Eks. A 44B
Strategi Offensive
Strategi offensive merupakan strategi yang dilakukan perusahaan ketika perusahaan
tersebut menemukan kesempatan untuk mendapatkan memperluas market share,
baik itu melawan pesaing yang setara maupun pemimpin industri.
Contoh: AutoNation, Amazon, Apple, Google play
Terdapat beberapa contoh kekuatan yang bisa dipakai sebagai perusahaan, seperti (1)
brand yang lebih terkenal, (2) lini produksi yang lebih efisien, (3) kapabilitas teknologi
yang lebih baik, (4) produk yang lebih berkualitas, atau (5) pelayanan konsumen yang
lebih baik.
Dani Alfianto
Eks. A 44B
Dani Alfianto
Eks. A 44B
Seberapa lama tindakan offensive ini akan memberikan hasil yang baik bergantung pada
respon konsumen terhadap produk.
Selain itu, respon kompetitor juga dapat mempengaruhi lama waktu tindakan ini
memberikan hasil, yang akan dipengaruhi oleh kemampuan dari kompetitor tersebut serta
apakah tindakan kita merupakan ancaman yang pantas untuk melakukan counterattack.
Perusahaan yang akan mengambil tindakan offensive ini terlebih dahulu harus
menganalisis siapa yang akan mereka serang.
Strategi Blue-Ocean
Strategi ini merupakan strategi spesial dari Strategi offensive
Penggunaan strategi ini mengartikan bahwa perusahaan memilih untuk membuat pasar
baru dibandingkan dengan bersaing di pasar yang sudah ada.
Dani Alfianto
Eks. A 44B
Pasar blue ocean merupakan pasar yang belum tersentuh oleh kompetisi dan membuka
kesempatan seluas-luasnya untuk bertumbuh dengan syarat perusahaan dapat membuat
permintaan baru yang dipenuhi dengan penawaran produk baru yang sesuai dengan
perminataan tersebut.
Strategi ini merupakan strategi jangka pendek dan hanya bisa bertahan apabila perusahaan
dapat mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di pasar ini.
Contoh sukses: Ebay, NetJets, Tune Hotels, Cirque du Soleil, dan Drybar
Contoh (kurang) sukses: Gilt Troupe (berhasil diawal, namun tidak berhasil
mempertahankan posisinya dimarket yang dia buat sendiri)
Strategi Defensive
Dani Alfianto
Eks. A 44B
Strategi Outsourcing
Strategi ini menyebabkan cakupan operasi bisnis perusahaan menyempit
Outsourcing melibatkan pemberian kekuasaan kepada pihak ketiga untuk menjalankan
salah satu kegiatan perusahaan dalam sebuah rantai nilai.
Sebuah aliansi bergantung pada kapabilitas organisasi dan berkembang seiring berjalannya
waktu, membutuhkan usaha, pengalaman, dan proses pembelajaran yang besar.
Sehingga, ada baiknya memulai aliansi dengan perlahan dengan sebuah aliansi yang
simple dan short-term terlebih dahulu.
Dani Alfianto
Eks. A 44B
CASE 3
AMAZON.COM’S BUSINESS MODEL AND ITS EVOLUTION
Amazon didirikan pada bulan Juni 1994 oleh Bezos. Pada tahun didirikannya Amazon, Internet
sudah mulai popular dikalangan masyarakat dan dianggap sebagai medium bisnis yang
potensial dan untuk mengikuti tren internet tersebut, pada bulan setahun setelah, pada Juni
1995, Bezos meluncurkan toko buku online, yang diberi nama Amazon.com dan secara resmi
beroperasi pada bulan Juli ditahun yang sama. Awalanya, bisnis model yang diadopsi oleh
Amazon didasari oleh strategi menjual semua, membawa sedikit (sell all, carry few) dan
menawarkan jutaan judul buku secara online. Amazon tumbuh dengan pesat, hingga akhir
tahun 1996, Amazon menawarkan sekitar 2,5 juta judul buku yang awalnya hanya 2000 judul
buku dan menghasilkan net sales sekitar $15,7 milyar dengan net loss sebesar $5,7 milyar.
Dalam kurun waktu 2 tahun, Besoz mengekspansi model bisnis Amazon, yang awalnya Sell
all, Carry few, menjadi Sell all, Carry more dengan menambahkan produk-produk seperti
elektronik, video, mainan, dan games kedalam deretan produk yang dijualnya. Pelebaran model
bisnis Amazon ini berfokus pada ketepatan dalam pengiriman dan sistem logistik yang efisien.
Namun, ekspansi terus menerus yang dilakukan Amazon akhirnya menyebabkan Amazon
dikritik menjadi tidak fokus yang menyebabkan pada tahun 2000, dimana mereka memulai
kerjasama dengan beberapa retailer tradisional seperti Borders, Inc dan Target Corporation
sebagai penyedia platform e-commerce bagi kedua perusahaan tersebut, mengalami penurunan
nilai saham sebanyak 2/3 dan melaporkan net loss senilai $1,4 milyar dan diujung
kebangkrutan.
Demi menyelamatkan perusahaannya, bezos memutuskan untuk melakukan pemotongan biaya
me-restrukstur bisnis modelnya dan berhenti menjual produk yang tidak memberikan profit.
Dampak dari pemotongan biaya yang dilakukan Bezos cukup besar, dimana terjadi
pengurangan pegawai sebanyak 1.300 pekerja, penutupan 2 warehouses, dan penutupan pusat
pelayanan konsumen di Seatlle.
Selain itu, Bezos memutuskan untuk mengubah strategi dan tidak melanjutkan perluasan
warehouse dan menggunakan warehouse yang dimiliki oleh perusahaan lain untuk menjual
produknya (Amazon menyediakan platform untuk berjualan secara online, namun pengiriman
dilakukan dari warehouse penjual). Strategi yang dilakukan oleh Bezos terbukti sukses dan
menghasil net profit sebesar $5,1 milyar pada quarter ke-4 tahun 2002 dan memiliki 22,3 juta
user yang teregister pada website Amazon.com.
Dani Alfianto
Eks. A 44B
Setelah tahun 2002, Amazon melanjutkan pengembangan bisnisnya, seperti meluncurkan
AWS (Amazon Web Services), melakukan ekspansi bisnis keluar negeri dengan meluncurkan
website internasional untuk area Asia-Pacific dan negara-negara Eropa pada tahun 2003,
meluncurkan program free shipping yang dinamai Amazon Prime pada tahun 2005,
meluncurkan FBA (Fulfillment by Amazon) pada tahun 2006, meluncurkan divisi research
yang dinamai Lab126 dan meluncurkan Kindle e-book reader pada tahun 2007, mulai
memasuki bisnis fashion pada tahun 2009 dengan mengakusisi Zappos dan memulai penjualan
high end clothing, shoes, handbags, dan aksesoris pada tahun 2012. Pada tahun 2014, Amazon
meluncurkan Fire TV sebagai pertanda masuknya Amazon kedalam pasar video dan games
streaming, yang diikuti dengan peluncuran Fire Phone (Amazon smartphone).
Bertahun-tahun melakukan bisnis secara online, pada tahun 2015, Amazon meresmikan dan
membuka toko pertamanya yang berlokasi di Universitas Purdue.
Setelah semua inovasi yang dilakukan dan tetap berpegang teguh pada prinsip “growth now
profits later”, pada kuartal ketiga 2015, Amazon melaporkan peningkatan revenue sebesar 20%
atau sebesar $23,2 milyar dan net income sebesar $79 juta yang dibandingkan dengan net loss
pada kuartal yang sama tahun lalu bernilai $437 juta. Pertumbuhan revenue ini dikarenakan
adanya pertumbuhan yang cepat pada bisnis cloud-computing, penjualan yang lebih besar di
area Amerika Utara, dan adanya inisiatif untuk menarik konsumen lebih. Selain peningkatan
revenue, ditahun yang sama, Amazon tercatat sebagai Most Valuable Companies dan
mengalahkan Walmart.
Terdapat empat pilar utama menjadi penyokong dari bisnis model yang dimiliki oleh Amazon,
yaitu Low Prices, Wide Selection, Convenience, dan Customer Services.
Dani Alfianto
Eks. A 44B
Pilar 1: Low Prices mengartikan bahwa Amazon memastikan konsumen mendapatkan
harga yang terbaik. Selama bertahun-tahun, Amazon terus berusaha untuk memotong
harga dan menawarkan free shipping yang menyebabkan konsumen menjadi tertarik.
Amazon mampu menurunkan harga disebabkan oleh
kegiatan operasi yang efisien, meningkatkan fixed costs, FUN FACT
dan memungkin penjual pihak ketiga untuk berjualan Barang dijual oleh
Amazon memiliki
produknya di Amazon. Selain itu, Amazon juga memiliki berharga 13% lebih
overhead cost yang rendah disebabkan oleh ketiadaan rendah disbanding
dengan retailer lain.
physical stores.
Pilar 2: Wide Selection mengartikan bahwa Amazon menawarkan pilihan produk yang
luas. Per tahun 2015, Amazon website memiliki 20 kategori produk termasuk
didalamnya buku, film, musik, video games, tools, mainan, kids & baby, grocery, health
& beauty, pakaian, shoes & jewerly, otomotif, dan industri. Amazon memanfaatkan
skala ekonomi ketika membeli dari manufacturer, distributor, dan publisher. Amazon
mengadopsi strategi three-pronged agar dapat memperluas pilihan produk yang
dimilikinya.
Pilar 3: Convenience mengartikan bahwa Amazon menawarkan kenyamanan kepada
penggunanya kapanpun dan dimanapun mereka melakukan pemesanan melalui
penggunaan teknologi modern, serta memastikan bahwa setiap produk
dikirimkan dengan harga yang rendah dan memiliki proses pemesanan yang
sesimpel mungkin.
Pilar 4: Customer Service, loyalty, dan customer retention merupakan tiga aspek penting
pada budaya pelayanan Amazon. Memberikan nilai lebih kepada konsumen
merupakan strategi utama Amazon sejak awal didirikan. Amazon telah melakukan
investasi besar untuk membangun infrastruktur teknologi yang mutakhir dan
mengeluarkan biaya yang besar untuk customer service dan loyalty program, walaupun
hal ini mempengaruhi margin operasi perusahaan.
Dani Alfianto
Eks. A 44B
Agar semua strategi diatas dapat berhasil, Amazon didukung oleh sumber daya dan proses,
seperti Teknologi, Pengembangan Produk, Rantai Pasok berbasis Digital, Karyawan, Marketing,
serta Partnership.
Beberapa analis dan kritikus merasa bahwa Amazon terlalu ambisius dalam melakukan inovasi
dan dikhawatirkan investasi yang berlebih tersebut dapat menjadi bumerang bagi Amazon
kedepannya. Mereka mengharapkan Amazon dapat lebih selektif terhadap pilihan-pilihan yang
mereka pilih. Selain itu, disaat yang sama, para competitor juga terus berinovasi dan tidak
tertinggal jauh dengan Amazon dan berhasil mengejar Amazon pada sisi harga, pengiriman, dan
usaha untuk multi-channel. Selain itu, tantangan terbesar yang dihadapi oleh Amazon saat ini
adalah bagaimana mereka mempertahankan harga yang rendah sembari terus bertumbuh.
Beberapa konsumen merasa bahwa harga yang ditawarkan oleh Amazon tidak lagi sama dengan
yang sebelumnya. Dari sisi politik, Amazon mendapat permasalahan dimana pada Oktober 2015,
US Senate menyetujui Bipartisan Marketpalce Fairness Act yang memberikan kewenangan
bagi pemerintah untuk menarik pajak dari penjualan secara online. Hal ini memaksa Amazon
Dani Alfianto
Eks. A 44B
untuk membayar pajak yang sebelumnya tidak dilakukan oleh mereka dikarenakan
ketidakhardiran bentuk fisik dari bisnis yang mereka lakukan seperti warehouses.