• Definisi:
• Penggunaan bukti terbaik yang teliti, tegas, dan
bijaksana dalam pembuatan keputusan tentang
pelayanan pasien individual.
• Praktek pengobatan berbasis bukti berarti
mengintegrasikan keahlian klinis individual
dengan bukti klinis eksternal terbaik yang
tersedia dari penelitian sistematik.
Praktek berbasis bukti
• Pengobatan berbasis bukti melibatkan
penemuan dan penafsiran bukti terbaik yang
tersedia untuk menjawab pertanyaan klinis
khusus dan menggunakannya.
• Peresepan seharusnya berbasis pada bukti
terbaik yang mungkin dan apotek berkontribusi
untuk mendorong peresepan dengan kualitas
yang baik dalam berbagai cara.
• Farmasis rumah sakit mendorong praktek
berbasis bukti melalui pembuatan pedoman
terapeutik (atau adaptasi pedoman klinis
nasional dan internasional).
Praktek berbasis bukti
• Sistem pengelolaan formularium juga
menjamin bahwa obat yang paling sesuai
tersedia dan digunakan dan pemantauan
resep melayani pemeriksaan kesalahan
dan kelalaian individual, demikian pula
memberikan kesempatan bagi farmasis
untuk berkontribusi dalam menjamin
pasien menerima pelayanan terapeutik
terbaik yang memungkinkan.
Praktek berbasis bukti
• Audit klinis dan tinjauan penggunaan obat juga
dimanfaatkan untuk memeriksa bahwa pedoman
berbasis bukti dan praktek terbaik dalam peresepan
diterapkan.
• Pedoman mungkin disebarluaskan oleh otoritas
kesehatan sebagai bagian strategi penganggarannya
atau mungkin diproduksi secara nasional oleh
departemen/kementerian kesehatan.
• Tujuan yang menyertai seharusnya menggunakan
pedoman untuk mengoptimalkan pelayanan klinis pasien
dan penggunaan sumberdaya yang tersedia. Hal
tersebut mencakup suatu rentang pelayanan klinis atau
kebijakan kesehatan.
• Farmasis memiliki keterampilan yang tepat untuk terlibat
dalam bidang ini, bukan hanya dalam praktek
kefarmasian tetapi juga pada disiplin klinis yang lain.
Praktek berbasis bukti
• Perlu cara sistematis menyatukan praktek
berbasis bukti ke dalam pekerjaan sehari-hari,
sebagai contoh, dengan memeriksa secara
teratur informasi terbaru dalam jurnal.
• Penting bahwa praktek yang baik, ide dan
pembaruan disebarluaskan kepada semua yang
berkepentingan. Hal ini dapat dilaksanakan
dengan promosi penghargaan atas praktek yang
baik, surat edaran/pertemuan untuk
menyampaikan informasi kepada staf dan
pertemuan pendidikan berkelanjutan.
Audit
• Audit merupakan suatu kerangka dan proses yang
farmasis dapat menggunakan untuk membuat perubahan
dan penyempurnaan dalam pelayanan kefarmasian yang
menguntungkan pasien dan pengguna lain.
• 'Merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas
pelayanan dengan pengukuran kinerja bagi yang
memberikan pelayanan, dengan menentukan kinerja
yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki, dan
dengan penyempurnaan kinerja tersebut'.
• Oleh karena itu merupakan alat untuk menilai,
mengevaluasi, dan menyempurnakan pelayanan pasien
secara sistematis.
Audit
• Ada dua macam audit yang khususnya
diterapkan bagi farmasis:
– Audit klinis:
Telah dideskripsikan sebagai suatu analisis kritis
sistematis terhadap kualitas pelayanan klinis, meliputi
prosedur yang digunakan untuk diagnosis dan
pelayanan, penggunaan sumberdaya dan hasil yang
didapat serta kualitas hidup pasien. Audit klinis dikait
eratkan dengan praktek berbasis bukti karena inilah
kesenjangan antara praktek berbasis bukti dan
praktek nyata yang dapat didefinisikan sebagai audit.
Istilah audit klinis mengacu kepada suatu audit yang
dilaksanakan oleh setiap disiplin tenaga profesional
kesehatan.
Audit
– Audit profesional:
Ini merupakan studi beberapa bagian struktur, proses
dan hasil praktek kefarmasian yang dilaksanakan oleh
farmasis pribadi atau kelompok praktisi yang
tergabung dalam aktivitas yang berkaitan untuk
mengukur derajat pencapaian sasaran yang
disepakati, penggunaan sumberdaya, dan hasil yang
diperoleh bagi pasien.
– Audit profesional melengkapi audit klinis, dalam hal ini
praktek profesional memerlukan evaluasi terus
menerus untuk menjamin bahwa pelayanan yang
disediakan efektif dan memiliki kualitas yang memadai.
Siklus audit
Menetapkan
Standar Pelayanan
Melaksanakan Mengamati
Perubahan Praktek saat ini
Membandingkan
praktek
dengan standar
Audit
• Tahapan:
– Pemilihan topik (misalnya efektivitas pelayanan
informasi obat)
– Tujuan dan sasaran audit
– Penetapan standar
– Perencanaan program audit misalnya data apa yang
diperlukan, bagaimana data dikumpulkan dan
dianalisis, berapa banyak data diperlukan.
– Pengumpulan data-metode statistik yang sesuai,
metode pengumpulan data, misalnya kuesioner.
– Pengkajian data dan membuat kesimpulan
– Perubahan yang berpengaruh
PEMANTAUAN
PELAYANAN KLINIS
• Meskipun banyak praktisi merasa tidak
nyaman terhadap umpan balik pasien,
namun hal ini merupakan penuntun yang
berharga untuk efektivitas praktek mereka.
• Umpan balik harus dicari, bukan hanya
dari pasien, tetapi juga dari sejawat
profesional lain, seperti dokter, perawat
dan manajer rumah sakit.
Identifikasi dan perbaikan kinerja
Beberapa hal yang perlu ditentukan:
• deskripsi dan spesifikasi pekerjaan- tinjauan tahunan dapat sangat
bermanfaat
• penilaian pekerjaan harus melibatkan tinjauan kinerja oleh manajer lini
• bagaimana kita menentukan kinerja sebagian besar manajer farmasis
senior? Tinjauan kelompok sebaya, penilaian dan audit?
• kompetensi lebih dari kualifikasi sedang menjadi konsep kunci dalam
pendidikan pelayanan kesehatan, perencanaan pelatihan dan tekanan
kerja. Kinerja seharusnya berkaitan dengan kompetensi.
• suatu pendekatan tanpa kesalahan yang akan memungkinkan
farmasis untuk menerima adanya kelemahan dan perhatian pribadi.
Kemudian, kita dapat membantu farmasis untuk memusatkan pada
perhatian dan kebutuhan tersebut. Kelemahan dilihat lebih sebagai
kesempatan untuk, daripada sebagai rintangan untuk, pengembangan
profesional.
• dukungan harus diberikan kepada yang setiap saat gagal untuk
memenuhi
rangkaian persyaratan pencatatan PPB.
MANAJEMEN RISIKO
• Manajemen risiko berarti penurunan risiko kejadian yang
tak dikehendaki yang terjadi di dalam organisasi melalui
penilaian yang sistematis, peninjauan dan kemudian
mencari cara untuk mencegah kejadian.
• Farmasis klinis juga memiliki peran bermakna untuk
berperanan dalam manajemen risiko profesi lain, karena
farmasis memeriksa peresepan dokter dan
mengidentifikasi kekeliruan dan kelalaian dalam
pengobatan.
• Sebagai ahli dalam obat-obatan, farmasis memiliki
tanggungjawab untuk menjamin bahwa obat yang tepat
diresepkan, dengan dosis dan frekuensi yang tepat.
• Singkat kata, farmasis memiliki tugas menurunkan
kesalahan medikasi, baik dalam peresepan maupun
dalam pemberian obat.
RISET DAN PENGEMBANGAN
(R & P)
' Tidak ada profesi keilmuan yang akan
memperoleh (atau mempertahankan)
pengakuan publik, yang padanya profesi bercita-
cita, tanpa profesi tersebut dapat membuktikan
untuk membuat sumbangan bermakna terhadap
kemajuan ilmu dan teknologi.
Prestasi tersebut memiliki efek langsung
terhadap martabat, citra dan rasa percaya
dirinya’.
Dr. Joaquen Bonal (Mantan Ketua The European Society of Clinical
Pharmacy)
RISET DAN PENGEMBANGAN
• Riset praktek farmasi klinis bertujuan untuk
menyempurnakan pelayanan pasien melalui
pengumpulan informasi dan pengujian hipotesis untuk
mendukung keputusan yang bersangkutpaut dengan
sifat, luas dan kualitas pelayanan kefarmasian.
• Penting bahwa riset dilaksanakan secara etis, terhadap
standar yang tinggi, dan dengan pengetahuan penuh
dan persetujuan pasien, dokter yang merawat, dan juga
partisipan lain bila memungkinkan.
• Akhirnya, untuk memaksimalkan manfaat bagi pasien
dan pelayanan, penting bahwa hasil penelitian
didiseminasikan secara luas.
RISET DAN PENGEMBANGAN
Inter-relasi antara audit dan Litbang