OSTEOARTHRITIS
A. DEFENISI
Osteoarthritis (OA) sebagai suatu bentuk arthritis yang paling umum adalah
gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini bersifat kronik, berjalan progresif
lambat, ditandai dengan adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya
pertumbuhan tulang baru pada permukaan persendian (Price & Wilson, 2013; Kowalak,
Welsh&Mayer, 2012).
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis
(sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan
kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer&Bare, 2002).
Osteoarthritis adalah penyakit kronis yang menyebabkan deteriorasi kartilago sendi
dan pembentukan tulang baru reaktif di margin dan area subkondral sendi. Degenerasi ini
disebabkan oleh adanya gangguan kondrosit, biasanya di pinggul dan lutut (Paramitha,
2011).
B. PENYEBAB
C. PATOFISIOLOGI
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan
progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami
kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi
sendi.
Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan
unsur penting rawan sendi. Kondrosit merupakan sel yang bertanggung jawab terhadap
pembentukan proteoglikan dan kolagen rawan sendi. Saat terjadi stress biomekanik tertentu
akan terjadi pengeluaran enzim lisosom dan menyebabkan dipecahnya polisakarida protein
yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang
rawan. Sintesis proteoglikan dan kolagen akan meningkat tajam namun substansi ini juga
dihancurkan dengan kecepatan tinggi, sehingga pembentukan tidak seimbang dengan
kebutuhan.
Terjadilah perubahan diameter dan orientasi serat kolagen yang mengubah
biomekanika kartilago. Rawan sendi kehilangan sifat kompresibilitasnya, menjadi lebih
lunak dan mempersempit rongga sendi dan menimbulkan rasa nyeri. Sendi yang paling
sering terkena adalah sendi-sendi sinovial yang harus menanggung berat badan, seperti
panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi interfalang distal dan proksimasi.
Perubahan-perubahan degeneratif yang disebabkan karena peristiwa-peristiwa
tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan
sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik
sehingga menyebabkan fraktur pada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi
yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang
menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki
krepitasi, deformitas, adanya hipertropi atau nodulus.
Saat terjadi erosi kartilago, terjadi juga pembentukan tulang baru (osteofit) yang juga
menimbulkan perubahan kontur tulang dan pembesaran tulang (Kowalak, Welsh&Mayer,
2012; Price&Wilson, 2013).
Penegakkan diagnosa OA, didasarkan pada keluhan klinis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Keluhan klinis primer yang biasa dikeluhkan adalah adanya
nyeri sendi, kekakuan dan keterbatasan gerak.
1. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Terdapat asimetrisitas, pembesaran sendi yang mengalami peradangan, dilihat
ada tidaknya kemerahan di area sendi tersebut. Adanya nodus Herbeden
b. Palpasi
Didapatkan nyeri tekan dan dirasakan panas. Ditemukan juga adanya krepitasi,
dimana terdengar suara gemeretak “kretek-kretek” seperti suara krupuk yang
diremukkan.
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Foto Rontgen/X-Ray menunjukkan:
1) Penyempitan rongga atau bagian tepi sendi
2) Endapan tulang mirip kista dala rongga serta tepi sendi
3) Sklerosis rongga subkondrium
4) Deformitas tulang akibat degenerasi atau kerusakan sendi
5) Pertumbuhan tulang di daerah yang menyangga beban tubuh
6) Fusi atau penyatuan sendi
b. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
c. Artroskopi memperlihatkan bone spurs dan penyempitan rongga sendi
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Serologi dan cairan sinovial dalam batas normal, kecuali jika ada peradangan
b. Pemeriksaan darah: adanya peningkatan LED akibat sinovitis yang luas
(Paramitha, 2011; Kowalak, Welsh&Mayer, 2012)
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan OA bertujuan untuk mencegah atau menahan kerusakan lebih
lanjut pada sendi yang terkena/disabilitas, mengatasi nyeri dan kekakuan sendi dan
mempertahankan mobilitas. Penanganan dapat meliputi:
1. Nonfarmakologi
a. Klien dianjurkan untuk menjaga BB yang ideal untuk mengurangi tekanan atau
beban pada sendi dengan olahraga yang teratur, diet.
b. Klien perlu menjaga keseimbangan antara istirahat, bekerja dan berolahraga
c. Klien dapat menggunakan alat bantu berupa kruk, korset, tongkat penipang,
walker ataupun traksi untuk menstabilkan sendi dan mengurangi tekanan pada
sendi.
d. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi
pemakaian panas dan dingin dan program latihan yang tepat. Program latihan
bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya
atrofi pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometrik lebih baik daripada
isotonik karena mengurangi tegangan pada sendi. Atrofi rawan sendi dan
tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena berkurangnya
beban ke sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot periartikular
memegang peran penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban,
maka penguatan otot-otot tersebut adalah penting.
e. Terapi panas atau dingin
Terapi panas digunakan untuk mengurangi rasa sakit, membuat otot-otot
sekitar sendi menjadi rileks dan melancarkan peredaran darah. Terapi panas
dapat diperoleh dari kompres dengan air hangat / panas, sinar IR (infra merah)
dan alat-alat terapi lainnya.
Terapi dingin digunakan untuk mengurangi bengkak pada sendi dan
mengurangi rasa sakit. Terapi dingin biasanya dipakai saat kondisi masih akut.
Dapat diperoleh dengan kompres dengan air dingin.
f. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifat
penyakitnya yang menahun dan ketidakmampuan yang ditimbulkannya.
Disatu pihak pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain
dia ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering
kali keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor
psikologis.
(Kowalak, Welsh&Mayer, 2012; Price&Wilson, 2013; Paramitha, 2011)
2. Medikamentosa
Berikut nama-nama obat yang umumnya diberikan pada pasien dengan OA
a. Acetaminophen/Ibuprofen/Aspirin
Merupakan obat pertama yang direkomendasikan oleh dokter karena relatif
aman dan efektif untuk mengurangi rasa sakit. Aspirin dan Ibuprofen dapat
membantu dalam mengontrol sinovitis.
b. NSAIDs (nonsteroidal anti inflammatory drugs)
Dapat mengatasi rasa sakit dan peradangan pada sendi. Pada orang tua
biasanya menimbulkan efek samping, misalnya gangguan pada lambung
c. Suplemen sendi/cairan sendi artifisial
Suplemen sendi seperti Glukosamin dan Chondroitin, masing-masing
memiliki fungsi yaitu:
- Glukosamine adalah bahan pembentukan proteoglycan, bekerja dengan
merangsang pertumbuhan tulang rawan, serta menghambat perusakan tulang
rawan.
- Chondroitin Sulfat berguna untuk merangsang pertumbuhan tulang rawan dan
menghambat perusakan tulang rawan.
Cairan sendi ini dapat juga membantu meredakan nyeri dan diberikan
sementara dengan jangka waktu 6 bulan.
(Kowalak, Welsh&Mayer, 2012; Price&Wilson, 2013; Paramitha, 2011)
3. Pembedahan
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien dengan osteoartritis dengan kerusakan
sendi yang nyata/klien yang mengalami disabilitas yang berat, dengan nyeri yang
menetap/tidak terkontrol. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Osteotomi
Yaitu tindakan pengubahan alignment/kesejajaran tulang untuk mengurangi tekanan
dengan melakukan eksisi baji pada tulang atau memotong tulang tersebut.
b. Artroskopi debridement
Merupakan suatu prosedur tindakan untuk diagnosis dan terapi pada kelainan sendi
dengan menggunakan kamera, dengan alat ini dokter melakukan pembersihan dan
pencucian sendi, selain itu dokter dapat melihat kelainan pada sendi yang lain dan
langsung dapat memperbaikinya.
c. Artroplasti
Yaitu penggantian partial atau total bagian sendi yang rusak dengan protesis.
d. Artrodesis
Yaitu operasi penyatuan tulang terutama tulang-tulang vertebra (laminatokmi)
e. Osteoplasti
Yaitu pengerokan dan pencucian tulang yang rusak dari dalam sendi. (Kowalak,
Welsh&Mayer, 2012; Price&Wilson, 2013; Paramitha, 2011)
G. PENCEGAHAN
OA dapat dicegah dengan beberapa hal berikut:
1. Menjaga berat badan
2. Olahraga yang tidak banyak menggunakan persendian
3. Aktifitas olahraga sesuai kebutuhan
4. Jaga keseimbangan antara olahraga, bekerja dan istirahat
5. Menghindari perlukaan pada persendian.
6. Minum suplemen sendi
7. Mengkonsumsi makanan sehat
8. Memilih alas kaki yang tepat dan nyaman
9. Lakukan relaksasi dengan berbagai teknik
10. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan.
11. Jika ada deformitas pada lutut, misalnya kaki berbentuk O, jangan dibiarkan. Hal
tersebut akan menyebabkan tekanan yang tidak merata pada semua permukaan tulang.
(Kowalak, Welsh&Mayer, 2012)
KONSEP ASKEP
OSTEOARTHRITIS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Berisikan nama, jenis kelamin, umur, no.MR ,status perkawinan, pekerjaan,
pendidikan terakhir, alamat,dll.
Tekanan darah : biasanya meningkat
Pernafasan : biasanya meningkat
Suhu : biasanya meningkat
Nadi : biasanya meningkat
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya klien pernah mengalami trauma, biasanya klien pernah mengalami
infeksi pada sendi, biasanya klien pernah mengalami fraktur, biasanya klien
pernah melalukan diet.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh sering mengalami nyeri sendi, biasanya klien sering
mengeluh hambatan dalam bergerak, biasanya klien sering mengeluh kaku sendi
ketika bangun pagi..
c. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya keluarga pernah menderita penyakit yang sama, yaitu osteoarthritis,
biasanya ada anggota kelurga yang menderita diabetes mellitus.
3. Pemeriksaan fisik
a. Rambut : Biasanya rambut klien terlihat bersih dan rambut berwarna hitam, dan
rambut tidak rontok.
b. Wajah : Biasanya kulit wajah baik dan tidak terdapat edema
b. Mata :Biasanya konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak ikterik, biasanya respon
cahaya baik (+)
c. Hidung : Biasanya bentuk telinga simetris kiri dan kanan , dan biasanya tidak ada
pembesaran polip.
d. Telinga : Biasanya bentuk telinga simetris kiri dan kanan, dan fungsi pendengaran
baik
e. Mulut : Biasanya mukosa mulut tidak pecah-pecah, dan biasanya lidah bersih.
f. Thoraks
I : biasanya bentuk dada simetris kiri dan kanan
P: biasanya vocal premitus kiri dan kanan
P: biasanya saat perkusi bunyi sonor
A: biasanya tidak terdapat bunyi nafas tambahan
g. Jantung
I: biasanya ictus cordis tidak terlihat
P: biasanya ictus cordis teraba
P: biasanya bunyi jantung pekak
A: biasanya bunyi jantung teratur
h. Abdomen
I: biasanya simetris kiri dan kanan
P: biasanya bising usus normal
P: biasanya tidak terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas
A: biasanya bunyi thimpany
i. Genetalia urinaria : Biasanya tidak terdapat gangguan eliminasi, dan tidak
terpasang kateter
j. Ekstremitas : Biasanya klien mengalami nyeri sendi,dan biasanya klien mengalami
kekakuan sendi, dan tidak dapat melakukan kegiatan pergerakan, dan biasanya
panjang ekstremitas bawah yang tidak sama panjang.
k. Integument : Biasanya turgor kulit baik
l. Neurologis : Biasanya kesadaran klien baik dan peka terhadap rangsangan, kecuali
daerah yang mengalami nyeri sendi atau kaku sendi.
4. Kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Sehat: biasanya 3x1 sehari ( porsi makan dihabiskan )
Sakit: biasanya porsi 3x1 sehari (porsi makan ¼ dihabiskan )
b. Eliminasi
Sehat: biasanya 1x sehari
Sakit: biasanya 2x sehari
c. Istirahat
Sehat: biasanya 8-9 jam perhari
Sakit: biasanya 5-6 jam perhari
d. Aktivitas
Sehat: biasanya bisa bergerak bebas dan mandi 2x sehari
Sakit: biasanya klien sering mengalami nyeri ada saat beraktivitas dan mandi 1x
sehari.
4. Data psikologis
Biasanya klien sering mengalami kecemasan, dan biasanya klien sering emosi tiba-
tiba.
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman( nyeri kronis ) berhubungan dengan peradangan sendi
2. Hambatan mobilitas fisik
3. Defesiensi pengetahuan
C. Rencana Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Nyeri kronis Setelah diberikan tindakan selama NIC Label
3 x 24 jam diharapkan nyeri klien
berkurang dengan kriteria hasil: Pain Management
5. Ajarkan klien/keluarga
5. Memandirikan klien dan
bagaimana melakukan ROM
pasif/ROM aktif keluarga. Dukungan
keluarga meningkatkan
rasa percaya diri klien
Mengetahui penyakit yang 3. Gambarkan tanda dan gejala 3. Membantu klien dan
dialaminya yang biasa muncul pada keluarga dalam mengenali
Mengetahui faktor penyebab penyakit dengan cara yang tanda dan gejala penyakit
dari sakit yang dialaminya tepat
Mengetahui faktor resiko
Mengetahui tanda & gejala 4. Memudahkan klien dan
Mengetahui komplikasi 4. Gambarkan proses penyakit keluarga dalam
Mengetahui tindakan dengan cara yang tepat memahami perjalanan
pencegahan untuk mencegah penyakit yang dialami
komplikasi dan kekambuhan klien
10. Memberikan
10. Diskusikan pilihan terapi kesempatan pada klien
atau penanganan dan keluarga untuk
memilih sendiri jenis
terapi dan penanganan
yang diinginkan atau
sesuai dengan kebutuhan
klien
Behavior Modification
Ny.M umur 50 tahun, datang ke RS dengan keluhan nyeri pada sendi lutut kanan-kiri sejak 6
bulan yang lalu, bengkak dan terasa sulit digerakkan. Klien terdiagnosis Osteoarthritis. Klien
sering keluar masuk RS. Klien mengatakan belum banyak tahu cara manajemen penyakitnya.
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
- Nama : Ny. M
- Umur : 50 tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Status perkawinan : menikah
- Agama : hindu
- Pekerjaan : ibu rumah tangga
- Pendidikan terakhir : SD
- Alamat : Jl.Nangka Utara
- No. MRS : 25957
- Tgl MRS : 10 April 2019
2. STATUS KESEHATAN
Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada sendi lutut sejak 6 bulan yang lalu, bengkak dan sulit untuk
digerakkan.
b. Riwayat penyakit daluhu
Klien mengatakan pernah MRS karena osteoarthitis sekitar 6 bulan yang lalu.
c. Riwayat penyakit saat ini
Klien datang ke RS dengan nyeri pada sendi lutut kanan-kiri sejak 6 bulan yang lalu,
bengkak dan sulit untuk digerakkan. Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk,
dengan skala nyeri 5 (0-10), nyeri sangat terasa jika berjalan dan beraktifitas berlebihan
d. Riwayat keluarga
Klien mengatakan tidak ada yang memiliki penyakit seperti yang dideritanya.
3. DIAGNOSA MEDIS
Osteoarthritis.
4. POLA FUNGSI KESEHATAN GORDON
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Klien merasa sakit dan datang ke RS untuk memeriksakan diri. Klien sudah pernah
masuk RS dengan sakit yang sama.
b. Nutrisi/ metabolic
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam makan dan minum. Klien biasa
makan 3 kali sehari (porsi makan dihabiskan) dan minum kurang lebih 1500 ml perhari.
c. Pola eliminasi
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan eleminasi urin maupun fekal. Klien biasa
kencing 4-5 kali sehari dan BAB 2 hari sekali
d. Pola aktivitas dan latihan
Klien mengatakan dirinya tidak bisa beraktifitas seperti biasa karena nyeri lututnya yang
mengganggu.
e. Pola tidur dan istirahat
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam istirahat dan tidur.
f. Pola kognitif-perseptual
Klien mengeluh nyeri pada sendi lutut kanan-kiri, bengkak dan sulit untuk digerakkan.
Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, dengan skala nyeri 5 (0-10), nyeri sangat
terasa jika berjalan dan beraktifitas berlebihan
g. Pola persepsi diri
Klien mengatakan belum banyak tahu cara manajemen penyakitnya.
h. Pola seksual dan reproduksi
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan pada reproduksinya.
i. Pola peran-hubungan
Klien mengatakan dengan kondisinya saat ini klien tidak bisa menjalankan perannya
untuk keluarga.
j. Pola manajemen koping stress
Pasien mengatakan hanya berdoa, menceritakan kepada suami dan anak-anaknya, dan
pasien mengatakan sudah berusaha untuk pengendalian akan kejadian yang dialaminya
saat ini
k. Sistem nilai dan keyakinan
Pasien menganut agama Hindu, pasien saat sakit hanya bisa berdoa dengan berbaring di
tempat tidur.
5. RIWAYAT KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : bersih berwarna hitam dan sedikit beruban, dan rambut tidak rontok.
b. Wajah : kulit wajah baik dan tidak terdapat edema
b. Mata : konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak ikterik
c. Hidung : tidak ada pembesaran polip.
d. Telinga : telinga simetris kiri dan kanan, dan fungsi pendengaran baik
e. Mulut : mukosa mulut lembab, lidah bersih.
f. Thoraks : bentuk dada simetris kiri dan kanan, sonor, tidak terdapat bunyi nafas
tambahan
g. Jantung : bunyi jantung pekak, bunyi jantung teratur
h. Abdomen : simetris kiri dan kanan, bising usus normal, tidak terdapat nyeri tekan dan
nyeri lepas, bunyi thimpany
i. Genetalia urinaria : tidak terdapat gangguan eliminasi, dan tidak terpasang kateter
j. Ekstremitas :
atas (kanan-kiri) : tidak kaku, edema (-)(-)
bawah (kanan-kiri) : kaku (+)(+), bengkak (+)(+)
k. Integument : turgor kulit baik
ANALISA DATA
MASALAH
NO Tanggal Analisa data ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 Data Subyektif: Penuaan Nyeri Kronik
P : klien mengatakan nyeri
Perubahan fungsi
karena bengkak dan sulit
kondrosit
digerakkan
Q : Klien mengatakan nyeri Penurunan sintesis
proteoglikan dan
seperti ditusuk-tusuk
kolagen
R : klien mengatakan nyeri
pada sendi lutut kanan-kiri
S : klien mengatakan skala
nyeri 4 (0-10)
T : klien mengatakan nyeri
sangat terasa jika berjalan
dan beraktifitas berlebihan
Data Obyektif:
Kedua lutut klien tampak
bengkak dan sulit
digerakkan
Klien tampak meringis
Td : 120/80 mmHg
N : 86 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
2 Data Subyektif: Osteoarthritis Hambatan
Klien mengatakan kedua Mobilitas Fisik
Penyempitan rongga
lututnya bengkak sendi dan
Klien mengatakan sulit pembentukan
untuk bergerak osteofit
Data Obyektif :
Klien tampak bertanya-
tanya tentang cara
manajemen penyakitnya
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pengkajian dan analisa data di atas, maka diagnosa keperawatan yang dapat
diangkat pada Tn. Toure, antara lain:
1. Nyeri kronis berhubungan dengan ketunadayaan fisik kronis ditandai dengan klien
mengatakan nyeri karena bengkak dan sulit digerakkan, klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk, klien mengatakan nyeri pada sendi lutut kanan-kiri, klien mengatakan
skala nyeri 5 (0-10), klien mengatakan nyeri sangat terasa jika berjalan dan beraktifitas
berlebihan, kedua lutut klien tampak bengkak dan sulit digerakkan, klien tampak
meringis, Td : 120/80 mmHg, N : 86 kali/menit, respirasi : 20 kali/menit.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi ditandai dengan klien
mengatakan kedua lututnya bengkak, klien mengatakan sulit untuk bergerak, tampak
bengkak pada kedua lutut, kekuatan otot 555 555
444 444
20. Memberikan
20. Diskusikan pilihan terapi kesempatan pada klien
atau penanganan dan keluarga untuk
memilih sendiri jenis
terapi dan penanganan
yang diinginkan atau
sesuai dengan kebutuhan
klien
Behavior Modification
E. EVALUASI KEPERAWATAN
O:
A : masalah teratasi
2 Hambatan mobilitas S :
fisik
Klien mengatakan kedua lututnya
sudah tidak bengkak lagi
Klien mengatakan sudah bisa
bergerak dengan nyaman
O:
3 Defisiensi pengetahuan S:
O:
A : masalah teratasi
P : hentikan renpra