TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1
Anatomi Bola mata 3
3
Mata berkembang dari tiga lapisan embrional primitif: ektoderm
permukaan, termasuk derivatnya-crista neuralis; ektoderm neural; dan
mesoderm. Endoderm tidak ikut dalam pembentukan mata' Mesenkim, yang
berasal dari mesoderm atau crista neuralis, adalah istilah untuk jaringan ikat
embrional. Sebagian besar mesenkim di kepala dan leher berasal dari crista
neuralis. Ektoderm permukaan membentuk lensa; kelenjar Iakrimal; epitel
kornea, konjungtiva, dan kelenjar-kelenjar adneksa; serta epidermis
palpebra' . Palpebra berkembang darl mesenkim, kecuali epidermis kulit dan
epitel koniungtiva yang merupakan derivat ektoderm permukaan. Kuncup-
kuncup palpebra pertama kali terlihat pada janin 6 minggu; tumbuh di depan
mata, tempat mereka bertemu dan bersatu pada usia 8 minggu. Mereka
memisah saat bulan kelima.4
Bulu mata, kelenjar meibom, dan kelenjar palpebra lainnya
berkembang sebagai pertumbuhan epidermis ke bawah. Kelenjar lakrimal
dan kelenjar lakrimal aksesorius berkembang dari epitel konjungtiva. Sistem
drainase lakrimal (kanalikuli, saccus lacrimalis, dan ductus nasolacrimalis)
juga merupakan derivat ektoderm permukaan yang berkembang dari korda
epitel padat yang terbenam di antara processus maxillaris dan nasalis
struktur-struktur muka yang sedang berkembang' Saluran korda ini
terbentuk sesaat sebelum lahir.4
Lensa mata adalah suatu struktur transparan bikonveks yang ditahan
ditempatnya oleh suatu sistem sirkular serabut zonula, yang terbentang
dari lensa ke dalam penebalan lapisan tengah yaitu badan siliar, dan
berdekatan dengan corpus vitreum di sisi posterior. Struktur yang
menutupi sebagian permukaan anterior lensa adalah perluasan lapisin
tengah berpigmen yang opak dan disebut iris' Lubang bundar di tengah
iris adalah pupil.
Mata memiliki dua rongga berisi cairan: bilik anterior, yang
menempati ruang antara kornea dan iris dan bilik posterior, antara iris,
processus ciliaris, perlekatan zonula, dan lensa Kedua struktur ini saling
terhubung di pupil dan mengandung cairan jernih yang disebut humor
4
aquosa. Bilik vitreus terletak di belakang lensa dan perlekatan zolnula serta
dikelilingi oleh retina. Bilik vitreus berisikan massa jaringan ikat gelatinosa
transparan yang disebut corpus vitreum (badan kaca).3
Lapisan fibrosa luar bola mata melindungi struktur internal yang
lebih halus dan menyediakan tempat untuk insersi otot dalam hubungannya
dengan mata, istilah "eksternal/1uar" dan "internal/dalam" merujuk pada
struktur yang lebih dekat, masing-masing, pada permukaan bola mata atau
di bagian dalamnya.) Lapisan luar berwarna opak di lima Perenam bagian
posterior bola mata adalah sklera. Pada orang dewasa lapisan ini
membentuk segmen bola yang berdiameter sekitar 22 mm. Sklera memiliki
ketebalan rerata 0,5 mm, relatif avaskular, terdiri atas jaringan ikat padat
kuat, yang terdiri atas berkas kolagen tipe I pipih yang berselangseling
dalam berbagai arah tetapi tetap sejajar dengan permukaan organ, substansi
dasar dalam jumlah cukup, dan sebaran fibroblas. 3
5
Berbeda dengan sklera, seperenam anterior mata yaitu kornea, tidak
berwarna dan transparan dan sepenuhnya avaskular. Potongan melintang
kornea memperlihatkan bahwa struktur ini terdiri atas lima lapisan:
suatu epitel skuamosa eksternal berlapis,
suatu membrana limitans anterior (membran Bowman, membran basal
epitel berlapis),
stroma,
suatu membrana limitans posterior (membran Descemet, membran
basal endotel), dan
endotel skuamosa internal selapis.
Pertemuan kornea-sklera, atau limbus, adalah suatu area peralihan
dengan stroma transparan bersatu dengan sklera opak. Regio ini memiliki
mikrovaskular,beserta humor aquosa pada bilik anterior, menyediakan
metabolitnya untuk sel kornea melalui difusi. Sel punca untuk epitel berlapis
terkonsentrasi di limbus; dari limbus ini, sel-sel penguat transit yang cepat
membelah bergerak dalam arah sentripetal ke dalam epitel kornea. lapisan
tengah vaskular mata, yang juga dikenal sebagai uvea, terdiri atas tiga
bagian, dari posterior ke anterior: choroid, badan siliar, dan iris.3
6
warna hitam yang khas dan menghambat masuknya cahaya kecuali
melalui pupil.
Badan siliar, suatu pelebaran anterior choroid di tingkat lensa
merupakan suatu cincin tebal jaringan yang terdapat tepat di dalam bagian
anterior sklera. Pada potongan melintang, struktur ini berbentuk segitiga,
dengan dasar panjangnya berhubungan dengan sklera' sisi lain berkontak
dengan corpus vitreum, dan yang ketiga dengan bilik posterior (Gambar 23-
5). Badan siliar memiliki stroma jaringan ikat longgar, kaya akan
mikrovaskular, serat elastin,dan melanosit, yang mengelilingi banyak otot
polos. Musculus ciliaris memiliki fasikulus kecil otot yang berinsersi pada
sklera dan tersusun sedemikian rupa sehingga kontraksinya (sebagai respons
saraf parasimpatis) mengurangi diameter intemal cincin badan siliar, yang
mengurangi tegangan pada serabut yang berjalan dari badan siliar ini ke
Iensa. Hal ini memungkinkan pencembungan lensa dan pemfokusan cahaya
yang lebih baik dari objek yang berdekatan pada retina. Jadi, m. ciliaris
penting pada akomodasi visual.
Iris adalah perluasan uvea yang paling anterior (lapisan tengah) yang
sebagian menutupi lensa, dan menyisakan lubang bundar di pusat yang
disebut pupil. Corpus vitreum menempati bilik vitreus di belakang
lensa. Struktur ini terdiri atas jaringan ikat transparan yang kebanyakan
(99%) terdiri atas air (vitreous humor), yang terikat pada hialuronat dan
sejumlah kecil kolagen. Jaringan ikat yang mirip gel ini terkandung di
dalam membran vitreus yang terdiri atas kolagen tipe IV dan protein
lamina externa lainnya.
7
Sel yang hanya dijumpai pada corpus vitreum adalah sejumlah kecil
makrofag dan populasi sel di dekat membran yang disebut hialosit,
yang menyintesis hialuronat dan kolagen.
Retina, lapisan internal mata, berasal dari mangkuk optik embrionik.
Seperti mangkuk optik, retina terdiri atas dua lapisan utama. Lapisan
dalam, retina neural, mengandung neuron dan fotoreseptor. Regio
visual pada lapisan ini terbentang pada sisi anterior hanya sejauh ora
serrata.
8
dijumpai. Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat apokrin termodifikasi
berhutungan dengan folikel bulu mata tersebut.
Kelenjar lakrimal memiliki asini tubuloalveolar yang terdiri atas sel serosa
tinggi dengan inti basal dan granula sekretoris yang terpulas ringary yang
secara histologis menyerupai sel asinar keleniar parotis (Gambar 23-20).
Setiap asinus dikelilingi oleh sel mioepitel yang berkembang baik dan
suatu lamina basal serta bermuara ke dalam suatu sistem duktus yang
berujung pada duktus ekskretoris.
9
2.2. Konjungtivitis neonatal
konjungtivitis adalah penyakit radang yang ditandai dengan eritema
konjungtiva, pembengkakan, dan keluarnya cairan. Ophthalmia neonatorum
(ON), juga disebut konjungtivitis neonatal, adalah infeksi mukopurulen akut
yang terjadi dalam 4 minggu pertama kehidupan. 7
2.3. Epidemiologi
Kejadian konjungtivitis neonatal infeksius berkisar dari 1% hingga 2%.
Epidemiologi konjungtivitis neonatal berubah ketika larutan nitrat
diperkenalkan pada 1800-an untuk mencegah opthalmia gonokokal. Klamidia
adalah agen infeksi yang paling umum yang menyebabkan ophthalmia
neonatorum di Amerika. Negara bagian, tempat 2% hingga 40% kasus
konjungtivitis neonatal disebabkan oleh Chlamydia. Sebaliknya, kejadian
ophthalmia neonatorum gonokokal telah berkurang secara dramatis dan
menyebabkan kurang dari 1% dari kasus konjungtivitis neonatal.8
10
2.4. Etiologi
Usia bayi merupakan petunjuk penting tentang etiologi konjungtiviti
neonatal; Namun, infeksi bakteri dapat terjadi kapan saja. Berikut ini adalah
ringkasan kejadian dan penyebabnya.10,11
24 jam pertama kehidupan: Penyebab kimia seperti tetes perak nitrat atau
dari obat profilaksis. seperti tetes eritromisin, tetes gentamisin.
24 hingga 48 jam kehidupan: Penyebab bakteri kemungkinan besar
(Neisseria gonorrhoeae adalah penyebab paling umum, Staphylococcus
aureus).
5 hingga 14 hari kehidupan: Chlamydia trachomatis
Reservoir dari organisme adalah serviks atau uretra ibu. Bayi yang lahir
dari ibu yang terinfeksi berisiko tinggi(sekitar 25% -50%) terkena
infeksi.12
6 hingga 14 hari kehidupan: Herpes keratoconjunctivitis
5 hingga 18 hari: Pseudomonas aeruginosa
2.5. Patofisiologi
Konjungtiva mengandung epitel skuamosa nonkeratinisasi, dan
substantia propria tipis yang kaya vaskularisasi mengandung pembuluh
limfatik dan sel, seperti limfosit, sel plasma, sel mast, dan makrofag.
Konjungtiva juga memiliki kelenjar lakrimal aksesori dan sel goblet. 12
Patologi konjungtivitis neonatal dipengaruhi oleh anatomi jaringan
konjungtiva pada bayi baru lahir. kadang konjungtiva ini dapat menyebabkan
pelebaran pembuluh darah, kemosis yang dramatis, dan sekresi yang
berlebihan. Infeksi ini cenderung lebih serius pada neonatus karena
kurangnya kekebalan, kurangnya jaringan limfoid di konjungtiva, dan tidak
adanya air mata saat lahir 12
11
biasanya diberikan sebagai profilaksis mata pada bayi baru lahir. Infeksi
dapat terjadi dalam tiga cara, yaitu sebelum kelahiran, selama kelahiran
atau setelah lahir. Infeksi sangat jarang terjadi sebelum kelahiran. Infeksi
sebelum kelahiran dapat terjadi melalui cairan amnion pada ibu yang
mengalami rupture membran. Cara infeksi yang paling umum terjadi
selama kelahiran adalah infeksi dari jalan lahir yang terinfeksi, terutama
ketika anak lahir dengan presentasi wajah atau dengan bantuan forceps.
Infeksi dapat terjadi setelah kelahiran, yaitu ketika bayi baru lahir
terkena kotoran dari pakaian kotor pasca persalinan atau terkena jari
dengan lokia yang terinfeksi.9
Pada oftalmia neonatorum umumnya terjadi transmisi pada saat
kelahiran dari ibu yang terinfeksi. Hal tersebut mengakibatkan infeksi pada
neonatal umumnya mengenai bagian mata yang bermanifestasi keluarnya
sekret kekuningan terus menerus sehingga kelopak mata sulit dibuka.
Oftalmia neonatorum terjadi akibat penyakit menular seksual yang dapat
ditularkan secara langsung dari transmisi genital-mata, kontak genital-
tangan-mata, atau tansmisi ibu-neonatus selama persalinan.9
Klasifikasi Konjungtivitis
12
2.7. Terapi
13
Pengobatan konjungtivitis herpes neonatal
Erythromycin 12
14
menghambat pertumbuhan bakteri. Terapi antimikroba topikal tidak
diperlukan (tetapi dapat membantu) jika terapi sistemik diberikan.
Tetrasiklin12
Penicillin G 12
Bacitracin ophthalmic 12
Ceftriaxone (Rocephin) 12
Cefotaxime (Claforan) 12
15
negatif. Ini memiliki kemanjuran yang lebih rendah terhadap gram positif
organisme
2.8. Prognosis
Prognosis konjungtivitis neonatal umumnya dianggap baik selama diagnosis
dini dibuat dan terapi medis yang segera dimulai. Sebagian besar kasus
konjungtivitis menular merespons dengan pengobatan tepat. tetapi,
morbiditas dan mortalitas meningkat dalam kasus terkait sistemik yang
membutuhkan rawat inap dan pemantauan intensif.14
16