Dosen Pembimbing :
Asworoningrum Y,SST.,M.Keb
Disusun Oleh :
Nama Anggota:
JURUSAN KEBIDANAN
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Strategi
Percepatan Penurunan AKI Dan AKB”. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................
3.1 Kesimpulan…………………………………………...………………….
3.2 Saran…………..........………………………………...…………………..
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan
menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan perinatal dalam 100.000 persalinan
hidup. Sedangkan tingkat kesejahteraan suatu bangsa ditentukan dengan seberapa jauh
gerakan keluarga berencana dapat diterima masyarakat. (Manuaba, 1998). Kematian maternal
adalah kematian dari setiap wanita sewaktu dalam kehamilan, persalinan dan dalam 42 hari
setelah terminasi kehamilan tanpa mempertimbangkan lamanya serta di mana kehamilan
tersebut berlangsung (FIGO, 1973).
Kematian dan kesakitan ibu dan perinatal juga berkaitan dengan pertolongan persalinan
“dukun” sebanyak 80% dan berbagai faktor sosial budaya dan faktor pelayanan medis.
Kematian ibu (maternal) bervariasi antara 5 sampai 800 per 100.000 persalinan, sedangkan
kematian perinatal berkisar antara 25 sampai 750 per 100.000 persalinan hidup. (Manuaba,
1998). Oleh karena angka kematian ibu dan perinatal terbesar terjadi di negara berkembang
maka WHO dan UNICEF mencetuskan ide Health for all by the years 2000, dengan harapan
setiap orang mendapatkan pelayanan kesehatan pada tahun 2000. Konsep pelaksanaan Health
for all by the years 2000 menjadi pelayanan kesehatan utama. Unsur pelayanan kesehatan
utama mencakup: Salah satu upaya pemerintah dalam mempercepat penurunan AKI adalah
dengan menempatkan bidan di wilayah Indonesia khususnya di wilayah pedesaan (Depkes
RI, 1995).
Angka kematian ibu dan kematian perinatal masih tinggi. Sebenarnya kematian
tersebut masih dapat dihindari karena sebagian besar terjadi pada saat pertolongan pertama
sangat diperlukan, tetapi penyelenggara kesehatan tidak sanggup untuk memberikan
pelayanan. Penyebab kematian ibu masih tetap merupakan “trias klasik”, sedangkan sebab
kematian perinatal terutama oleh “trias asfiksia”, infeksi, dan trauma persalinan. (Manuaba,
1998).
Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu yaitu dengan Safe Motherhood dan Making
Pregnancy Safer, yang mempunyai tujuan sama yaitu melindungi hak reproduksi dan hak
asasi manusia dengan cara mengurangi beban kesakitan, kecacatan dan kematian yang
berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Bidan di
wilayah pedesaaan diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan
kehamilan normal, kehamilan dengan komplikasi dan kehamilan resiko tinggi, serta mampu
memberikan pertolongan persalinan normal, sehingga dapat mempercepat penurunan AKI
(Depkes RI, 2002).
1.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kematian maternal didefinisikan sebagai setiap kematian ibu yang terjadi pada waktu
kehamilan, melahirkan, atau dua bulan setelah melahirkan atau penghentian kehamilan.
Kematian maternal juga didefinisikan sebagai proporsi kematian pada wanita usia
reproduktif atau proporsi kematian pada semua wanita di usia reproduktif yang disebabkan
oleh penyebab maternal.
Angka kematian Bayi (AKB) adalah angka probabilitas untuk meninggal di umur
antara lahir dan 1 tahun dalam 1000 kelahiran hidup.
Angka kematian perinatal (perinatal mortality rate) ialah jumlah kematian perinatal
dikalikan 1000 dan kemudian di bagi dengan jumlah bayi lahir hidup dan lahir mati pada
tahun yang sama. (Sarwono,2002:786).
Angka kematian yang ada saati ini tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya terjadi
karena SDKI menggambarkan data lima tahun yang lalu. Namun, secara garis besar terdapat
beberapa faktor di antaranya sebagai berikut.
Walaupun data SDKI 2002-2003menunjukkan keberhasilan program KB, dari sumber data
yang sama terungkap bahwa jumlah perempuan menikah yang tidak ingin mempunyai anak
lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya tetapi tidak menggunakan cara kontrasepsi
(unmef need) masih cukup tinggi yaitu 8,6%. Penyebab masih tingginya angka ini, antara lain
adalah kualitas informasi dan pelayanan KB serta missal opportunity pelayanan KB pasca
persalinan. Proporsi drop-out akseptor KB adalah 20,7%. Hal ini menunjukkan bahwamasih
jauh lebih banyak terjadi kehamilan yang perlu dihindari dan kesadaran mengikuti program
KB pada pasangan yang paling membutuhkan belum cukup mantap.
1. Pencegahan
Keluarga berencana. Jika para ibu yang tidak ingin hamil lagi dapat memperoleh
pelayanan kontrasepsi efektif sebagaimana yang diharapkan, maka akan berkuranglah
prevalensi abortus provokatus serta prevelensi wanita hamil pada usia lanjut dan paritas
tinggi. Dengan berkurangnya faktor resiko tinggi ini maka kematian maternal akan turun pula
secara bermakna. Oleh karena itu pelayanan keluarga berencana harus dapat mencapai
sasaran seluas-luasnya dimasyarakat, khususnya golongan resiko tinggi.
Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan rujukan. Pemeriksaan antenatal yang baik dan
tersedianya fasilitas rujukan bagi kasus resiko tinggi dapat menurunkan angka kematian
maternal. Petugas kesehatan seharusnya dapat mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang
berhubungan dengan usia, paritas, riwayat obstetrik buru, dan perdarahan selama kehamilan.
Mereka harus mampu memberi pengobatan pada penyakit-penyakit yang menyertai
kehamilan, misalnya anemia. Mereka juga harus mampu mengenal tanda-tanda dini infeksi,
partus lama, perdarahan berlebihan dan mengetahui bilamana saat yang tepat untuk merujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.
Infeksi nifas. Kematian karena infeksi nifas dapat dikurangi dengan meningktkan
kebersihan selama persalinan. Kepada penolong persalinan senantiasa perlu diingatkan
tentang tindakan . asepsis pada pertolongan persalinan. Antibiotika perlu diberikan pada
persalinan lama dan ketuban pecah dini.
Gestosis. Petugas kesehatan harus mampu mengenal tanda-tanda awal gestasis seperti
edema,.hipertensi, hiperrefleksia, dan jika mungkin proteinuria. Jika gestosis memberat maka
diperlukan rujukan.
Distosia. Gravida dengan postur tubuh kecil atau terlalu pendek, primi atau
grandemultigravida, perlu di curigai akan kemungkinan terjadinya distosia oleh karena
disproporsi sefalopelvix. Pemanfaatan partograf untuk mendeteksi secara dini persalinan
lama terbukti dapat menurunkan angka kematian maternal.
Rumah sakit rujukan. Rumahsakit rujukan harus dilengkapi dengan fasilitas tranfusi
darah, listrik, air bersih, alat alat operasi, anastesi, antibiotik dan obat serta bahan lain, dan
tenaga terlatih.
b. Kerjasama yang erat antara ahli obstetri, ahli kesehatan anak, ahli kesehatan
masyarakat, dokter umum, dan perawat kesejahteraan ibu dan anak.
d. Pendaftaran kelahiran dan kematioan janin serta kematian bayi secara sempurna.
e. Perbaikan kesehatan ibu dan pengawasan antenatal yang baik, antara lain
memperbaiki keadaan gizi ibu dan menemukan high risk mothers untuk dirawat
dan diobati.
f. Ibu dengan high risk pregnancy hendaknya melahirkan di rumah sakit yang
mempunyai fasilitas yang cukup.
i. Perbaikan resusitasi bayi yang lahir dengan asfiksia dan perbaikan dalam teknik
perawatan bayi baru lahir terutama bayi premature.
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Kematian maternal/AKI merupakan kematian wanita sewaktu hamil, melahirkan atau
dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi
kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau
penanganannya, tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab tambahan lainnya.
Penyebab kematian maternal adalah karena faktor reproduksi, komplikasi obstetric,
factor-faktor pelayanan kesehatan. Penyebab kematian perinatal adalah karena infeksi,
asfiksia neonatorum, trauma kelahiran, cacat bawaan/kelainan kongenital, dll.
Upaya memperbaiki AKI adalah melalui pencegahan, perbaikan pelayanan gawat
darurat, perbaikan jaringan pelayanan kesehatan. Upaya memperbaiki AKB adalah melalui
perbaikan keadaan social dan ekonomi, kerjasama yang erat antara ahli obstetri, ahli
kesehatan anak, ahli kesehatan masyarakat, dokter umum, dan perawat kesejahteraan ibu dan
anak, dll.
3.2.SARAN
Setelah ditarik kesimpulan sebagaimana tersebut di atas selanjutnya penulis
mengajukan beberapa saran, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat berpartisipasi dalam upaya menekan AKI dan AKB
sesuai kemampuan dan teori yang sudah didapatkan.
2. Untuk Akademi
Diharapkan Akademi dapat memberikan penilaian terhadap mahasiswa apakah sudah
memahami penjelasan dari tugas yang diberikan.
3. Untuk Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat mengetahui AKI dan AKB dan upaya-upaya yang sudah
dan yang akan dilaksanakan untuk menekan AKI dan AKB.
DAFTAR PUSTAKA