Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

OSTEOARTHRITIS

A. DEFENISI

Osteoarthritis (OA) sebagai suatu bentuk arthritis yang paling umum adalah
gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini bersifat kronik, berjalan progresif
lambat, ditandai dengan adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya
pertumbuhan tulang baru pada permukaan persendian (Price & Wilson, 2013; Kowalak,
Welsh&Mayer, 2012).
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis
(sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan
kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer&Bare, 2002).
Osteoarthritis adalah penyakit kronis yang menyebabkan deteriorasi kartilago sendi
dan pembentukan tulang baru reaktif di margin dan area subkondral sendi. Degenerasi ini
disebabkan oleh adanya gangguan kondrosit, biasanya di pinggul dan lutut (Paramitha,
2011).
B. PENYEBAB

Berdasarkan penyebab, OA dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:


1. Osteoartritis Primer (Idiopatik)
a. Penuaan/umur
Proses penuaan ada hubungan dengan perubahan-perubahan dalam fungsi
kondrosit, menimbulkan perubahan pada komposisi rawan sendi yang mengarah
pada perkembangan OA.
b. Faktor metabolik/faktor endokrin
Misalnya pada klien dengan gangguan endokrin seperti hiperparatiroid. Hubungan
antara estrogen dan pembentukan tulang dan prevalensi OA pada wanita
menunjukkan bahwa hormon punya peranan penting dalam progesivitas OA.
c. Genetik/keturunan
Terjadi karena penurunan sintesi kolagen. Bisa juga karena adanya kelainan
genetik dan perkembangan seperti dysplasia epifisial, dysplasia acetabuler,
penyakit Legg-Calve-Perthes, dislokasi sendi panggul bawaan dan slipped
epiphysis.
Wanita pasca menopause dalam keluarga yang sama ternyata memiliki tipe OA
pada tangan yang ditandai dengan rimbulnya nodus pada sendi interfalang distal
dan sendi interfalang proksimal tangan (Nodus Herbeden).
d. Faktor mekanis
Terjadi karena penekanan yang berulang pada sendi. faktor ini menyebabkan erosi
kartilago sendi sehingga tulang yang ada dibawahnya tidak terlindungi.
e. Faktor kimiawi
Terjadi karena stimulasi obat-obatan yang mengstimulasi enzim yang mencerna
kolagen dalam membran sinovial seperti preparat steroid.
(Paramitha, 2011; Price&Wilson, 2013; Kowalak, Welsh&mayer, 2012;
Smeltzer&Bare, 2002)
2. Osteoartritis Sekunder
a. Trauma (penyebab paling sering)
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut,
terutama terjadi akibat fraktur, post menisektomi, tungkai bawah yang tidak sama
panjang, hipermobilitas dan instabilitas sendi, tidak sejajar dan serasinya
permukaan sendi.
b. Deformitas kongenital
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi akan
menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang sehingga mempercepat proses
degenerasi
c. Obesitas/kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan,
sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan
seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.
(Paramitha, 2011; Price&Wilson, 2013; Kowalak, Welsh&mayer, 2012;
Smeltzer&Bare, 2002)
Penyebab Lain
a. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematoid; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi
peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh membran
sinovial dan sel-sel radang.
b. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat
mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal
monosodium urat/pirofosfat dalam rawan sendi.

C. PATOFISIOLOGI

Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan
progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami
kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi
sendi.
Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan
unsur penting rawan sendi. Kondrosit merupakan sel yang bertanggung jawab terhadap
pembentukan proteoglikan dan kolagen rawan sendi. Saat terjadi stress biomekanik tertentu
akan terjadi pengeluaran enzim lisosom dan menyebabkan dipecahnya polisakarida protein
yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang
rawan. Sintesis proteoglikan dan kolagen akan meningkat tajam namun substansi ini juga
dihancurkan dengan kecepatan tinggi, sehingga pembentukan tidak seimbang dengan
kebutuhan.
Terjadilah perubahan diameter dan orientasi serat kolagen yang mengubah
biomekanika kartilago. Rawan sendi kehilangan sifat kompresibilitasnya, menjadi lebih
lunak dan mempersempit rongga sendi dan menimbulkan rasa nyeri. Sendi yang paling
sering terkena adalah sendi-sendi sinovial yang harus menanggung berat badan, seperti
panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi interfalang distal dan proksimasi.
Perubahan-perubahan degeneratif yang disebabkan karena peristiwa-peristiwa
tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan
sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik
sehingga menyebabkan fraktur pada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi
yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang
menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki
krepitasi, deformitas, adanya hipertropi atau nodulus.
Saat terjadi erosi kartilago, terjadi juga pembentukan tulang baru (osteofit) yang juga
menimbulkan perubahan kontur tulang dan pembesaran tulang (Kowalak, Welsh&Mayer,
2012; Price&Wilson, 2013).

D. TANDA DAN GEJALA

1. Rasa nyeri pada sendi


Merupakan gambaran primer pada osteoartritis. Disebabkan oleh adanya inflamasi
sinovial, peregangan kapsula dan ligamen, iritasi/tekanan pada ujung-ujung saraf dan
spasme otot. Nyeri akan bertambah apabila sedang melakukan suatu kegiatan fisik,
bergerak atau menanggung beban dan akan hilang apabila penderita beristirahat.
2. Kekakuan sendi terutama di pagi hari dan sesudah melakukan latihan
3. Keterbatasan gerak akibat rasa nyeri dan kekakuan sendi
4. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan
dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya kemerahan. Bisa juga terjadi
karena adanya tekanan pada tulang dan gangguan pertumbuhan tulang.
5. Krepitasi atau bunyi berderik pada sendi selama melakukan gerakan. Bunyi ini timbul
akibat kerusakan kartilago.
6. Nodus Herbeden (pembesaran tulang pada ujung distal sendi interfalangeal)
7. Perubahan cara berjalan akibat kontraktur yang disebabkan oleh kompensasi
berlebihan otot yang menyangga sendi tersebut.
(Kowalak, Welsh&Mayer, 2012)
E. PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG

Penegakkan diagnosa OA, didasarkan pada keluhan klinis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Keluhan klinis primer yang biasa dikeluhkan adalah adanya
nyeri sendi, kekakuan dan keterbatasan gerak.
1. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Terdapat asimetrisitas, pembesaran sendi yang mengalami peradangan, dilihat
ada tidaknya kemerahan di area sendi tersebut. Adanya nodus Herbeden
b. Palpasi
Didapatkan nyeri tekan dan dirasakan panas. Ditemukan juga adanya krepitasi,
dimana terdengar suara gemeretak “kretek-kretek” seperti suara krupuk yang
diremukkan.
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Foto Rontgen/X-Ray menunjukkan:
1) Penyempitan rongga atau bagian tepi sendi
2) Endapan tulang mirip kista dala rongga serta tepi sendi
3) Sklerosis rongga subkondrium
4) Deformitas tulang akibat degenerasi atau kerusakan sendi
5) Pertumbuhan tulang di daerah yang menyangga beban tubuh
6) Fusi atau penyatuan sendi
b. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
c. Artroskopi memperlihatkan bone spurs dan penyempitan rongga sendi
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Serologi dan cairan sinovial dalam batas normal, kecuali jika ada peradangan
b. Pemeriksaan darah: adanya peningkatan LED akibat sinovitis yang luas
(Paramitha, 2011; Kowalak, Welsh&Mayer, 2012)
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan OA bertujuan untuk mencegah atau menahan kerusakan lebih
lanjut pada sendi yang terkena/disabilitas, mengatasi nyeri dan kekakuan sendi dan
mempertahankan mobilitas. Penanganan dapat meliputi:
1. Nonfarmakologi
a. Klien dianjurkan untuk menjaga BB yang ideal untuk mengurangi tekanan atau
beban pada sendi dengan olahraga yang teratur, diet.
b. Klien perlu menjaga keseimbangan antara istirahat, bekerja dan berolahraga
c. Klien dapat menggunakan alat bantu berupa kruk, korset, tongkat penipang,
walker ataupun traksi untuk menstabilkan sendi dan mengurangi tekanan pada
sendi.
d. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi
pemakaian panas dan dingin dan program latihan yang tepat. Program latihan
bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya
atrofi pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometrik lebih baik daripada
isotonik karena mengurangi tegangan pada sendi. Atrofi rawan sendi dan
tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena berkurangnya
beban ke sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot periartikular
memegang peran penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban,
maka penguatan otot-otot tersebut adalah penting.
e. Terapi panas atau dingin
Terapi panas digunakan untuk mengurangi rasa sakit, membuat otot-otot
sekitar sendi menjadi rileks dan melancarkan peredaran darah. Terapi panas
dapat diperoleh dari kompres dengan air hangat / panas, sinar IR (infra merah)
dan alat-alat terapi lainnya.
Terapi dingin digunakan untuk mengurangi bengkak pada sendi dan
mengurangi rasa sakit. Terapi dingin biasanya dipakai saat kondisi masih akut.
Dapat diperoleh dengan kompres dengan air dingin.
f. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifat
penyakitnya yang menahun dan ketidakmampuan yang ditimbulkannya.
Disatu pihak pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain
dia ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering
kali keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor
psikologis.
(Kowalak, Welsh&Mayer, 2012; Price&Wilson, 2013; Paramitha, 2011)
2. Medikamentosa
Berikut nama-nama obat yang umumnya diberikan pada pasien dengan OA
a. Acetaminophen/Ibuprofen/Aspirin
Merupakan obat pertama yang direkomendasikan oleh dokter karena relatif
aman dan efektif untuk mengurangi rasa sakit. Aspirin dan Ibuprofen dapat
membantu dalam mengontrol sinovitis.
b. NSAIDs (nonsteroidal anti inflammatory drugs)
Dapat mengatasi rasa sakit dan peradangan pada sendi. Pada orang tua
biasanya menimbulkan efek samping, misalnya gangguan pada lambung
c. Suplemen sendi/cairan sendi artifisial
Suplemen sendi seperti Glukosamin dan Chondroitin, masing-masing
memiliki fungsi yaitu:
- Glukosamine adalah bahan pembentukan proteoglycan, bekerja dengan
merangsang pertumbuhan tulang rawan, serta menghambat perusakan tulang
rawan.
- Chondroitin Sulfat berguna untuk merangsang pertumbuhan tulang rawan dan
menghambat perusakan tulang rawan.
Cairan sendi ini dapat juga membantu meredakan nyeri dan diberikan
sementara dengan jangka waktu 6 bulan.
(Kowalak, Welsh&Mayer, 2012; Price&Wilson, 2013; Paramitha, 2011)

3. Pembedahan
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien dengan osteoartritis dengan kerusakan
sendi yang nyata/klien yang mengalami disabilitas yang berat, dengan nyeri yang
menetap/tidak terkontrol. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Osteotomi
Yaitu tindakan pengubahan alignment/kesejajaran tulang untuk mengurangi tekanan
dengan melakukan eksisi baji pada tulang atau memotong tulang tersebut.
b. Artroskopi debridement
Merupakan suatu prosedur tindakan untuk diagnosis dan terapi pada kelainan sendi
dengan menggunakan kamera, dengan alat ini dokter melakukan pembersihan dan
pencucian sendi, selain itu dokter dapat melihat kelainan pada sendi yang lain dan
langsung dapat memperbaikinya.
c. Artroplasti
Yaitu penggantian partial atau total bagian sendi yang rusak dengan protesis.
d. Artrodesis
Yaitu operasi penyatuan tulang terutama tulang-tulang vertebra (laminatokmi)
e. Osteoplasti
Yaitu pengerokan dan pencucian tulang yang rusak dari dalam sendi. (Kowalak,
Welsh&Mayer, 2012; Price&Wilson, 2013; Paramitha, 2011)

G. PENCEGAHAN
OA dapat dicegah dengan beberapa hal berikut:
1. Menjaga berat badan
2. Olahraga yang tidak banyak menggunakan persendian
3. Aktifitas olahraga sesuai kebutuhan
4. Jaga keseimbangan antara olahraga, bekerja dan istirahat
5. Menghindari perlukaan pada persendian.
6. Minum suplemen sendi
7. Mengkonsumsi makanan sehat
8. Memilih alas kaki yang tepat dan nyaman
9. Lakukan relaksasi dengan berbagai teknik
10. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan.
11. Jika ada deformitas pada lutut, misalnya kaki berbentuk O, jangan dibiarkan. Hal
tersebut akan menyebabkan tekanan yang tidak merata pada semua permukaan tulang.
(Kowalak, Welsh&Mayer, 2012)
KONSEP ASKEP
OSTEOARTHRITIS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Berisikan nama, jenis kelamin, umur, no.MR ,status perkawinan, pekerjaan,
pendidikan terakhir, alamat,dll.
Tekanan darah : biasanya meningkat
Pernafasan : biasanya meningkat
Suhu : biasanya meningkat
Nadi : biasanya meningkat

2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya klien pernah mengalami trauma, biasanya klien pernah mengalami
infeksi pada sendi, biasanya klien pernah mengalami fraktur, biasanya klien
pernah melalukan diet.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh sering mengalami nyeri sendi, biasanya klien sering
mengeluh hambatan dalam bergerak, biasanya klien sering mengeluh kaku sendi
ketika bangun pagi..
c. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya keluarga pernah menderita penyakit yang sama, yaitu osteoarthritis,
biasanya ada anggota kelurga yang menderita diabetes mellitus.
3. Pemeriksaan fisik
a. Rambut : Biasanya rambut klien terlihat bersih dan rambut berwarna hitam, dan
rambut tidak rontok.
b. Wajah : Biasanya kulit wajah baik dan tidak terdapat edema
b. Mata :Biasanya konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak ikterik, biasanya respon
cahaya baik (+)
c. Hidung : Biasanya bentuk telinga simetris kiri dan kanan , dan biasanya tidak ada
pembesaran polip.
d. Telinga : Biasanya bentuk telinga simetris kiri dan kanan, dan fungsi pendengaran
baik
e. Mulut : Biasanya mukosa mulut tidak pecah-pecah, dan biasanya lidah bersih.
f. Thoraks
I : biasanya bentuk dada simetris kiri dan kanan
P: biasanya vocal premitus kiri dan kanan
P: biasanya saat perkusi bunyi sonor
A: biasanya tidak terdapat bunyi nafas tambahan
g. Jantung
I: biasanya ictus cordis tidak terlihat
P: biasanya ictus cordis teraba
P: biasanya bunyi jantung pekak
A: biasanya bunyi jantung teratur
h. Abdomen
I: biasanya simetris kiri dan kanan
P: biasanya bising usus normal
P: biasanya tidak terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas
A: biasanya bunyi thimpany
i. Genetalia urinaria : Biasanya tidak terdapat gangguan eliminasi, dan tidak
terpasang kateter
j. Ekstremitas : Biasanya klien mengalami nyeri sendi,dan biasanya klien mengalami
kekakuan sendi, dan tidak dapat melakukan kegiatan pergerakan, dan biasanya
panjang ekstremitas bawah yang tidak sama panjang.
k. Integument : Biasanya turgor kulit baik
l. Neurologis : Biasanya kesadaran klien baik dan peka terhadap rangsangan, kecuali
daerah yang mengalami nyeri sendi atau kaku sendi.
4. Kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
 Sehat: biasanya 3x1 sehari ( porsi makan dihabiskan )
 Sakit: biasanya porsi 3x1 sehari (porsi makan ¼ dihabiskan )
b. Eliminasi
 Sehat: biasanya 1x sehari
 Sakit: biasanya 2x sehari
c. Istirahat
 Sehat: biasanya 8-9 jam perhari
 Sakit: biasanya 5-6 jam perhari
d. Aktivitas
 Sehat: biasanya bisa bergerak bebas dan mandi 2x sehari
 Sakit: biasanya klien sering mengalami nyeri ada saat beraktivitas dan mandi 1x
sehari.
4. Data psikologis
Biasanya klien sering mengalami kecemasan, dan biasanya klien sering emosi tiba-
tiba.

B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman( nyeri kronis ) berhubungan dengan peradangan sendi
2. Hambatan mobilitas fisik
3. Defesiensi pengetahuan
C. Rencana Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Nyeri kronis Setelah diberikan tindakan selama NIC Label
3 x 24 jam diharapkan nyeri klien
berkurang dengan kriteria hasil: Pain Management

1. Lakukan pengkajian nyeri: 1. Untuk mendapatkan data


NOC Label
P: provokatif dan paliatif yang akurat tentang nyeri
Pain Level Q:quality dan quantity yang dirasakan klien
1. Klien melaporkan rasa nyeri R: region dan radiasi
berkurang S: severity
2. Klien tidak mengerang atau T: time
menangis karena rasa sakitnya.

2. Gunakan komunikasi 2. Untuk lebih memudahkan


Pain Control terapeutik agar klien dalam mengkaji rasa nyeri
1. Klien dapat mengenal nyeri mengatakan pengalaman klien.
yang dialaminya. nyeri
2. Klien mengetahui faktor
penyebab nyeri 3. Ajarkan klien cara 3. Memandirikan klien dalam
3. Klien dapat melaporkan mengurangi nyeri dengan usaha mengurangi rasa
keluhannya ketika tidak dapat terapi nonfarmakologi nyeri yang dialaminya
mengontrol nyeri. (teknik relaksasi nafas dalam
4. Klien melaporkan faktor-faktor dan terapi spesifik dalam
yang dapat membantu mengurangi nyeri sendi
mengurangi rasa nyerinya akibat arthritis)
5. Klien melaporkan
perubahan gejala nyeri
4. Berikan analgesik untuk 4. Analgesik dapat diberikan
mengurangi nyeri klien. jika nyeri tidak dapat
dikontrol.

5. Observasi reaksi non verbal 5. Untuk mengobserasi


dan ketidaknyamanan tingkat nyeri klien
2 Hambatan mobilitas fisik Setelah diberikan tindakan selama Exercise Therapy: Joint
3 x 24 jam diharapkan klien Mobility
mampu menggerakkan sendi
dengan kriteria hasil: 1. Tentukan keterbatasan gerak 1. Memudahkan perawat
sendi klien dan akibat yang
ditimbulkan. dalam menentukan jenis
NOC Label latihan yang akan
Mobility diberikan pada klien
1. Koordinasi tubuh baik (3)
2. Gaya berjalan baik (3) 2. Tentukan seberapa besar 2. Kurangnya motivasi dari
3. Gerakan otot normal (3) motivasi/kemungkinan klien klien akan membuat
4. Gerakan sendi normal (3) untuk memelihara atau proses latihan menjadi
memperbaiki pergerakan tidak optimal atau hasil
Body Mechanics Performance
sendinya. yang diharapkan dari
1. Dapat menggunakan alat bantu
dengan baik (4) latihan tidak maksimal
2. Menjaga kekuatan otot (4)
3. Menjaga fleksibilitas sendi (4)
3. Bantu klien mengatur posisi
3. Latihan dapat dilakukan
tubuh yang optimal baik untuk
gerakan sendi yang pasif secara optimal dengan
maupun yang aktif posisi tubuh yang baik dan
benar
4. Lakukan latihan pasif (PROM) 4. Membantu klien dalam
atau aktif (AROM), bila mobilisasi dan mencegah
diindikasikan. kekakuan sendi lebih
lanjut/komplikasi

5. Ajarkan klien/keluarga
5. Memandirikan klien dan
bagaimana melakukan ROM
pasif/ROM aktif keluarga. Dukungan
keluarga meningkatkan
rasa percaya diri klien

6. Berikan feed back positif 6. Meningkatkan rasa


karena telah melakukan latihan percaya diri klien
sendi.

7. Kolaborasi dengan fisioterapi 7. Membantu klien dalam


dalam membangun dan mobilisasi dan mencegah
mengelola program latihan.
kekakuan sendi lebih
lanjut/komplikasi
Exercise Therapy: Muscle
Control

1. Berikan klien pakaian yang 1. Memperlancar sirkulasi


tidak ketat.

2. Bantu menjaga tubuh dan 2. Mencegah terjadinya


kestabilan sendi selama cedera
melakukan aktivitas gerak.
3. Kenalkan tahap demi tahap 3. Latihan yang berlebihan
setiap aktivitas gerak selama dapat menyebabkan
latihan. kelelahan bagi klien

4. Bantu pasien mengembangkan 4. Meningkatkan kekuatan,


protokol latihan ketahanan dan kelenturan.

5. Masukkan ADL dalam 5. Melakukan ADL dapat


protokol latihan secara tepat. melatih otot dan sendi
serta mencegah kekakuan
6. Gunakan stimulus taktil 6. Untuk mengurangi spasme
otot.

7. Evaluasi kemajuan pasien 7. Mengevaluasi penting


dalam dalam menentukan apakah
meningkatkan/memperbaiki perlu adanya modifikasi
gerakan tubuh dan fungsinya. atau perubahan latihan
3 Defisiensi pengetahuan Setelah dilakukan asuhan Teaching: Disease Process
keperawatan 3 x 24 jam
diharapkan pengetahuan klien dan 1. Kaji tingkat pengetahuan klien 1. Untuk memudahkan
keluarga bertambah dengan kriteria dan keluarga tentang proses perawat dalam
hasil: penyakit secara spesifik menentukan metode dan
media edukasi yang tepat

2. Jelaskan proses terjadinya 2. Memudahkan klien dan


penyakit dan bagaimana hal keluarga dalam
ini berhubungan dengan memahami perjalanan
NOC: Knowledge: Disease anatomi dan fisiologi tubuh penyakit yang dialami
Process dengan cara yang tepat klien
Klien dan keluarga dapat:

 Mengetahui penyakit yang 3. Gambarkan tanda dan gejala 3. Membantu klien dan
dialaminya yang biasa muncul pada keluarga dalam mengenali
 Mengetahui faktor penyebab penyakit dengan cara yang tanda dan gejala penyakit
dari sakit yang dialaminya tepat
 Mengetahui faktor resiko
 Mengetahui tanda & gejala 4. Memudahkan klien dan
 Mengetahui komplikasi 4. Gambarkan proses penyakit keluarga dalam
 Mengetahui tindakan dengan cara yang tepat memahami perjalanan
pencegahan untuk mencegah penyakit yang dialami
komplikasi dan kekambuhan klien

5. Identifikasi kemungkinan 5. Membantu klien dan


penyebab, dengan cara yang keluarga dalam mengenali
tepat penyebab penyakit yang
diderita klien

6. Sediakan informasi pada klien 6. Membantu klien dan


tentang kondisi yang sedang keluarga dalam proses
dialaminya dengan cara yang penerimaan diri
tepat

7. Sediakan bagi keluarga 7. Membantu klien dan


informasi tentang kemajuan keluarga dalam proses
klien dengan cara yang tepat penerimaan diri
8. Diskusikan perubahan gaya 8. Untuk mencegah
hidup yang mungkin komplikasi atau
diperlukan kekambuhan di masa yang
akan datang

9. Berikan informasi kepada 9. Kontrol sangat penting


klien dan keluarga tentang dalam menilai
pentingnya kontrol (follow up) kemajuan/kondisi yang
dialami klien

10. Memberikan
10. Diskusikan pilihan terapi kesempatan pada klien
atau penanganan dan keluarga untuk
memilih sendiri jenis
terapi dan penanganan
yang diinginkan atau
sesuai dengan kebutuhan
klien
Behavior Modification

1. Tentukan motivasi klien 1. Adanya motivasi yang


untuk berubah. kuat dari dalam diri klien
dapat mengoptimalkan
perubahan gaya hidup
klien
2. Identifikasi masalah klien 2. Tentukan apakah perilaku
dalam hal perilaku.. target yang diidentifikasi
perlu untuk ditingkatkan,
diturunkan

3. Dukung penggantian 3. Membiarkan klien


kebiasaan yang tidak memilih sendiri perubahan
diinginkan dengan yang gaya hidup seperti apa
diinginkan. yang diinginkan

4. Perkenalkan klien dengan 4. Dengan adanya orang atau


orang atau kelompok yang kelompok yang
telah sukses menjalani mempunyai pengalaman
pengalaman yang sama dapat meningkatkan
dengan klien motivasi klien dalam
mengubah gaya hidup

5. Dukung pengambilan 5. Meningkatkan rasa


keputusan yang percaya diri klien
membangun terutama
menyangkut kebutuhan
kesehatan
6. Pilih dukungan yang paling
berarti bagi klien.
7. Pilih dukungan yang dapat
dikontrol (hanya digunakan
ketika terjadi perubahan
perilaku).
KASUS

Ny.M umur 50 tahun, datang ke RS dengan keluhan nyeri pada sendi lutut kanan-kiri sejak 6
bulan yang lalu, bengkak dan terasa sulit digerakkan. Klien terdiagnosis Osteoarthritis. Klien
sering keluar masuk RS. Klien mengatakan belum banyak tahu cara manajemen penyakitnya.

A. PENGKAJIAN

1. IDENTITAS KLIEN
- Nama : Ny. M
- Umur : 50 tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Status perkawinan : menikah
- Agama : hindu
- Pekerjaan : ibu rumah tangga
- Pendidikan terakhir : SD
- Alamat : Jl.Nangka Utara
- No. MRS : 25957
- Tgl MRS : 10 April 2019

2. STATUS KESEHATAN
Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada sendi lutut sejak 6 bulan yang lalu, bengkak dan sulit untuk
digerakkan.
b. Riwayat penyakit daluhu
Klien mengatakan pernah MRS karena osteoarthitis sekitar 6 bulan yang lalu.
c. Riwayat penyakit saat ini
Klien datang ke RS dengan nyeri pada sendi lutut kanan-kiri sejak 6 bulan yang lalu,
bengkak dan sulit untuk digerakkan. Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk,
dengan skala nyeri 5 (0-10), nyeri sangat terasa jika berjalan dan beraktifitas berlebihan
d. Riwayat keluarga
Klien mengatakan tidak ada yang memiliki penyakit seperti yang dideritanya.

3. DIAGNOSA MEDIS
Osteoarthritis.
4. POLA FUNGSI KESEHATAN GORDON
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Klien merasa sakit dan datang ke RS untuk memeriksakan diri. Klien sudah pernah
masuk RS dengan sakit yang sama.
b. Nutrisi/ metabolic
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam makan dan minum. Klien biasa
makan 3 kali sehari (porsi makan dihabiskan) dan minum kurang lebih 1500 ml perhari.
c. Pola eliminasi
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan eleminasi urin maupun fekal. Klien biasa
kencing 4-5 kali sehari dan BAB 2 hari sekali
d. Pola aktivitas dan latihan
Klien mengatakan dirinya tidak bisa beraktifitas seperti biasa karena nyeri lututnya yang
mengganggu.
e. Pola tidur dan istirahat
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam istirahat dan tidur.
f. Pola kognitif-perseptual
Klien mengeluh nyeri pada sendi lutut kanan-kiri, bengkak dan sulit untuk digerakkan.
Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, dengan skala nyeri 5 (0-10), nyeri sangat
terasa jika berjalan dan beraktifitas berlebihan
g. Pola persepsi diri
Klien mengatakan belum banyak tahu cara manajemen penyakitnya.
h. Pola seksual dan reproduksi
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan pada reproduksinya.
i. Pola peran-hubungan
Klien mengatakan dengan kondisinya saat ini klien tidak bisa menjalankan perannya
untuk keluarga.
j. Pola manajemen koping stress
Pasien mengatakan hanya berdoa, menceritakan kepada suami dan anak-anaknya, dan
pasien mengatakan sudah berusaha untuk pengendalian akan kejadian yang dialaminya
saat ini
k. Sistem nilai dan keyakinan
Pasien menganut agama Hindu, pasien saat sakit hanya bisa berdoa dengan berbaring di
tempat tidur.
5. RIWAYAT KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : sedang


Kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5M6
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 86 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,5oc
BB/TB : 67 kg/155cm

Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : bersih berwarna hitam dan sedikit beruban, dan rambut tidak rontok.
b. Wajah : kulit wajah baik dan tidak terdapat edema
b. Mata : konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak ikterik
c. Hidung : tidak ada pembesaran polip.
d. Telinga : telinga simetris kiri dan kanan, dan fungsi pendengaran baik
e. Mulut : mukosa mulut lembab, lidah bersih.
f. Thoraks : bentuk dada simetris kiri dan kanan, sonor, tidak terdapat bunyi nafas
tambahan
g. Jantung : bunyi jantung pekak, bunyi jantung teratur
h. Abdomen : simetris kiri dan kanan, bising usus normal, tidak terdapat nyeri tekan dan
nyeri lepas, bunyi thimpany
i. Genetalia urinaria : tidak terdapat gangguan eliminasi, dan tidak terpasang kateter
j. Ekstremitas :
atas (kanan-kiri) : tidak kaku, edema (-)(-)
bawah (kanan-kiri) : kaku (+)(+), bengkak (+)(+)
k. Integument : turgor kulit baik
ANALISA DATA
MASALAH
NO Tanggal Analisa data ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 Data Subyektif: Penuaan Nyeri Kronik
P : klien mengatakan nyeri
Perubahan fungsi
karena bengkak dan sulit
kondrosit
digerakkan
Q : Klien mengatakan nyeri Penurunan sintesis
proteoglikan dan
seperti ditusuk-tusuk
kolagen
R : klien mengatakan nyeri
pada sendi lutut kanan-kiri
S : klien mengatakan skala
nyeri 4 (0-10)
T : klien mengatakan nyeri
sangat terasa jika berjalan
dan beraktifitas berlebihan
Data Obyektif:
 Kedua lutut klien tampak
bengkak dan sulit
digerakkan
 Klien tampak meringis
 Td : 120/80 mmHg
 N : 86 kali/menit
 Respirasi : 20 kali/menit
2 Data Subyektif: Osteoarthritis Hambatan
 Klien mengatakan kedua Mobilitas Fisik
Penyempitan rongga
lututnya bengkak sendi dan
 Klien mengatakan sulit pembentukan
untuk bergerak osteofit

Data Obyektif: Elastisitas sendi


 Tampak bengkak pada menurun
kedua lutut
Kekakuan sendi
 Kekuatan otot
555 555
444 444 Sulit menggerakkan
sendi
3 Data Subyektif: Osteoarthritis Defisiensi
 Klien mengatakan belum Pengetahuan
Kurang pajanan
banyak tahu tentang cara pada informasi
manajemen penyakitnya
 Klien mengatakan pernah
masuk RS karena
penyakit yang sama

Data Obyektif :
 Klien tampak bertanya-
tanya tentang cara
manajemen penyakitnya

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan pengkajian dan analisa data di atas, maka diagnosa keperawatan yang dapat
diangkat pada Tn. Toure, antara lain:
1. Nyeri kronis berhubungan dengan ketunadayaan fisik kronis ditandai dengan klien
mengatakan nyeri karena bengkak dan sulit digerakkan, klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk, klien mengatakan nyeri pada sendi lutut kanan-kiri, klien mengatakan
skala nyeri 5 (0-10), klien mengatakan nyeri sangat terasa jika berjalan dan beraktifitas
berlebihan, kedua lutut klien tampak bengkak dan sulit digerakkan, klien tampak
meringis, Td : 120/80 mmHg, N : 86 kali/menit, respirasi : 20 kali/menit.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi ditandai dengan klien
mengatakan kedua lututnya bengkak, klien mengatakan sulit untuk bergerak, tampak
bengkak pada kedua lutut, kekuatan otot 555 555
444 444

3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi ditandai dengan


Klien mengatakan belum banyak tahu tentang cara manajemen penyakitnya, klien
mengatakan pernah masuk RS karena penyakit yang sama, klien tampak bertanya-tanya
tentang cara manajemen penyakitnya.
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Nyeri kronis Setelah diberikan tindakan selama NIC Label
3 x 24 jam diharapkan nyeri klien
berkurang dengan kriteria hasil: Pain Management

6. Lakukan pengkajian nyeri: 6. Untuk mendapatkan data


NOC Label
P: provokatif dan paliatif yang akurat tentang nyeri
Pain Level Q:quality dan quantity yang dirasakan klien
3. Klien melaporkan rasa nyeri R: region dan radiasi
berkurang S: severity
4. Klien tidak mengerang atau T: time
menangis karena rasa sakitnya.

7. Gunakan komunikasi 7. Untuk lebih memudahkan


Pain Control terapeutik agar klien dalam mengkaji rasa nyeri
6. Klien dapat mengenal nyeri mengatakan pengalaman klien.
yang dialaminya. nyeri
7. Klien mengetahui faktor
penyebab nyeri 8. Ajarkan klien cara 8. Memandirikan klien dalam
8. Klien dapat melaporkan mengurangi nyeri dengan usaha mengurangi rasa
keluhannya ketika tidak dapat terapi nonfarmakologi nyeri yang dialaminya
mengontrol nyeri. (teknik relaksasi nafas dalam
9. Klien melaporkan faktor-faktor dan terapi spesifik dalam
yang dapat membantu mengurangi nyeri sendi
mengurangi rasa nyerinya akibat arthritis)
10. Klien melaporkan
perubahan gejala nyeri
9. Berikan analgesik untuk 9. Analgesik dapat diberikan
mengurangi nyeri klien. jika nyeri tidak dapat
dikontrol.

10. Observasi reaksi non verbal 10. Untuk mengobserasi


dan ketidaknyamanan tingkat nyeri klien
2 Hambatan mobilitas fisik Setelah diberikan tindakan selama Exercise Therapy: Joint
3 x 24 jam diharapkan klien Mobility
mampu menggerakkan sendi
dengan kriteria hasil: 8. Tentukan keterbatasan gerak 8. Memudahkan perawat
sendi klien dan akibat yang
ditimbulkan. dalam menentukan jenis
NOC Label latihan yang akan
Mobility diberikan pada klien
5. Koordinasi tubuh baik (3)
6. Gaya berjalan baik (3) 9. Tentukan seberapa besar 9. Kurangnya motivasi dari
7. Gerakan otot normal (3) motivasi/kemungkinan klien klien akan membuat
8. Gerakan sendi normal (3) untuk memelihara atau proses latihan menjadi
memperbaiki pergerakan tidak optimal atau hasil
Body Mechanics Performance
sendinya. yang diharapkan dari
4. Dapat menggunakan alat bantu
dengan baik (4) latihan tidak maksimal
5. Menjaga kekuatan otot (4)
6. Menjaga fleksibilitas sendi (4)
10. Bantu klien mengatur
10. Latihan dapat dilakukan
posisi tubuh yang optimal baik
untuk gerakan sendi yang pasif secara optimal dengan
maupun yang aktif posisi tubuh yang baik dan
benar
11. Lakukan latihan pasif 11. Membantu klien dalam
(PROM) atau aktif (AROM), mobilisasi dan mencegah
bila diindikasikan. kekakuan sendi lebih
lanjut/komplikasi

12. Ajarkan klien/keluarga


12. Memandirikan klien
bagaimana melakukan ROM
pasif/ROM aktif dan keluarga. Dukungan
keluarga meningkatkan
rasa percaya diri klien

13. Berikan feed back positif 13. Meningkatkan rasa


karena telah melakukan latihan percaya diri klien
sendi.

14. Kolaborasi dengan 14. Membantu klien dalam


fisioterapi dalam membangun mobilisasi dan mencegah
dan mengelola program
kekakuan sendi lebih
latihan.
lanjut/komplikasi

Exercise Therapy: Muscle


Control
8. Memperlancar sirkulasi
8. Berikan klien pakaian yang
tidak ketat.
9. Mencegah terjadinya
cedera
9. Bantu menjaga tubuh dan
kestabilan sendi selama 10. Latihan yang berlebihan
melakukan aktivitas gerak. dapat menyebabkan
kelelahan bagi klien
10. Kenalkan tahap demi
tahap setiap aktivitas gerak 11. Meningkatkan
selama latihan. kekuatan, ketahanan dan
kelenturan.
11. Bantu pasien
mengembangkan protokol 12. Melakukan ADL dapat
latihan melatih otot dan sendi
serta mencegah kekakuan
12. Masukkan ADL dalam 13. Untuk mengurangi
protokol latihan secara tepat. spasme otot.

13. Gunakan stimulus taktil 14. Mengevaluasi penting


dalam menentukan apakah
perlu adanya modifikasi
14. Evaluasi kemajuan pasien atau perubahan latihan
dalam
meningkatkan/memperbaiki
gerakan tubuh dan fungsinya.
3 Defisiensi pengetahuan Setelah dilakukan asuhan Teaching: Disease Process
keperawatan 3 x 24 jam
diharapkan pengetahuan klien dan 11. Kaji tingkat pengetahuan 11. Untuk memudahkan
keluarga bertambah dengan kriteria klien dan keluarga tentang perawat dalam
hasil: proses penyakit secara spesifik menentukan metode dan
media edukasi yang tepat
12. Jelaskan proses terjadinya 12. Memudahkan klien dan
penyakit dan bagaimana hal keluarga dalam
NOC: Knowledge: Disease ini berhubungan dengan memahami perjalanan
Process anatomi dan fisiologi tubuh penyakit yang dialami
Klien dan keluarga dapat: dengan cara yang tepat klien
 Mengetahui penyakit yang
dialaminya
 Mengetahui faktor penyebab 13. Gambarkan tanda dan gejala 13. Membantu klien dan
dari sakit yang dialaminya yang biasa muncul pada keluarga dalam mengenali
 Mengetahui faktor resiko penyakit dengan cara yang tanda dan gejala penyakit
 Mengetahui tanda & gejala tepat
 Mengetahui komplikasi
 Mengetahui tindakan 14. Memudahkan klien dan
14. Gambarkan proses penyakit keluarga dalam
pencegahan untuk mencegah dengan cara yang tepat
komplikasi dan kekambuhan memahami perjalanan
penyakit yang dialami
klien

15. Identifikasi kemungkinan 15. Membantu klien dan


penyebab, dengan cara yang keluarga dalam mengenali
tepat penyebab penyakit yang
diderita klien

16. Sediakan informasi pada 16. Membantu klien dan


klien tentang kondisi yang keluarga dalam proses
sedang dialaminya dengan penerimaan diri
cara yang tepat
17. Sediakan bagi keluarga 17. Membantu klien dan
informasi tentang kemajuan keluarga dalam proses
klien dengan cara yang tepat penerimaan diri

18. Diskusikan perubahan gaya 18. Untuk mencegah


hidup yang mungkin komplikasi atau
diperlukan kekambuhan di masa yang
akan datang

19. Berikan informasi kepada 19. Kontrol sangat penting


klien dan keluarga tentang dalam menilai
pentingnya kontrol (follow up) kemajuan/kondisi yang
dialami klien

20. Memberikan
20. Diskusikan pilihan terapi kesempatan pada klien
atau penanganan dan keluarga untuk
memilih sendiri jenis
terapi dan penanganan
yang diinginkan atau
sesuai dengan kebutuhan
klien
Behavior Modification

8. Tentukan motivasi klien 6. Adanya motivasi yang


untuk berubah. kuat dari dalam diri klien
dapat mengoptimalkan
perubahan gaya hidup
klien
9. Identifikasi masalah klien
dalam hal perilaku.. 7. Tentukan apakah perilaku
target yang diidentifikasi
perlu untuk ditingkatkan,
diturunkan
10. Dukung penggantian
kebiasaan yang tidak 8. Membiarkan klien
diinginkan dengan yang memilih sendiri perubahan
diinginkan. gaya hidup seperti apa
yang diinginkan
11. Perkenalkan klien dengan
orang atau kelompok yang 9. Dengan adanya orang atau
telah sukses menjalani kelompok yang
pengalaman yang sama mempunyai pengalaman
dengan klien dapat meningkatkan
motivasi klien dalam
mengubah gaya hidup
12. Dukung pengambilan
keputusan yang 10. Meningkatkan rasa
membangun terutama percaya diri klien
menyangkut kebutuhan
kesehatan
13. Pilih dukungan yang paling
berarti bagi klien.
14. Pilih dukungan yang dapat
dikontrol (hanya digunakan
ketika terjadi perubahan
perilaku).
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi keperawatan dilakukan berdasarkan rencana keperawatan.

E. EVALUASI KEPERAWATAN

NO. TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI

1 13 April Nyeri kronis S:


2019
 Klien mengatakan nyeri pada kedua
lututnya sudah berkurang
 Klien mengatakan sudah bisa
berjalan dan bergerak seperti biasa
 Skala nyeri berkurang menjadi 1 (0-
10)

O:

 Kedua lutut klien tampak sudah tidak


bengkak lagi
 klien tapak sudah bisa bergerak
dengan nyaman
 klien tampak tenang
 Td : 120/70 mmHg
 N : 80 kali/menit
 Respirasi : 18 kali/menit

A : masalah teratasi

P : pertahankan kondisi klien

2 Hambatan mobilitas S :
fisik
 Klien mengatakan kedua lututnya
sudah tidak bengkak lagi
 Klien mengatakan sudah bisa
bergerak dengan nyaman

O:

 Kedua lutut tidak tampak bengkak


lagi
 Kekuatan otot
555 555
555 555
A : masalah teratasi

P : pertahankan kondisi klien

3 Defisiensi pengetahuan S:

 Klien mengatakan sudah mengetahui


tentang cara menejemen penyakitnya

O:

 Klien sudah tampak tenang

A : masalah teratasi

P : hentikan renpra

Anda mungkin juga menyukai