Isd Kelompok 9
Isd Kelompok 9
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
A2
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami hantarkan atas kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan
inayah-Nya. Shalawat dan salam semoga di limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga dan para sahabat-Nya. Dengan izin Allah makalah “Munculnya Lapisan Elit
Tradisonal dan Moderen Indonesia” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Yang mana didalam akalah ini membahas bagaimana munculnhya lapisan elit dan
moderen di Indonesia. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan, makalah ini juga kami susun
guna memenuhi mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dalam proses perkuliahan ini.
Dalam penulisa makalah ini tentu saja masih jauh dari kata sempurna. Maka kami
menerima kritik dan saran terbuka bagi semua pihak untuk sempurnanya kami dalam
menyusun makalah untuk yang akan datang.
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
1.3 Tujuan penulis ...................................................................................................................... 4
BAB II………………………………………………………………………………………... 5
2.1 TEORI ELIT ........................................................................................................................ 5
2.2 Karekteristik Elite Sosial ..................................................................................................... 6
2.3 Peran Elite Politik Dalam Gerakan Sosial ........................................................................... 8
2.4 Peran Elite Sosial Terhadap Gerakan Sosial ........................................................................ 9
2.5 Karakteristik Elite Tradisional Dan Elite Modern ............................................................... 9
BAB III .................................................................................................................................... 14
PENUTUP................................................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 14
Saran ........................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Menurut Aristoteles, elit adalah sejumlah kecil individu yang memikul semua atau
hampir semua tanggung jawab kemasyarakatan. Definisi elit yang dikemukakan oleh
Aristoteles merupakan penegasan lebih lanjut dari pernyataan Plato tentang dalil inti teori
demokrasi elitis klasik bahwa di setiap masyarakat, suatu minoritas membuat keputusan-
keputusan besar.Konsep teoritis yang dikemukakan oleh Plato dan Aristoteles kemudian
diperluas kajiannya oleh dua sosiolog politik Italias, yakni Vilpredo Pareto dan Gaetano
Mosca.
Pareto menyatakan bahwa setiap masyarakat diperintah oleh sekelompok kecil orang
yang mempunyai kualitas yang diperlukan dalam kehidupan sosial dan politik.Kelompok
kessil itu disebut dengan elit, yang mampu menjangkau pusat kekuasaan.Elit adalah orang-
orang berhasil yang mampu menduduki jabatan tinggi dalam lapisan masyarakat. Pareto
mempertegas bahwa pada umumnya elit berasal dari kelas yang sama, yaitu orang-orang kaya
dan pandai yang mempunyai kelebihan dalam matematika, bidang muasik, karakter moral
dan sebagainya. Teori elite menurut ahli Menurut Pareto, mereka yang menjangkau pusat
kekuasaan adalah selalu yang terbaik.Merekalah yang dikenal sebagai elit.Elit adalah orang-
orang yang berhasil, yang mampu menduduki jabatan tinggi dalam lapisan
masyarakat.Mereka terdiri dari para pengacara, mekanik, bajingan, atau para gundik. Pareto
juga percaya bahwa elit yang ada pada pekerjaan dan lapisan masyarkat yang berbeda itu
pada umumnya datang dari kelas yang sama; yaitu orang-orang yang kaya dan pandai,
mempunyai kelebihan dalam matematika, bidang musik, karakter moral, dan sebagainya.
Menurut Pareto, masyarakat terdiri dari dua kelas yaitu :
1. Lapisan atas, yaitu elit, yang terbagi ke dalam elit yang memerintah (governing elite),
dan elit yang tidak memerintah (non-governing).
2. Lapisan yang lebih rendah, yaitu non-elit. Konsep pergantian elit juga
dikembangkan oleh Pareto. Ia mengemukakan berbagai jenis pergantian elit, yaitu
pergantian di antara kelompok-kelompok elit yang memerintah itu sendiri dan di antara
elit dengan penduduk lainnya. Pergantian yang terakhir itu bisa berupa pemasukan
seperti individu-individu dari lapisan yang berbeda ke dalam kelompok elit yang sudah
ada dan individu-individu dari lapisan bawah yang membentuk kelompok elit baru dan
masuk ke dalam suatu kancah perebutan kekuasaan dengan elit yang sudah ada.
Menurut Mosca, dalam semua masyarakat, mulai dari yang paling giat
mengembangkan diri serta mencapai fajar peradaban, hingga pada masyarakt yang paling
maju dan kuat selalu muncul dua kelas, yakni kelas yang memerintah dan kelas yang
diperintah. Kelas yang memerintah, biasanya jumlahnya lebih sedikit, memegang semua
fungsi politik, monopoli kekuasaan dan menikmati keuntungankeuntungan yang didapatnya
dari kekuasaan.Kelas yang diperintah jumlahnya lebih besar, diatur dan dikontrol oleh kelas
yang memerintah.
c. Jarak Sosial
Kepadatan penduduk di kota-kota memang pada umumnya dapat dikatakan
cukup tinggi.Biasanya sudah melebihi 10.000 orang/km2. Jadi, secara fisik di jalan,
di pasar, di toko, di bioskop dan di tempat yang lain warga kota berdekatan tetapi dari
segi sosial berjauhan, karena perbedaan kebutuhan dan kepentingan.
d. Pelapisan Sosial
Perbedaan status, kepentingan dan situasi kondisi kehidupan kota mempunyai
pengaruh terhadap sistem penilaian yang berbeda mengenai gejala-gejala yang timbul
di kota. Penilaian dapat didasarkan pada latar belakang ekonomi, pendidikan dan
filsafat. Perubahan dan variasi dapat terjadi, karena tidak ada kota yang sama persis
struktur dan keadaannya.
Suatu hal yang perlu ditambahkan sebagai penjelasan ialah pengertian
mengenai istilah “neighborhood”. Dalam pengertian “neighborhood” terkandung
unsur-unsur fisis dan sosial, karena unsur-unsur tersebut terjalin menjadi satu unit
merupakan satu unit tata kehidupan di kota. Unsur-unsurnya antara lain gedung-
gedung sekolah, bangunan pertokoan, pasar, daerah-daerah terbuka untuk rekreasi,
jalan kereta api, jalan mobil dan sebagainya. Unsur-unsur tersebut menimbulkan
kegiatan dan kesibukan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, sesungguhnya “neighborhood” ini sudah tidak merupakan hal baru bagi
kita. Dalam kota terdapat banyak unit atau kelompok “neighborhood”, karena
“neighborhood” ini dibatasi oleh beberapa persyaratan tertentu, antara lain:
Lingkungan ini terbatas pada jarak pencapaian antara seseorang dengan toko atau
sekolah, misalnya dapat dilakukan dengan jalan kaki.
Bila seseorang terpaksa harus memakai kendaraan, maka pekerjaannya tidak perlu
melalui lalu lintas yang ramai dan padat.
Dari segi jumlah penduduk, maka satu unit “neighborhood” didiami oleh 5.000
sampai 6.000 orang. Untuk tempat-tempat di Indonesia angka ini tentu tidak akan
sama dan mungkin akan menunjukkan angka yang lebih besar.
Sebuah unit “neighborhood” dapat terbentuk kalau terjadi jalinan dan interaksi sosial
diantara warga kota sesamanya. Unit atau kelompok “neighborhood” ini dapat terjadi
dengan sendirinya, tetapi dapat juga terjadi dengan suatu perencanaan pembangunan
kota, yaitu dengan merencanakan daerah-daerah lingkungan kehidupan yang khusus dan
memenuhi persyaratan praktis dan menyenangkan. Bertambahnya penghuni kota baik
berasal dari dari penghuni kota maupun dari arus penduduk yang masuk dari luar kota
mengakibatkan bertambahnya perumahan-perumahan yang berarti berkurangnya daerah-
daerah kosong di dalam kota. Semakin banyaknya anak-anak kota yang menjadi semakin
banyak pula diperlukan gedung-gedung sekolah. Bertambah pelajar dan mahasiswa
berarti bertambah juga jumlah sepeda dan kendaraan bermotor roda dua. Toko-toko.
Warung makan atau restoran bertambahnya terus sehingga makin mempercepat habisnya
tanah-tanah kosong di dalam kota. Kota terpaksa harus diperluas secara bertahap
menjauhi kota.
Dalam study teoritis mengenai pergerakan sosial kita akan menemukan banyak
pergerakan paradigma, terutama periode tahun 1940-an sampai 1990-an. Tahapan
pertama ditandai oleh pandangan negatif terhadap pergerakan kemasyarakatan dan
cenderung menjelaskannya dalam sudut pandang psikologi. Sudut pandang ini lebih
karena pada masa-masa itu popularitas psikoanalis dan pengaruh dari nazisme, fasisme,
stanilisme menguat.Tahapan kedua, teori pergerakan kemasyarakatan didasarkan pada
pandangan positif.Penekanan lebih pada organisasi yang memiliki strategi rasional.
Secara definisi gerakan sosial memiliki penjelasan konseptual. Gerakan sosial dalam
definisi Gore, “ semua gerakan sosial yang berjuang demi perubahan melibatkan sebuah
wawasan yang baru, sebuah perspektif baru, sebuah perluasan atau redefinisi dari sebuah
sistem kepercayaan dan nilai yang telah ada “.
Gerakan sosial ( social movement ) adalah aktivitas sosial berupa gerakan sejenis
tindakan sekelompok yang merupakan kelompok informal yang berbentuk organisasi,
berjumlah besar atau individuyang secara spesifik berfokus pada suatu isu-isu sosial atau
politik dengan melaksanakan, menolak, atau mengkampanyekan sebuah perubahan
sosial. ( wikipedia.com ).
Golongan elite politik sendiri memiliki peranan yang penting terhadap suatu
pergerakan politik. Karena, elite politik adalah kaum minoritas yang memimpin
masyarakat atau wakil dari masyarakat, secara tidak langsung apa yang dilakukan oleh
elite polotik atau diperintahkan akan dilaksanakan oleh masyarakat. Tanpa kaum elite
politik pergerakan sosial akan sulit terjadi.
2.4 Peran Elite Sosial Terhadap Gerakan Sosial
Elite sosial merupakan kelompok sosial yang unggul, misalnya seperti kaum
bangsawan.Elite sosial merujuk pada kelompok-kelompok sosial di dalam
masyarakat.Kaum ini mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam kelompok
masyarakatnya, lebih menonjol dan berpengaruh bagi masyarakat sekitarnya.Jika
dibandingkan dengan elite politik, elite sosial memiliki cakupan yang lebih sempit, yaitu
hanya di dalam kelompok masyarakat.Eksistensi kaum elite ditentukan oleh, sejauh mana
mereka mampu mempertahankan posisi dan pengaruhnya di tengah-tengah kehidupan
masyarakat yang terus berubah.
Jika ditanya peran elite sosial terhadap gerakan sosial ?Tentu saja elite sosial juga
memiliki peran yang penting seperti elite politik. Namun, bedanya adalah elite politik
lebih kepada pemerintahan sedangkan elite sosial lebih kepada kehidupan bermasyarakat
(sosial ). Elite sosial, biasanya memiliki peran sebagai pemimpin di dalam masyarakat
atau penggerak masyarakat.Misalnya seperti, sesepuh, kepela desa, ketua RT, dan lain-
lain.Intinya, elite politik sangat berperan juga terhadap terjadinya gerakan sosial.
Pada dasarnya elite sejati yang sebenarnya adalah yang menghindari kesombongan,
arogansi, merasa paling tahu, paling hebat, atau paling benar.Elite sejati mengupayakan
diri sebagai seorang yang punya nilai, punya sesuatu yang menjadikan dirinya sebagai
rujukan, tempat bernaung.Seseorang atau lembaga yang diposisikan sebagai elite belum
tentu dinyatakan sebagai orang yang bahagia, karena harapan yang digantungkan terlalu
tinggi sementara realitasnya berbeda.Contohnya kita dapat melihat lembaga keuangan,
kepolisian, kejaksaan dan lainnya merupakan lembaga yang terposisikan sebagai elite,
bahkan selebriti.Selain selalu menjadi sumber berita, lembaga itu menjadi tumpuan
harapan.Lembaga yang sangat berpengaruh terhadap pulihnya perekonomian dan
penegakan keadilan (yang sebenar-benarnya adil).
Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara elit tradisional,
dan elit masa kini (modern) dalam melihat kekuasaan dan kepemimpinan sebuah negara.
Perbedaannya yang mendasar ada pada cara membangun karisma dan wibawa. Di mana
dalam masyarakat tradisional memahami bahwa seorang pemimpin atau raja dalam sebuah
negara tradisional (kuno) memandang untuk menjaga wibawa dan karisma, mengharuskan
seorang raja harus memisahkan diri atau mengisolasikan dirinya dari kehidupan
masyarakat.Hal ini dilakukan dengan melalui indoktrinasi ajaran dari sebuah kepercayaan
agama bahwa seorang raja adalah titisan dewa yang suci, maka rakyat yang dianggap hina
harus menjauh atau dilarang untuk menatap dan berdialok dengan raja, karena dapat
mencemari kesucian raja.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara karakteristik elit
tradisional, dan elit masa kini (modern) dalam melihat kekuasaan dan kepemimpinan sebuah
negara. Perbedaannya yang mendasar ada pada cara membangun karisma dan wibawa. Di
mana dalam masyarakat tradisional memahami bahwa seorang pemimpin atau raja dalam
sebuah negara tradisional (kuno) memandang untuk menjaga wibawa dan karisma,
mengharuskan seorang raja harus memisahkan diri atau mengisolasikan dirinya dari
kehidupan masyarakat.Hal ini dilakukan dengan melalui indoktrinasi ajaran dari sebuah
kepercayaan agama bahwa seorang raja adalah titisan dewa yang suci, maka rakyat yang
dianggap hina harus menjauh atau dilarang untuk menatap dan berdialok dengan raja, karena
dapat mencemari kesucian raja.
Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.Penulis juga menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.Oleh karena
itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna bisa
memperbaiki makalah ini untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Syukri Albani. 2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sarinah. 2016. Ilmu Sosial Budaya Dasar di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Umainalo, Chairul Basrun. 2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Kediri: Fam Publishing.