6 Kolesteatoma
Kolesteatoma adalah suatu kista epiterial yang berisi deskuamasi epitel (keratin),
deskuamasi terbentuk terus lalu menumpuk sehingga kolesteatoma bertambah besar. Banyak
teori yang ikemukakan oleh para ahli tentang patogenesis kolesteatoma, antara lain adalah teori
invaginasi, teori migrasi, teori metaplasi dan teori implantasi.
Kolesteatoma dapat dibagi atas dua jenis yaitu :
a. Kolesteatoma kongenital
Kolesteatoma kongenital yang terbentuk pada masa embrionik dan ditemukan pada
telinga dengan membrane timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi. Lokasi kolesteatoma
biasanya di cavum timpani, daerah petrosus mastoid atau dicerebello pontin angle.
Kolesteatoma di cerebello pontin angle sering ditemukan secara tidak sengaja oleh ahli bedah
saraf7.
b. Kolesteatoma didapat (Pimer dan Sekunder)
Primary acquired cholesteatoma adalah kolesteatoma yang terbentuk tanpa didahului
oleh perforasi membran timpani. Kolesteatoma timbul akibat proses invaginasi dari membran
timpani pars flaksida akibat adanya tekanan negatif pada telinga tengah karena adanya
gangguan tuba (teori invaginasi)7.
Secondary acquired cholesteatoma terbentuk setelah perforasi membrane timpani.
Kolesteatoma terbentuk sebagai akibat dari masuknya epitel kulit dari liang telinga atau dari
pinggir perforasi membran timpani ke telinga tengah (teori migrasi) atau terjadi akibat
metaplasia mukosa kavum timpani karena iritasi infeksi yang berlangsung lama (teori
metaplasia)1.
Pada teori implantasi dikatakan bahwa kolestetoma terjadi akibat implantasi epitel kulit
secara iatrogenic ke dalam telinga tengah sewaktu operasi, setelah blust injury,pemasangan
pipa ventilasi atau setelah miringotomi7.
Kolesteatoma merupakan media yang baik untuk tempat pertumbuhan kuman (infeksi),
yang paling sering adalah Proteus dan Pseudomonas aeruginosa. Sebaliknya infeksi dapat
memicu respon imun lokal yang mengakibatkan produksi berbagai mediator inflamasi dan
berbagai sitokin. Sitokin yang diidentifikasi terdapat pada matriks kolesteatoma adalah
interleukin-1, interleukin-6, tumor necrosis faktor-alfa, dan transforming growth factor (TGF),
Zat-zat ini dapat menstimulasi sel-sel keratinosit matriks kolesteatoma sehingga bersifat
hiperproliferatif, destruksi, dan mampu berangiogenesis8.
Massa kolesteatoma ini akan menekan dan mendesak organ di sekitarnya serta
menimbulkan nekrosis terhadap tulang. Terjadinya proses nekrosis tulang diperhebat oleh
karena pembentukan reaksi asam oleh pembusukan bakteri. Proses tulang ini mempermudah
timbulnya seperti labirinitis, meningitis dan abses otak8.
Gambar 8. Kolesteatoma8