Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

EPIDEMIOLOGI SOSIAL
Telaah Sistematik Artikel dengan Desain Studi Ekologi
Topik “HIV/AIDS”

Oleh :
Nadiyatul Husna
2221212011

Dosen Pengampu :
Ade Suzana Eka Putri, SKM, M. Comm Health, Sc, PhD

PROGRAM STUDI MAGISTER EPIDEMIOLOGI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2O23
Latar Belakang
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang dapat
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti virus, jamur dan bakteri. Sampai saat ini
program dalam pengendalian pneumonia lebih diprioritaskan pada pengendalian pneumonia
balita. Pneumonia pada balita ditandai dengan batuk dan atau tanda kesulitan bernapas yaitu
adanya nafas cepat, kadang disertai tarikan dinding dada bagian bawah kedalam (TDDK),
dengan batasan napas cepat berdasarkan usia penderita: < 2 bulan = ≤ 60/menit, 2 - < 12 bulan =
≤ 50/menit, dan usia 1 - < 5 tahun = ≤ 40/menit. (Kemenkes RI, 2021)
Cakupan penemuan pneumonia balita mengalami penurunan yang cukup signifikan
terlihat ditahun 2020-2021 jika dibandingkan dengan cakupan 5 tahun terakhir, penurunan ini di
sebabkan dampak dari pandemi COVID-19, dimana adanya stigma pada penderita COVID-19
yang berpengaruh pada penurunan jumlah kunjungan balita batuk atau kesulitan bernapas di
puskesmas.
Pada tahun 2021 secara nasional cakupan pneumonia pada balita sebesar 31,4%, dan provinsi
belum mencapai target penemuan sebesar 65%. Provinsi dengan cakupan penemuan pneumonia
pada balita tertinggi berada di Jawa Timur (50,0), Banten (46,2%), dan Lampung (40,6%).
(Kemenkes RI, 2021)
Pada tahun 2021 pneumonia merupakan penyebab kematian terbanyak pada post neonatal
dan balita, yaitu sebesar 14,4% pada masa post neonatal dan 9,4% pada balita setelah diare
(10,3%). Angka kematian akibat Pneumonia pada kelompok bayi lebih tinggi hampir dua kali
lipat dibandingkan pada kelompok anak umur 1 – 4 tahun.(Kemenkes RI, 2021)
Faktor risiko kejadian pneumonia pada balita tidak hanya dilihat dari satu faktor host saja
(seperti umur, jenis kelamin, status imunisasi, status gizi, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
dan pemberian Air Susu Ibu (ASI), melainkan terdapat faktor lain seperti lingkungan / berbasis
populasi yang dapat mempengaruhi kejadian pneumonia pada balita. Faktor risiko pneumonia
berbasis populasi dapat diteliti menggunakan desain studi ekologi. Penelitian dengan studi
ekologi yang melihat tren dari waktu ke waktu dapat mengetahui distribusi pneumonia balita
beserta faktor risiko.
Berdasarkan hasil telaah sistematik yang telah penulis lakukan, terdapat beberapa faktor
ekologi yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita, yakni rendahnya cakupan
imunisasi dasar lengkap, tingginya persentase status gizi buruk balita, pesentase ASI ekslusif
yang rendah, tingginya kepadatan penduduk, cakupan rumah kategori tidak sehat, tingginya
tingkat kemacetan transportasi, penurunan suhu yang tajam, tingginya kasus diare, curah hujan
dan kelembapan udara yang tinggi, tingginya konsentasi NOx dan COx di udara, kenaikan suhu,
kurangnya sinar matahari, penggunaan bahan bakar padat, konsumsi tembakau, akses sanitasi,
imunisasi campak, harapan hidup, akses ke listrik, rendahnya tingkat pendapatan dan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).
TELAAH SISTEMATIS ARTIKEL
TOPIK “HIV/AIDS”
Tabel 1. Hasil Telaah Sistematis
No Peneliti Tahun Judul Desain Variabel Bebas Hasil Penelitian
1 Dominique 2005 The Geography of Studi 1. Jumlah penduduk 1. Vaiabel yang berkorelasi dan signifikan
Moran HIV/AIDS in Russia: Ekologi 2. Indikato Kinerja dengan prevalensi HIV adalah : Jumlah
Risk and Vulnerability Ekonomi Daerah penduduk (r=0,432), Jumlah kejahatan
in Transition 3. Indikator terkait narkoba illegal (r=0,418),
kemiskinan Kejahatan remaja (r=0,480), Perceraian
4. Indikator (r=0,232), Jumlah mobil (r=0,380),
dislokasi sosial Imigran Internasional (r=0,359),
5. Indikator Kilometer jalan beraspal (r=0,351)
Mobilisasi 2. Indikator kinerja ekonomi regional dan
Penduduk proksi kemiskinan tidak dapat
menjelaskan distibusi prevalensi HIV

2 Dominique 2007 AIDS in Russia: Studi 1. Pendapatan 1. Pendapatan perkapita berkorelasi


Moran dan Determinan of Regional Ekologi perkapita negative dengan prevalensi HIV,
Jacob A J Prevalence 2. Jumlah dimana daerah dengan tingkat
mobil/1000 orang pendapatan per kapita yang lebih tinggi
3. Urbanisasi memiliki tingkat prevalensi HIV yang
4. Kejahatan remaja lebih rendah
5. Jumlah tempat 2. Jumlah mobil/1000 orang berkorelasi
tidur positif dengan prevalensi HIV,
menunjukkan bahwa seiring dengan
meningkatnya mobilitas penduduk
domestik, prevalensi HIV juga
meningkat
3. Urbanisasi berkorelasi positif dengan
prevalensi HIV, menunjukkan bahwa
daerah yang relatif lebih urban memiliki
tingkat prevalensi yang lebih tinggi
No Peneliti Tahun Judul Desain Variabel Bebas Hasil Penelitian
dibandingkan dengan daerah yang lebih
pedesaan
4. Tingkat kejahatan remaja juga memiliki
hubungan positif yang signifikan
dengan prevalensi HIV, ini juga
mengingat sifat proksi kejahatan
narkoba, sehingga akan mengalami
tingkat prevalensi HIV yang relatif
tinggi juga.
5. Dalam analisis multivariat, variabel
jumlah mobil/1000 orang paling
dominan signifikan mempengaruhi
prevalensi HIV

3 Flaviane 2021 Ecological Study of The Studi 1. Usia Distribusi kasus HIV :
Marizete L, et HIV/AIDS Epidemic In Ekologi 2. Jenis Kelamin 1. Menurut jenis kelamin : Laki-laki 69%,
al Young Adults : Are We 3. Ras 31% perempuan
Preventing Or Treating? 4. Pendidikan 2. Menurut pekerjaan : 16,2% Pekerja jasa,
5. Tempat tinggal penjual toko dan pasar, 11% ibu rumah
6. Pekerjaan tangga. 8,1% pengangguran kronis atau
7. Seksual pekerjaan biasa yang tidak dapat
8. Darah diperoleh
Jumlah kategori pajanan tertinggi :
3. Pada perempuan adalah heteroseksual
dengan 34 (89%) HIV dan 54 (92%)
AIDS.
4. Pada laki-laki, kategori dengan
frekuensi tertinggi adalah homoseksual
dengan 68 (62%) HIV, dan 50 (48,5%)
AIDS.
Distribusi kasus AIDS menurut gejala :
5. 30,9% asthenia ; 24,7% cachexia ;
11,7% dermatitis ; 11,7% diare ; 11,1%
demam ; 10,5% batuk terus-menerus
atau
No Peneliti Tahun Judul Desain Variabel Bebas Hasil Penelitian
pneumonia ; 8,6% tuberkulosis paru
kavitas atau tidak ditentukan ; 8%
limfadenopati ; 7,4% herpes zoster ;
6,8% kandidiasis oral ; dan 46% kasus
tidak ada gejala

4 Till 2010 The Sosioeconomic Studi 1. Pendidikan 1. Insiden HIV adalah 3,0 per 100 orang-
Barnighausen, Determinants of HIV Populas 2. Kekayaan rumah tahun
et al Incidence : Evidence i tangga 2. Dalam analisis bivariate, jenis kelamin
from a Longitudinal, 3. Pengeluaran perempuan, usia, kategori kekayaan
Population-Based Study rumah tangga menengah, tempat tinggal
in Rural Africa 4. Usia perkotaan/pinggiran kota, telah
5. Jenis kelamin bermigrasi keluar dari DSA antara
6. Tempat tinggal surveilans HIV putaran pertama dan
7. Status migrasi kedua, dan tidak menikah tetapi
8. Status kemitraan memiliki pasangan berhubungan positif
dengan bahaya serokonversi HIV
(semua p <0,010)
3. Dalam analisis multivariat, tambahan
satu tahun pendidikan mengurangi
risiko tertular HIV sebesar 7% (p =
0,017) setelah dikontrol jenis kelamin,
usia, kekayaan, pengeluaran rumah
tangga, tempat tinggal pedesaan vs.
perkotaan/periurban, status migrasi dan
status kemitraan.
4. Anggota rumah tangga yang berada di
tengah 40% kekayaan relatif memiliki
risiko tertular HIV 72% lebih tinggi
daripada anggota dari 40% rumah
tangga termiskin (p = 0,012).

No Peneliti Tahun Judul Desain Variabel Bebas Hasil Penelitian


5 Given 2011 The Influence of Socio- Studi 1. Pengeluaran rata- 1. Variabel yang signifikan berhubungan
Mutinta, et al Economic Determinants Ekologi rata perkapita/bulan dan berkorelasi positif dengan
on HIV Prevalence in 2. Proporsi RT prevalensi HIV yaitu Pendidikan (r-
South Africa mengalami 0,107) ; Menikah (r=0,301) ; dan
kematian Kepala RT perempuan (r=0,402)
3. Umur rata-rata 2. Variabel yang signifikan berhubungan
4. Proporsi anak dan berkoleasi negative dengan
muda prevalensi HIV yaitu Umur rata-rata (r=
5. Pendidikan -0,339) ; Perempuan (r= -0,971) ; dan
6. Mobilitas Fertilitas (r= -0,964)
7. Fertilitas
8. Kepala RT
perempuan
9. Proporsi menikah
10. Proporsi
perempuan
11. Proporsi tinggal
di kota

6 Samuel Agyei 2006 Poverty and HIV Studi Indikator Meskipun tidak ditemukan signifikansi
M prevalence in Ghana: a Ekologi kemiskinan kemiskinan dengan prevalensi HIV,
geographical koefisien korelasi berbagai wilayah secara
perspective umum menunjukkan hubungan yang lemah
namun semua arah negatif. Artinya,
wilayah dengan kemiskinan tinggi memiliki
prevalensi HIV yang rendah dan
sebaliknya, prevalensi HIV yang tinggi
ditemukan pada wilayah dengan tingkat
kemiskinan yang relatif rendah

No Peneliti Tahun Judul Desain Variabel Bebas Hasil Penelitian


7 Tadele 2018 Trend of HIV/AIDS for Studi 1. Proporsi orang 1. Sejak tahun 2008 tingkat kejadian
Girum, et al the last 26 years and Ekologi dengan HIV yang HIV mulai meningkat sebesar 10%
predicting achievement mengetahui status dan jumlah infeksi baru yang
of the 90–90-90 HIV HIV nya didiagnosis setiap tahun meningkat
prevention targets by 2. Proporsi orang sebesar 36% di antara semua umur
2020 in Ethiopia: a time dengan HIV yang dan dua kali lipat di antara orang
series analysis menjalani terapi dewasa.
ART 2. Cakupan ART telah meningkat
3. Proporsi orang sebesar 90% di antara semua umur
dengan HIV yang dan tiga kali lipat di antara ibu hamil
melakukan terapi dalam waktu 6 tahun.
ART 12 bulan 3. Secara nasional, 67% orang hidup
4. Proporsi orang dengan HIV mengetahui statusnya,
dengan HIV yang 88% di antaranya dalam pengobatan
menekan viral load dan 86% orang dalam pengobatan
5. Proporsi mengalami penekanan virus.
kematian akibat 4. Kematian terkait AIDS menurun
AIDS masing-masing sebesar 77 dan 79% di
6. Proporsi HIV antara semua umur dan anak-anak.
yang menular dari 5. Pada tahun 2020, 79% orang yang
Ibu ke Anak hidup dengan HIV mengetahui status
7. Proporsi bumil HIV mereka, dimana 96-99% orang
dengan HIV yang yang terinfeksi HIV akan
terapi ART menggunakan ART dan lebih dari
86% akan mengalami penekanan virus

8 Tadele 2018 Gender disparity in Studi Sda 1. Wanita dewasa (usia 15+)
Girum, et al epidemiological trend of Ekologi Ditambah Proporsi menyumbang 61,5% dari kasus HIV
HIV/AIDS infection and Kelompok Usia dan dan infeksi baru di antara orang
treatment in Ethiopia Proporsi wanita dewasa. Sementara, remaja perempuan
(usia 10-19) dan wanita muda (usia 15-
24) masing-masing menyumbang 52,3
dan 57,5%
No Peneliti Tahun Judul Desain Variabel Bebas Hasil Penelitian
dari kasus yang lazim dan 74 dan 68%
dari infeksi baru dalam kategori usia
mereka. HIV 1,62 kali lebih umum di
antara wanita dewasa daripada pria.
2. Sejak tahun 1990, kasus HIV pada
orang dewasa telah meningkat tajam
pada dekade pertama sebesar 24 dan
20%, kemudian menurun sebesar
41,5% pada dekade kedua dan
meningkat kembali masing-masing
sebesar 5 dan 8,7% pada wanita dan
pria. Prevalensi keseluruhan menurun
sebesar 72,4 dan 71,5% dari rekor
maksimum. Perempuan dan laki-laki
memiliki akses yang sama untuk ART;
62% laki-laki dan 61% perempuan dari
semua orang dewasa yang hidup
dengan HIV memakai ART. Sementara
61% kematian terjadi di antara wanita
dewasa dan angka kematian serupa di
antara remaja wanita dan pria

9 Chinekwu 2012 A Geographical Studi 1. Data Geografi Hasil dari analisis autokorelasi spasial
A.O dan Analysis of HIV/AIDS Ekologi wilayah menunjukkan nilai normal Z (standardized)
Robert G.C Infection in Nigeria, 2. Jalur transportasi sebesar 5,405 (p = 0,004) untuk tahun 1999
1991–2001 3. Penduduk kota dan 5,479 (p = 0,005) untuk tahun 2001.
dan Desa Nilai normal Z standar yang positif dan
signifikan ini memberikan bukti kuat baik
kuat maupun positif. autokorelasi spasial.
Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat HIV
berkorelasi kuat secara spasial pada skala
spasial kecil maupun pada skala spasial
yang

No Peneliti Tahun Judul Desain Variabel Bebas Hasil Penelitian


besar. Ini menunjukkan bahwa ada
hubungan positif dan langsung antara
tingkat HIV/AIDS di tingkat negara bagian,
mengungkapkan bahwa kedekatan spasial
(memiliki batas yang sama) memainkan
peran yang sangat penting dalam
penyebaran HIV/AIDS di Nigeria.

10 Bayuh A.H, 2020 Spatial patterns and Studi 1. Usia 1. Prevalensi HIV/AIDS secara nasional
et al associated factors of Ekologi 2. Jenis Kelamin adalah 0,93%.
HIV Seropositivity 3. Kepala rumah 2. Klaster spasial seropositif HIV yang
among adults in tangga lebih tinggi telah ditetapkan di wilayah
Ethiopia from EDHS 4. Status Gambela dan Addis Ababa.
2016: a spatial and pendidikan 3. Memiliki riwayat menikah, mulai
multilevel analysis 5. Seksualitas berhubungan seks pada usia yang lebih
6. Tempat tinggal muda, kepala rumah tangga wanita,
bertempat tinggal di perkotaan, dan
ukuran rumah tangga yang lebih rendah
lebih banyak terkena HIV/AIDS

11 Frank Tanser, 2009 Localized spatial Studi 1. Karakteristik 1. Pemukiman dengan kepadatan tinggi di
et al clustering of HIV Ekologi demografis tenggara wilayah studi dekat Jalan
infections in a widely 2. Karakteristik Nasional memiliki prevalensi HIV
disseminated rural sosio-ekonomi tertinggi (>35%) sementara daerah
South African epidemic 3. Perilaku individu pedesaan yang lebih sulit dijangkau di
dekat perbatasan barat memiliki
prevalensi HIV terendah (<10%)
2. Kasus HIV sangat terkonsentrasi di
daerah perkotaan dan permukiman
padat di dekat Jalan Nasional di mana
kepadatan penduduk tertinggi
No Peneliti Tahun Judul Desain Variabel Bebas Hasil Penelitian
bertepatan dengan prevalensi HIV
tertinggi. Hasilnya menunjukkan bahwa
40% individu yang terinfeksi tinggal
dalam jarak 1 km dari Jalan Nasional
dan ada penurunan yang tajam dalam
jumlah infeksi dengan bertambahnya
jarak dari jalan raya.
3. Perkiraan kepadatan orang yang
terinfeksi HIV (total kasus HIV per
kilometer persegi) yang tinggal dalam
jarak 1 km dari jalan raya adalah 15,7
kali lebih tinggi daripada rata-rata
kepadatan orang yang terinfeksi di
seluruh wilayah penelitian lainnya.

12 Monica 2011 Multilevel analysis of Studi 1. Karakteristik 1. Hasil bertingkat menunjukkan variasi
Magadi dan determinants and cross- Ekologi demografi yang signifikan dalam risiko HIV
Muluye Desta country variation of HIV 2. Faktor seropositif di seluruh negara di Afrika
seropositivity in sub- HIV/AIDS sub-Sahara, dan pada tingkat yang lebih
Saharan Africa: 3. Perilaku seksual rendah di seluruh wilayah di dalam
Evidence from the DHS negara. Sekitar 30% dari total variasi
risiko HIV seropositif disebabkan oleh
faktor tingkat negara. Variasi antar
negara sebagian dijelaskan oleh
karakteristik sosial-ekonomi latar
belakang individu dan kontekstual,
serta faktor kesadaran/stigma
HIV/AIDS
2. Laki-laki maupun perempuan, risiko
menjadi seropositif HIV relatif lebih
tinggi di antara penduduk perkotaan,
No Peneliti Tahun Judul Desain Variabel Bebas Hasil Penelitian
mereka yang berada di rumah tangga
menengah atau lebih kaya, dan mereka
yang tidak disunat.
3. Risiko seropositif HIV secara
signifikan lebih tinggi untuk
perempuan yang tinggal di rumah
tangga yang dikepalai perempuan atau
dengan pendidikan tingkat dasar
dibandingkan dengan rekan mereka di
rumah tangga yang dikepalai laki-laki
atau tanpa pendidikan formal
4. Untuk laki-laki dan perempuan,
risikonya lebih tinggi di antara mereka
yang pernah menikah (janda, bercerai
atau berpisah), mereka yang memulai
aktivitas seksual pada usia yang lebih
muda, memiliki banyak pasangan
seksual atau melakukan hubungan seks
pranikah.
5. Risiko seropositif HIV yang secara
signifikan lebih tinggi di antara wanita
berusia 20-24 tahun dibandingkan
dengan wanita yang lebih tua berusia
45 tahun atau lebih
13 Yeni Nur 2014 Pemanfaatan Sistem Studi 1. Jumlah penduduk 1. Pola persebaran penyakit HIV di Kota
Afifah Informasi Geografis Ekologi miskin Semarang tahun 2012 memiliki pola
(SIG) Untuk Kajian 2. Jumlah mengelompok dengan tingkat
Kartografis Persebaran pengangguran pengelompokan yang cukup tinggi. Hot
Penyakit HIV Di Kota 3. Jumlah spot HIV terletak di Kecamatan
No Peneliti Tahun Judul Desain Variabel Bebas Hasil Penelitian
Semarang Tahun 2012 kendaraan bermotor Semarang Utara, Semarang Barat,
pribadi dan Semarang Selatan.
2. Faktor yang berpengaruh signifikan
terhadap HIV di Kecamatan
Semarang Barat, Kecamatan Tugu,
Kecamatan Ngaliyan, Kecamatan
Mijen, dan Kecamatan Gunungpati
adalah jarak dari pelabuhan, di
Kecamatan Semarang Tengah
faktor yang berpengaruh signifikan
adalah tingkat kepemilikan
kendaraan bermotor pribadi. Di
Kecamatan Semarang Utara, faktor
yang berpengaruh signifikan adalah
jarak dari pelabuhan dan tingkat
kepemilikan kendaraan bermotor
pribadi.
14 Immo 2007 Geographic Distribution Studi Proporsi penduduk 1. Tingkat terendah ditemukan di daerah
Kleinschmidt, of Human Ekologi yang berkulit hitam pedesaan pedalaman Western Cape,
et al Immunodeficiency Virus Afrika, proporsi dan tingkat tertinggi terlihat di bagian
in South Africa daerah perkotaan, barat laut KwaZulu Natal, Mpumalanga
proporsi penduduk selatan, dan Free State timur.
usia 20–64 tahun 2. Variabel yang signifikan terkait dengan
yang menganggur, infeksi HIV pada wanita berusia 15-24
kepadatan tahun: proporsi penduduk yang berkulit
penduduk, proporsi hitam Afrika, proporsi wanita berusia
rumah tangga 20-64 tahun yang menganggur di suatu
informal, proporsi area, proporsi rumah tangga informal,
penduduk usia 15– dan proporsi penduduk usia 15–19
19 tahun yang tidak tahun yang tidak tamat sekolah.

No Peneliti Tahun Judul Desain Variabel Bebas Hasil Penelitian


menyelesaikan 3. Faktor yang secara signifikan terkait
sekolah, proporsi dengan infeksi HIV pada laki-laki
rumah tangga tanpa muda adalah proporsi penduduk yang
listrik, proporsi berkulit hitam Afrika dan proporsi
penduduk usia 20– daerah perkotaan, tetapi proporsi laki-
24 tahun orang laki pengangguran berusia 20-64 tahun
yang tidak tinggal di suatu daerah sedikit signifikan
bersama pasangan,
proporsi kepala
rumah tangga yang
berusia kurang dari
19 tahun, dan
proporsi orang
berusia 16–24 tahun
dengan ibu yang
sudah meninggal

15 Chigozie 2022 Spatial disparities in Studi 1. Karakteristik Risiko HIV tertinggi secara signifikan
Louisa J. HIV prevalence in South Ekologi sosiodemografi diamati di wilayah pantai timur, tengah,
Ugwu dan Africa. Is factor 2. Karakteristik dan timur laut. Pria dan wanita Afrika
Jabulani R. sociodemographic, geografis Selatan yang menjanda dan bercerai
Ncayiyana behavioral, and 3. Karakteristik memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena
biological explain this biologis HIV dibandingkan dengan rekan mereka.
spatial variability? 4. Perilaku seksual Selain itu, laki-laki dan perempuan yang
menganggur memiliki kemungkinan HIV
yang lebih tinggi dibandingkan dengan
yang bekerja. Anehnya, kemungkinan
infeksi HIV di antara laki-laki yang tinggal
di pedesaan adalah 1,60 kali lebih tinggi
(AOR 1,60, 95% CI 1,12, 2,29)
dibandingkan dengan mereka yang tinggal
di perkotaan.
No Peneliti Tahun Judul Desain Variabel Bebas Hasil Penelitian
Tetapi laki-laki yang disunat memiliki
peluang HIV yang lebih rendah (AOR 0,73,
95% CI 0,52, 0,98), sedangkan mereka
yang memiliki IMS dalam 12 bulan terakhir
sebelum survei memiliki peluang lebih
tinggi terhadap HIV (AOR 1,76, 95% CI
1,44, 3.68).

Anda mungkin juga menyukai