Anda di halaman 1dari 8

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG


LEMBAR (SAP)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi


Sub Pokok Bahasan : Nyeri Haid pada Wanita
Tempat : Di Balai Desa

Sasaran : Ibu-ibu dan remaja

Waktu :

Tanggal :

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu-ibu, remaja putri dapat
memahami dan mengerti tentang nyeri haid yang sering dialami wanita saat
menstruasi
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini ibu dan remaja putri dapat menjelaskan
dan menyebutkan kembali :
1. Pengertian nyeri haid
2. Penyebab
3. Tanda dan Gejala
4. Pengobatan

C. Materi : 1. Pengertian Nyeri Haid

2. Penyebab Nyeri Haid

3. Tanda dan Gejala Nyeri Haid

4. Pengobatan
D. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi/ tanya jawab

E. Media
1. Leaflet
2. LCD
3. Power point
F. Kegiatan

No Waktu Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Peserta


1 10 menit Pembukaan :
1. Memberi salam 1. Menjawab salam
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran 2. Mendengarkan dan
memperhatikan
2 20 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan materi penyuluhan secara 1. Menyimak dan
berurutan dan teratur mendengarkan
Materi :
1. Pengertian nyeri haid
2. Penyebab
3. Tanda dan Gejala
4. Pengobatan

3. 10 menit Evaluasi ;
Meminta kepada ibu dan khususnya remaja 1. Bertanya dan menjawab
putri untuk menjelaskan kembali atau pertanyaan
menyebutkan :
1. Pengertian nyeri haid
2. Penyebab
3. Tanda dan Gejala
4. Pengobatan
Penutup :
1. Mengucapkan terima kasih dan mengucapkan Menjawab salam
salam

E. Sumber Bacaan
Mitayani, 2009 Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika : Jakarta

F. Evaluasi : ( Cara , Jenis , Waktu, Soal )


Cara : Lisan
Jenis : Pertanyaa Terbuka
Waktu :
Soal :
1. Jelaskan pengertian Nyeri haid ?
2. Sebutkan penyebab terjadinya nyeri haid ?
3. Sebutkan tanda dan gejala nyeri haid ?
4. Sebutkan pengobatan nyeri haid ?
I. LAMPIRAN

1. Pengertian Nyeri Haid


Haid adalah perdarahan yang berasal dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan
menunaikan fungsinya, terjadi setiap bulan secara teratur pada seorang wanita dewasa yang
sehat dan tidak hamil. Haid merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita dimana terjadi
perubahan-perubahan siklik dan alat kandungannya sebagai persiapan untuk kehamilan.
Proses perubahan ini merupakan siatu hal yang komplek, saling mempengaruhi dan
merupakan suatu kerja sama yang harmonis antara kortek serebrum, hipotalamus, hipofisis,
dan ovarium serta pengaruh dari glandula tyroid
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai dengan
pelepasan endometrium. Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai
dengan perdarahan. Darah haid tidak membeku karena ada fermen yang mencegah
pembekuan darah dan mencairakan potongan potongan mukosa. Hanya jika terlalu banyak
darah yang keluar maka fermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan bekuan darah
dalam darah haid.
Secara fisiologi haid dipengaruhi berbagai hormone GnRH (Gonadotropin Releasing
Hormon) yang di keluarkan oleh hipotalamus dan memicu hipofisis anterior mengeluarkan
hormone FSH. FSH Memicu pematangan folikel di ovarium, sehinga terjadi sintesis estrogen
dalam jumlah besar. Estrogen akan mengakibatkan proliferasi sel endometrium (Penebalan
dari endometium). Estrogen yang tinggi memper tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan
hormon LH (Luteinizing Hormon). LH akan mengakibatkan ovulasi dan memicu korpus
luteum untuk mensintesiskan progesteron. Progesteron sendiri menyebabkan perubahan
sexkeretorix pada endometrium sehingga terjadi fase sexresi atau faseluteal
Dismenorea didefinisikan sebagai nyeri haid yang sedemikian hebatnya sehingga
memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-
hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari.
Nyeri yang dirasakan selama menstruasi adalah normal namun apabila berlebihan,
maka hal ini merupakan masalah. Terutama apabila nyeri ini sampai membatasi /
mengganggu aktivitas sehari – hari atau sampai selalu membutuhkan obat penghilang rasa
nyeri.
Nyeri haid atau disminore itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 2. Berdasarkan
ada tidaknya kelainan ginekologis dan berdasarkan dengan intensitas nyerinya.

1) Berdasarkan ada tidaknya kelainan ginekologis :


a. Dismenorea primer (esensial, intrinsik, idiopatik)
yaitu dismenorea yang terjadi tanpa disertai adanya kelainan ginekologis. Pada
wanita yang secara emosional tidak stabil, dismenorea primer mudah terjadi. Faktor
konstitusi erat kaitannya dengan faktor psikis, faktor ini dapat menurunkan ketahanan
terhadap rasa nyeri.
Dismenorea primer timbul sejak menarche, biasanya pada tahun pertama atau
kedua haid. Biasanya terjadi pada usia antara 15-25 tahun dan kemudian hilang pada
usia akhir 20-an atau awal 30-an. Nyeri biasanya terjadi beberapa jam sebelum atau
setelah periode menstruasi dan dapat berlanjut hingga 48-72 jam. Nyeri diuraikan
sebagai mirip-kejang, spasmodik, terlokalisasi pada perut bagian bawah (area
suprapubik) dan dapat menjalar ke paha dan pinggang bawah. Dapat disertai dengan
mual, muntah, diare, nyeri kepala, nyeri pinggang bawah, iritabilitas, rasa lelah dan
sebagainya
b. Dismenorea sekunder (ekstrinsik, aquaired)
yaitu dismenorea yang berkaitan dengan kelainan ginekologis, baik kelainan
anatomi maupun proses patologis pada pelvis. Dismenorea sekunder biasanya terjadi
beberapa tahun setelah menarche, dapat juga dimulai setelah usia 25 tahun. Nyeri
dimulai sejak 1-2 minggu sebelum menstruasi dan terus berlangsung hingga beberapa
hari setelah menstruasi. Pada dismenorea sekunder dijumpai kelainan ginekologis
seperti endometriosis, adenomiosis, kista ovarium, mioma uteri, radang pelvis dan lain-
lain. Dapat pula disertai dengan dispareuni, kemandulan, dan perdarahan yang
abnormal.

2) Berdasarkan intensitas nyeri

a. Dismenorea ringan, yaitu dismenorea dengan rasa nyeri yang berlangsung beberapa
saat sehingga perlu istirahat sejenak untuk menghilangkan nyeri, tanpa disertai
pemakaian obat.
b. Dismenorea sedang, yaitu dismenorea yang memerlukan obat untuk menghilangkan
rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan aktivitas sehari-hari.
c. Dismenorea berat, yaitu dismenorea yang memerlukan istirahat sedemikian lama
dengan akibat meninggalkan aktivitas sehari-hari selama 1 hari atau lebih

2. Penyebab Nyeri Haid :


Penyebab dari nyeri haid ini adalah
a. Disminorrea primer
Banyak teori yang telah ditemukan untuk menerangkan penyebab terjadi disminorrea primer,
tetapi meskipun begitu patofisiologinya belum jelas terjadi. Etiologi dari disminorrea
primer tersebut adalah:

1). Faktor Psikologis


Biasanya terjadi pada remaja yang tidak stabil emosional tidak stabil, mempunyai
ambang nyeri tang rendah, sehingga dengansedikit rangsangan nyeri, maka ia akan sangat
merasakan kesakitan
2). Faktor Endokrin
Pada umumnya haid ini dihubungkan dengan kontraksi uterus yang tudak bagus.
Hal ini sanagt erat kaitannya dengan pengaruh hormonal. Peningkatan produksi prostlagandin
akan menyebabakan terjadinya kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi sehingga
menimbulkan nyeri
b. Disminorrea sekunder
Pada disminorrea sekunder etiologi yang mungkin terjadi adalah :
1). Faktor konstitusi seperti anemia, pemakaian kontrasepsi IUD, benjolan yang
menyebabkan perdarahan, tumor atau fibroid
2). Anomali uterus konginental, seperti : rahim yang terbalik, peradangan selaput lendir
rahim,
3). Endometriosis
Penyakit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan jaringan endometrium di luar
rongga rahim. Endometrium adalah jaringan yang membatasi bagian dalam rahim. Saat siklus
menstruasi, lapisan endometrium ini akan bertambah sebagai persiapan terjadinya kehamilan.
Bila kehamilan tidak terjadi, maka lapisan ini akan terlepas dan dikeluarkan sebagai
menstruasi.
Bagaimana lapisan endometrium ini dapat tumbuh di luar rahim? Biasanya tempat-
tempat di luar rahim di mana lapisan endometrium ini tumbuh ialah pada indung telur
(ovarium), belakang rahim (ligamen utero sacral), saluran tuba fallopi dan kandung kemih.
Penyebab endometriosis secara pasti belum diketahui, tapi ada beberapa teori yang diajukan
selama ini, yaitu :
a) Menstruasi retrograd, di mana sebagian aliran darah menstruasi dari rahim keluar ke rongga
perut melalui saluran tuba fallopi.
b) Gangguan sistem kekebalan yang memungkinkan sel-sel endometrium melekat dan
berkembang.
c) Kelainan genetis.

4). Infeksi pelvis

3. Tanda dan Gejala


a. Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan
tungkai
b. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus
menerus ada.
c. Nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam
waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang.
d. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering
berkemih. Kadang sampai terjadi muntah

4. Pengobatan
Pengobatan atau penatalaksanaan dari diminorrea ini dapat dilakukan dengan medis dan non
medis.
1. Terapi medis untuk perempuan yang mengalami dissminorrea adalah :
Pemberian obat analgetik digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri. dapat
menggunakan aspirin, asetaminofen, propofiksen (untuk Nyeri ringan), Promrtazin,
oksikodon, butalbitat ( untuk Nyeri berat)
a. Terapi Hormonal
Pengobatan hormonal untuk meredakan dismenore, dan lebih tepat diberikan pada
wanita yang ingin menggunakan alat KB berupa pil. Jenis hormon yang diberikan
progestin, pil kontrasepsi (estrogen rendah dan progesteron tinggi). Pemberian pil dari
hari 5-25 siklus haid dengan dosis 5-10 mg/hari. Progesteron diberikan pada hari ke
16 sampai ke 25 siklus haid, setelah keluhan nyeri berkurang.
b. Terapi dengan obat non steroid antiprostlagandin
Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) yang menghambat produksi dan
kerja prostaglandin digunakan untuk mengatasi dismenore primer. NSAIDs tidak
boleh diberikan pada wanita hamil, penderita dengan gangguan saluran pencernaan,
asma dan alergi terhadap jenis obat anti prostaglandin

2. Terapi non Medis dapat dilakukan :


· Hangatkan bagian perut, dapat menyebabkan vasodilatasi dan mengurangi spasmodik
uterus
· Masase daerah perut yang tersa nyeri, mengurangi nyeri karena ada stimulus sentuhan
terapeutik
· Lakukan latihan ringan, dapat memeprbaiki aliran uterus dan tonus otot
· Lakukan tekhnik relaksasi, mengurangi tekanan untuk mendapatkan rileks
· Istirahat dan tidur

Anda mungkin juga menyukai