KELOMPOK 4 NI LUH PUTU WILLY GITASARI(183222989) NI PUTU RAKA WIRATI(183222996) NI MADE PUSPAYANTI (183222990) NI PUTU YESSI URMILASARI (183222997) NI MADE YASMIKA NUGRAHENI (183222991) NI WAYAN YULIANTI(183222998) NI NYOMAN TIRTAWATI(183222992) SI AYU MIRAH ARYA SRININGSIH(183222999) NI PANDE MADE RAHAYUNINGSIH (183222993) TRI ASTUTI WIRA PRATIWI(183223000) NI PUTU MEGAYANTI (183222994) WAHYU ADI SAPUTRA(183223001) NI PUTU RAHAYU INDRA DEWI(183222995) ISK ? Infeksi Saluran Kemih adalah merupakan infeksi traktus urinarius yang disebabkan karena adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius dengan atau disertai tanda dan gejala, infeksi ini sering mengenai kandung kemih, prostate, uretra, dan ginjal. (Brunner & Suddarth, 2002: 1438) PENYEBAB Mikroorganisme : Esherichia Coli, Klebsiella, Enterobacter Aerogenes, Proteus Faktor risiko : Kesalahan dalam cara membersihkan alat kelamin, Kebiasaan menahan kencing, Penyakit kelamin, Batu di daerah saluran kencing. PATOFISIOLOGI ◦ Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada feces yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi. ◦ mukosa kandung kemih dilapisi oleh glycoprotein mucin layer yang berfungsi sebagai anti bakteri. Robeknya lapisan ini dapat menyebabkan bakteri dapat melekat, membentuk koloni pada permukaan mukosa, masuk menembus epitel dan selanjutnya terjadi peradangan akibat zat toxin yang dikeluarkan bakteri, peradangan suatu saat nanti akan menimbulkan jaringan parut dan dapat menimbulkan obstruksi saliran kemih . ◦ Bakteri dari kandung kemih dapat naik ke ureter dan sampai ke ginjal melalui lapisan tipis cairan (films of fluid), apalagi bila ada refluks vesikoureter maupun refluks intrarenal. Bila hanya buli buli yang terinfeksi, dapat mengakibatkan iritasi dan spasme otot polos vesika urinaria, akibatnya rasa ingin miksi terus menerus (urgency) atau miksi berulang kali (frequency), sakit waktu miksi (dysuri). Mukosa vesika urinaria menjadi edema, meradang dan perdarahan (hematuria). MANIFESTASI KLINIS ◦ Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polikisuria dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan. ◦ Nyeri suprapubik dan daerah pelvis juga ditemukan. ◦ Polakisuria terjadi akibat kandung kemih tidak dapat menampung urin lebih dari 500 ml karena mukosa yang meradang sehingga sering kencing. ◦ Stranguria yaitu kencing yang susah dan disertai kejang otot pinggang yang sering ditemukan pada sistitis akut. ◦ Tenesmus ialah rasa nyeri dengan keinginan mengosongkan kandung kemih meskipun telah kosong. ◦ Nokturia ialah cenderung kencing pada malam hari akibat kapasitas kandung kemih menurun. ◦ Prostatismus yaitu kesulitan memulai kencing dan kurang deras arus kencing. ◦ Nyeri uretra, kolik ureter dan ginjal. PEMERIKSAAN FISIK ◦ Inspeksi : adanya pembengkakan atau lekukan konveks pada abdomen bagian bawah. ◦ Palpasi : Kandung kemih dapat teraba terutama bila mengalami distensi akibat penimbunan urine. Saat perawat memberi tekanan ringan pada kandung kemih, pasien mungkin akan merasakan suatu nyeri atau sakit. Walaupun kandung kemih tidak terlihat, palpasi dapat menyebabkan pasien merasa ingin berkemih. ◦ Perkusi : Perkusi pada kandung kemih penuh biasanya menimbulkan bunyi perkusi tumpul ◦ Pemeriksaan alat kelamin : kaji adanya tanda-tanda infeksi pada alat kelamin, luka, nyeri saat kencing, adanya cairan yg keluar (warna, bau, banyaknya) PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ◦ Biakan dan uji kepekaan mikroorganisme dalam urine ◦ Urinalisis ◦ Bakteriologis ◦ Kultur urine ◦ Tes PMS PENATALAKSANAAN ◦ Wanita dan anak perempuan dianjurkan untuk sering minum dan buang air kecil sesuai kebutuhan untuk membilas mikroorganisme yang mungkin naik ke uretra. ◦ Anak perempuan harus diberitahu seini mungkin agar membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang uretra oleh bakteri feses. ◦ Wanita dianjurkan untuk berkemih sehabis berhubungan intim untuk membilas mikroorganisme yang masuk. ◦ Diperlukan terapi antibiotik dengan urinealisis berulang selama atau setelah pemberian obat (J.Corwin, 2009). ◦ Penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin), trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten terhadap bakteri ini. Pyridium, suatu analgesic urinarius jug adapt digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi (Smeltzer and Suzanne, 2001). KOMPLIKASI Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih antara lain batu saluran kemih, obstruksi saluran kemih, sepsis, pembentukan abses ginjal atau perirenal, infeksi kuman yang multisistem, dan gangguan fungsi ginjal. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN F:\askep isk\ASKEP ISK FINAL.doc F:\askep isk\Pathway ISK.doc TERIMA KASIH