dalam sediaan sirup dilihat
berada pada rentang nilai yang dapat pada Gambar 3.
45
Tabe II. Kurva Baku CTM dan GG
Konsentrasi Luas Puncak PersamaanRegresi
No
(µg/mL) CTM GG CTM GG
1. 20 141298 762846 a = 41329,13 a = 182126,73
40 274961 1111825 b = 4923,22 b = 25390,34
60 303810 1690654 r = 0,988 r = 0,992
80 413224 2128239
100 521977 2915172
120 660456 3147969
2. 20 144101 751427 a = 62903,80 a = 311962,13
40 253041 1132768 b = 4851,07 b = 21346,40
60 399029 1621550 r = 0,987 r = 0,999
80 451123 2009232
100 507307 2450588
120 660273 2871694
3. 20 144286 750817 a = 37725,53 a = 327828,60
40 252812 1194285 b = 5337,18 b = 22807,73
60 356453 1688917 r = 0,999 r = 0,999
80 460580 2308266
100 578714 2668330
120 675125 2935602
e. Sensitivitas KESIMPULAN
Sensitivitas metode analisis 1. Validasi metode penetapan kadar CTM
dinyatakan dengan nilai LOD dan dan GG menggunakan metode KCKT
LOQ. Semakin kecil nilai LOD dan dapat dilakukan dengan fase diam C18
LOQ maka semakin sensitif suatu dan fase gerak terdiri dari campuran
metode analisis (Gandjar dan asetonitril:metanol:air (15:10:75, v/v),
Rahman, 2007). laju alir 1 mL/menit pada panjang
Berdasarkan perhitungan dari kurva gelombang 270 nm dan volume injeksi
baku, diperoleh nilai LOD pada CTM 20 µL.
dan GG masing-masing yaitu sebesar 2. Hasil uji validasi metode penetapan
2,40 µg/mLdan 8,00 µg/mL. kadar CTM dan GG memenuhi
Sedangkannilai LOQ adalah3,07 persyaratan.
µg/mL dan10,24 µg/mL. 3. Metode analisis yang tervalidasi dapat
diaplikasikan dalam sediaan sirup dan
4. Penetapan Kadar CTM dan GG kadar rata-rata CTM dan GG pada
Kadar rata-rata CTM pada sirup A, B ketigamerksirup memenuhi persyaratan
dan C masing-masing sebesar 99,54; kadar yang ditetapkan Farmakope
99,30; 99,70% dan GG pada sirup A, B Indonesia Edisi V.
dan C adalah 100,96; 100,91; 101,01%.
Hasil yang telah didapat memenuhi DAFTAR PUSTAKA
persyaratan kadar yang tertera pada Abdulbari and Ihsan., 2013, Simulation
Farmakope Indonesia Edisi V, yaitu Determination and Validation of
kadar CTM 98,00%-100,50% dari Chlorfeniramine Maleat,
jumlah yang tertera pada etiket dan Acetaminophen,
kadarGG yaitu 98,00%-102,00% Phenylpropanolamine Hydrochloride
terhitung terhadap zat yang telah and Caffein in Tablet Dosage Form
dikeringkan. by Using Reverse Phase High
Performance Liquid Chromatography
(RP-HPLC), International Journal of
46
Pharmaceutical Sciences, Iraq, 666- Siswandono, 1998, Prinsip- prinsip
670. Rancangan Obat, Airlangga
Chaudhary Ankit B., Shweta M. Bhadani., University Press, Surabaya, 33-37
Chintal M. Shah., 2015, Snyder, R.L., Kirkland, J.J., and Glajch,
Development and Validation of RP- J.L., 1997, Practical HPLC Method
HPLC Method for Simultaneous Development, 2nd Edition, John
Estimation of Bromhexine Wiley & Son, Inc., New York, 686-
Hydrochloride, Guaifenesin and 697.
Chlorfeniramine Maleate in Tablet,
World Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical sciences, 1679-1694.
Depkes RI., 2004, Farmakope Indonesia,
Edisi V,
DepartemenKesehatanRepublik
Indonesia, Jakarta.
Epstein, N.A., 2004, Validation of HPLC
Techniques for Pharmaceutical
Analysis. J Pharm Chemistry., 222-
223.
Gandjar, I.G., dan Rohman, A., 2007, Kimia
Farmasi Analisis, Cetakan II,
PustakaPelajar, Yogyakarta, 378-394,
456-474.
Gonzales, A.G., Herrador, M.A., and
Asuero, A.G., 2010, Intra-Laboratory
Assesment of Method Accuracy
(Trueness and Precision) by Using
Validation Standard, Talanta.
Harmita,2004, Petunjuk Pelaksanaan
Validasi Metode dan Cara
Perhitungannya, Majalah Ilmu
Kefarmasian, Vol. I, No. 3, 117-135
Kolhal, Surekha., Rama, Lokhade., Rajiv,
Sutar., Sanjay, Pednekar., and
Sanket, Gudekar., 2014, RP-HPLC
Method for Simultaneous
Determination of Paracetaamol,
Guaifenesin, Ambroxol,
Phenylephrine Hydrochloride, and
Chlorfeniramine Maleate in Bulk and
Pharmaceutical Dosage Form, Int. J.
Pharm. Sci, 105-111.
Nalini, K., Narmada., Laksmi, G. Vijaya.,
Gowtham, Y., Jogi, K. V, 2014,
Simultaneous Estimation of
Paracetamol, Guaiphenesin,
Phenylephrine HCl,
Chlorpheniramine Maleate and
Bromhexine HCl in Combined Tablet
Dosage Form by Reverse Phase High
Performance Liquid
Chromatography, International
Journal of Pharmaceutical Science
and Research, Vol I, No. 2, 410-416.
47