Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak azazi (UUD 1945 pasal 28 ayat 1 dan UU No. 23 tahun
1992) dan sekaligus sebagai investasi sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan
ditingkatkan oleh setiap individu dan setiap komponen bangsa. Agar masyarakat dapat
menikmati hidup sehat dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Hal ini perlu dilakukan karena kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, pemerintah
dan masyarakat termasuk swasta.
Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau
investasi dalam pembangunan kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat
di bidang kesehatan oleh Departemen Kesehatan RI adalah dengan membentuk desa siaga.
Desa siaga adalah yaitu penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk
mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan secara mandiri
yang bertujuan untuk terwujudnya masyarakat desa yang sehat serta peduli dan tanggap
terhadap masalah-masalah kesehatan d iwilayahnya. Pada dasarnya pergerakan pemberdayaan
masyarakat adalah suatu proses kegiatan masyarakat melalui pemberian pengalaman belajar
dan secara bertahap dikembangkan pendekatan yang bersifat partisipatif dalam bentuk
pendelegasian wewenang dan pemberian peran yang semakin besar kepada masyarakat.
Musyawarah Masyarakat Desa (selanjutnya disebut MMD) bertempat di balai desa.
MMD sendiri merupakan sebuah musyawarah yang diajukan oleh mahasiswa kepada aparat
desa untuk mempresentasikan hasil observasi yang dilakukan oleh mahasiswa. MMD sendiri
dilakukan untuk menganalisis suatu masalah yang ditemukan oleh mahasiswa lalu
didiskusikan bersama dan membuat suatu kesimpulan yang dijadikan suatu rekomendasi bagi
aparat desa untuk memajukan desa nantinya.

1
B. Latar Belakang
1. Apa definisi dari Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) ?
2. Bagaimana proses MMD ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
2. Untuk mengetahui proses MMD

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian MMD
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah musyawah yang dihadiri oleh
perwakilan masyarakat (FMD) untuk membahas masalah-masalah (terutama yang erat
kaitannya dengan kemungkinan KLB, Kegawatdaruratan & Bencana) yang ada di desa serta
merencanakan penanggulanggannya.Topik yang dibahas fokus kepada hasil SMD yang telah
diperoleh.

B. Tujuan MMD
1. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya.
2. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui penggerakan
dan pemberdayaan masyarakat di Desa Siaga.
3. Masyarakat membentuk forum Desa/Kelurahan Siaga dan menetapkan Poskesdes sebagai
koordinator pelaksanaan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.
4. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan di
wilayahnya.
5. Mempersiapkan pelatihan kader dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan kader dalam mengembangkan Desa Siaga dan operasional Poskesdes.

C. Peserta pertemuan
Peserta pertemuan dibagi menjadi dua yaitu :
1. Peserta tingkat kecamatan
 Camat
 Kepala Puskesmas
 Staf Puskesmas
 Departemen Agama

2. Peserta tingkat desa


 Kepala Desa
 TP-PKK Desa
 Sekertaris Desa
 BPD
 Tokoh Agama
 Tokoh masyarakat/Guru
 Karang Taruna

3
D. Tempat MMD
Tempat pertemuan sebaiknya di desa, dengan memilih balai desa atau tempat lain yang
bisa menampung kurang lebih 20 - 30 orang peserta.

E. Pola penyelenggaraan MMD


Susunan tempat duduk sebaiknya berbentuk lingkaran (round table), tidak ada peserta
membelakangi peserta yang lainnya, komposisi jangan seperti diruangan kelasPimpinan
pertemuan duduk sederetan, setara dan berada diantara para peserta, tidak memisah atau
duduk dikursi istemewaDuduk tidak harus selalu dikursi, boleh juga dilantai diatas
tikar/permadani/matras

F. Suasana MMD
Ciptakan suasana kekeluargaan yang akrabJangan cipatakan suasana formal dengan
meja yang ditata seperti dimeja persidangan.

G. Waktu MMD
Waktu pertemuan segera setelah SMD atau disesuaikan dengan kesediaan dan kondisi
desa/kelurahan yang bersangkutan, agar memungkinkan semua yang diundang dapat hadir
serta cukup memberikan ksesempatan untuk tercapainya tujuan musyawarah masyarakat desa.

H. Peran Ketua MMD


Mengarahkan pembicaraan agar jangan menyimpang dari arah yang
ditetapkan.Menjadi penengah jika terjadi perselisihan pendapat dalam pembicaraan.Mengatur
lalu-lintas pembicaraan diantara sesama pesertaKetua harus selalu berusaha memotivasi setiap
peserta.
Ketua jangan terlalu banyak berbicara, ketua sebaiknya lebih banyak memandu,Ketua
harus sabar, tidak emosional bila ada hal-hal yang menjengkelkan,Ketua harus jeli, cerdik dan
segera bisa menangkap apa yang dimaksud oleh peserta,Setiap pendapat harus dihargai,
jangan memaksakan kehendak untuk disetujui,
Semua keputusan harus berdasarkan musyawarah, bukan paksaan,Ketua harus selalu
memantau kepada bahasa tubuh, ekspresi, gerak-gerik peserta, apakah mereka kelihatan

4
bosan/jengkel mendengarkan , bila perlu diselingi dengan gurauan untuk mencairkan (Ice
Breaker). Bila ada hal-hal tekhnis yang kurang jelas, terutama tentang masalah/info yang
berkaitan dengan kesehatan, dapat meminta kejelasan / penjelasan dari dokter Puskesmas /
stafnya

I. Langkah-langkah Penyelenggaraan MMD


1. Persiapan :
Kader menyiapkan hasil analisis yang ditulis dalam lembar balik. Kader
membantu Kepala Desa menyimpulkan acara, tata ruangan & perlengkapan,Kader
memotivasi/mengajak para TOMA, TOGA, pimpinan Ormas yang ada didesa itu untuk
hadir dalam MMD, agar dapat membantu memecahkan masalah bersama-samaMengajak
kader-kader di desa tersebut yang lainnya untuk ikut hadir.
2. Proses :
Pembukaan dengan menguraikan maksud & tujuan MMD. Dipimpin oleh Kades,
Pengenalan masalah kesehatan dipimpin bidan, Penyajian hasil SMD oleh kelompok
SMD. Perumusan & penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan
masalah & hasil SMD. Rekomendasi teknis dari bidan. Penyusunan rencana pelaksana
kegiatan dipimpin Kades. Penutup

3. Tindak lanjut :
Kader membantu kades menyebarkan hasil Musyawarah tentang Rencana Kerja
Penanggulangan masalah dan membantu menindak-lanjuti untuk kegiatan-kegiatan.
Selanjutnya, mencari calon kader baru, pelatihan kader & pelaksanaan kegiatan

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah musyawah yang dihadiri oleh


perwakilan masyarakat (FMD) untuk membahas masalah-masalah (terutama yang erat
kaitannya dengan kemungkinan KLB, Kegawatdaruratan & Bencana) yang ada di desa serta
merencanakan penanggulanggannya. Tujuan MMD adalah masyarakat mengenal masalah
kesehatan di wilayahnya, masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan
melalui penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di desa siaga, dll. Yang ikut menjadi
peserta MMD adalah peserta dari tinggkat kecamatan dan tingkat desa.

Tempat diselenggarakannya MMD adalah di balai desa. Susunan tempat duduk


sebaiknya berbentuk lingkaran (round table), tidak ada peserta membelakangi peserta yang
lainnya. Ciptakan suasana kekeluargaan yang akrabJangan cipatakan suasana formal dengan
6
meja yang ditata seperti dimeja persidangan. Waktu pertemuan segera setelah SMD atau
disesuaikan dengan kesediaan dan kondisi desa/kelurahan yang bersangkutan.

Peran Ketua MMD adalah Mengarahkan pembicaraan agar jangan menyimpang dari
arah yang ditetapkan.Menjadi penengah jika terjadi perselisihan pendapat dalam pembicaraan.
Langkah langkah penyelenggaraan MMD adalah Kader menyiapkan hasil analisis yang ditulis
dalam lembar balik. Kader membantu Kepala Desa menyimpulkan acara, tata ruangan &
perlengkapan Pembukaan dengan menguraikan maksud & tujuan MMD. Dipimpin oleh
Kades. Kader membantu kades menyebarkan hasil Musyawarah tentang Rencana Kerja
Penanggulangan masalah dan membantu menindak-lanjuti untuk kegiatan-kegiatan.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat menjadi sumber ilmu untuk menambah ilmu keperawatan
khususnya dalam bidang keperawatan komunitas dan memahami lebih dalam tentang
keperawatan komunitas.

Anda mungkin juga menyukai