Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI PERCEPATAN PENURUNAN AKI DAN AKB

Dosen Pembimbing :

Asworoningrum Y,SST.,M.Keb

Disusun Oleh :

Nama Anggota:

1. Olivia Wendiana (1602450073)


2. Dea Airine (1602450076)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Strategi
Percepatan Penurunan AKI Dan AKB”. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Asworoningrum Y,SST.,M.Keb selaku dosen pembimbing.


2. Teman-teman program studi sarjana terapan kebidanan 3B

Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi pembaca.

Malang, 15 Januari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................

1.3 Tujuan...............................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................

2.1 Definisi dari AKI dan AKB.............................................................................

2.2 Faktor-faktor yang melatarbelakangi angka kematian ibu..............................

2.3 Program keluarga berencana...........................................................................

2.4 Strategi peningkatan derajat kesehatan ibu.....................................................

2.5 Upaya memperbaiki AKI................................................................................

2.6 Upaya memperbaiki AKB...............................................................................

2.7 Strategi percepatan penurunan AKB...............................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

3.1 Kesimpulan…………………………………………...………………….

3.2 Saran…………..........………………………………...…………………..

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan
menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan perinatal dalam 100.000 persalinan
hidup. Sedangkan tingkat kesejahteraan suatu bangsa ditentukan dengan seberapa jauh
gerakan keluarga berencana dapat diterima masyarakat. (Manuaba, 1998). Kematian maternal
adalah kematian dari setiap wanita sewaktu dalam kehamilan, persalinan dan dalam 42 hari
setelah terminasi kehamilan tanpa mempertimbangkan lamanya serta di mana kehamilan
tersebut berlangsung (FIGO, 1973).
Kematian dan kesakitan ibu dan perinatal juga berkaitan dengan pertolongan persalinan
“dukun” sebanyak 80% dan berbagai faktor sosial budaya dan faktor pelayanan medis.
Kematian ibu (maternal) bervariasi antara 5 sampai 800 per 100.000 persalinan, sedangkan
kematian perinatal berkisar antara 25 sampai 750 per 100.000 persalinan hidup. (Manuaba,
1998). Oleh karena angka kematian ibu dan perinatal terbesar terjadi di negara berkembang
maka WHO dan UNICEF mencetuskan ide Health for all by the years 2000, dengan harapan
setiap orang mendapatkan pelayanan kesehatan pada tahun 2000. Konsep pelaksanaan Health
for all by the years 2000 menjadi pelayanan kesehatan utama. Unsur pelayanan kesehatan
utama mencakup: Salah satu upaya pemerintah dalam mempercepat penurunan AKI adalah
dengan menempatkan bidan di wilayah Indonesia khususnya di wilayah pedesaan (Depkes
RI, 1995).
Angka kematian ibu dan kematian perinatal masih tinggi. Sebenarnya kematian
tersebut masih dapat dihindari karena sebagian besar terjadi pada saat pertolongan pertama
sangat diperlukan, tetapi penyelenggara kesehatan tidak sanggup untuk memberikan
pelayanan. Penyebab kematian ibu masih tetap merupakan “trias klasik”, sedangkan sebab
kematian perinatal terutama oleh “trias asfiksia”, infeksi, dan trauma persalinan. (Manuaba,
1998).
Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu yaitu dengan Safe Motherhood dan Making
Pregnancy Safer, yang mempunyai tujuan sama yaitu melindungi hak reproduksi dan hak
asasi manusia dengan cara mengurangi beban kesakitan, kecacatan dan kematian yang
berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Bidan di
wilayah pedesaaan diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan
kehamilan normal, kehamilan dengan komplikasi dan kehamilan resiko tinggi, serta mampu
memberikan pertolongan persalinan normal, sehingga dapat mempercepat penurunan AKI
(Depkes RI, 2002).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari AKI dan AKB?


2. Apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangi angka kematian ibu?
3. Bagaimana tingkat keberhasilan dengan program keluarga berencana?
4. Bagaimana strategi peningkatan derajat kesehatan ibu?
5. Bagaimana upaya memperbaiki AKI ?
6. Bagaimana upaya memperbaiki AKB?
7. Bagaimana strategi percepatan penurunan AKB?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari AKI dan AKB


2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi angka kematian ibu
3. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dengan program keluarga berencana
4. Untuk mengetahui strategi peningkatan derajat kesehatan ibu
5. Untuk mengetahui upaya memperbaiki AKI
6. Untuk mengetahui upaya memperbaiki AKB
7. Untuk mengetahui strategi percepatan penurunan AKB

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Definisi AKI dan AKB


Kematian maternal/AKI merupakan kematian wanita sewaktu hamil, melahirkan atau
dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi
kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau
penanganannya, tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab tambahan lainnya.
(Sarwono,2002:22)

Kematian maternal didefinisikan sebagai setiap kematian ibu yang terjadi pada waktu
kehamilan, melahirkan, atau dua bulan setelah melahirkan atau penghentian kehamilan.

Kematian maternal juga didefinisikan sebagai proporsi kematian pada wanita usia
reproduktif atau proporsi kematian pada semua wanita di usia reproduktif yang disebabkan
oleh penyebab maternal.

Angka kematian Bayi (AKB) adalah angka probabilitas untuk meninggal di umur
antara lahir dan 1 tahun dalam 1000 kelahiran hidup.

Angka kematian perinatal (perinatal mortality rate) ialah jumlah kematian perinatal
dikalikan 1000 dan kemudian di bagi dengan jumlah bayi lahir hidup dan lahir mati pada
tahun yang sama. (Sarwono,2002:786).

2.2. Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Angka Kematian Ibu

Angka kematian yang ada saati ini tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya terjadi
karena SDKI menggambarkan data lima tahun yang lalu. Namun, secara garis besar terdapat
beberapa faktor di antaranya sebagai berikut.

 Terbatasnya pelayanan kesehatan ibu, tenaga, sarana, serta belum optimalnya


keterlibatan swasta.
 Terbatasnya kualitas tenaga kesehatan untuk pelaksanaan kegiatan responsif gender,
antenatal yang terintegrasi, pertolongan persalinan, penanganan komplikasi
kebidanan, serta Keluarga Berencana.
 Belum adanya sistem pelayanan kesehatan yang sesuai untuk daerah yang terpencil,
belum ada regulasi untuk memberikan kewenangan yang lebih untuk tindakan medis
khusus, terbatasnya insentif untuk tenaga kesehatan, terbatasnya sarana (dana) untuk
transportasi (kunjungan danrujukan)
 Kurangnya dana operasional untuk pelayanan kesehatan ibu, terutama untuk daerah
terpencil.
 Kurang optimalnya pembrdayaan masyarakat, ketidaksetaraan gender, persiapan
persalinan, dan dalam menghadapi kondisi gawat darurat (mandiri) ditingkatan desa
 Belum optimalnya perencanaan terpadu lintas sektor dan lintas program untuk
percepatan penurunan angka kematian ibu.

2.3. Program Keluarga Berencana

Program keluarga berencana (KB) di Indonesia yang termasuk dianggap berhasil di


tingkat internasional. Hal ini terlihat dari kontribusinya terhadap penurunan pertumbuhan
penduduk, sebagai akibat dari penurunan angka kesuburan total (ttal fertility rate- TFR).
Menurut SDKI, TFR pada periode 1967- 1970 menurun dari 5,6 menjadi hampir setengah
nya dalam 30 tahun yaitu 2,6 pada periode 1997-2002. Demikian juga pencapaian cakupan
pelayanan KB (contraceptive prevalence rate – CPR) dengan berbagai metode meningkat
menjadi 60,3% pada tahun 2002-2003(Depkes , 2008).

Walaupun data SDKI 2002-2003menunjukkan keberhasilan program KB, dari sumber data
yang sama terungkap bahwa jumlah perempuan menikah yang tidak ingin mempunyai anak
lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya tetapi tidak menggunakan cara kontrasepsi
(unmef need) masih cukup tinggi yaitu 8,6%. Penyebab masih tingginya angka ini, antara lain
adalah kualitas informasi dan pelayanan KB serta missal opportunity pelayanan KB pasca
persalinan. Proporsi drop-out akseptor KB adalah 20,7%. Hal ini menunjukkan bahwamasih
jauh lebih banyak terjadi kehamilan yang perlu dihindari dan kesadaran mengikuti program
KB pada pasangan yang paling membutuhkan belum cukup mantap.

2.4. Strategi Peningkatan Derajat Kesehatan Ibu


Sejak tahun 2000, Departemen Kesehatan RI telah menerapkan Making Pregnancy
Safer (MPS) untuk percepatan penurunan AKI dengan tiga pesan kuncinya sebagai berikut:
 Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terampil.
 Setiap komplikasi kehamilan dan persalinan mendapat penanganan yang adekuat
 Setiap wanita usia subur mempuyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan dan penanganan komplikasi yang adekuat.
Pesan kunci tersebut dilaksanakan melalui 4 strategis dan sudah sejalan dengan visi
Departemen Kesehatan RI yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dan
misinya yaitu membuat rakyat sehat, Empat strategi untuk melaksanakan pesan kunci
yang sesuai dengan visi dan misi Depkes RI adalah menggerakan dan
memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat; meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan yang berkualitas, meningkatkan sistem survelians, monitoring,
dan informasi kesehatan , serta meningkatkan pembiayaan kesehatan.

2.5.Upaya Memperbaiki AKI

1. Pencegahan

Keluarga berencana. Jika para ibu yang tidak ingin hamil lagi dapat memperoleh
pelayanan kontrasepsi efektif sebagaimana yang diharapkan, maka akan berkuranglah
prevalensi abortus provokatus serta prevelensi wanita hamil pada usia lanjut dan paritas
tinggi. Dengan berkurangnya faktor resiko tinggi ini maka kematian maternal akan turun pula
secara bermakna. Oleh karena itu pelayanan keluarga berencana harus dapat mencapai
sasaran seluas-luasnya dimasyarakat, khususnya golongan resiko tinggi.

Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan rujukan. Pemeriksaan antenatal yang baik dan
tersedianya fasilitas rujukan bagi kasus resiko tinggi dapat menurunkan angka kematian
maternal. Petugas kesehatan seharusnya dapat mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang
berhubungan dengan usia, paritas, riwayat obstetrik buru, dan perdarahan selama kehamilan.
Mereka harus mampu memberi pengobatan pada penyakit-penyakit yang menyertai
kehamilan, misalnya anemia. Mereka juga harus mampu mengenal tanda-tanda dini infeksi,
partus lama, perdarahan berlebihan dan mengetahui bilamana saat yang tepat untuk merujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.

2. Perbaikan pelayanan gawat darurat

Walaupun upaya pencegahan dengan identifikasi faktor-faktor resiko telah dilakukan


sebagaiman diuraikan diatas, namun masih ada kemungkinan komplikasi berat terjadi
sewaktu-waktu. Dalam hal ini rujukan segera harus dilakukan, karena kematian dapat terjadi
dalam waktu singkat. Oleh karena itu petugas kesehatan di lini terdepan harus dibekali
dengan kemampuan melakukan tindakan-tindakan darurat secara cepat.
Perdarahan. Perdarahan post partum sering memerlukan tindakan cepat dari penolong
persalinan, misalnya pengeluaran plasenta secara manual, memberikan obat-obat oksitosin,
masase uterus, dan pemberian cairan pengganti cairan tranfusi darah.

Infeksi nifas. Kematian karena infeksi nifas dapat dikurangi dengan meningktkan
kebersihan selama persalinan. Kepada penolong persalinan senantiasa perlu diingatkan
tentang tindakan . asepsis pada pertolongan persalinan. Antibiotika perlu diberikan pada
persalinan lama dan ketuban pecah dini.

Gestosis. Petugas kesehatan harus mampu mengenal tanda-tanda awal gestasis seperti
edema,.hipertensi, hiperrefleksia, dan jika mungkin proteinuria. Jika gestosis memberat maka
diperlukan rujukan.

Distosia. Gravida dengan postur tubuh kecil atau terlalu pendek, primi atau
grandemultigravida, perlu di curigai akan kemungkinan terjadinya distosia oleh karena
disproporsi sefalopelvix. Pemanfaatan partograf untuk mendeteksi secara dini persalinan
lama terbukti dapat menurunkan angka kematian maternal.

Abortus provokatus. Kematian karena abortus provokatus seharusnya dapat di cegah,


antara lain dengan pelayanan kontrasepsi efektif sehingga kehamilan yang tidak diingkan
dapat dihindari. Pengobatan pada abortus incomplate adalah kuretase,yang seharusnya dapat
dilakukan di lini terdepan. Jika diragukan apakah sebelumnya telah dilakukan usaha abortus
provokatus, perlu diberikan antibiotik, walaupun belum ada tanda-tanda infeksi. Jika sudah
terjadi infeksi, perlu diberikan antibiotik lebih tinggi secara intravena.

3. Perbaikan jaringan pelayanan kesehatan

Pengadaan tenaga terlatih di pedesaan. Di indinesia sebagian besar persalinan masih


ditolong oleh dukun, khususnya yang berlangsung di desa desa. Para dukun ini harus
dimanfaatkan dan diajak bekerjasama antara lain dengan melatih merek dalam teknik asepsis
dan pengenalan dini tanda tanda bahaya serta kemampuan pertolongan pertama dan
mengetahui kemana rujukan yang harus dilakukan pada waktunya. Pada saat ini pemerintah
sedang mengupayakan pengadaan tenaga bidan untuk setiap desa, sehingga diperkirakan
perlu dididik sekitar 80.000orang bidan untuk memenuhi kebutuhan tersebut sampai pelita
VI.

Peningkatan kemampuan puskesmas. Puskesmas yang merupakan fasilitas rujukan


pertama dari petugas lini terdepan perlu dilengkapi dengan dokter terlatih serta kelengkapan
yang diperlukan untuk mencegah kematian maternal. Puskesma seharusnya mampu
mengatasi perdarahan akut, tersedia antibiotik dan cairan yang cukup, dan mampu
memberikan pertolongan bedah obstetris sederhana.

Rumah sakit rujukan. Rumahsakit rujukan harus dilengkapi dengan fasilitas tranfusi
darah, listrik, air bersih, alat alat operasi, anastesi, antibiotik dan obat serta bahan lain, dan
tenaga terlatih.

2.6.Upaya Memperbaiki AKB

a. Perbaikan keadaan social dan ekonomi.

b. Kerjasama yang erat antara ahli obstetri, ahli kesehatan anak, ahli kesehatan
masyarakat, dokter umum, dan perawat kesejahteraan ibu dan anak.

c. Pemeriksaan postmortem terhadap sebab-sebab kematian perinatal.

d. Pendaftaran kelahiran dan kematioan janin serta kematian bayi secara sempurna.

e. Perbaikan kesehatan ibu dan pengawasan antenatal yang baik, antara lain
memperbaiki keadaan gizi ibu dan menemukan high risk mothers untuk dirawat
dan diobati.

f. Ibu dengan high risk pregnancy hendaknya melahirkan di rumah sakit yang
mempunyai fasilitas yang cukup.

g. Perbaikan teknik diagnosis gawat-janin.

h. Persediaan tempat perawatan yang khusus untuk berat-badan lahir rendah.

i. Perbaikan resusitasi bayi yang lahir dengan asfiksia dan perbaikan dalam teknik
perawatan bayi baru lahir terutama bayi premature.

j. Penyelidikan sebab-sebab intrauterine undernutrition.

k. Pencegahan infeksi secara sungguh-sungguh, dll.

2.7. Strategi Percepatan Penurunan AKB


1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas baik ditingkat dasar maupun rujukan, terutama bagi bayi dan balita
dengan menggunakan intervensi yang telah terbukti menurunkan AKB:
a. Tatalaksana penanganan asfiksia (bayi lahir tidak bisa menangis
spontan) dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
b. Kunjungan neonatal secara berkala.
c. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
d. Pelayanan Emergensi.
e. Menggerakkan dan mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga
dan masyarakat luas untuk hidup sehat.
2. Menggerakkan penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
3. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan anak.

BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN
Kematian maternal/AKI merupakan kematian wanita sewaktu hamil, melahirkan atau
dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi
kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau
penanganannya, tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab tambahan lainnya.
Penyebab kematian maternal adalah karena faktor reproduksi, komplikasi obstetric,
factor-faktor pelayanan kesehatan. Penyebab kematian perinatal adalah karena infeksi,
asfiksia neonatorum, trauma kelahiran, cacat bawaan/kelainan kongenital, dll.
Upaya memperbaiki AKI adalah melalui pencegahan, perbaikan pelayanan gawat
darurat, perbaikan jaringan pelayanan kesehatan. Upaya memperbaiki AKB adalah melalui
perbaikan keadaan social dan ekonomi, kerjasama yang erat antara ahli obstetri, ahli
kesehatan anak, ahli kesehatan masyarakat, dokter umum, dan perawat kesejahteraan ibu dan
anak, dll.

3.2.SARAN
Setelah ditarik kesimpulan sebagaimana tersebut di atas selanjutnya penulis
mengajukan beberapa saran, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat berpartisipasi dalam upaya menekan AKI dan AKB
sesuai kemampuan dan teori yang sudah didapatkan.
2. Untuk Akademi
Diharapkan Akademi dapat memberikan penilaian terhadap mahasiswa apakah sudah
memahami penjelasan dari tugas yang diberikan.
3. Untuk Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat mengetahui AKI dan AKB dan upaya-upaya yang sudah
dan yang akan dilaksanakan untuk menekan AKI dan AKB.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo,Sarwono.2002.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai

  • DFGH
    DFGH
    Dokumen15 halaman
    DFGH
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Aa Cover
    Aa Cover
    Dokumen1 halaman
    Aa Cover
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • BBBMMM
    BBBMMM
    Dokumen6 halaman
    BBBMMM
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Hamil
    Bab Ii Hamil
    Dokumen30 halaman
    Bab Ii Hamil
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab I Bab 4 Fix
    Bab I Bab 4 Fix
    Dokumen3 halaman
    Bab I Bab 4 Fix
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Antenatal Care
    Laporan Pendahuluan Antenatal Care
    Dokumen21 halaman
    Laporan Pendahuluan Antenatal Care
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 NEW
    Bab 3 NEW
    Dokumen1 halaman
    Bab 3 NEW
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • CVBMB
    CVBMB
    Dokumen5 halaman
    CVBMB
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Oli Buku Eva
    Bab 2 Oli Buku Eva
    Dokumen6 halaman
    Bab 2 Oli Buku Eva
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Katpeng Dan DFTR Isi
    Katpeng Dan DFTR Isi
    Dokumen2 halaman
    Katpeng Dan DFTR Isi
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Oli Buku Eva
    Bab 2 Oli Buku Eva
    Dokumen6 halaman
    Bab 2 Oli Buku Eva
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Cover+bab 1+dafis
    Cover+bab 1+dafis
    Dokumen3 halaman
    Cover+bab 1+dafis
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 NEW
    Bab 3 NEW
    Dokumen1 halaman
    Bab 3 NEW
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Konstipasi PPT Baru
    Konstipasi PPT Baru
    Dokumen17 halaman
    Konstipasi PPT Baru
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Proposal Silahturahmi
    Proposal Silahturahmi
    Dokumen6 halaman
    Proposal Silahturahmi
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen6 halaman
    Bab 2
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Tabulasi
    Tabulasi
    Dokumen29 halaman
    Tabulasi
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Dis Tosia
    Dis Tosia
    Dokumen22 halaman
    Dis Tosia
    anekefadila
    Belum ada peringkat
  • Olivia Dan P Ibnu
    Olivia Dan P Ibnu
    Dokumen6 halaman
    Olivia Dan P Ibnu
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab I Bab 4 Fix
    Bab I Bab 4 Fix
    Dokumen3 halaman
    Bab I Bab 4 Fix
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Trimester Iii
    Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Trimester Iii
    Dokumen7 halaman
    Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Trimester Iii
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Leflet
    Leflet
    Dokumen2 halaman
    Leflet
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Kala 4
    Bab 1 Kala 4
    Dokumen3 halaman
    Bab 1 Kala 4
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 NEW
    Bab 3 NEW
    Dokumen1 halaman
    Bab 3 NEW
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Atonia Uteri
    Atonia Uteri
    Dokumen3 halaman
    Atonia Uteri
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Fix
    Bab Ii Fix
    Dokumen6 halaman
    Bab Ii Fix
    Anonymous HVSWuiEG2
    Belum ada peringkat