Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ante Natal Care (ANC)

2.1.1 Pengertian Ante Natal Care (ANC)

Pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998). Kunjungan
ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya
hamil untuk mendapatkan pelayanan / asuhan antenatal. Pelayanan ANC adalah pelayanan yang
bersifat preventif untuk memantau kesehatan ibu dan mencegah komplikasi bagi ibu dan janin
(Bartini, 2012).

Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan (Kemenkes, 2010).

Menurut Kemenkes RI (2010) menyatakan bahwa standar pelayanan kebidanan meliputi 24


standar yaitu :

a. Standar pelayanan umum (2 standar)

b. Standar pelayanan Ante Natal Care (6 standar)

c. Standar pelayanan persalinan (4 standar)

d. Standar pelayanan nifas (3 standar)

e. Penanganan kegawatdaruratan obstetric neonatal (9 standar)

2.1.2 Tujuan, Manfaat dan Cara Ante Natal Care (ANC)

Tujuan pengawasan wanita hamil adalah menyiapkan sebaik – baiknya fisik dan mental, serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas sehingga keadaan
mereka postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi mental. Ini berarti dalam ante
natal care harus diusahakan agar :

a. Wanita hamil sampai akhir persalinan sekurang – kurangnya harus sama sehatnya
atau lebih sehat,
b. Kelainan fisik atau psikologi harus ditemukan sejak dini dan diobati,
c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat fisik dan mentalnya
(wiknjosastro, 2005)

1. Tujuan asuhan Ante Natal Care

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
janin,
b. Meningkatkan dan mempertahankan fisik dan mental ibu,
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
kehamilan (termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan),
d. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif,
e. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar dapat tumbuh
dan berkembang secara normal, serta mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin
(Bartini, 2012).

2. Keuntungan Ante Natal Care


Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat di arahkan
untuk melakukan rujukan ke rumah sakit (Manuaba, 1998)

3. Cara pelayanan Ante Natal Care

Cara pelayanan Ante Natal Caredisesuaikan dengan standar pelayanan antenatal menurut
Depkes RI yang terdiri dari :

a. Pada kunjungan pertama, yang harus dilakukan seorang bidan yaitu :


 Melakukan anamneses riwayat dan mengisi KMS ibu hamil / kartu ibu secara
lengkap.
Data yang dikaji dalam anamneses mencakup data : identitas ibu dan suami,
keluhan yang dirasakan, riwayat haid, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan ini
(HTHP, siklus haid, masalah / kelainan pada kehamilan, riwayat imunisasi TT),
riwayat obstetri lalu, riwayat KB, riwayat penyakit keluarga, riwayat sosial
ekonomi, dan pola pemenuhan sehari – hari (Bartini, 2012).
 Melakukan pemeriksaan fisik yang terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan
dalam.
Pemeriksaan luar terdiri dari pemeriksaan umum (keadaan umu ibu, keadaan
gizi, tinggi badan, berat badan, dan pemeriksaan sederhana (untuk kadar Hb,
dan golongan darah). Serta pemeriksaan kebidanan yang terdiri dari inspeksi
(melihat bagian kepala, dada, perut, dan vulva), palpasi leopold (besarnya rahim
untuk menetukan tuanya kehamilan), auskultasi (mendengarkan bunyi jantung
janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim dan aorta dengan stetoskop /
dopler).
 Pemeriksaan dalam dilakukan pada kunjungan awal dan diulangi pada trimester
III untuk menetukan keadaan panggul (Bartini,2012).
b. Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang Selain standar 7T yang telah ada beberapa
tahun sewbelumnya, Kemenkes RI pada tahun 2010 mensosialisikan stabdar 10T
yang harus dilakukan bidan pada setiap kunjunganuan ulang. Tabler Fe sering
diberikan pada trimester kedua dan ketiga, karena pada trimester ini sel darah merah
harus mengangkut oksigen lebih banyak ke janin serta untuk persiapan penambahan
zat besi pada saat melahirkan (Bartini, 2012).

2.1.3 Standar Pelayanan Ante Natal Care (ANC)

Terdapat enam standar dalam pelaksanaan pelayanan antenatal berikut ini:

1. Identifikasi Ibu Hamil


Bidan melakukan kunjungan dan berinteraksi dengan masyarakat secar berkala untuk
memberikan penyuluhan dan motivasi ibu, suami dan anggota keluarganya untuk
memeriksakan kehamilan secara dini dan teratur.
2. Pemeriksaan dan Pemantauan Ante Natal Care (ANC)
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan aantenatal. Pemeriksaan meliputi
anamneseis, dan pemantauan ibu dan janin, bidan juga harus mengenal kehamilan
resiko tinggi,imunisasi, nasihat dan penyuluhan, mencatat data yang tepat setiap
kunjungan. Bila ditemukan kelainan, harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan
dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
3. Palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominalsecara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi,
bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk
mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Penyebab anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, atau rujukan semua
kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan kebutuhan yang berlaku.
5. Pengolahan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menmukan secara dini setiap kenaikkan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala preeklamsilainnya, serta mengambil tindakan tepat dan
merujuknya.
6. Persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat pada ibu hami, suami dan keluarga untuk
memastikan persiapan persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi serta biaya
untuk merujuk. Bila tiba – tiba terjadi keadaan gawat darurat, bidan hendaknya
melakukan kunjungan rumah untuk hal ini (Jannah, 2012).

2.1.4 Kebijakan Program Ante Natal Care (ANC)

Kebijakan program dalam pelayanan antenatal yaitu kunjungan antenatal sebaiknya


dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan. Satu kali pada trimester pertama, satu kali pada
trimester kedua, serta dua kali pada trimester ketiga.

Penerapan operasionalnya dikenal standar minimal (14 T) yang terdiri atas:

1. Timbang berat badan (T1)


Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada
waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua atau tidak melebihii 12 kg selama
kehamilan.
2. Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu
diwaspadai adanya preeklamsi.
3. Ukur tinggi fundus uteri atau TFU (T3)
Hasil pengukuran TFU harus sesuai dengan usia kehamilan
4. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
5. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) (T5)
6. Pemeriksaan Hb (T6)
7. Pemeriksaan VDRL (T7) merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi munculnya antibodi
terhadap bakteri Treponema pallidum, sering direkomendasikan dokter bila seseorang
memiliki gejala penyakit sifilis atau berisiko tinggi terkena penyakit sifilis.
8. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8), harus rutin dilakukan
sejak masa kehamilan untuk merangsang produksi ASI pada masa laktasi yang akan datang.
9. Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9), bertujuan untuk meregangkan otot-
otot ibu hamil yang tertarik oleh berat janin serta melemaskan otot-otot reproduksi sebelum
persalinan agar lentur ketika tiba proses persalinan.
10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)

2.2. Dimensi Mutu Pelayanan

2.2.1. Mutu Pelayanan Kesehatan

Mutu atau kualitas menurut Goetsh dan Davis (1994) merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan.

Kualitas meliputi setiap aspek dari suatu perusahaan dan sesungguhnya merupakan suatu
pengalaman emosional bagi pelanggan. Pelanggan ingin merasa senang dengan pembelian mereka,
merasa bahwa mereka telah mendapatkan nilai terbaik dan ingin memastikan bahwa uang mereka
telah dibelanjakan dengan baik, dan mereka merasa bangga akan hubungan mereka dengan sebuah
perusahaan yang bercitra mutu tinggi (Lovelock dan Wright,2005).

Mutu atau kualitas sangat bersifat subjektif, tergantung pada persepsi, sistem nilai, latar
belakang sosial, pendidikan, ekonomi, budaya, dan banyak faktor lain pada masyarakat atau pribadi
yang terkait dengan jasa pelayanan perusahaan tersebut. Mutu adalah keadaan produk yang selalu
mengacu pada kepuasan pelanggan, karena kepuasan pelanggan merupakan kunci utama yang
menjadikan organisasi mampu bersaing dan dapat menjaga kelangsungan hidup organisasi dalam
jangka panjang. Selanjutnya dikatakan suatu produk hanya dapat dijamin dengan menerapkan Total
Quality Management yang dapat dilandasi metode manajemen yang dipicu oleh pelanggan. Mutu
dapat diartikan sebagai alat organisasi untuk meningkatkan produktivitas, alat organisasi untuk
mengurangi pemborosan, alat untuk menurunkkan biaya atau untuk meningkatkan financial
return atau sisa hasil usaha (Sabarguna, 2004).

Mutu pelayanan tidak ditentukan semata-mata oleh hasil evaluasi pelayanan yang diberikan
jasa pelayanan kesehatan kepada pelanggan (pasien), tetapi juga ditentukan oleh proses bagaimana
pelayanan tersebut diberikan. Di samping itu penilaian pasien atas pelayanan perlu dipahami
sungguh-sungguh, bahwa kriteria yang dipakai oleh pasien amat menentukan penilaian baik atau
buruk atas suatu pelayanan yang mereka terima. Persepsi pasien atas mutu pelayanan sebetulnya
terkait erat dengan harapan-harapan atau ekspektasi yang mereka ingin capai, rasakan dan nikmati.

Menurut Robert dan Prevest dalam Lupiyoadi (2001), mutu pelayanan kesehatan bersifat
multi dimensi. Ditinjau dari pemakai jasa pelayanan kesehatan (health consumer) maka pengertian
mutu pelayanan lebih terkait pada ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran
komunikasi anatara petugas dalam melayani pasien, kerendahan hati dan kesungguhan. Ditinjau dari
penyelenggaraan pelayanan kesehatan (health provider), maka kualitas pelayanan lebih terkait pada
kesesuaian pelayanan yang diselenggarakan dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran
mutakhir. Hal ini terkait pula dengan otonomi yang dimiliki oleh masing-masing profesi dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien. Menurut Azwar (1996),
pengertian mutu pelayanan kesehatan perlu dilakukan pembatasan yang secara umum dapat
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah mengacu pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan. Pada satu sisi dapat menimbulkan kepuasan kepada pasien,
sedang pada sisi lain prosedurnya harus sesuai dengan kode etik standar profesi yang ditetapkan.
Menurut Zeithaml, Valerie A, dkk, 1990 dalam menilai mutu pelayanan yang dilaksanakan sebuah
institusi provider, ada beberapa aspek penting yang perlu dibahas dengan seksama, yaitu :
• Definisi tentang Mutu Pelayanan,
• Faktor-faktor yang memengaruhi harapan atau ekspektasi pasien/pelanggan,
• Dimensi Mutu Pelayanan

2.2.2. Dimensi Mutu Pelayanan

Hal paling menarik yang perlu diperhitungkan oleh pihak provider, adalah kriteria yang digunakan
pelanggan untuk menilai baik-buruknya mutu pelayanan.

Terdapat 10 dimensi kriteria mutu pelayanan yang perlu diperhitungkan oleh provider untuk
menarik minat calon-calon pelanggan/pasien, yakni : (Zeithaml A, Valarie,dkk,1990)

1) Tangibles Penampilan fasilitas-fasilitas fisik (keindahan dan kelengkapan gedung, termasuk


antara lain pertamanan yang cantik, tempat parkir yang cukup memadai, furniture dengan
desain interior yang indah, lift, cafetaria, toko souvenir, toilet yang bersih, dsb), peralatan
kedokteran yang lengkap, penampilan karyawan (antara lain seragam), dan bahan-bahan
komunikasi, dsb.
2) Reliability Kepercayaan atas kemampuan provider untuk mewujudkan pelayanan yang telah
dijanjikan dengan baik, dan teliti, sebagaimana yang telah di publikasikan
3) Responsiveness Tanggapan yang cepat dan keinginan yang kuat serta niat baik dari seluruh
karyawan dan unit-unit dari provider untuk membantu pelanggan dalam rangka memberikan
pelayanan yang bermutu.
4) Competence Semua tenaga yang bekerja pada provider memiliki keterampilan dan
pengetahuan yang baik yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan.
5) Courtesy Sikap sopan-santun, ramah-tamah, rasa hormat, tegur-sapa penuh senyum,
perhatian, dan rasa persahabatan dari karyawan tenaga medis dan non-medis, terutama bagi
contact personne), serta pihak manajemen dari provider.
6) Credibility Keyakinan dan kepercayaan pelanggan / pasien terhadap bagusnya reputasi
provider dalam pelayanan yang diberikan kepada pelanggan / pasien,
7) Security Perasaan bebas pelanggan / pasien dari segenap bahaya apa pun, risiko dan
keragu-raguan, yang ditimbulkan provider dan seluruh sistemnya.
8) Access Kemudahan-kemudahan dalam berhubungan dan kontak dengan provider dan
karyawannya. Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu
yang tidak terlalu lama, dll
9) Communication Memelihara hubungan dengan pelanggan dengan bahasa yang menyentuh
dan mudah dipahami, dan kemauan segenap tenaga provider untuk mendengarkan keluhan,
saran, usul, pendapat atau permintaan pelanggan.
10) Understanding the Customer Upaya semua tenaga provider untuk mengenali dan
memahami apa dan siapa pelanggan / pasien dan apa kebutuhan mereka.

Sepuluh dimensi tersebut dapat dipadatkan atau di konsolidasi menjadi dimensi, sbb :

1) Tangibles ( bukti fisik), yaitu kemampuan suatu provider dalam menentukan eksistensinya
kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan
dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh
pemberi jasa. Yang meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan sebagainya), perlengkapan
dan peralatan yang dipergunakan (teknologi) serta penampilan pegawainya.
2) Reliability (Keandalan), yaitu kemampuan provider untuk memberikan pelayanan sesuai
dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan
pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan
tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
3) Responsiveness (Ketanggapan), yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan
pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian
informasi yang jelas. Membiarkan pasien menunggu
tanpa adanya alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam mutu pelayanan.
4) Assurance (Jaminan), yaitu pengetahuan, komponen antara lain komunikasi
(communication), kredibilitas (credibility), keamanan (security), kompetensi (competence) dan
sopan santun (courtesy).
5) Perhatian (Empathy), yaitu Perhatian / attensi penuh dan rasa “care” secara individual tiap
karyawan medis dan non-medis dari provider yang dapat menyentuh hati dan perasaan
pelanggan./ pasien. Dimana suatu provider diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan
tentang pasien, memahami kebutuhan pasien secara spesifik, serta memiliki waktu
pengoperasian yang nyaman.
DAFTAR PUSTAKA

Bartini I. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wiknjosastro H. 2005. Ilmu Kandungan. 3rd ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Manuaba, I.B.G, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta

Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan.Yogyakarta: ANDY

Sabarguna, B. S. 2004. Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit. Edisi Kedua. Yogyakarta:
Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng-DIY.

Lovelock, C., Wright, L., (2005) Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta : PT. INDEKS Kelompok
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Ii Hamil
    Bab Ii Hamil
    Dokumen30 halaman
    Bab Ii Hamil
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Aa Cover
    Aa Cover
    Dokumen1 halaman
    Aa Cover
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 NEW
    Bab 3 NEW
    Dokumen1 halaman
    Bab 3 NEW
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Aki Akb Hampir Fix
    Aki Akb Hampir Fix
    Dokumen12 halaman
    Aki Akb Hampir Fix
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • BBBMMM
    BBBMMM
    Dokumen6 halaman
    BBBMMM
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab I Bab 4 Fix
    Bab I Bab 4 Fix
    Dokumen3 halaman
    Bab I Bab 4 Fix
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • CVBMB
    CVBMB
    Dokumen5 halaman
    CVBMB
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Antenatal Care
    Laporan Pendahuluan Antenatal Care
    Dokumen21 halaman
    Laporan Pendahuluan Antenatal Care
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 NEW
    Bab 3 NEW
    Dokumen1 halaman
    Bab 3 NEW
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Cover+bab 1+dafis
    Cover+bab 1+dafis
    Dokumen3 halaman
    Cover+bab 1+dafis
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Konstipasi PPT Baru
    Konstipasi PPT Baru
    Dokumen17 halaman
    Konstipasi PPT Baru
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Oli Buku Eva
    Bab 2 Oli Buku Eva
    Dokumen6 halaman
    Bab 2 Oli Buku Eva
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • DFGH
    DFGH
    Dokumen15 halaman
    DFGH
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Oli Buku Eva
    Bab 2 Oli Buku Eva
    Dokumen6 halaman
    Bab 2 Oli Buku Eva
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Olivia Dan P Ibnu
    Olivia Dan P Ibnu
    Dokumen6 halaman
    Olivia Dan P Ibnu
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Katpeng Dan DFTR Isi
    Katpeng Dan DFTR Isi
    Dokumen2 halaman
    Katpeng Dan DFTR Isi
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen6 halaman
    Bab 2
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Tabulasi
    Tabulasi
    Dokumen29 halaman
    Tabulasi
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Leflet
    Leflet
    Dokumen2 halaman
    Leflet
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Proposal Silahturahmi
    Proposal Silahturahmi
    Dokumen6 halaman
    Proposal Silahturahmi
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab I Bab 4 Fix
    Bab I Bab 4 Fix
    Dokumen3 halaman
    Bab I Bab 4 Fix
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Trimester Iii
    Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Trimester Iii
    Dokumen7 halaman
    Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Trimester Iii
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Kala 4
    Bab 1 Kala 4
    Dokumen3 halaman
    Bab 1 Kala 4
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Dis Tosia
    Dis Tosia
    Dokumen22 halaman
    Dis Tosia
    anekefadila
    Belum ada peringkat
  • Atonia Uteri
    Atonia Uteri
    Dokumen3 halaman
    Atonia Uteri
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 NEW
    Bab 3 NEW
    Dokumen1 halaman
    Bab 3 NEW
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat