OLEH
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.
i
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Mata
Mata adalah suatu organ fotosensitif yang sangat berkembang dan
rumit, yang menganalisis bentuk, intensitas, dan warna cahaya yang
dipantulkan objek dan menimbulkan sensasi penglihatan' Mata terletak
dalam struktur bertulang yang protektif di tengkorak, yaitu rongga orbita,
yang jugi mengandung bantalan jaringan adiposa' Setiap bola mata' terdiri
atas sebuah bola mata fibrosa yang kuat untuk mempertahankan bentuknya,
suatu sistem jaringan transparan yang membiaskan cahaya untuk
memfokuskan bayangan, seperti sel fotosensitif, dan suatu sistem neuron
yang berfungsi mengumpulkan, memproses, dan meneruskan informasi
visus ke otak. Setiap mata terdiri atas tiga lapisan atau tunika konsentris.
Sebuah lapisan luar kuat yang terdiri atas sklera dan kornea; sebuah lapisan
tengah vaskular yang terdiri atas koroid, badan siliar, dan iris; dan sebuah
lapisan sensorik internal, retina, yang terdiri atas epitel pigmen di luar dan
lapisan retina sebenarnya di dalam. Lapisan internal retina yang fotosensitif
ini berhubungan dengan serebrum melalui nervus opticus di sisi posterior
mata; tepi anteriornya disebut ora serrata.3
Gambar 1
Anatomi Bola mata 3
Epidemiologi
Kejadian konjungtivitis neonatal infeksius berkisar dari 1% hingga 2%.
Epidemiologi konjungtivitis neonatal berubah ketika larutan nitrat
diperkenalkan pada 1800-an untuk mencegah opthalmia gonokokal. Klamidia
adalah agen infeksi yang paling umum yang menyebabkan ophthalmia
neonatorum di Amerika. Negara bagian, tempat 2% hingga 40% kasus
konjungtivitis neonatal disebabkan oleh Chlamydia. Sebaliknya, kejadian
ophthalmia neonatorum gonokokal telah berkurang secara dramatis dan
menyebabkan kurang dari 1% dari kasus konjungtivitis neonatal.8
Etiologi
Usia bayi merupakan petunjuk penting tentang etiologi konjungtiviti
neonatal; Namun, infeksi bakteri dapat terjadi kapan saja. Berikut ini adalah
ringkasan kejadian dan penyebabnya.10,11
24 jam pertama kehidupan: Penyebab kimia seperti tetes perak nitrat atau
dari obat profilaksis. seperti tetes eritromisin, tetes gentamisin.
24 hingga 48 jam kehidupan: Penyebab bakteri kemungkinan besar
(Neisseria gonorrhoeae adalah penyebab paling umum, Staphylococcus
aureus).
5 hingga 14 hari kehidupan: Chlamydia trachomatis
Reservoir dari organisme adalah serviks atau uretra ibu. Bayi yang lahir
dari ibu yang terinfeksi berisiko tinggi(sekitar 25% -50%) terkena
infeksi.12
6 hingga 14 hari kehidupan: Herpes keratoconjunctivitis
5 hingga 18 hari: Pseudomonas aeruginosa
Patofisiologi
Konjungtiva mengandung epitel skuamosa nonkeratinisasi, dan
substantia propria tipis yang kaya vaskularisasi mengandung pembuluh
limfatik dan sel, seperti limfosit, sel plasma, sel mast, dan makrofag.
Konjungtiva juga memiliki kelenjar lakrimal aksesori dan sel goblet. 12
Patologi konjungtivitis neonatal dipengaruhi oleh anatomi jaringan
konjungtiva pada bayi baru lahir. kadang konjungtiva ini dapat menyebabkan
pelebaran pembuluh darah, kemosis yang dramatis, dan sekresi yang
berlebihan. Infeksi ini cenderung lebih serius pada neonatus karena
kurangnya kekebalan, kurangnya jaringan limfoid di konjungtiva, dan tidak
adanya air mata saat lahir 12
Prinsip Diagnosis
Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Klasifikasi Konjungtivitis
Erythromycin 12
Penicillin G 12
Bacitracin ophthalmic 12
Ceftriaxone (Rocephin) 12
Cefotaxime (Claforan) 12
2.8. Prognosis
Prognosis konjungtivitis neonatal umumnya dianggap baik selama diagnosis
dini dibuat dan terapi medis yang segera dimulai. Sebagian besar kasus
konjungtivitis menular merespons dengan pengobatan tepat. tetapi,
morbiditas dan mortalitas meningkat dalam kasus terkait sistemik yang
membutuhkan rawat inap dan pemantauan intensif.14
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : By.ny Marlina
Umur : 9 Hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Alamat : Nambaru
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Mata kanan dan kiri keluar kotoran bercampur darah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien bayi laki-laki usia 9 hari diantar ke Rumah sakit anuntaloko
parigi dengan keluhan keluar kotoran bercampur darah yang dialami sejak 2
hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya keluhan berupa
gatal pada kelopak mata disertai bengkak, pada saat bayi menangis, keluar
banyak kotoran berwarna putih disertai darah. Pasien sempat demam
dirumah. Orang tua bayi mengatakan pada saat mata bayi gatal-gatal sempat
di oleskan air kencing pada kelopak matanya, dan keluhan semangkin berat
hingga sekarang.
Riwayat Penyakit Mata Sebelumnya :
Tidak ada
Riwayat Penyakit Lain :
Tidak ada
Riwayat Trauma :
Pasien tidak memiliki riwayat trauma
Riwayat Penyakit Mata dalam Keluarga :
Tidak ada yang menderita penyakit mata dalam keluarga.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Bayi lahir cukup bulan dan persalian normal, letak bokong kepala.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
- Tekanan Darah : tidak dilakukan pemeriksaan
- Nadi : 145 x/m
- Pernapasan : 40 x/m
- Suhu : tidak dilakukan pemeriksaan
Status Oftalmologis OD OS
Visus
- Tajam Penglihatan - -
- Koreksi
- -
- Addisi
- Distansia Pupil - -
- Kacamata lama
Tidak diperiksa Tidak diperiksa
- -
Inspeksi:
Kedudukan Bola mata:
- Eksoftalmus
- Endoftalmus
- Deviasi
- -
- Gerakan Bola mata
- -
Supra Silia - -
- Warna Baik ke semua arah Baik ke semua
- Letak arah
- -
Konjungtiva bulbi
+ +
- Secret
- Injeksi konjuntiva + +
- Injeksi siliar
- Injeksi episklera
- Hiperemis
+ +
- Perdarahan subkonjuntiva
- Pterigium - -
- Nodul
- -
System lakrimalis
- -
- Punctum
- -
Kornea - -
- Kejernihan - -
- Permukaan
- -
- Infiltrate
- Ulkus - -
- Arcus senilis
- Edema - -
- Sikatriks - -
- Kedalaman
- Kejernihan Terbuka Terbuka
- Hifema
- Hipopion
jernih Jernih
Iris
Cembung Cembung
- Warna
- Kripte - -
- Sinekia
- -
- -
Pupil
- -
- Letak
- Bentuk + +
- Ukuran
- RCL
- RCTL Normal Normal
Lensa
Jernih Jernih
- Kejernihan
- -
- -
Palpasi
- Nyeri tekan
- Massa tumor
- Tensi okuli
- -
- -
Lapang pandang
- Test konfrontasi
Oftalmoskopi - -
- -
Slit lamp
- Palpebra
- Silia
- Konjungtiva
- -
- Kornea
- COA
S - Iris
t - Pupil
- Lensa - -
a
t - -
u - -
s
L
o
k
a
l
i
s
:
D. RESUME
Pasien bayi laki-laki usia 9 hari diantar ke Rumah sakit anuntaloko
parigi dengan keluhan keluar kotoran bercampur darah yang dialami sejak 2
hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya keluhan berupa
gatal pada kelopak mata disertai bengkak, pada saat bayi menangis, keluar
banyak kotoran berwarna putih disertai darah. Pasien sempat demam
dirumah. Orang tua bayi mengatakan pada saat mata bayi gatal-gatal sempat
di oleskan air kencing pada kelopak matanya, dan keluhan semangkin berat
hingga sekarang. Palpebra superior et inferior : Edema (+), Sekret (+),
Perdarahan (+) Bulbus okuli kesan normal
E. DIAGNOSIS
ODS Konjungtivitis Neonatal
F. PENATALAKSANAAN
Definitif
Bersihkan Sekret
Medikamentosa
Antibiotik:
Topikal GaforinEye drops 6 x 1 gtt ODS
Bralifeks 6 x1 gtt
Non medikamentosa
Memberikan Edukasi :
1. Menjaga higenitas mata.
2. Hindari pengobatan tradisonal tanpa anjuran medis
G. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanam : bonam
Quo ad functionam : bonam
H. DOKUMENTASI
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
13. Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis BAGI DOKTER Edisi
Revisi Tahun 2014 Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta ; 2014