Anda di halaman 1dari 104

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang


berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, akan tetapi merupakan
suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangannya lebih lanjut dalam menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Pada tingkat Sekolah Dasar (SD), proses pembelajaran IPA sebaiknya
dilaksanakan dengan cara pemberian pengalaman belajar secara langsung.
Dalam hal ini siswa diarahkan untuk belajar secara inkuiri dan berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak
berdampak buruk terhadap lingkungan. Oleh karena itu dalam kurikulum
KTSP, pembelajaran IPA diharapkan ada penekanan pada pembelajaran
Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan
pada pengalaman belajar siswa untuk merancang dan membuat suatu karya
melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara
bijaksana.
Pembelajaran IPA yang cenderung monoton dan tidak bervariasi
dengan situasi belajar yang cenderung membuat siswa tertekan dan kurang
nyaman, serta kurang upaya guru untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran
menjadi salah satu alasan yang dapat memperkuat anggapan siswa terhadap
sulitnya belajar IPA. Selain dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, mata
pelajaran IPA juga sering dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan

1
2

dengan model pembelajaran yang monoton. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan guru untuk menyiasati permasalahan tersebut, adalah dengan
menggunakan suatu model pembelajaran yang dapat membuat siswa merasa
perlu mempelajari IPA, yakni model pembelajaran yang mengusung konsep
pembelajaran Salingtemas.
Dalam hal ini guru dapat menggunakan model pembelajaran
kontekstual sebagai model pembelajaran bervisi SETS (Science, Environment,
Technology, and Society). Dengan model pembelajaran tersebut siswa dapat
belajar secara langsung secara alamiah dengan cara mengaitkan konsep-
konsep pada pembelajaran dengan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari,
bahkan siswa dapat menghasilkan suatu karya atau teknologi sederhana yang
bermanfaat dalam kehidupan yang sesuai dengan konsep-konsep yang telah
dipelajari.
Di SD Negeri 200219 Sitamiang Padangsidimpuan kesulitan siswa

dalam menulis biasanya terlihat ketika siswa diminta untuk menulis sebuah

karangan sederhana, mendeskripsikan suatu benda ataupun ketika menulis

puisi, mereka sering mengeluh dan terlihat bingung dengan apa yang ingin

mereka tulis. Kebosanan, kejenuhan, serta kebingungan siswa dalam hal

menulis yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran menulis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis.

2. Kurangnya motivasi siswa, baik dari dalam diri mereka maupun dari

lingkungan belajar.

3. Pengembangan strategi pembelajaran yang kurang membangkitkan

daya imajinasi siswa dan kreativitas siswa dalam berbahasa maupun

bersastra.

4. Media yang digunakan dalam pembelajaran yang kurang sesuai

sehingga siswa kurang bersemangat dalam belajar.


3

Masalah yang terjadi pada siswa kelas II SD Negeri 200219 Sitamiang

Padangsidimpuan adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap cara

mendeskripsikan suatu benda. Hal itu dapat diketahui dari hasil tes pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis pada tanggal 05 April 2016, dengan

tujuan pembelajaran mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis yang

dilaksanakan pada siswa kelas II SD Negeri 200219 Sitamiang

Padangsidimpuan yang dirasakan masih kurang. Dari tes tersebut diperoleh

hasil tulisan siswa belum sempurna, karena penggunaan katanya belum tepat

dan kalimatnya cenderung diulang-ulang sehingga tidak mudah untuk

dipahami. Perolehan nilai rata-rata kelas yang seharusnya mencapai nilai di

atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas II SD Negeri 200219

Sitamiang Padangsidimpuan mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis,

yakni 70 dan pada kenyataannya hanya mencapai angka 65, sehingga hanya

30% siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa

Indonesia dalam aspek menulis untuk kelas II semester II SD Negeri 200219

Sitamiang Padangsidimpuan. Dengan adanya permasalahan yang telah

diuraikan di atas, maka guru harus mengambil tindakan, yakni dengan mencari

dan menggunakan suatu pendekatan atau model pembelajaran yang efektif,

inovatif, dan berpotensi memperbaiki pembelajaran menulis, sehingga

meningkatkan minat, motivasi, dan sikap siswa terhadap pembelajaran

menulis yang berakibat pada meningkatnya prestasi belajar siswa. Untuk

itulah guru (peneliti) merancang suatu bentuk pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan melalui pendekatan kontekstual dengan media

gambar sebagai media alternatif untuk memperbaiki pembelajaran menulis.


4

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat (Dikdasmen Diknas, 2002:1). Media gambar dimaksudkan untuk

memudahkan siswa dalam mendeskripsikan seekor binatang dengan bahasa

tulis. Media gambar digunakan dalam penelitian ini karena pola berpikir siswa

kelas II yang masih memerlukan media pembelajaran yang konkrit. Dengan

kedua hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas II

SD Negeri 200219 Sitamiang Padangsidimpuan dalam mendeskripsikan

binatang dengan bahasa tulis.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakn di atas, maka

penelitian ini akan berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan upaya

medayagunakan media gambar binatang sebagai sarana pembelajaran berbasis

kontekstual sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas II SD

Negeri 200219 Sitamiang Padangsidimpuan dalam mendeskripsi secara

tertulis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

pokok dalam penelitian ini adalah :

a. Apakah pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan cara me-

manfaatkan media gambar binatang dapat meningkatkan keterampilan


5

mendeskripsi secara tertulis siswa kelas II SD Negeri 200219 Sitamiang

Padangsidimpuan ?

b. Apakah melalui pendekatan kontekstual dengan memanfaatkan media

gambar binatang dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas II SD Negeri

200219 Sitamiang Padangsidimpuan dalam pembelajaran?

c. Bagaimana keterampilan guru menggunakan pendekatan kontekstual

dalam pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan fokus penelitian di atas yang akan dijawab melalui

penelitian ini adalah dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut:

a. Mengetahui peningkatkan keterampilan siswa kelas II SD Negeri 200219

Sitamiang Padangsidimpuan melalui pendekatan kontekstual dengan

memanfaatkan media gambar binatang dalam mendeskripsi secara secara

tertulis.

b. Mengetahui peningkatkan aktivitas siswa kelas II SD Negeri 200219

Sitamiang Padangsidimpuan dalam pembelajaran melalui pendekatan

kontekstual dengan mendayagunakan media gambar binatang.

c. Mendeskripsi keterampilan guru dalam menggunakan pendekatan

kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:


6

a. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat

meningkatkan dan memperbaiki mutu pembelajaran menulis dalam mata

pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas II semester II dengan me-

manfaatkan media gambar binatang melalui pendekatan kontekstual

(Contextual Teaching and Learning).

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Siswa

Penelitan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa dalam

pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar bahasa

Indonesia, khususnya dalam aspek menulis. Dengan demikian, siswa dapat

menyukai kegiatan menulis dan dapat mengembangkan kreativitas siswa

dalam menuangkan berbagai ide, gagasan, serta pengalamannya dalam

sebuah tulisan imajinatif yang dapat dinikmati oleh orang lain.

2) Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, yakni dapat

memberikan pengalaman dan wawasan bagi guru bahwa dalam

membelajarkan bahasa Indonesia pada aspek menulis, khususnya bagi

siswa kelas rendah yang membutuhkan suatu pendekatan dalam

pembelajaran sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan rasa senang

pada siswa pada saat pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat

termotivasi dalam belajar dan akan berakibat pada pencapaian prestasi

belajar yang maksimal dan sesuai dengan harapan.


7

3) Bagi Sekolah

Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai tolok ukur dalam

peningkatan dan perbaikan mutu pembelajaran menulis di sekolah.

E. Batasan atau Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya penafsiran istilah dalam memahami inti

masalah dalam penelitian ini, ditegaskan dari beberapa istilah yang digunakan.

Adapun istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Penerapan ialah proses atau cara untuk menerapkan dan mempraktikkan

suatu teori dalam bentuk perbuatan.

b. Pendekatan Kontekstual ialah konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata

siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai

anggota keluarga dan masyarakat (Dikdasmen Diknas, 2002:1).

c. Peningkatan ialah proses upaya-upaya kegiatan yang dilakukan supaya

terjadi suatu perubahan kearah yang lebih baik dan atau bartambahnya

sesuatu perubahan dari segi jumlah/kuantitas (Suseno Edy, 2003:5).

d. Keterampilan ialah kecakapan atau kemampuan untuk melakukan

suatu tugas pada siswa.

e. Mendeskripsi ialah memaparkan atau menggambarkan dengan kata-

kata secara jelas dan terperinci (KBBI : 258).


8

f. Media gambar ialah media dalam bentuk gambar yang membantu guru

dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga lebih mudah diterima

oleh siswa.
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Belajar

Belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada diri orang

belajar karena pengalaman (Prof. Dr. Max Darsono, dkk, 2000:4). Sedangkan

pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian

rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik (Prof. Dr.

Max Darsono, dkk, 2000:24).

Nina Wiyana (2007) dalam http://www.duniaguru.com, menyampaikan

tentang teori Gestalt yang mengungkapkan bahwa belajar adalah perubahan

perilaku individu yang terjadi melalui pengalaman. Pembelajaran menurut

Gestalt adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian

rupa, sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi

suatu gestalt (pola bermakna).

Proses pembelajaran dipengaruhi oleh pemahaman guru terhadap

aliran atau teori belajar. M. Saekhan Muchith (2014), dalam Pembelajaran

Kontekstual mengatakan bahwa ada beberapa jenis aliran atau paham yang

dapat dijadikan inspirasi untuk melakukan proses pembelajaran, yakni :

1. Teori belajar Behavioristik

Keberhasilan belajar menurut teori behavioristik ditentukan oleh

adanya interaksi antara stimulus dan respon yang diterima oleh manusia.

Mengajar atau mendidik perlu dilakukan dengan cara memperbanyak

stimulus dan respon yang diberikan kepada siswa. Salah satu indikasi

9
10

keberhsilan belajar menurut teori ini adalah adanya perubahan tingkah laku

yang nyata dalam kehidupan masyarakat (M. Saekhan Muchith (2014: 56).

M. Saekhan Muchith (2014: 57), dalam Pembelajaran Kontekstual

mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik

ditekankan pada proses memperluas dan penambahan pengetahuan siswa,

sedangkan proses belajar sebagai “mimetic”, yang menuntut siswa agar

memiliki kemampuan mengungkapkan kembali pengetahuan dan pemahaman

yang sudah dipelajari baik dalam jangka waktu yang pendek maupun dalam

jangka waktu yang panjang, yang diperoleh melalui berbagai cara dalam

pembelajaran.

2. Teori belajar Kognitif

Pada hakekatnya teori kognitif adalah sebuah teori pembelajaran

yang cenderung melakukan praktek yang mengarah pada kualitas intelektual

peserta didik (M. Saekhan Muchith, 2014: 69).

M. Saekhan Muchith (2014), dalam Pembelajaran Kontekstual juga

mengungkapkan bahwa konsekuensi proses pembelajaran harus lebih

memberi ruang yang luas agar siswa mengembangkan kualitas intelektualnya.

Secara umum proses pembelajaran harus didasarkan atas asumsi umum

a). Proses pembelajaran adalah suatu realitas sistem. Artinya,

keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh satu

aspek/faktor saja, tetapi lebih ditentukan secara simultan dan

komprehensif dari berbagai faktor yang ada.


11

b). Proses pembelajaran adalah realitas kultural/natural. Artinya

dalam proses pembelajaran tidak diperlukan adanya berbagai

paksaan dengan dalil membentuk kedisiplinan.

c). Pengembangan materi harus benar-benar dilakukan secara

kontekstual dan relevan dengan realitas kehidupan peserta

didik.

d). Metode pembelajaran tidak dilakukan secara monoton, metode

yang bervariasi merupakan tuntutan mutlak dalam proses

pembelajaran.

e). Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat

dipentingkan, sehingga proses asimilasi dan akomodasi

pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.

f). Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada menghafal.

g). Pembelajaran harus memperhatikan perbedaan individual

siswa, karena sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam

belajar.

3. Teori belajar Humanistik

Pada hakekatnya teori humanistik lebih menekankan pada proses

untuk memanusiakan manusia atau peserta didik, yaitu suatu pemahaman

atau kesadaran untuk memahami potensi, perbedaan, kekurangan dan

kelebihan yang dimiliki oleh setiap peserta didik (M. Saekhan, 2014: 94).
12

4. Teori belajar Konstrktivisme

M. Saekhan Muchith (2014), dalam buku Pembelajaran Kontekstual

bahwa pembelajaran harus mampu memberikan pengalaman nyata bagi

siswa, sehingga model pembelajarannya dilakukan secara natural.

Penekanan teori konstruktivisme bukan pada membangun kulaitas kognitif,

tetapi lebih pada proses untuk menemukan teori yang dibangun dari realitas

lapangan.

M. Saekhan Muchith juga mengatakan belajar bukanlah proses

teknologi (robot) bagi siswa, melainkan proses untuk membangun

penghayatan terhadap suatu materi yang disampaikan. Sehingga proses

pembelajaran tidak hanya menyampaikan materi yang bersifat normatif

(tekstual) tetapi juga menyampaikan materi yang bersifat kontekstual.

5. Aliran Filsafat Pendidikan Pragmatisme

Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli, namun

sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang ber-pendapat

bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami (Uyoh

Sadulloh, 2003:118). Tokoh sentral dalam filsisafat ini adalah John Dewey

(1859-1952).

Dewey mengatakan dalam Pengantar Filsafat Pendidikan (Uyoh

Sadulloh, 2003:144) bahwa pengalaman merupakan suatu interaksi

antara lingkungan dengan organisme biologis. Selain itu Dewey juga

menegaskan bahwa berpikir, khususnya berpikir ilmiah merupakan alat

untuk memecahkan masalah.


13

Implikasi filsafat pendidikan pragmatisme yang dikemukakan

oleh Power (1982) dalam Pengantar Filsafat Pendidikan (Uyoh

Sadulloh, 2003:133) terhadap pelaksanaan pendidikan sebagai berikut:

1) Tujuan Pendidikan

Memberi pengalaman untuk penemuan hal-hal baru dalam hidup

sosial dan pribadi.

2) Kedudukan siswa

Suatu organisme yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan

kompleks untuk tumbuh.

3) Kurikulum

Berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah. Minat dan

kebutuhan siswa yang dibawa ke sekolah dapat menentukan

kurikulum. Menghilangkan perbedaan antara pendidikan liberal

dengan pendidikan praktis atau pendidikan jabatan.

4) Metode

Metode aktif, yaitu learning by doing (belajar sambil bekerja)

5) Peran guru

Mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa

menganggu minat dan kebutuhannya.

6. Aliran Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

Filsafat eksistensialisme merupakan filsafat memfokuskan pada

pengalaman-pengalaman individu. Secara umum eksistensialisme

menekankan pilihan kreatif, subjektivitas pengalaman manusia, dan


14

tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional

untuk hakekat manusia atau realitas (Uyoh Sadulloh, 2003:133).

Impilikasi filsafat pendidikan eksistensialisme yang dikemukakan

oleh Power (1982) dalam Pengantar Filsafat Pendidikan (Uyoh Sadulloh,

2003:140) sebagai berikut:

1) Tujuan Pendidikan

Memberi bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam

semua bentuk kehdupan.

2) Status siswa

Makhluk rasional dengan pilihan bebas dan tanggung jawab atas

pilihannya. Suatu komitmen terhadap pemenuhan kebutuhan

pribadi.

3) Kurikulum

Yang diutamakan adalah kurikulum liberal. Kurikulum liberal

merupakan landasan bagi kebebasan manusia. Oleh karena itu, di

sekolah diajarkan pendidikan sosial untuk mengajar “respek” (rasa

hormat) terhadap kebebasan untuk semua.

4) Peranan guru

Melindungi dan memelihara kebabasan akademik, di mana

mungkin pada hari ini, besok atau lusa menjadi siswa.

5) Metode

Tidak ada pemikiran yang mendalam tentang metode, tetapi

metode apapun yang dipakai harus merujuk pada cara untuk

mencapai kebahagiaan dari karakter yang baik.


15

B. Pembelajaran Kontekstual

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat (Dikdasmen Diknas, 2002:1).

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual bertujuan membekali

siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer)

dari suatu permasalahan ke permasalahan lain, dari suatu konteks ke konteks

lain. Pengalaman awal siswa merupakan material yang sangat berharga.

Pengalaman awal ini dapat tumbuh dan berkembang dari lingkungan keluarga

maupun masyarakat sekitar. Dengan layanan guru yang memadai melalui

berbagai bentuk penugasan, siswa belajar bekerja sama untuk menyelesaikan

masalah (problem-based learning) dan saling menghargai sehingga hubungan

antarsiswa akan lebih harmonis. Siswa yang merasa "kurang" dapat belajar

bersama-sama siswa yang pandai mengerjakan dan mempertanggung-

jawabkan proyek yang ditugaskan (Zaenuri Mastur, 2004) dalam

http://www.suaramerdeka.com.

John Dewey dalam Pengantar Filsafat Pendidikan (Uyoh Sadulloh,

2003: 144) mengatakan bahwa pengalaman merupakan suatu interaksi antara

lingkungan dengan organisme bioligis. Pengalaman manusia membentuk

aktivitas untuk memperoleh pengetahuan. Kegiatan berpikir timbul

disebabkan karena adanya gangguan terhadap situasi (pengalaman) yang


16

menimbulkan masalah bagi manusia. Untuk memecahkan masalah tersebut

disusun hipotesis sebagai bimbingan bagi tindakan berikutnya. Dalam hal ini

Dewey juga menegaskan bahwa berpikir, khususnya berpikir ilmiah

merupakan alat untuk memecahkan masalah.

Dr. Zolazlan Hamidi (2001) dalam http://www.tutor.com.my,

mengatakan bahwa kaidah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and

Learning) adalah proses pembelajaran yang merangkumkan contoh yang

diterbitkan daripada pengalaman harian dalam kehidupan pribadi masyarakat

serta profesi dan menyajikan aplikasi hands-on yang konkrit (nyata) tentang

bahan yang akan dipelajari.

Dikdasmen Diknas (2002:10-19), menyebutkan bahwa ada 7 (tujuh)

unsur yang harus ada dalam pembelajaran kontekstual, yaitu :

1) Constructivisme, artinya bahwa dalam pembelajaran


kontekstual harus dapat membangun dan membentuk
konsep atau pengetahuan baru.
2) Inquiry, artinya bahwa dalam pembelajaran kontekstual
harus ada penemuan suatu konsep atau pengetahuan
baru dari proses yang dilakukan sendiri oleh siswa.

3) Questioning, dalam pembelajaran harus muncul banyak


pertanyaan untuk menggiring siswa dalam menentukan
konsep baru.

4) Modeling, dalam pembelajaran kontekstual harus ada


contoh atau model yang dijadikan media dalam
pembelajaran tersebut, khususnya bidang keterampilan.

5) Community Learning, dalam pembelajaran kontekstual


harus dapat diciptakan masyarakat belajar. Dalam hal
ini siswa belajar dalam bentuk kelompok untuk
melakukan kerja sama.
17

6) Reflection, artinya bahwa konsep pengetahuan yang


telah ditemukan dapat direfleksikan agar memiliki
makna dalam kehidupan siswa.

7) Authentic Assessment, pembelajaran kontekstual harus


dinilai berdasarkan kenyataan yang ada (proses dan
hasil) melalui berbagai macam alat dan jenis penilaian.

Elaine B. Johnson, Ph.D, dalam Contextual Teaching & Learning

(2014: 88) bahwa pembelajaran kontekstual membantu para siswa

menemukan makna dalam pembelajaran mereka dengan cara menghubungkan

materi akademik dengan konteks kehidupan keseharian mereka. Mereka

membuat hubungan-hubungan penting yang menghasilkan makna dengan

melaksanakan pembelajaran yang diatur sendiri, bekerja sama, berpikir kritis

dan kreatif, menghargai orang lain, mencapai standar tinggi, dan berperan

serta dalam tugas-tugas penilaian autentik.

Dalam pendekatan pembelajaran berbasis kontekstual merupakan

pendekatan pembelajaran yang lebih menekankan pada siswa untuk belajar

mandiri dengan cara bekerja sama. Keuntungan bekerja sama dalam kelompok

kecil pada saat pembelajaran, yakni kerja sama dapat menghilangkan

hambatan mental akibat terbatasnya pengalaman dan cara pandang yang

sempit. Jadi akan lebih mungkin untuk menemukan kekuatan dan kelemahan

diri, belajar untuk menghargai pendapat orang lain, mendengar dengan pikiran

terbuka, dan membangun persetujuan bersama. Dengan bekerja sama, para

anggota kelompok kecil akan mampu mengatasi berbagai rintangan, bertindak

mandiri dan dengan penuh tanggung jawab mengandalkan bakat setiap

anggota kelompoknya, mempercayai orang lain, mengeluarkan pendapat, dan

mengambil keputusan (Elaine B. Johnson, 2014: 164).


18

Pembelajaran berbasis kontekstual juga memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir kritis dan bertindak kreatif (Elaine B. Johnson,

2014: 443). Dalam hal ini guru memberikan dorongan kepada siswa untuk

berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi sesuai kemampuannya. Dengan

demikian memunculkan pemikiran baru yang pada akhirnya akan

memunculkan penemuan-penemuan yang menakjubkan.

C. Menulis

Menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam seluruh proses

belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis

merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan catatan atau informasi pada

suatu media dengan menggunakan aksara (Wikipedia Indonesia, 2006) yang

tersedia dalam http://id.wikipedia.org. Menulis memerlukan keterampilan

karena diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus-menerus

(Dawson, dkk, dalam Nurchasanah 1997:68). Secara garis besar, menulis

adalah bentuk dari komunikasi yang membutuhkan keterampilan agar

menghasilkn tulisan yang baik.

Menurut Johana Pantow, dkk (2002) yang tersedia dalam

http://digilib.itb.ac.id mengatakan bahwa menulis merupakan salah satu

keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh orang yang menggunakan

bahasa atau yang mempelajari suatu bahasa. Dengan menulis seorang anak

dapat membenamkan diri ke dalam proses kreatif, yakni anak dapat

menciptakan sesuatu yang juga berarti melontarkan pertanyaan-pertanyaan,

mengalami keraguan dan kebingungan , sampai akhirnya menemukan pe-

mecahan (Puji Arya Yanti, 2007) yang tersedia dalam http://www.sabda.org.


19

Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar

siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengetahuan secara tertulis

serta memiliki kegamaran menulis (Depdikbud, 1997).

Puji Arya Yanti (2007) http://www.sabda.org, menyebutkan bahwa

dengan kegiatan menulis anak dapat memperoleh manfaat, antara lain :

1) Anak dapat menyatakan perasaannya tentang apa yang dialami dalam

bentuk tulisan.

2) Anak dapat menyatukan pikiran ketika menuangkan ide dengan kata-kata.

3) Anak dapat menunjukkn kasih kepada sesama, misalnya dengan menulis

surat ucapan terimakasih atau ulang tahun kepada orang tua, teman,

bahkan guru.

4) Anak dapat meningkatkan daya ingat dengan cara membuat dan menulis

informasi tentang sesuatu.

D. Menulis Deskripsi

Menulis deskripsi dapat dilakukan dengan cara menuliskan kalimat-

kalimat deskripsi dari gambar-gambar yang mereka miliki. Kegiatan menulis

deskripsi ini dapat merangsang anak untuk mengungkapkan suatu

bentuk/benda yang dipahami anak melalui tulisan (Puji Arya yanti, 2007)

http://www.sabda.org.

Anak-anak dapat diminta untuk menulis kalimat-kalimat deskripsi dari

gambar-gambar (sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan) yang

dipasang di kelas. Untuk me-review, anak-anak dapat diminta untuk

memasangkan kalimat-kalimat itu sesuai dengan gambar-gambar tersebut.


20

Sebagai kreasi dalam pelajaran, anak-anak dapat menulis deskripsi tentang

binatang-binatang dan memasangkannya dengan foto binatang yang tersedia

(PEPAK SABDA, 2002) yang teredia dalam http://pepak.sabda.org.

E. Media Gambar

Purwanti dan Eldarni (2004: 4) dalam Wijaya Kusumah (2007) yang

tersedia dalam http://wijayalabs.blogspot.com, mengungkapkan bahwa media

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengirim pesan ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses

pembelajaran.

Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang

dikutip oleh Rohani (1997:16) dalam Wijaya Kusumah (2007) yang tersedia

dalam http://wijayalabs.blogspot.com, yaitu:

1) Gambar diam, baik dalam teks, bulletin, papan display, slide, film strip,

atau overhead proyector.

2) Gambar gerak, baik hitam putih maupun berwana, baik bersuara maupun

yang tidak bersuara.

3) Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun dalam piringan hitam.

4) Televisi.

5) Benda-benda hidup simulasi maupun model.

6) Instrisional berprogram ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).

D. Syahrudin (2007) dalam penelitiannya yang tersedia pada

http://ind.sps.upi.edu mengungkapkan bahwa :


21

a. Media gambar dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis

karangan.

b. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran lebih menarik perhatian

siswa sehingga dapat menumbuhkembangkan motivasi belajar, dan dapat

mengatasi keterbatasan pengalaman siswa dalam berimajinasi dan

berekespresi.

c. Kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis karangan

dengan menggunakan media gambar adalah keterbatasan waktu, karena

pada umumnya guru Sekolah Dasar mengajarkan beberapa bidang studi

dalam satu kelas.

F. Hasil Penelitian Terdahulu

D. Syarifudin (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan

Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Prosa”

yang tersedia dalam http://ind.sps.upi.edu mengungkapkan tentang

keberhasilan media gambar dalam meningkatkan keterampilan menulis,

sebagai berikut:

a. Media gambar dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis

karangan di Sekolah Dasar.

b. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran lebih menarik perhatian

siswa sehingga dapat menumbuhkembangkan motivasi belajar, dan dapat

mengatasi keterbatasan pengalaman siswa dalam berimajinasi dan

berekespresi.
22

c. Kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis karangan

dengan menggunakan media gambar adalah keterbatasan waktu, karena

pada umumnya guru Sekolah Dasar mengajarkan beberapa bidang studi

dalam satu kelas.

Dalam http://flahchintya23.wordpress.com yang diakses 10 Maret

2014, menyatakan bahwa untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam

menulis deskripsi dapat dilakukan dengan menggunakan strategi menulis

terbimbing. Strategi tersebut menekankan pada aktivitas pembelajaran menulis

secara berkolaborasi atau kerja sama di mana semua siswa mendapat bagian

(Farris, 1993). Penelitian Jubaidah (2004) menemukan fakta bahwa dengan

strategi kelompok dinyatakan dapat meningkatkan keterampilan menulis

deskripsi.

Sri Purwaningtyas (2007) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Pendekatan Kontekstual (CTL) Terhadap Keterampilan Menulis

Deskripsi” yang tersedia dalam http://pasca.uns.ac.id, mengungkapkan

tentang keberhasilan penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran.

Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa pembelajaran menulis deskripsi

dengan pendekatan kontekstual menghasilkan keterampilan menulis deskripsi

siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran menulis deskripsi

dengan pendekatan konvensional.


23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas adalah jenis penelitian yang mampu

menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di kelas dengan melihat

berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi

pada siswa (Suseno Edy, 2003: 61). Dalam penelitian tindakan kelas guru

dapat meneliti sendiri atau dengan cara berkolaborasi dengan teman sejawat

terhadap praktik pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Dengan

penelitian tindakan kelas peneliti atau guru dapat melakukan penelitian

terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya terhadap proses atau produk

pembelajaran secara reflektif di kelas. Jadi dengan melakukan penelitian

tindakan kelas guru dapat memperbaiki praktik-praktik pembelajaran

menjadi lebih efektif.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan pendekatan kualitatif,

karena peneliti akan mengefektifkan pembelajaran mendeskripsi secara

tertulis serta mengungkap kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam

menyelesaikan tugas mendeskripsi secara tertulis. Penelitian ini memiliki

karakteristik sebagai berikut : (1) latar alamiah untuk mengungkap

hubungan alami antara peneliti dengan subyek penelitian, (2) peneliti

sebagai instrument utama karena peneliti berperan sebagai perencana

tindakan, pengumpul data, penganalisa data, dan pengamat, (3) hasil

23
24

penelitian bersifat deskriptif, (4) analisis data dilakukan secara induktif, (5)

kebermaknaan data menurut tafsiran peneliti.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan

pendekatan analisis kualitatif yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan dan keterampilan mendeskripsi secara tertulis pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas II SD Negeri 200219 Sitamiang

Padangsidimpuan. Proses pelaksanaannya bersifat kolaboratif dengan tim

yaitu guru kelas dan guru kelas I. adapun langkah-langkah penelitian ini

mengikuti prinsip-prinsip dasar dalam penelitian tindakan seperti yang

digambarkan oleh Kurt Lewin (dalam Zainal Aqib, 2006:44) sebagai

langkah spiral atau daur ulang perencanaan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan/observasi, dan refleksi yang mungkin diikuti dengan

perencanaan tindakan berikutnya.

Dalam penelitian ini peneliti (guru) melaksanakan tindakan hingga

tiga siklus. Adapun langkah-langkah dari tiap siklusnya adalah sebagai

berikut:

1. Siklus I

Tindakan pada siklus I dilakukan melalui pendekatan kontekstual

dengan memanfaatkan media gambar binatang sebagai media

pembelajaran.

a. Perencanaan Tindakan I

Tujuan pembelajaran adalah:

1) Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan seekor binatang


25

2) Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan binatang secara

tertulis

3) Siswa diharapkan dapat menuliskan deskripsinya terhadap

seekor binatang dengan kalimat yang tepat dalam

penggunaan katanya.

Guru sebagai peneliti menyusun:

a) Rencana Pembelajaran

b) Media gambar binatang

c) Membuat soal tes kemampuan

d) Melaksanakan evaluasi tindakan I

b. Pelaksanaan Tindakan I

Tindakan I dilaksanakan oleh peneliti (guru) dibantu oleh

guru lain yang telah ditunjuk sebagai tim penelitian. Pada akhir

pembelajaran dilaksanakan tes untuk mengevaluasi tindakan I

ini. Hasil pekerjaan siswa dievaluasi dan membuat catatan

lapangan tentang kesulitan atau kesalahan-kesalahan siswa dalam

mendeskripsi binatang secara tertulis, serta memikirkan cara

mengatasinya.

c. Observasi Tindakan I

Selama pembelajaran berlangsung aktivitas siswa diamati

oleh guru sebagai peneliti, sedangkan aktivitas guru diamati oleh

guru lain yang termasuk dalam tim penelitian dengan

menggunakan lembar observasi.


26

d. Refleksi Tindakan I

Semua data yang diperoleh akan dideskripsikan, baik

data hasil evaluasi maupun hasil observasi. Berdasarkan hasil

pengamatan tersebut diambil kesimpulan apakah siswa sudah

terampil dalam mendeskripsi secara tertulis atau belum.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut kemudian disimpulkan

apakah pemberian tindakan perlu diulangi atau tidak. Jika

tindakan perlu diulangi, maka peneliti bersama tim merancang

kembali tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Jika tujuan masih belum tercapai maka perlu diberikan tindakan

lanjutan, sehingga pada siklus ini subyek penelitian benar-benar

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2. Siklus II

Tindakan pada siklus II dilakukan dengan pembelajaran

kontekstual melalui bantuan potongan gambar binatang (puzzle) sebagai

sebagai media pembelajaran.

a. Perencanaan Tindakan II

Tujuan pembelajaran adalah:

1) Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan seekor binatang

2) Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan binatang secara

tertulis
27

3) Siswa diharapkan dapat menuliskan deskripsinya terhadap

seekor binatang dengan kalimat yang tepat dalam

penggunaan katanya.

Guru sebagai peneliti menyusun:

a). Rencana Pembelajaran

b). Media potongan gambar binatang (puzzle)

c). Membuat soal tes kemampuan

d). Membentuk kelompok belajar

e). Melaksanakan evaluasi tindakan II

b. Pelaksanaan Tindakan II

Pada pelaksanaan tindakan II peneltiti bersama tim

melaksanakan pembelajaran kontekstual melalui media potongan

gambar binatang untuk meningkatkan keterampilan mendeskripsi

secara tertulis. Pada akhir pembelajaran diadakan tes menulis

untuk mendeskripsikan binatang yang telah tersusun dalam puzzle.

Hasil pekerjaan siswa dievaluasi dan membuat catatan lapangan

untuk mengetahui sejauh mana peningkatan yang dialami siswa

dalam hal mendeskripsi secara tertulis.

c. Observasi Tindakan II

Selama pembelajaran berlangsung aktivitas siswa diamati

oleh guru sebagai peneliti, sedangkan aktivitas guru diamati oleh

guru lain yang termasuk dalam tim penelitian menggunakan lembar

observasi.
28

d. Refleksi Tindakan II

Semua data yang diperoleh akan dideskripsikan, baik data hasil

evaluasi maupun hasil observasi. Berdasarkan hasil pengamatan

tersebut diambil kesimpulan apakah siswa mengalami peningkatan

dalam keterampilan mendeskripsi secara tertulis. Berdasarkan hasil

analisis data tersebut kemudian disimpulkan apakah pemberian

tindakan perlu diulangi atau tidak. Jika tindakan perlu diulangi, maka

peneliti bersama tim merancang kembali tindakan yang akan

dilaksanakan pada siklus berikutnya. Jika tujuan masih belum tercapai

maka perlu diberikan tindakan lanjutan, sehingga pada siklus ini

subyek penelitian benar-benar mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

3. Siklus III

Tindakan pada siklus III dilakukan dengan pembelajaran

kontekstual melalui bantuan urutan gambar tentang hal-hal yang

berhubungan dengan seekor binatang sebagai media pembelajaran.

a. Perencanaan Tindakan III

Tujuan pembelajaran adalah:

1) Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan seekor binatang

2) Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan binatang secara tertulis

3) Siswa diharapkan dapat menuliskan deskripsinya terhadap seekor

binatang dengan kalimat yang tepat dalam penggunaan katanya.


29

Guru sebagai peneliti menyusun:

a) Rencana Pembelajaran

b) Media urutan gambar tentang seekor binatang

c) Membuat soal tes kemampuan

d) Membentuk kelompok belajar

e) Melaksanakan evaluasi tindakan III

b. Pelaksanaan Tindakan III

Pada pelaksanaan tindakan III peneltiti bersama tim

melaksanakan pembelajaran kontekstual melalui media urutan

gambar tentang hal-hal yang berhubungan dengan seekor binatang

untuk memudahkan siswa dalam meningkatkan keterampilan

mendeskripsi secara tertulis. Pada akhir pembelajaran diadakan tes

menulis untuk mendeskripsikan binatang yang telah tersusun dalam

puzzle. Hasil pekerjaan siswa dievaluasi dan membuat catatan

lapangan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan yang dialami

siswa dalam hal mendeskripsi secara tertulis.

c. Observasi Tindakan III

Selama pembelajaran berlangsung aktivitas siswa diamati

oleh guru sebagai peneliti, sedangkan aktivitas guru diamati oleh

guru lain yang termasuk dalam tim penelitian menggunakan lembar

observasi.

d. Refleksi Tindakan III

Semua data yang diperoleh akan dideskripsikan, baik data

hasil evaluasi maupun hasil observasi. Berdasarkan hasil pengamatan


30

tersebut diambil kesimpulan apakah siswa mengalami peningkatan

dalam keterampilan mendeskripsi secara tertulis. Siklus III ini

dianggap sebagai siklus terakhir dalam penelitian, sehingga hasil dari

pelaksanaan tindakan pada siklus III ini diharapkan sudah mencapai

tujuan yang diharapkan.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 200219 Sitamiang

Padangsidimpuan. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian didasarkan

hasil studi awal/pendahuluan. Alasan pemilihan tempat adalah 1) lokasi

Sekolah Dasar merupakan tempat dinas atau tempat kerja peneliti, 2)

diantara 20 siswa kelas II semester II tahun pelajaran 2015/2016 SDN

200219 Sitamiang Padangsidimpuan hanya terdapat 7 siswa yang dapat

mendeskripsi secara tertulis dengan baik dan mencapai di atas KKM (70)

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, 3) rata-rata guru dalam pembelajaran

tidak pernah atau jarang menggunakan media/alat peraga, 4) Peneliti sudah

menjalin hubungan yang akrab dengan Kepala Sekolah dan para guru

sehingga diharapkan suasana akan lebih familier, hal ini akan mendukung

jalannya diskusi penelitian dan mempermudah kolaborasi dengan anggota

tim.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek penelitian adalah siswa

kelas II SDN 200219 Sitamiang Padangsidimpuan yang berjumlah 20 siswa.


31

D. Teknik atau Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Tes

Teknik tes ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil tes pada

setiap akhir tindakan, untuk memperoleh data tentang pemahaman siswa

terhadap materi pelajran yang telah dipelajari. Tes ini digunakan untuk

mengetahui keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang telah

diikutinya. Hasil tes tersebut dipakai sebagai acuan untuk (1) melihat

kemajuan siswa dalam mengikuti program pembelajaran, (2) analisis dan

refleksi untuk tidakan berikutnya. Hasil pekerjaan siswa diperiksa dan

dianalisis untuk menentukan letak kesalahan atau kekurangan siswa

dalam menyelesaikan tugas dalam mendeskripsi secara tertulis.

2. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan

murid. Obesrvasi ini bertujuan untuk (1) mengetahui kesesuaian

pelaksanaan tindakan dengan perencanaan tindakan, (2) mengetahui

seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat

menghasilkan perubahan yang dikehenndaki. Dalam pelaksanaan

observasi digunakan lembar onservasi. Observasi dilakukan oleh tiga

orang observer termasuk guru pada saat pembelajaran berlangsung.

Aspek yang diamati adalah aktivitas siswa selama pembelajaran

berlangsung yang diamati oleh guru sebagai peneliti dan keterampilan

mengajar guru yang diamati oleh guru lain sebagai anggota tim.
32

E. Analisis Data

Analisis data dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data.

Berdasarkan dari lembar jawaban dan lembar observasi aktivitas siswa dan

keterampilan guru dalam pembelajaran kemudian diadakan analisis.

Semua data dikaji dan dibahas bersama antara peneliti dengan

teman sejawat, selanjutnya ditindaklanjuti dengan mengadakan refleksi yang

merupakan kegiatan analisis, sintesis, dan interpretsi terhadap semua

informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan untuk ditarik suatu

kesimpulan. Penarikan kesimpulan/verivikasi data berfungsi untuk me-

yakinkan bahwa data yang diperoleh telah memenuhi syarat data yang baik.

Untuk data yang berupa ungkapan-ungkapan/pernyataan-pernyataan

menggunakan analisis logik, sedangkan data tes menggunakan analisis

deskriptif.

Kriteria penilaian yang digunakan untuk menunjukkan penguasaan

kemampuan yang tarafnya dapat diklasifikasikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.1Taraf Penguasaan Kemampuan

NO TARAF PENGUASAAN KEMAMPUAN (%) KATEGORI


1. 85 % ………………… 100 % Sangat baik
2. 70 % ………………… 84 % Baik
3. 55 % ………………… 69 % Sedang
4. 40 % ………………… 54 % Kurang
5. 0 % ………………… 39 % Sangat kurang

Untuk menganalisis data hasil observasi terhadap partisipasi aktif siswa

dapat dilakukan dengan cara:


33

1. Aktivitas siswa dalam kelompok

Selama pelaksanaan tindakan, 20 siswa dibagi menjadi 5

kelompok. Guru, dalam hal ini sebagai peneliti melaksanakan pem-

belajaran dibantu oleh teman sejawat sebagai observer yang

mengobservasi 6 kelompok siswa tersebut.

Adapun cara pengamatannya menggunakan lembar observasi yang

telah disiapkan yang terdapat pada lampiran. Sedangkan kategori untuk

aktivitas siswa taraf penguasaan kemampuan mengacu pada tabel 3.

Aspek aktivitas siswa dalam kelompok yang diamati dalam

penelitian tindakan ini adalah (1) keterlibatan siswa dalam pembelajaran,

(2) keaktifan siswa dalam kelompoknya, (3) keaktifan siswa dalam

melaksanakan tugas dari guru, (4) keberanian siswa dalam membacakan

hasil karyanya, (5) kerjasama siswa dalam kelompok, (6) sikap

bersahabat siswa terhadap dengan anggota kelompok, (7) respon siswa

dalam pembelajaran dengan menunjukkan keceriaan dan antusiasme.

Contoh:

Dari empat siswa dari kelompok tersebut yang ikut aktif mengerjakan

tugas dari guru ada tiga siswa, ini berarti ¾ x 100 % = 75 %.

Jadi, hanya 75 % dari anggota kelompok tersebut yang ikut aktif

mengerjakan tugas dari guru, sehingga termasuk kategori baik.

2. Aktivitas siswa dalam kelas

Penilaian terhadap aktivitas siswa di dalam kelas hampir sama

dengan penilaian terhadap aktivitas siswa dalam kelompok. kategori dan


34

prosentase yang digunakan sama. Adapun aspek yang diamati adalah (1)

keterlibatan siswa dalam pembelajaran (bertanya dan menjawab

pertanyaan), (2) keaktifan siswa dalam melaksanakan tugas dari guru,

(3) keberanian siswa dalam menyampaikan hasil karyanya, (4)

menampilkan sikap bersahabat terhadap teman-temannya, (5) respon

siswa dalam pembelajaran dengan menunjukkan keceriaan dan

antusiasmenya selama pembelajaran.

F. Tahap-Tahap Penelitian

1. Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan ide awal yang

merupakan harapan yang ingin dicapai dalam penelitian, dilanjutkan

dengan temuan dan analisis fakta. Pada tahap ini diadakan tes awal untuk

menentukan subjek penelitian dan untuk mengetahui sejauh mana siswa

telah mampu menguasai materi yang disampaikan guru terutama pada

aspek kemampuan mendeskripsi secara tertulis.

Tes awal dilaksanakan pada Senin, 08 Agustus 2016. Pada saat tes

awal, siswa membayangkan seekor binatang yang mereka sukai.

Kemudian mereka harus mendeskripsikan binatang tersebut dalam

bentuk tulisan. Saat itu sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam

menuliskannya, karena dalam tulisan siswa masih banyak kalimat-

kalimat yang belum tepat dalam penggunaan katanya. Selain itu,

penyajiannya pun masih belum rapi. Oleh karena itu perlu diadakan
35

terapi atau perbaikan dalam tiga siklus tindakan untuk meningkatkan

keterampilan mendeskripsi secara tertulis pada siswa kelas II.

2. Siklus I

Tindakan pada siklus I dilakukan dengan pembelajaran kontekstual

melalui bantuan gambar binatang sebagai sebagai media pembelajaran.

a. Perencanaan Tindakan I

Tujuan pembelajaran adalah:

1) Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan seekor binatang

2) Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan binatang secara tertulis

3) Siswa diharapkan dapat menuliskan deskripsinya terhadap seekor

binatang dengan kalimat yang tepat dalam penggunaan katanya.

Guru sebagai peneliti menyusun:

a). Rencana Pembelajaran

b). Media gambar binatang

c). Membuat soal tes kemampuan

d). Melaksanakan evaluasi tindakan I

b. Pelaksanaan Tindakan I

Tindakan I dilaksanakan peneliti (guru) dibantu oleh guru

lain yang telah ditunjuk sebagai tim penelitian. Pada akhir

pembelajaran dilaksanakan tes untuk mengevaluasi tindakan I ini.

Hasil pekerjaan siswa dievaluasi dan membuat catatan lapangan

tentang kesulitan atau kesalahan-kesalahan siswa dalam

mendeskripsi binatang secara tertulis, serta memikirkan cara

mengatasinya.
36

c. Observasi Tindakan I

Selama pembelajaran berlangsung aktivitas siswa diamati

oleh guru sebagai peneliti, sedangkan aktivitas guru diamati oleh

guru lain yang termasuk dalam tim penelitian menggunakan lembar

observasi.

Pada siklus I aktivitas siswa masih belum maksimal, karena

keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam

kategori sangat kurang dengan prosentase 30% akan tetapi aktivitas

siswa dalam mengerjakan tugas dari guru dapat dikatakan sangat

baik karena dari 20 siswa hanya 3 siswa yang tidak mengerjakan

tugas; keberanian siswa untuk membacakan karyanya di depan kelas

dapat dikatakan baik karena 80% siswa berani membacakannya;

untuk interaksi antar siswa masih sangat kurang karena hanya 20%

dari keseluruhan siswa yang dapat menunjukkan sikap bersahabat

terhadap teman-temannya; dan respon siswa dalam pembelajaran

masih sangat kurang karena dari 20 siswa hanya 6 siswa yang dapat

menunjukkan ketertarikannya dalam pembelajaran.

Dari hasil observasi dari siklus I ini, guru mengembangkan

tujuan pembelajaran cukup baik dengan memberikan materi

pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak; guru

memberikan kebebasan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal

yang belum jelas; guru menguasai materi pelajaran dengan baik;

bimbingan guru terhadap siswa yang berkemampuan kurang dalam

belajar cukup baik; akan tetapi pembelajaran dengan pendekatan


37

kontekstual belum jelas terlihat; interaksi guru dengan siswa masih

sangat kurang.

d. Refleksi Tindakan I

Semua data yang diperoleh akan dideskripsikan, baik data

hasil evaluasi maupun hasil observasi. Berdasarkan hasil pengamatan

tersebut diambil kesimpulan apakah siswa sudah terampil dalam

mendeskripsi secara tertulis atau belum. Berdasarkan hasil analisis

data tersebut kemudian disimpulkan apakah pemberian tindakan

perlu diulangi atau tidak. Jika tindakan perlu diulangi, maka peneliti

bersama tim merancang kembali tindakan yang akan dilaksanakan

pada siklus berikutnya. Jika tujuan masih belum tercapai maka perlu

diberikan tindakan lanjutan, sehingga pada siklus ini subyek peneliti

benar-benar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

3. Siklus II

Tindakan pada siklus II dilakukan dengan pembelajaran

kontekstual melalui bantuan potongan gambar binatang (puzzle) sebagai

sebagai media pembelajaran.

a. Perencanaan Tindakan II

Tujuan pembelajaran adalah:

1). Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan seekor binatang

2). Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan binatang secara

tertulis
38

3). Siswa diharapkan dapat menuliskan deskripsinya terhadap

seekor binatang dengan kalimat yang tepat dalam penggunaan

katanya.

Guru sebagai peneliti menyusun:

a) Rencana Pembelajaran

b) Media potongan gambar binatang (puzzle)

c) Membuat soal tes kemampuan

d) Membentuk kelompok belajar

e) Melaksanakan evaluasi tindakan II

b. Pelaksanaan Tindakan II

Pada pelaksanaan tindakan II peneltiti bersama tim

melaksanakan pembelajaran kontekstual melalui media potongan

gambar binatang untuk meningkatkan keterampilan mendeskripsi

secara tertulis. Pada akhir pembelajaran diadakan tes menulis untuk

mendeskripsikan binatang yang telah tersusun dalam puzzle. Hasil

pekerjaan siswa dievaluasi dan membuat catatan lapangan untuk

mengetahui sejauh mana peningkatan yang dialami siswa dalam hal

mendeskripsi secara tertulis.

c. Observasi Tindakan II

Selama pembelajaran berlangsung aktivitas siswa diamati

oleh guru sebagai peneliti, sedangkan aktivitas guru diamati oleh


39

guru lain yang termasuk dalam tim penelitian menggunakan lembar

observasi.

Keaktifan siswa dalam kelompok belum maksimal karena

masih ada siswa yang tidak peduli dengan apa yang dilakukan teman

dalam satu kelompok dan pengunggapan hasil kerja kelompok belum

semua anggota berani untuk melaporkannya, karena masih

dimonopoli oleh siswa yang sama. Untuk keaktifan siswa di kelas

sudah mengalami peningkatan dari pada pelaksanaan tindakan pada

siklus I, tetapi masih perlu ditingkatkan lagi terutama dalam

membangkitkan rasa sosialisme siswa serta respon siswa saat

pembelajaran.

Pada siklus II ini guru sudah merumuskan tujuan

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa, guru menguasai

materi dengan baik, interaksi guru dengan kelompok belajar cukup

aktif dalam membimbing siswa dalam kelompok belajar, interkasi

guru dengan masing-masing siswa masih belum merata akan tetapi

pemberian umpan balik kepada siswa sudah cukup baik.

d. Refleksi Tindakan II

Semua data yang diperoleh akan dideskripsikan, baik data

hasil evaluasi maupun hasil observasi. Berdasarkan hasil pengamatan

tersebut diambil kesimpulan apakah siswa mengalami peningkatan

dalam keterampilan mendeskripsi secara tertulis. Berdasarkan hasil

analisis data tersebut kemudian disimpulkan apakah pemberian


40

tindakan perlu diulangi atau tidak. Jika tindakan perlu diulangi, maka

peneliti bersama tim merancang kembali tindakan yang akan

dilaksanakan pada siklus berikutnya. Jika tujuan masih belum

tercapai maka perlu diberikan tindakan lanjutan, sehingga pada

siklus ini subyek peneliti benar-benar mencapai tujuan pembelajaran

yang diharapkan.

4. Siklus III

Tindakan pada siklus III dilakukan dengan pembelajaran

kontekstual melalui bantuan urutan gambar tentang hal-hal yang

berhubungan dengan seekor binatang sebagai media pembelajaran.

a. Perencanaan Tindakan III

Tujuan pembelajaran adalah:

1) Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan seekor binatang

2) Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan binatang secara tertulis

3) Siswa diharapkan dapat menuliskan deskripsinya terhadap seekor

binatang dengan kalimat yang tepat dalam penggunaan katanya.

Guru sebagai peneliti menyusun:

a) Rencana Pembelajaran

b) Media urutan gambar tentang seekor binatang

c) Membuat soal tes kemampuan

d) Membentuk kelompok belajar

e) Melaksanakan evaluasi tindakan III


41

b. Pelaksanaan Tindakan III

Pada pelaksanaan tindakan III peneltiti bersama tim

melaksanakan pembelajaran kontekstual melalui media urutan

gambar tentang hal-hal yang berhubungan dengan seekor binatang

untuk memudahkan siswa dalam meningkatkan keterampilan

mendeskripsi secara tertulis. Pada akhir pembelajaran diadakan tes

menulis untuk mendeskripsikan binatang yang telah tersusun dalam

puzzle. Hasil pekerjaan siswa dievaluasi dan membuat catatan

lapangan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan yang dialami

siswa dalam hal mendeskripsi secara tertulis.

c. Observasi Tindakan III

Selama pembelajaran berlangsung aktivitas siswa diamati

oleh guru sebagai peneliti, sedangkan aktivitas guru diamati oleh

guru lain yang termasuk dalam tim penelitian menggunakan lembar

observasi.

Aktivitas siswa dalam kelompok belajar sudah dapat

dikatakan maksimal karena siswa menunjukkan kesungguhannya

dalam mengikuti pembelajaran, hampir semua siswa aktif dalam

kelompoknya, semua siswa aktif dalam melaksanakan tugas yang

diberikan guru, keberanian siswa dalam menyampaikan kerja

kelompoknya sudah mencapai 100%, semua siswa sudah

menunjukkan antusiasmenya dalam pembelajaran.


42

Aktivitas siswa di kelas juga menunjukkan hasil yang baik

karena siswa sudah ikut aktif terlibat dalam pembelajaran, semua

siswa melaksanakan tugas mendeskripsnya dengan baik, semua

siswa mempunyai keberanian untuk melaporkan hasil pekerjaannya,

interaksi antar siswa sudah terjalin dengan baik, antusiasme dan

keceriaan siswa saat pembelajaran sudah terlihat sebagai bukti

adanya respon siswa terhadap pembelajaran.

Pada siklus III ini, keterampilan guru dalam menggunakan

pendekatan kontekstual dalam pembelajaran mangalami peningkatan

dari siklus sebelumnya, yakni guru sudah merumuskan tujuan

pembelajaran dengan baik, guru menggunakan waktu pembelajaran

seefektif mungkin, guru sangat menguasai materi yang diajrkan

dengan penjabarannya dilakukan secara komunikatif sehingga siswa

mudah menerima pelajaran, interaksi guru dengan siswa terjalin

dengan baik ditunjukkan dengan adanya kreativitas guru saat

pembelajaran melalui permainan dan kerjasama yang baik dengan

siswa.

d. Refleksi Tindakan III

Semua data yang diperoleh akan dideskripsikan, baik data

hasil evaluasi maupun hasil observasi. Berdasarkan hasil pengamatan

tersebut diambil kesimpulan apakah siswa mengalami peningkatan

dalam keterampilan mendeskripsi secara tertulis. Siklus III ini

dianggap sebagai siklus terakhir dalam penelitian, sehingga hasil dari


43

pelaksanaan tindakan pada siklus III ini diharapkan sudah mencapai

tujuan yang diharapkan.


44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data sebelum Tindakan

Peneliti melakukan penelitian di tempat kerja peneliti, yakni di SD

Negeri 200219 Sitamiang Padangsidimpuan. Peneliti melakukan penelitian

di kelas II, karena kebetulan peneliti adalah guru kelas II di sekolah tersebut

yang menemui suatu kendala ketika mengajak siswa untuk melakukan

pembelajaran menulis, dalam hal ini menulis deskripsi sederhana dari seekor

binatang.

Peneliti melakukan penelitian awal pada hari selasa, 05 April 2016

dengan mengadakan tes awal terhadap 20 anak. Materi tes awal disesuaikan

dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) kelas II dengan

Kompetensi Dasar mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis. Pada tes

awal ini peneliti tidak menggunakan media atau alat peraga, melainkan

hanya menggunakan daya imajinasi siswa terhadap seekor binatang yang

disukainya. Tujuan diadakan tes awal ini adalah untuk menjaring jenis

kekurangan-kekurangan siswa dalam mendeskripsi secara tertulis.

Dalam penelitian ini data/tes dinyatakan dalam bentuk skor. Hasil

tes awal dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampu-

an/keterampilan siswa dalam mendeskripsi secara tertulis. Dari hasil karya

siswa, maka dapat diprosentasekan sesuai dengan kategori taraf serap

kemampuan pada tabel 3 dengan ketentuan sebagai berikut:

44
45

R
P= X 100%
T

Keterangan :

P : Prosentase banyaknya siswa yang mendapatkan skor di atas 70

R : Banyaknya siswa yang mendapat skor di atas 70

T : Banyaknya siswa yang mengerjakan tugas dari guru

Prosentase taraf penguasaan kemampuan/keterampilan mendeskripsi secara

tertulis dari 20 siswa sebesar 30% termasuk dalam kategori sangat kurang.

Hal ini berarti siswa kelas II SD Negeri 200219 Sitamiang

Padangsidimpuan dalam penguasaan keterampilan mendeskripsi secara

tertulis masih terhitung sangat kurang.

Pada tanggal 05 April 2016, peneliti menetapkan jadwal

pelaksanaan tindakan bersama tim peneliti. Berdasarkan hasil studi

pendahuluan, diputuskan untuk mengimplementasikan pembelajaran

kontekstual sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan mendeskripsi

secara tertulis pada siswa kelas II dengan bantuan gambar seekor binatang

sebagai media pembelajaran. Pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan dalam

tiga siklus pelaksanaan tindakan, yang meliputi siklus I, siklus II, dan siklus

III sebagai akhir dari pelaksnaan tindakan.


46

B. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

1. Perencanaan Tindakan I

Perencanaan tindakan pembelajaran dikembangkan berdasarkan

hasil studi pendahuluan. Peneliti menyusun rencana pembelajaran

kontekstual untuk meningkatkan keterampilan mendeskripsi secara

tertulis. Rencana pembelajaran ini digunakan sebagai petunjuk dan

pegangan guru mengenai langkah yang harus dilakukan agar

pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam

rencana pembelajaran tertuliskan mengenai kompetensi dasar yang harus

dicapai, indikator pembelajaran, materi/tema masalah, alokasi waktu dan

jenis evaluasi untuk memperoleh umpan balik.

Pada siklus I ini kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan

adalah :

a. Pembelajaran menulis untuk mendeskripsikan sebuah objek dengan

tema “Binatang di sekitarku”.

b. Pembelajaran menggunakan media gambar binatang “Sapi” yang

dibuat besar untuk ditempel di papan tulis sebagai media untuk

mendeskripsi.

c. Menerapkan konsep penggunaan kata yang benar, tepat dan sesuai

proporsi dalam setiap kalimat deskripsi.

d. Mengadakan evaluasi pada akhir tahapan tindakan I.


47

2. Pelaksanaan Tindakan I

Tindakan I dilaksanakan pada hari Selasa 12 April 2016.

a. Kompetensi Dasar

1) IPA

Mengenal bagian-bagian utama hewan dan tumbuhan di sekitar

rumah dan sekolah melalui pengamatan.

b. Indikator

1) IPA

Mengidentifikasi binatang yang ada pada gambar dengan


menyebutkan ciri-cirinya.
c. Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran kontekstual dengan media gambar binatang

“Sapi” diharapkan:

1) Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri Sapi secara sederhana.

2) Siswa dapat menggambarkan/mendeskripsikan Sapi secara

tertulis.

3) Siswa dapat mendeskripsikan Sapi secara tertulis dengan

pemilihan kata yang tepat dan sesuai proporsi.

4) Siswa dapat menuliskan deskripsinya dengan tulisan yang rapi

dan mudah dibaca.

5) Siswa dapat melakukan operasi hitung perkalian dari soal cerita

dengan jawaban yang tepat.

6) Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri Sapi sesuai dengan gambar

yang diamati.
48

d. Alokasi waktu 1 x pertemuan pembelajaran tematik.

e. Tempat pembelajaran di ruang kelas II

f. Uraian tindakan

1) Pra pembelajaran

(1) Guru mengkondisikan ruang kelas sebelum mulai

pembelajaran.

(2) Guru mengkondisikan siswa untuk dapat menerima

pelajaran.

(3) Guru bersama siswa mempersiapkan media yang akan

digunakan dalam pembelajaran.

2) Kegiatan Awal

Apersepsi

Bertanya jawab dengan siswa tentang binatang yang ada di

rumahnya, misalnya binatang peliharaan siswa.

3) Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti ini guru mulai melakukan

pembelajaran secara tematik yang diawali dengan pelajaran

Bahasa Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan Matematika dan

terakhir IPA dengan tema sama, yakni “Binatang di sekitarku”.

Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

(1) Guru menayangkan gambar yang telah dipersiapkan, siswa

mengamati gambar.

(2) Guru bertanya kepada siswa tentang binatang apa yang

tampak pada gambar


49

(3) Siswa dan guru saling memberikan umpan balik

(4) Siswa mendeskripsikan binatang yang tampak pada gambar

secara lisan terlebih dahulu

(5) Guru memberi tugas kepada siswa untuk mendeskripsikan

binatang yang tampak pada gambar secara tertulis.

(6) Guru membimbing siswa ketika siswa mengerjakan

tugasnya.

(7) Siswa membacakan tulisannya di depan kelas

(8) Siswa memberikan penghargaan kepada temannya yang

telah membacakan tulisannya dengan cara bertepuk tangan.

(9) Setelah siswa belajar bahasa Indonesi tentang mendeskripsi

secara tertulis, kemudian siswa diberikan beberapa soal

cerita tentang operasi hitung perkalian.

Soal :

1) Seekor ayam memiliki 2 kaki. Jika ada 6 ayam, berapa

banyak kaki dari 6 ayam tersebut?

2) Dalam sebuah kandang terdapat 5 ekor sapi. Setiap sapi

berdaun telingan 2. Berapa banyak daun telinga

seluruhnya dari 5 sapi?

(10) Guru membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan di

atas

(11) Siswa yang telah selesai mengerjakan soal, diberikan

kesempatan untuk menjawabnya di papan tulis.


50

(12) Setelah belajar matematika, kemudian siswa belajar IPA

dengan tema yang sama.

(13) Dari pengamatannya terhadap gambar tadi, siswa diminta

untuk menuliskan ciri-ciri binatang tersebut ke dalam tabel.

Isilah kolom dibawah ini berdasarkan binatang yang kamu amati!

Tabel 4.1.Ciri-ciri Binatang


Jumlah
Nama
No Daun Tempat
Binatang Mata Kaki Warna Makanan suara
Telinga Hidup
1. Sapi

(14) Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas

(15) Siswa membacakan tugasnya di depan kelas.

(16) Guru memberikan penghargaan berupa skor kepada siswa

yang mengisi kolom dengan tepat.

4) Kegiatan Akhir

Guru memberikan motivasi kepada siswa agar esok belajar lebih

baik lagi.

3. Observasi dan Hasil Pelaksanaan Tindakan I

Pada tahap observasi tindakan I ini, peneliti (guru) bersama tim

peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas pembelajaran di kelas II

dengan lembar observasi yang telah disediakan. Dalam melakukan

observasi, hal pokok yang diamati adalah aktivitas siswa dan

keterampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan


51

dalam proses pembelajaran dilihat dari rencana pembelajaran maupun

kegiatan pembelajaran di kelas, meliputi:

a. Proses Pembelajaran

1) Tujuan Pembelajaran

a) Pernyataan tujuan pembelajaran dinilai oleh teman sejawat

(guru lain) sebagai tim penelitian jelas dengan kriteria yaitu

rumusannya jelas, spesifik dapat diukur, dan menunujukkan

adanya perubahan pada tingkat kemampuan siswa.

b) Materi yang diajarkan sesuai dengan kemampuan dan usia

siswa.

c) Berkaitan langsung dengan pengalaman anak.

2) Pengembangan Pelajaran

a) Kelogisan kemajuan pembelajaran dinilai rasional karena

waktu yang digunakan sesuai alokasinya yaitu pem-belajaran

sehari yang disesuaikan dengan pembelajaran tematik.

b) Kemajuan belajar yang dicapai oleh siswa belum begitu

tampak.

c) Kesempatan siswa untuk berpartisipasi kurang baik.

d) Guru memberikan kekuasaan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas, akan tetapi siswa

masih kurang tanggap terhadap kesempatan yang diberikan.


52

e) Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran belum begitu

jelas terlihat, yakni belum adanya kelompok belajar sebagai

pencerminan dari learning community.

3) Penguasaan guru terhadap materi pelajaran

a) Berdasarkan catatan yang diberikan oleh temansejawat

sebagai anggota tim penelitian, guru sudah menguasai materi

dan mampu mengemasnya dengan baik.

b) Materi dapat lebih jelas diterima oleh siswa karena dengan

penerapan pembelajaran berbasis kontekstual dengan

memanfaatkan media gambar binatang.

c) Menjawab pertanyaan siswa dengan baik dan sabar.

4) Pengelolaan Belajar

a) Pengelolaan waktu belajar sudah efektif karena lebih dari

80% waktu dimanfaatkan dengan baik.

b) Pengaturan kelas dan penciptaan suasana kelas cukup

kondusif.

c) Bimbingan terhadap siswa yang dirasa berkemampuan

kurang dan mengalami kesulitan dalam mendeskripsi

binatang secara tertulis cukup baik.

d) Tingakat pengawasan disiplin terhadap kedisiplinan siswa

masih kurang, karena masih ada beberapa siswa yang berlaku

kurang tertib dan saling mengganggu temannya.


53

5) Interaksi guru dengan masing-masing siswa

Menurut catatan dari guru lain sebagai observer mengenai

aktivitas peneliti (guru), sebagai berikut:

a) Perhatian guru terhadap siswa masih belum merata

b) Guru kurang aktif memberikan umpan balik yang sifatnya

segera dan kurang bervariasi

c) Guru kurang responsif terhadap kondisi siswa (siswa gaduh)

d) Guru cukup baik dalam membimbing siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

6) Interaksi antar siswa

a) Interaksi siswa yang ditunjukkan oleh adanya keaktifan siswa

dalam pembelajaran masih kurang baik, karena masih banyak

siswa yang diam dan kurang respon.

b) Guru melakukan pengawasan berkeliling sambil memberikan

pengawasan dan bimbingan.

b. Keaktifan Siswa di Kelas

Aktivitas siswa di dalam kelas dibedakan menjadi 5 aspek,

terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Keaktifan Siswa Dalam Kelas Siklus I

No. Apek yang diamati Hasil Rata-rata


pengamatan
1 2 3 4 5
1. Siswa melibatkan diri √ Sangat kurang
dalam kegiatan
pembelajaran (bertanya
54

jawab).
2. Siswa melaksanakan √ Baik
tugas yang diberikan
guru.
3. Siswa membacakan hasil √ Baik
karyanya di depan kelas.
4. Siswa menampilkan
sikap bersahabat √ Kurang
terhadap teman-
temannya.
5. Respon siswa dalam
pembelajaran dengan √ Sangat kurang
menunjukkan keceriaan
dan antusiasmenya
selama pembelajaran.

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang

Dari daftar tabel di atas dapat disimpulkan bahwa:

1) Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran (bertanya

jawab) sangat kurang, karena hanya 30% siswa yang aktif dalam

pembelajaran.

2) Aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas dari guru baik, hal itu

terlihat dari data hasil observasi yang menyatakan bahwa dari 20

siswa hanya 4 siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran.

3) Kemauan dan keberanian siswa untuk membacakan karyanya di

depan kelas dapat dikatakan baik, karena 80% siswa berani dan

mau membacakan karyannya di depan kelas.


55

4) Interaksi siswa dengan siswa lain masih sangat kurang, karena

hanya 30% siswa yang mampu menampilkan sikap bersahabat

terhadap teman-temannya.

5) Respon siswa dalam pembelajaran masih sangat kurang, karena

menurut data yang diperoleh dari 20 siswa hanya ada 5 siswa

yang respon terhadap pembelajaran dengan menunjukkan

keceriaan dan antusiasmenya saat pembelajaran.

c. Hasil Belajar Siswa

Hasil kemampuan/keterampilan mendeskripsi secara

tertulis tentang seekor binatang “sapi” pada tindakan siklus I dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3. Kemampuan/Keterampilan Mendeskripsi Secara Tertulis


Siklus I

No. KATEGORI INTERVAL FREK. % KETERANGAN


NILAI
1. Sangat baik 85-100 - - Prosentase
2. Baik 70- 84 10 50
3. Sedang 55- 69 10 50 P=
R
X 100%
4. Kurang 40- 54 - - T
5. Sangat 0- 39 - - 10
P= X 100%
kurang 20
= 50 %
Jumlah 20 100 Kurang

Dari daftar tabel hasil kemampuan atau keterampilan mendeskripsi

secara tertulis dapat disimpulkan :


56

1) Secara prosentase keterampilan mendeskripsi secara tertulis siswa

kelas II pada tindakan siklus I masih kurang yaitu 50%

2) Dari 20 siswa tidak ada yang memiliki keterampilan mendeskripsi

secara tertulis dengan sangat baik, memiliki keterampilan baik ada

10 siswa (50%), berketerampilan sedang ada 10 siswa (50%),

berketerampilan mendeskripsi secara tertulis kurang tidak ada.

3) Secara umum hampir sebagian siswa belum terampil dalam

mendeskripsi secara tertulis.

4) Hampir sebagian siswa belum terampil dalam menulis dengan

menggunakan pemilihan kata yang tepat dan tulisan yang rapi.

4. Analisis dan Refleksi Tindakan I

Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh pada

pelaksanaan tindakan siklus I dapat diuraikan analisis sebagai berikut:

a. Proses Pembelajaran

Dilihat dari proses pembelajaran mulai dari penyusunan

rencana pembelajaran sampai pelaksanaan evaluasi ada beberapa hal

yang belum tepat dan perlu perbaikan pada tindakan berikutnya. Hal

tersebut antara lain :

1) Dalam pengembangan pembelajaran, pembagian waktu masih

kurang tepat pada akhir pelajaran agak tergesa-gesa, karena

kehabisan waktu. Oleh karena itu untuk pertemuan berikutnya

perlu direncanakan kembali dengan tepat dan cermat sehingga

tidak ada perlambatan ataupun percepatan waktu.


57

2) Dalam pembelajaran, pendekatan yang digunakan sebagai

alternatif pembelajaran belum jelas terlihat karena belum adanya

kelompok belajar. Oleh karena itu dalam siklus berikutnya guru

harus membuat rencana pembelajaran yang menonjolkan

aktivitas pembelajaran kontekstual, khususnya dengan adanya

kelompok belajar dalam pembelajaran.

3) Interaksi guru dengan siswa masih perlu diperbaiki karena

perhatian yang diberikan oleh guru belum merata, pemberian

umpan balik belum bervariasi dan motivasi guru kepada siswa

masih perlu ditingkatkan.

4) Selama pembelajaran berlangsung masih jarang siswa yang

respon terhadap pembelajaran, hal itu ditunjukkan dari beberapa

sikap siswa yang acuh ketika pembelajaran berlangsung.

5) Dalam proses pembelajaran mendeskripsi secara tertulis yang

baik dan benar, guru (peneliti) sudah berusaha optimal dengan

memanfaatkan gambar binatang yang menarik sehingga imajinasi

siswa dalam mendeskripsi seekor binatang dapat tertuang secara

nyata.

b. Hasil Pembelajaran

Setelah pembelajaran mendeskripsi secara tertulis melalui

pembelajaran kontekstual dengan menggunakan gambar binatang

pada siswa siswa kelas II berlangsung, dari hasil pembelajaran

khusunya keterampilan mendeskripsi secara tertulis mengalami


58

peningkatan hampir dua kali lipat dengan studi pendahuluan atau

sebelum diadakan tidakan I. secara prosentase keterampilan

mendeskripsi secara tertulis siswa kelas II sebesar 30%, dan setelah

dilaksanakan pembelajaran atau tindakan I prosentasenya naik atau

meningkat menjadi 50%. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa

atau keterampilan mendeskripsi secara tertulis pada siswa kelas II

sangat diperlukan kesabaran, keuletan, kecermatan dan kebersamaan

jiwa seorang guru dengan berbagai metode, strategi, dan media

pembelajaran serta pemberian informasi yang benar secara

komunikatif dan kondusif.

C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

1. Perencanaan Tindakan II

Pada siklus II ini guru (peneliti) merencanakan kegiatn

pembelajaran yang akan dilaksanakan, dengan menyusun :

a). Rencana Pembelajaran

b). Media pembelajaran berupa potongan gambar (puzzle) seekor sapi.

c). Lembar Kerja Siswa (LKS)

d). Melaksanakan evaluasi mendeskripsi secara tertulis.

Tindakan II ini merupakan perbaikan dari tindakan I. perbaikan ini

didasarkan pada hasil analisis dan refleksi yang terjadi pada tindakan

sebelumnya dan bertujuan untuk menyempurnakan agar tujuan

pembelajaran yang dirumuskan dapat tercapai secara optimal.


59

Perencanaan tindakan ini disusun tiga kegiatan pokok, yaitu:

1. Peneliti memperbaiki Rencana Pembelajaran dengan penekanan-

penekanan pada kekurangan yang terjadi pada tindakan I.

2. Peneliti menyususn LKS

3. Membuat dan mempersiapkan potongan gambar (puzzle).

Perencanaan ini dilaksanakan dengan melihat kembali persiapan

mengajar, pembentukan kelompok sebagai motivator diri siswa dalam

pembelajaran dan merencanakan kegiatan pembelajaran yang lebih

efektif.

2. Pelaksanaan Tindakan II

Tindakan II ini dilaksanaakan pada hari Selasa, 19 April 2016 yang

diikuti oleh 20 siswa, dengan ketentun sebagai berikut:

a. Kompetensi Dasar

1). IPA

Mengenal bagian-bagian utama hewan dan tumbuhan di sekitar

rumah dan sekolah melalui pengamatan.

b. Indikator

1). IPA

Mengidentifikasi binatang pada gambar dengan menyebutkan

ciri-cirinya secara lengkap.

c. Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran kontekstual dengan media gambar binatang

“Sapi” diharapkan:
60

1). Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri sapi.

2). Siswa dapat menggambarkan/mendeskripsikan sapi secara ter-

tulis.

3). Siswa dapat mendeskripsikan sapi secara tertulis dengan

pemilihan kata yang tepat dan sesuai proporsi.

4). Siswa dapat menuliskan deskripsinya dengan tulisan yang rapi

dan mudah dibaca.

5). Siswa dapat melakukan operasi hitung perkalian dari soal cerita

dengan jawaban yang tepat.

6). Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri sapi sesuai dengan gambar

yang diamati.

d. Alokasi waktu pembelajaran tematik 1X pertemuan.

e. Tempat pembelajaran adalah ruang kelas II

f. Uraian Tindakan

1) Pra Pembelajaran

a). Guru menata ruang kelas siswa


b). Guru mempersiapkan media pembelajaran berupa
beberapa paket puzzle (potongan gambar seekor
binatang)
c). Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok yang
dengan anggota empat siswa.
d). Siswa memberikan nama pada kelompoknya dengan
nama hewan.
e). Siswa memberikan alasan tentang pemilihan nama
kelompoknya.
f). Setiap kelompok menyuarakan yel-yel yang telah dibuat.
61

2) Kegiatan Awal

Guru melakukan apersepsi dengan bertanya-jawab tentang

hal-hal yang berhubungan dengan sapi.

3) Kegiatan Inti

Dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)

yang telah dipersiapkan guru membimbing siswa untuk

terampil dalam mendeskripsi secara tertulis.

Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:

a). Guru membagikan puzzle kepada setiap kelompok.


b). Siswa dalam kelompok menyusun puzzle masing-masing
dan setelah selesai siswa langsung mengamati gambar
yang telah tersusun.
c). Siswa saling berdiskusi dalam kelompoknya dan
diperkenankan untuk bertanya jawab dengan kelompok
lain atau dengan guru.
d). Siswa mulai menuliskan deskripsi binatang yang ada pada
gambar dalam LKS yang telah disediakan.
e). Siswa secara berkelompok menyebutkan banyaknya
anggota tubuh bintang dalam puzzle.
f). Siswa secara berkelompok menyebutkan kegunaan setiap
anggota tubuh yang dimiliki binatang tersebut.
g). Siswa menyelesaikan soal cerita perkalian bilangan secara
berkelompok.
h). Guru memberikan motivasi dan semangat kepada
kelompok yang belum berhasil untuk mau menerima
keberhasilan kelompok lain dan berusaha agar bisa
berhasil pada pertemuan berikutnya.
62

4) Kegiatan Akhir

a). Guru bersama siswa menentukan beberapa kelompok


yang berhak mendapatkan penghargaan sebagai
kelompok Top 1, kelompok Top 2, dan kelompok Top 3.
b). Sebagai akhir dari pembelajaran siswa menyanyikan lagu
“Burung Kutilang”.

3. Observasi dan Hasil Pelaksanaan Tindakan II

Observasi tindakan II dilaksanakan sebagaimana pada pelaksanaan

observasi pada tindakan I, peneliti dan teman sejawat sebagai anggota

tim penelitian mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh

peneliti selaku guru kelas II dengan menggunakan panduan observasi,

namun lebih menitikberatkan pada kekurangan yang terjadi pada siklus

I, yaitu :

a. Proses Pembelajaran

1) Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran yang dirumuskan sudah spesifik sesuai

dengan tingkat usia dan kemampuan siswa serta sesuai dengan

materi pembelajaran.

2) Pengembangan Pelajaran

Pengembangan pelajaran logis, pembagian waktu lebih cermat

dan guru banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya, berlatih, dan berpartisipasi aktif.

3) Penguasaan guru terhadap materi pelajaran


63

Guru menguasai materi dan tingkat kemudahan menyampaikan

materi cukup memadai karena lebih dari 60% siswa sudah

terampil dalam mendeskripsi secara tertulis.

4) Pengelolaan Belajar

Pengunaan waktu sudah efektif, pengelolaan kelas lancar dan

tingkat kedisiplinan siswa cukup memadai tetapi masih ada

beberapa siswa yang perhatiannya tidak tertuju pada

pembelajaran yang sedang berlangsung.

5) Interaksi guru dengan kelompok belajar

Guru cukup aktif dalam membimbing siswa dan memberikan

motivasi-motivasi kepada siswa dalam kelompok, sehingga

kegiatan dalam kelompok tidak pasif atau macet.

6) Interaksi guru dengan masing-masing siswa

Perhatian guru selalu tertuju pada siswa namun masih belum

merata, pemberian umpan balik cukup baik dan bervariasi yaitu

berupa ucapan (sanjungan), anggukan dan senyuman.

7) Interaksi antar siswa

a) Pembelajaran secara berkelompok sudah menunujukkan

aktifitas masing-masing kelompoknya, namun ada beberapa

siswa dalam kelompok yang belum begitu respon dengan

apa yang harus dikerjakan bersama kelompoknya.

b) Guru sering tampak berkeliling secara merata kepada setiap

kelompok dengan sesekali memberikan pengarahan,

sehingga antar siswa selalu terjadi komunikasi.


64

b. Keaktifan Siswa dalam Kelompok

Pada dasarnya sebagian besar siswa telah aktif dalam

kelompok, tetapi masih ada beberapa kekurangan yang dilakukan

siswa yaitu:

1) Masih ada siswa yang tidak peduli dengan apa dilakukan teman

satu kelompoknya.

2) Pengungkapan hasil kerja kelompok belum semua anggota

berani maju, sehingga masih dimonopoli oleh siswa yang sama.

Tabel 4.4. Keaktifan Kelompok Rajawali Siklus II

Hasil
No pengamatan Rata-
Apek yang diamati
. rata
1 2 3 4 5
1. Siswa melibatkan diri dalam √ Sangat
kegiatan pembelajaran baik
2. Siswa melibatkan diri dalam √ Baik
pembelajaran Siswa aktif dalam
kelompok.
3. Siswa melaksanakan tugas yang √ Baik
diberikan guru.
4. Siswa membacakan hasil kerja √ Sangat
kelompoknya di depan kelas. baik
5. Kerja sama dalam kelompok √ Baik
terjalin dengan baik.
6. Siswa menampilkan sikap √ Baik
bersahabat terhadap teman-
temannya
7. Respon siswa dalam pembelajaran √ Kurang
dengan menunjukkan keceriaan
dan antusiasmenya selama
pembelajaran.

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang
65

Tabel 4.5. Keaktifan Kelompok Kelinci Siklus II

Hasil
pengamatan Rata-
No. Apek yang diamati
1 2 3 4 5 rata

1. Siswa melibatkan diri dalam √ Sangat


kegiatan pembelajaran baik
2. Siswa melibatkan diri dalam √ Baik
pembelajaran Siswa aktif dalam
kelompok.
3. Siswa melaksanakan tugas yang √ Sangat
diberikan guru. baik
4. Siswa membacakan hasil kerja √ Kurang
kelompoknya di depan kelas.
5. Kerja sama dalam kelompok √ Sangat
terjalin dengan baik. baik
6. Siswa menampilkan sikap √ Sangat
bersahabat terhadap teman- baik
temannya
7. Respon siswa dalam pembelajaran √ Baik
dengan menunjukkan keceriaan
dan antusiasmenya selama
pembelajaran.

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang

Tabel 4.6. Keaktifan Kelompok Ikan Mas Siklus II

Hasil
Rata-
No. Apek yang diamati pengamatan
rata
1 2 3 4 5
1. Siswa melibatkan diri dalam √ Sangat
kegiatan pembelajaran baik
2. Siswa melibatkan diri dalam √ Kurang
pembelajaran Siswa aktif dalam
kelompok.
3. Siswa melaksanakan tugas yang √ Baik
diberikan guru.
4. Siswa membacakan hasil kerja √ Cukup
kelompoknya di depan kelas.
5. Kerja sama dalam kelompok √ Cukup
terjalin dengan baik.
6. Siswa menampilkan sikap √ Cukup
bersahabat terhadap teman-
66

temannya
7. Respon siswa dalam pembelajaran √ Baik
dengan menunjukkan keceriaan
dan antusiasmenya selama
pembelajaran.

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang

Tabel 4.7. Keaktifan Kelompok Kucing Siklus II

Hasil
pengamatan Rata-
No. Apek yang diamati
1 2 3 4 5 rata

1. Siswa melibatkan diri dalam √ Sangat


kegiatan pembelajaran baik
2. Siswa melibatkan diri dalam √ Kurang
pembelajaran Siswa aktif dalam
kelompok.
3. Siswa melaksanakan tugas yang √ Sangat
diberikan guru. baik
4. Siswa membacakan hasil kerja √ Baik
kelompoknya di depan kelas.
5. Kerja sama dalam kelompok √ Baik
terjalin dengan baik.
6. Siswa menampilkan sikap √ Baik
bersahabat terhadap teman-
temannya
7. Respon siswa dalam pembelajaran √ Kurang
dengan menunjukkan keceriaan
dan antusiasmenya selama
pembelajaran.

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang
67

Tabel 4.8. Keaktifan Kelompok Kuda Siklus II

Hasil
pengamatan Rata-
No. Apek yang diamati
1 2 3 4 5 rata

1. Siswa melibatkan diri dalam √ Sangat


kegiatan pembelajaran baik
2. Siswa melibatkan diri dalam √ Sangat
pembelajaran Siswa aktif dalam baik
kelompok.
3. Siswa melaksanakan tugas yang √ Sangat
diberikan guru. baik
4. Siswa membacakan hasil kerja √ Sangat
kelompoknya di depan kelas. baik
5. Kerja sama dalam kelompok √ Sangat
terjalin dengan baik. baik
6. Siswa menampilkan sikap √ Sangat
bersahabat terhadap teman- baik
temannya
7. Respon siswa dalam pembelajaran √ Baik
dengan menunjukkan keceriaan
dan antusiasmenya selama
pembelajaran.

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang
68

Tabel 4.9. Keaktifan Kelompok Merak Siklus II


Hasil
pengamatan Rata-
No. Apek yang diamati
1 2 3 4 5 rata

1. Siswa melibatkan diri dalam √ Sangat


kegiatan pembelajaran baik
2. Siswa melibatkan diri dalam √ Baik
pembelajaran Siswa aktif dalam
kelompok.
3. Siswa melaksanakan tugas yang √ Sangat
diberikan guru. baik
4. Siswa membacakan hasil kerja √ Sangat
kelompoknya di depan kelas. baik
5. Kerja sama dalam kelompok √ Sangat
terjalin dengan baik. baik
6. Siswa menampilkan sikap √ Baik
bersahabat terhadap teman-
temannya
7. Respon siswa dalam pembelajaran √ Sangat
dengan menunjukkan keceriaan baik
dan antusiasmenya selama
pembelajaran.

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang

c. Keaktifan Siswa di Kelas

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran lebih

meningkat dari pada pelaksanaan tindakan I, tetapi masih perlu

ditingkatkan lagi terutama dalam membangkitkan rasa sosialisme

siswa serta respon siswa saat pembelajaran. Untuk lebih jelasnya

dapat dilhat dari tabel berikut ini.


69

Tabel 4.10. Keaktifan Siswa Dalam Kelas Siklus II

Hasil
No pengamatan
Apek yang diamati Rata-rata
.
1 2 3 4 5
1. Siswa melibatkan diri √ Sangat baik
dalam kegiatan
pembelajaran (bertanya
jawab).
2. Siswa melaksanakan √ Sangat baik
tugas yang diberikan
guru.
3. Siswa membacakan hasil √ Baik
karyanya di depan kelas.
Siswa menampilkan sikap
4. bersahabat terhadap √ Baik
teman-temannya.
Respon siswa dalam
pembelajaran dengan
5. menunjukkan keceriaan √ Baik
dan antusiasmenya
selama pembelajaran.

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang

d. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar kemampuan/keterampilan mendeskripsi secara

tertulis pada tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.11. Kemampuan/Keterampilan Mendeskripsi Secara Tertulis


Siklus II
No. KATEGORI INTERVAL FREK. % KETERANGAN
NILAI
1. Sangat baik 85-100 Prosentase
2. Baik 70- 84 14 70
3. Sedang 55- 69 6 30 P=
R
X 100%
4. Kurang 40- 54 - - T
5. Sangat kurang 0- 39 - -
P= 14 X 100%
20
= 70%
Jumlah 20 100 Sedang
70

Dari daftar tabel hasil kemampuan atau keterampilan mendeskripsi

secara tertulis dapat disimpulkan :

1) Secara prosentase keterampilan mendeskripsi secara tertulis

siswa kelas II pada tindakan siklus II mengalami peningkatan

yaitu 70%.

2) Dari 20 siswa yang memiliki keterampilan mendeskripsi secara

tertulis dengan sangat baik tidak ada 0 siswa (0%), memiliki

keterampilan baik ada 14 siswa (70%), berketerampilan sedang

ada 6 siswa (30%).

3) Secara umum hampir sebagian siswa sudah mulai terlihat

terampil dalam mendeskripsi secara tertulis.

4) Hampir sebagian siswa sudah mulai terampil dalam menulis

dengan menggunakan pemilihan kata yang tepat dan tulisan

yang rapi.

Melalui pembelajaran kontekstual dengan mendayagunakan puzzle

(potongan gambar) binatang dapat meningkatkan keterampilan siswa

dalam mendeskripsi secara tertulis, semangat siswa, daya imajinasi

siswa dan partisipasi aktif siswa dalam kelompok dan antar siswa di

dalam proses pembelajaran.

4. Analisis dan Refleksi Tindakan II

Dari hasil observasi yang dilaksanakan pada tindakan II maka

dapat dianalisis sebagai berikut:


71

a. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada siklus II ini sudah lebih baik dari

pada pembelajaran pada siklus I. Hal ini terbukti dengan adanya

peningkatan aktivitas proses pembelajaran baik oleh guru ataupun

oleh siswa.

Ada beberapa hal yang masih perlu diperbaiki antara lain:

1) Penggunaan media pembelajaran harus lebih variatif lagi untuk

meningkatkan daya imajinasi siswa sehingga siswa dapat

mendeskripsi binatang dengan baik.

2) Pemberian motivasi atau rangsangan harus lebih ditingkatkan

lagi, supaya siswa lebih terlihat antusiasmenya dengan

menunjukkan keceriaannya saat pembelajaran berlangsung.

b. Hasil Pembelajaran

Prosentase hasil kemampuan atau keterampilan

mendeskripsi secara tertulis pada siklus II sebesar 70% sedang pada

siklus I sebesar 30% menunjukkan adanya peningkatan sebesar 20%,

yakni dari kategori kurang menjadi kategori sedang. Maka siklus II

perlu ditindaklanjuti pada siklus III untuk dapat mencapai hasil

dengan kategori baik serta dengan tingkat keterampilan mendeskripsi

secara tertulis yang lebih tinggi.


72

D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III

1. Perencanaan Tindakan III

Pada siklus III ini guru (peneliti) merencanakan kegiatn

pembelajaran yang akan dilaksanakan, dengan menyusun:

a) Rencana Pembelajaran

b) Media pembelajaran berupa gambar seri tentang hal yang

berhubungan dengan sapi.

c) Lembar Kerja Siswa (LKS)

d) Melaksanakan evaluasi mendeskripsi secara tertulis.

Tindakan III ini merupakan perbaikan dari tindakan II. perbaikan

ini didasarkan pada hasil analisis dan refleksi yang terjadi pada tindakan

sebelumnya dan bertujuan untuk menyempurnakan agar tujuan

pembelajaran yang dirumuskan dapat tercapai secara optimal.

Perencanaan tindakan ini disusun tiga kegiatan pokok, yaitu:

1. Peneliti memperbaiki Rencana Pembelajaran dengan penekanan-

penekanan pada kekurangan yang terjadi pada tindakan II

2. Peneliti menyusun LKS

3. Membuat dan mempersiapkan gambar seri tentang hal yang

berhubungan dengan sapi.

Perencanaan ini dilaksanakan dengan melihat kembali persiapan

mengajar, pembentukan kelompok sebagai motivator diri siswa dalam

pembelajaran dan merencanakan kegiatan pembelajaran yang lebih

efektif.
73

2. Pelaksanaan Tindakan III

Tindakan III ini dilaksanaakan pada hari Selasa, 26 April 2016

yang diikuti oleh 20 siswa, dengan ketentun sebagai berikut:

a. Kompetensi Dasar

a) IPA

Mengenal bagian-bagian utama hewan dan tumbuhan di sekitar

rumah dan sekolah melalui pengamatan.

b. Indikator.

a) IPA

Mengidentifikasi binatang pada gambar dengan menyebutkan

ciri-cirinya secara lengkap.

c. Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran kontekstual dengan media gambar binatang

“Sapi” diharapkan:

1) Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri sapi.

2) Siswa dapat menggambarkan/mendeskripsikan sapi secara

tertulis.

3) Siswa dapat mendeskripsikan sapi secara tertulis dengan

pemilihan kata yang tepat dan sesuai proporsi.

4) Siswa dapat menuliskan deskripsinya dengan tulisan yang rapi

dan mudah dibaca.

5) Siswa dapat membuat kalimat tebak-tebakan dengan

penggunaan kata tepat dan bervariasi.


74

6) Siswa dapat melakukan operasi hitung perkalian dari soal cerita

dengan jawaban yang tepat.

7) Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri sapi sesuai dengan gambar

yang diamati.

d. Alokasi waktu pembelajaran tematik 1x pertemuan.

e. Tempat pembelajaran adalah ruang kelas II

f. Uraian Tindakan

a) Pra Pembelajaran

1. Guru menata ruang kelas siswa


2. Guru mempersiapkan media pembelajaran berupa gambar
seri tentang hal-hal yang berhubungan dengan sapi.
3. Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok yang
dengan anggota empat siswa.
4. Siswa memberikan nama pada kelompoknya dengan nama
hewan.
5. Siswa memberikan alasan tentang pemilihan nama

kelompoknya

b) Kegiatan Awal

Apersepsi dengan bertanya-jawab mengenai hal-hal yang siswa

ketahui yang berhubungan dengan sapi.

c) Kegiatan Inti

1. Guru membagikan gambar seri tentang sapi kepada masing-

masing kelompok.

2. Siswa mengamati gambar seri yang telah diberikan guru.

3. Siswa mulai mendeskripsikan gambar tersebut secara

tertulis.
75

4. Siswa mendeskripsikan gambar dengan kalimat tebak-

tebakan.

5. Bagi kelompok yang menghasilkan kalimat tebak-tebakan

terbaik dengan pengolahan kata dan bahasanya akan

mendapatkan poin.

6. Siswa mengerjakan soal cerita operasi hitung perkalian.

Soal :

1). Ada 7 ayam di dalam setiap kandang. Berapa ayam


seluruhnya di dalam 6 kandang?
2). Seekor kelinci mempunyai 4 kaki. Berapa banyak
kaki seluruhnya dari 9 kelinci?
7. Siswa menyebutkan manfaat sapi bagi kehidupan

Tabel 4. 12 Manfaat Binatang bagi Kehidupan

Manfaat/kegunaannya bagi kehidupan


No. Nama binatang
sehari-hari
1. Sapi Tenaganya untuk menarik gerobak
Dagingnya untuk dimakan
……………………………..

d). Kegiatan Akhir

1. Guru bersama siswa menentukan beberapa kelompok yang


berhak mendapatkan penghargaan sebagai kelompok Good,
kelompok Better, dan kelompok Best.
2. Guru memberikan penghargaan berupa simbol matahari
yang telah dikumpulkan dan piagam.
3. Sebagai akhir dari pembelajaran siswa menyanyikan lagu
“Burung Kutilang”.
76

3. Observasi dan Hasil Pelaksanaan Tindakan III

Observasi tindakan III dilaksanakan sebagaimana pada

pelaksanaan observasi pada tindakan II, peneliti dan teman sejawat

sebagai anggota tim penelitian mengamati proses pembelajaran yang

dilakukan oleh peneliti selaku guru kelas II dengan menggunakan

panduan observasi, namun lebih menitikberatkan pada kekurangan yang

terjadi pada siklus II.

Hasil tindakan pada siklus III ini adalah sebagai berikut :

a. Proses Pembelajaran

1) Tujuan Pembelajaran

Tujuan yang dirumuskan sudah jelas sesuai dengan tingkat

usia dan kemampuan siswa serta berkaitan langsung dengan

materi pelajaran dan kemampuan anak.

2) Pengembangan Pelajaran

Pengembangan pelajaran logis, kemajuan terhadap konsisten

pembagian waktu tepatdan memberikan banyak kesempatan

pada siswa untuk berpartisipasi aktif secara langsung.

3) Penguasaan Guru terhadap Materi Pelajaran

Guru sangat menguasai materi yang diajarkan dan

penjabarannya memadai dan komunikatif sehingga sangat

mudah dimengerti oleh siswa.

4) Pengelolaan Belajar

Penggunaan waktu dalam pengelolaan belajar sudah dapat

dikatakan efektif, kreatif, dan bervariasi sehingga siswa


77

terlihat sangat antusias dalam kegiatan mendeskripsi secara

tertulis.

5) Interaksi Guru dengan kelompok Belajar

Guru lebih aktif mengembangkan tingkat kemampuan dan

pemahaman siswa melalui permainan dan kerjasama dalam

kelompok belajar. Selain itu guru juga sering berkeliling atau

sangat responsif untuk selalu berusaha memberi motivasi

kepada siswa untuk aktif dan kreatif sehingga kerja kelompok

benar-benar lebih hidup.

6) Interaksi Guru dengan Masing-masing Siswa

Guru selalu berusaha memberi perhatian kepada setiap siswa

secara merata, memberikan umpan balik yang sifatnya

“segera” terhadap jawaban ataupun pertanyaan siswa. Umpan

balik dilakukan dengan cara yang bervariasi yaitu melalui

ucapan/kata-kata verbal, sanjungan, anggukan, dan acungan

jempol.

7) Interarksi antar Siswa

Dalam pembelajaran siklus III ini tampak adanya interaksi

antar kelompok dalam mengerjakan tugas. Hampir semua

siswa aktif, perhatian guru terhadap siswa merata, guru juga

sering berkeliling kelas untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan sehingga secara tidak langsung siswa lebih

berpikir kritis, aktif, konstruktif, dan tertib sampai waktu

pembelajaran berakhir.
78

b. Keaktifan Siswa dalam Kelompok

Hasil observasi terhadap enam kelompok belajar yang

dilaksanakan hasilnya adalah seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13. Keaktifan Kelompok Rajawali Siklus III

Hasil
No pengamatan Rata-
Apek yang diamati
. rata
1 2 3 4 5
1. Siswa melibatkan diri dalam √ Sangat
kegiatan pembelajaran baik
2. Siswa melibatkan diri dalam √ Baik
pembelajaran Siswa aktif dalam
kelompok.
3. Siswa melaksanakan tugas yang √ Sangat
diberikan guru. baik
4. Siswa membacakan hasil kerja √ Sangat
kelompoknya di depan kelas. baik
5. Kerja sama dalam kelompok √ Sangat
terjalin dengan baik. baik
6. Siswa menampilkan sikap √ Sangat
bersahabat terhadap teman- baik
temannya
7. Respon siswa dalam pembelajaran √ Sangat
dengan menunjukkan keceriaan baik
dan antusiasmenya selama
pembelajaran.

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang
79

Tabel 4.14. Keaktifan Kelompok Kelinci Siklus III

Hasil
No pengamatan Rata-
Apek yang diamati
. rata
1 2 3 4 5
1. Siswa melibatkan diri dalam √ Sangat
kegiatan pembelajaran baik
2. Siswa melibatkan diri dalam √ kurang
pembelajaran Siswa aktif dalam
kelompok.
3. Siswa melaksanakan tugas yang √ Sangat
diberikan guru. baik
4. Siswa membacakan hasil kerja √ Sangat
kelompoknya di depan kelas. baik
5. Kerja sama dalam kelompok √ Sangat
terjalin dengan baik. baik
6. Siswa menampilkan sikap √ Sangat
bersahabat terhadap teman- baik
temannya
7. Respon siswa dalam pembelajaran √ Sangat
dengan menunjukkan keceriaan baik
dan antusiasmenya selama
pembelajaran.

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang
80

Tabel 4.15. Keaktifan Kelompok Ikan Mas Siklus III

Hasil
No Rata-
Apek yang diamati pengamatan
. rata
1 2 3 4 5

1. Siswa melibatkan diri dalam √ Sangat


kegiatan pembelajaran baik
2. Siswa melibatkan diri dalam √ Sangat
pembelajaran Siswa aktif dalam baik
kelompok.
3. Siswa melaksanakan tugas yang √ Sangat
diberikan guru. baik
4. Siswa membacakan hasil kerja √ Sangat
kelompoknya di depan kelas. baik
5. Kerja sama dalam kelompok √ Sangat
terjalin dengan baik. baik
6. Siswa menampilkan sikap √ Sangat
bersahabat terhadap teman- baik
temannya
7. Respon siswa dalam pembelajaran √ Baik
dengan menunjukkan keceriaan
dan antusiasmenya selama
pembelajaran.

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang
81

Tabel 4.16. Keaktifan Kelompok Kucing Siklus III

Hasil
Rata-
No. Apek yang diamati pengamatan
rata
1 2 3 4 5
1. Siswa melibatkan diri dalam √ Sangat
kegiatan pembelajaran baik
2. Siswa melibatkan diri dalam √ Baik
pembelajaran Siswa aktif dalam
kelompok.
3. Siswa melaksanakan tugas yang √ Sangat
diberikan guru. baik
4. Siswa membacakan hasil kerja √ Sangat
kelompoknya di depan kelas. baik
5. Kerja sama dalam kelompok √ Sangat
terjalin dengan baik. baik
6. Siswa menampilkan sikap √ Sangat
bersahabat terhadap teman- Baik
temannya
7. Respon siswa dalam pembelajaran √ Baik
dengan menunjukkan keceriaan
dan antusiasmenya selama
pembelajaran.

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang
82

Tabel 4.17. Keaktifan Kelompok Kuda Siklus III

Hasil
Rata-
No. Apek yang diamati pengamatan
rata
1 2 3 4 5
1. Siswa melibatkan diri dalam √ Sangat
kegiatan pembelajaran baik
2. Siswa melibatkan diri dalam √ Baik
pembelajaran Siswa aktif dalam
kelompok.
3. Siswa melaksanakan tugas yang √ Sangat
diberikan guru. baik
4. Siswa membacakan hasil kerja √ Sangat
kelompoknya di depan kelas. baik
5. Kerja sama dalam kelompok √ Sangat
terjalin dengan baik. baik
6. Siswa menampilkan sikap √ Sangat
bersahabat terhadap teman- baik
temannya
7. Respon siswa dalam pembelajaran √ Sangat
dengan menunjukkan keceriaan baik
dan antusiasmenya selama
pembelajaran.

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang
83

Tabel 4.18. Keaktifan Kelompok Merak Siklus III

Hasil
No. Apek yang diamati pengamatan Rata-rata
1 2 3 4 5
1. Siswa melibatkan diri dalam √ Sangat baik
kegiatan pembelajaran
2. Siswa aktif dalam kelompok. √ Sangat baik
3. Siswa melaksanakan tugas yang √ Sangat baik
diberikan guru.
4. Siswa membacakan hasil kerja √ Sangat baik
kelompoknya di depan kelas.
5. Kerja sama dalam kelompok √ Sangat baik
terjalin dengan baik.
6. Siswa menampilkan sikap √ Sangat baik
bersahabat terhadap teman-
temannya
7. Respon siswa dalam pembelajaran √ Sangat baik
dengan menunjukkan keceriaan
dan antusiasmenya selama
pembelajaran.

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang

Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa :

1). Semua siswa terlibat dalam pembelajaran, yakni dengan

menunjukkan kesungguhannya dalam belajar.

2). Hampir semua siswa aktif dalam kelompoknya.

3). Semua siswa aktif dalam melaksanakan tugas yang diberikan

guru bersama teman-teman dalam kelompoknya.

4). Keberanian setiap siswa dalam menyampaikan hasil tugas

kelompoknya sudah mencapai 100%, adanya monopoli pun

sudah tidak terlihat lagi.

5). Kerjasama dalam kelompok terjalin dengan baik terlihat

dengan adanya kekompakan dalam kerja kelompok.


84

6). Semua siswa sudah menunjukkan antusiasmenya dalam

pembelajaran.

c. Keaktifan Siswa di Kelas

Hasil observasi keaktifan siswa di kelas selama

pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.19. Keaktifan Siswa Dalam Kelas Siklus III

No. Apek yang diamati Hasil Rata-rata


pengamatan
1 2 3 4 5
1. Siswa melibatkan diri √ Sangat baik
dalam kegiatan
pembelajaran
(bertanya jawab).
2. Siswa melaksanakan √ Sangat baik
tugas yang diberikan
guru.
3. Siswa membacakan √ Sangat baik
hasil karyanya di
depan kelas.
4. Siswa menampilkan √ Sangat baik
sikap bersahabat
terhadap teman-
temannya.
5. Respon siswa dalam √ Sangat baik
pembelajaran dengan
menunjukkan
keceriaan dan
antusiasmenya
selama pembelajaran.

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang

Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat diketahui bahwa:


85

1) Semua siswa terlihat ikut berpastisipasi aktif dalam

pembelajaran, hal itu terlihat dengan adanya perhatian siswa

yang ditujukan pada materi yang diajarkan.

2) Semua siswa melaksanakan tugas mendeskripsi secara

tertulis dengan baik.

3) Semua siswa sudah mempunyai keberanian dalam

menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas, hal itu

terlihat dari setiap siswa yang antusias dalam membacakan

hasil karyanya.

4) Interaksi antar siswa dalam aktivitas pembelajaran tergambar

dengan adanya siswa yang mulai peduli dengan teman-

temannya.

5) Respon siswa saat pembelajaran ditunjukkan dengan adanya

antusiasme dan keceriaan siswa saat pembelajaran

berlangsung.

d. Hasil Pembelajaran

Hasil kemampuan atau keterampilan mendeskripsi secara

tertulis pada tindakan III dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.20. Kemampuan/Keterampilan Mendeskripsi Secara Tertulis


Siklus III

No. KATEGORI INTERVAL FREK. % KETERANGAN


NILAI
1. Sangat baik 85-100 6 30 Prosentase
2. Baik 70- 84 12 60
3. Sedang 55- 69 2 10 P=
R
X 100%
4. Kurang 40- 54 - - T
5. Sangat 0- 39 - - 18
P= X 100%
kurang 20
86

= 90%
Jumlah 20 100 Baik

Dari daftar tabel hasil kemampuan atau keterampilan mendeskripsi

secara tertulis dapat disimpulkan :

1) Secara prosentase keterampilan mendeskripsi secara tertulis

siswa kelas II pada tindakan siklus III mengalami peningkatan

yaitu 90%.

2) Dari 20 siswa yang memiliki keterampilan mendeskripsi secara

tertulis dengan sangat baik ada 6 siswa (30%), memiliki

keterampilan baik ada 12 siswa (60%), berketerampilan sedang

ada 2 siswa (10%).

3) Secara umum hampir semua siswa sudah terampil dalam

mendeskripsi secara tertulis.

4) Hampir semua siswa terampil dalam menulis dengan

menggunakan pilihan kata yang tepat dan tulisan yang rapi.

Melalui pembelajaran kontekstual dengan mendayagunakan gambar

seri yang berhubungan dengan binatang yang dijadikan sebagai

objek dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mendeskripsi

secara tertulis, semangat siswa, daya imajinasi siswa dan partisipasi

aktif siswa dalam kelompok dan antar siswa di dalam proses

pembelajaran.

4. Analisis dan Refleksi Tindakan III


87

Dengan melihat hasil observasi jalannya tindakan siklus III maka

dapat dianalisis dan direfleksi sebagai berikut:

a. Proses Pembelajaran

Jalannya pelaksanaan siklus III ini mulai dari perencanaan

sampai pemberian tindakan dan evaluasi akhir telah lancar dan lebih

baik dari siklus I dan siklus II. Hal ini disebabkan karena adanya

perbaikan-perbaikan berdasarkan kekurangan ataupun kelemahan

pada siklus sebelumnya.

Aktivitas guru mupun aktivitas siswa sedikit demi sedikit

mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari hasil observasi

terhadap kegiatan siswa oleh guru dan kegiatan guru oleh observer

yang menunjukkan kecenderungan meningkat.

Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan

serta mengungkapkan pendapat ataupun mengungkapkan hasil kerja

kelompok semakin baik pula. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang

biasanya diam atau pasif, sekarang berani bertanya bahkan berani

menyampaikan hasil kerja kelompoknya.

Semangat atau antusias, perhatian, dan partisipasi aktif

siswa dalam pembelajaran keterampilan mendeskripsi secara tertulis

terlihat jelas yang berpengaruh pada meningkatnya keterampilan

siswa dalam mendeskripsi binatang secara tertulis.

b. Hasil Pembelajaran
88

Prosentase hasil kemampuan mandeskripsi secara tertulis

pada siklus III adalah sebesar 90%, sedangkan prosentase hasil

pembelajaran pada siklus II adalah sebesar 70%. Hal ini berarti ada

peningkatan hasil keterampilan mendeskripsi secara tertulis pada

siklus III sebesar 20% yakni dari kategori sedang menjadi kategori

sangat baik.

E. Pembahasan

Hasil studi pendahuluan dalam penelitian tindakan ini dari 20

jumlah siswa kelas II tahun pelajaran 2015/2016 SD Negeri 200219

Sitamiang Padangsidimpuan yang mampu mendeskripsi secara tertulis

dengan baik dan memperoleh nilai di atas 70 (nilai KKM menulis) ada 6

siswa atau hanya 30%. Dari hasil prosentase yang sangat kurang inilah maka

diadakan atau ditindaklanjuti dengan usaha-usaha perbaikan pembelajaran

yaitu dengan melaksanakan tindakan atau siklus I, melalui pembelajaran

kontekstual dengan mendayagunakan gambar binatang sebagai media utama

dalam pelaksanaan siklus.

Dari hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I secara

prosentase kemampuan/keterampilan mendeskripsi secara tertulis terjadi

peningkatan yakni sebesar 20%, atau tepatnya sebelum dilaksanakan

tindakan prosentase yang dicapai sebesar 30% meningkat menjadi 50%

setelah dilaksanakan siklus I.

Berdasarkan hasil observasi dan analisis, meskipun siklus I ini

terjadi peningkatan hasil keterampilan mendeskripsi secara tertulis namun


89

masih dalam kategori kurang. Hal ini dapat dilihat karena dari sebagian

besar siswa masih belum bisa menulis dengan baik, karena pilihan kata yang

digunakan belum tepat. Selain itu tulisan yang disajikan juga belum terlihat

rapi dan cenderung acak-acakan sehingga sukar dibaca. Adapun cara

mengatasi masalah ini, guru menggunakan pembelajaran kontekstual dengan

mendayagunakan media gambar binatang dalam hal ini sapi sebagai

alternatif pembelajaran. Gambar sapi dipilih sebagai media karena binatang

tersebut sudah dikenal baik oleh siswa sehingga tidak terlalu sulit bagi siswa

untuk mendeskripsikannya.

Tindakan II atau siklus II lebih berhasil dibanding dengan

tindakan/siklus I dengan hasil prosentase 70% dalam kategori sedang,

sedangkan hasil prosentase tindakan I adalah 50%. Hal ini berarti ada

peningkatan hasil sebesar 20%. Peningkatan hasil pada siklus II ini

disebabkan karena guru lebih kreatif dan imajinatif yakni dengan

menggunakan puzzle (potongan gambar). Dampak ataupun hasil dari

penggunaan media tersebut sangat positif, sebab siswa jadi tertarik dan

responsif serta gembira dalam belajar. Dengan perasaan yang senang maka

bukan tidak mungkin jika hasil pembelajaran pun akan meningkat karena

dengan rasa senang maka siswa akan lebih mudah berpikir dan menuliskan

apa yang dipikirkannya sesuai dengan gambar yang telah tersusun dengan

baik.

Selain dengan media pembelajaran yang lebih variatif, dengan

metode kelompok belajar juga memudahkan siswa untuk mendeskripsi

dengan baik. Hal itu karena dengan berkelompok, siswa lebih mudah untuk
90

bertukar pikiran dan menambah pengetahuan tentang objek yang akan

dideskripsikan, sehingga siswa dapat menulis dengan baik. Dengan

kelompok belajar dapat meningkatkan sikap bersahabat dan kepedulian

siswa terhadap teman-temannya.

Keberhasilan tindakan pada siklus II ini belum bisa dikatakan

berhasil dengan baik karena hasil pembelajarannya baru mencapai kategori

sedang dengan prosentase sebesar 60%. Oleh karena itu peneliti (guru)

masih harus melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya untuk mencapai

hasil yang maksimal dan optimal.

Pada pelaksanaan tindakan III atau siklus III kegiatan pembelajaran

yang dilaksanakan adalah mendeskripsi binatang secara tertulis dan

membuat kalimat tebak-tebakan tentang seekor binatang melalui urutan

gambar seri. Dengan bantuan gambar seri tersebut, siswa dapat mendeskripsi

binatang dengan baik yakni dengan meyebutkan hal-hal yang berhubungan

dengan binatang tersebut. Selain itu siswa dapat membuat kalimat tebak-

tebakan dengan pilihan kata yang tepat. Sehingga pada siklus III

pembelajaran dianggap berhasil dan tujuan pembelajaran tercapai.

Dengan strategi pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran

yang lebih kompleks dan menarik pada pelaksanaan proses pembelajaran

siklus III ini seluruh sswa berpartisipasi aktif dan antusiasme siswa pada

kegiatan tersebut dan kerjasama antar siswa siswa juga meningkat. Oleh

karena itu dampak yang ditimbulkan terhadap pembelajaran yang berbasis

kontekstual dengan mendayagunakan media gambar, dalam hal ini gambar

seri sangat positif. Hal itu berpengaruh pada penacapaian hasil belajar siswa
91

pada keterampilan mendeskripsi secara tertulis pada siklus III ini mengalami

peningkatan. Secara prosentase hasil kemampuan siswa pada siklus III ini

adalah 90% atau dalam kategori sangat baik, sedang prosentase hasil siklus

sebelumnya atau siklus II adalah 70% sehingga ada peningkatan sebesar

20%.

Dengan demikian penelitian tindakan kelas dengan mengambil

mata pelajaran Bahasa Indonesia pada pembelajaran mendeskripsi secara

tertulis melalui penerapan pembelajaran kontekstual dengan memanfaatkan

gambar binatang sebagai media utama dalam pembelajaran berhasil sesuai

dengan harapan yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya

meningkatkan keterampilan mendeskripsi secara tertulis pada siswa kelas II

SD Negeri 200219 Sitamiang Padangsidimpuan .

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
92

Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan pembelajaran

kontekstual untuk meningkatkan keterampilan mendeskripsi secara tertulis

pada siswa kelas II SD Negeri 200219 Sitamiang Padangsidimpuan dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran mendeskripsi secara tertulis pada sisiwa kelas II

SD dilaksanakan berdasarkan aspek-aspek kemampuan/keterampilan yang

harus dimiliki oleh siswa sesuai indikator-indikator berikut:

a). Siswa dapat mendeskripsi secara tertulis dengan pilihan kata yang

tepat.

b). Siswa dapat menyajikan tulisan dengan bentuk tulisan yang rapi.

c). Siswa dapat mendeskripsi binatang dalam bentuk kalimat tebak-

tabakan.

2. Proses pelaksanaan pembelajaran mendeskripsi secara tertulis melalui

penerapan pembelajaran kontekstual dengan memanfaatkan media gambar

binatang dapat meningkatkan keterampilan mendeskripsi secara tertulis

siswa kelas II SD Negeri 200219 Sitamiang Padangsidimpuan.

Peningkatan keterampilan mendeskripsi secara tertulis ini dapat dilihat

dari hasil pelaksanaan penelitian yaitu prosentase pada studi pendahuluan

sebesar 30%, atau hanya 6 siswa dari 20 siswa yang mampu menulis

dengan baik yakni dapat mencapai nilai di atas nilai 70 atau nilai KKM

pada aspek menulis. Hasil siklus I meningkat menjadi 50% (kurang)

karena dari 20 siswa 10 siswa yang berhasil memperoleh nilai di ats nilai
92
KKM, hasil pelaksanaan siklus II meningkat sebesar 70% (sedang) yakni

dari 20 siswa 14 siswa berhasil memperoleh nilai di atas nilai KKM, dan
93

pada siklus III mengalami peningkatan sebesar 90% (sangat baik), dari 20

siswa yang dijadikan sampel ada 6 siswa dalam kategori sangat baik dan

12 siswa dalam kategori baik.

3. Proses pembelajaran mendeskripsi secara tertulis melalui penerapan

pembelajaran kontekstual dengan memnfaatkan media gambar binatang

yang cukup bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar, dan

partisipasi aktif siswa. Hal ini dapat dilihat dari kerja sama antar siswa

yang semakin meningkat, antusiasme siswa dalam belajar, kesungguhan

siswa dalam mengerjakan tugas sekaligus mempresentasikan hasil

kerjanya juga meningkat, siswa terlihat tertib dan gembira untuk selalu

mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran.

4. Penggunaan pendekatan kontekstual oleh guru dalam pembelajaran juga

meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran. Dengan meng-

gunakan pendekatan kontekstual guru jadi lebih responsif terhadap siswa,

karena dengan adanya kelompok belajar mau tidak mau guru harus

memberikan bimbingan terhadap setiap kelompok sehingga diskusi dalam

kelompok lebih hidup dan tidak pasif. Selain itu, guru juga lebih aktif dan

kreatif dalam memotivasi siswa dalam belajar, sehingga siswa lebih respon

terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung.

5. Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam mendeskripsi

secara tertulis adalah meliputi kesalahan penggunaan atau pemilihan kata

yang tepat dalam menggambarkan seekor binatang dengan baik sehingga

cenderung berulang-ulang. Akan tetapi kesalahan-kesalahan tersebut dapat

di atasi dengan pembelajaran berbasis kontekstual yang memanfaatkan


94

media gambar binatang sebagai media alternatif dalam pembelajaran

mendeskripsi secara tertulis siswa kelas II.

B. Saran

Setelah dilakukan penelitian di SD Negeri 200219 Sitamiang

Padangsidimpuan dan berdasarkan hasil yang diperoleh di lapangan, maka

diajukan saran kepada pihak yang berkaitan dengan masalah ini dalam hal ini

pembaca, adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru, dalam pembelajaran menulis khususnya menulis deskripsi

diupayakan untuk menggunakan media baik berupa gambar ataupun model

nyata sehingga memperpudah siswa untuk mendeskripsi objek dengan

baik.

2. Bagi pihak-pihak lain yang ingin meneliti lebih lanjut, disarankan untuk

mengembangkan penerapan pembelajaran kontekstual dengan

mendayagunakan media gambar dalam hal ini gambar binatang yang lebih

kreatif dan bervariasi, sehingga lebih menarik minat siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Alfianto, Achmad. 2006. Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah, Metamorfosis


Ulat menjadi Kepompong. Artikel Pendidikan Network. Online http://re-
researchengines.com, [accessed 24/10/07].
95

Anagram. 2007. Pentingnya Bahasa dalam Kehidupan. Online


http://reinemarie.wordpress.com [accessed 27/04/08].

Ani, Diah. 2007. Pembelajaran Pakem. Sebuah Perjalanan Menuju Perubahan.


Online http://mbeproject.net [accessed 15/01/08].

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama
Widya.

Arya Yanti, P. 2007. Menumbuhkan Budaya Menulis pada Anak. Online


http://www.sabda.org [accessed 24/02/08].

BSNP, 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta : Badan
Standar Nasional Pendidikan.

Darsono, Max, 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang


Press.

Depdikbud, 1994. Kurikulum SD GBPP Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas, 2007. Pembelajaran Aktif Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Online


http://farhanzen.wordpress.com [accessed 15/01/08].

Dikdasmen Diknas, 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and


Learning (CTL)). Jakarta: Depdiknas.

Edy, S. 2003. Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui


Pendayagunaan Media Kartu Bahasa Pada Siswa Kelas II SDN 02
Wonosari Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. (Skripsi Universitas
Negeri Semarang).

Hamidi, Z. 2001. P&P Kontekstual Sains dan Tematik, Online


http://www.tutor.com.my [accessed 44/11/07].

Johnson, Elaine B, 2014. Contextual Teching & Learning. Bandung: Mizan


Learning Center (MLC)

Kusumah, W. 2007. Media Pembelajaran. Online http://wijayalabs.blogspot.com


[accessed 10/03/08].

Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Tema : Binatang di sekitarku


96

Kelas/Semester : II/II
Alokasi Waktu : 1 X pertemuan

I. KOMPETENSI DASAR
1. IPA
Mengenal bagian-bagian utama hewan dan tumbuhan di sekitar rumah dan
sekolah melalui pengamatan.

II. INDIKATOR
1. IPA
Mengidentifikasi binatang yang ada di sekitar dengan menyebutkan ciri-
cirinya.

III.TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri sapi secara sederhana.
2. Siswa dapat menggambarkan/mendeskripsikan sapi secara tertulis.
3. Siswa dapat mendeskripsikan sapi secara tertulis dengan pemilihan kata
yang tepat dan sesuai proporsi.
4. Siswa dapat menuliskan pendeskripsiannya dengan tulisan yang rapi dan
mudah dibaca.
5. Siswa dapat dapat melakukan operasi hitung perkalian dari soal cerita
dengan jawaban yang tepat.
6. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri sapi sesuai dengan gambar yang
diamati.
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Pra Pembelajaran
1. Guru mengkondisikan ruang kelas sebelum mulai pembelajaran.
2. Guru mengkondisikan siswa untuk dapat menerima pelajaran
3. Guru bersama siswa mulai mempersiapkan media uang akan
digunakan dalam pembelajaran.
B. Kegiatan Awal
97

1. Apersepsi : karena temanya “binatang di sekitarku”, sebagai awal


pembelajaran guru bertanya kepada siswa tentang hewan
periharaannya di rumah.
C. Kegiatan Inti
1. Guru menayangkan gambar yang telah dipersiapkan.
2. Siswa mengamati gambar.
3. Guru bertanya kepada siswa tentang binatang apa saja yang tampak
pada gambar.
4. Siswa dan guru saling memberikan umpan balik.
5. Siswa mendeskripsikan binatang yang tampak pada gambar secara
lisan terlebih dahulu.
6. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mendeskripsikan binatang
yang tampak pada gambar.
7. Guru membimbing siswa ketika siswa mengerjakan tugasnya
8. Siswa membacakan hasil karyanya di depan kelas.
9. Siswa memberikan penghargaan kepada temannya yang telah
membacakan hasil karyanya di depan kelas berupa tepuk tangan.
10. Setelah siswa belajar Bahasa Indonesia tentang mendeskripsi secara
tertulis, kemudian siswa belajar matematika.
11. Guru membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan dari soal
cerita.
12. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal diberikan kesempatan
untuk mengerjakannya di papan tulis.
13. Setelah itu siswa belajar IPA
14. Siswa menuliskan ciri sapi sesuai dengan gambar yang diamati.
15. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas.
16. Siswa membacakan tugasnya di depan kelas.
17. Guru memberikan skor kepada siswa yang berhasil mengisi kolom-
kolom pada tabel.
D. Kegiatan Penutup
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar esok belajar lebih baik
lagi.
98

V. SUMBER, MEDIA PEMBELAJARAN


A. Sumber Pembelajaran
1. Buku Pembelajaran Terpadu dengan Pendekatan
Tematik kelas II, Erlangga.
2. Pengembangan guru.
3. Lingkungan dan pengalaman siswa.
B. Media Pembelajaran
1. Gambar ilustrasi binatang di sekitar
2. Benda-benda di kelas.
VI. EVALUASI
A. Penilaian
Mengamati aktifitas siswa dalam pembelajaran.

B. Penilaian hasil belajar


o Tes tertulis
1. IPA
Isilah kolom yang tersedia pada tabel berdasarkan gambar
binatang yang kamu amati!

Observer, Peneliti,

SRI ERNI ERNAWATI, S.Pd Hj. ERNA HERAWATI


NIP: 19690302 200103 2 001 NIP: 19640101 198510 2 001

Lampiran 2

HASIL TES KETERAMPILAN SISWA


DALAM MENDESKRIPSI BINATANG SIKLUS I
99

Aspek yang dinilai


No. Jumlah
Nama Siswa Pemilihan Teknik Nilai
Isi skor
kata penyajian
1. Abdul Salah Sihajungkalit 2 2 3 7,7 B
2. Agil Dwi Afriadi 3 2 2 7,7 B
3. Ahir Hasan Lubis 2 2 2 6,6 C
4. Aryhan Harahap 2 2 2 6,6 C
5. Aulia Agustina 1 2 2 5,5 C
6. Aura Putri Harahap 2 3 2 7,7 B
7. Davina Zahra Lingga 2 2 2 6,6 C
8. Fitriani Harahap 3 2 2 7,7 B
9. Galang Iswahyudi 1 2 2 5,5 C
10. Jul Pahki Rambe 2 2 3 7,7 B
11. Luthfa Nurul Aina 2 2 1 5,5 C
12. Luthfi Nurul Aini 2 2 1 5,5 C
13. Haida Sabila 2 2 1 5,5 C
14. Nabila Sari 3 2 2 7,7 B
15. Naura Magfiro 1 2 2 5,5 C
16. Kesya Riharni 3 2 2 7,7 B
17. Rizki Ananda 2 2 3 7,7 B
18. Elsa Ayu Saputri 3 2 2 7,7 B
19. Putri Aisyah Pohan 2 2 1 5,5 C
20. Reihan Batubara 3 2 2 7,7 B

Keterangan :
a) Isi
3 = Bila gagasan dan ide yang dikemukakan jelas dan logis dengan
penyusunan kalimat yang runtut.
2 = Bila gagasan dan ide kurang jelas dan belum runtut.
1 = Bila gagasan dan ide yang dikemukakan tidak jelas dan penyusunan
kalimat masih acak-acakan.
b) Pemilihan kata
3 = Bila pemilihan kata sudah tepat dan dapat dipahami.
2 = Bila pemilihan kata ada yang belum tepat.
1 = Bila hampir semua kata yang digunakan kurang tepat.
c) Teknik Penyajian
3 = Bila tulisan rapi dan bisa dibaca dengan jelas
2 = Bila tulisan kurang rapi
1 = Bila tulisan tidak rapi sehingga tidak dapat dibaca dengan jelas.

Penskoran :
skor diperoleh
nilai angka = X 10
skor maksimum
100

Skala penilaian
7-9 = B
4-6 = C
1-3 = D

Prosentase :

R
P= X 100%
T

Keterangan :

P : Prosentase banyaknya siswa yang mendapatkan skor di atas 70

R : Banyaknya siswa yang mendapat skor di atas 70

T : Banyaknya siswa yang mengerjakan tugas dari guru

Jadi, prosentase siswa yang mendapatkan skor di atas 70 adalah:

P= 10 X 100% = 50%
20

Observer, Peneliti,

SRI ERNI ERNAWATI, S.Pd Hj. ERNA HERAWATI


NIP: 19690302 200103 2 001 NIP: 19640101 198510 2 001

Lampiran 3
HASIL TES KETERAMPILAN SISWA
DALAM MENDESKRIPSI BINATANG SIKLUS II
101

Aspek yang dinilai


No. Jumlah
Nama Siswa Pemiliha Teknik Nilai
Isi skor
n kata penyajian
1. Abdul Salah Sihajungkalit 3 2 2 7,7 B
2. Agil Dwi Afriadi 2 2 3 7,7 B
3. Ahir Hasan Lubis 2 2 3 7,7 B
4. Aryhan Harahap 3 2 2 7,7 B
5. Aulia Agustina 3 2 3 8,8 B
6. Aura Putri Harahap 2 2 2 6,6 C
7. Davina Zahra Lingga 2 2 3 7,7 B
8. Fitriani Harahap 3 2 2 7,7 B
9. Galang Iswahyudi 3 2 2 6,6 B
10. Jul Pahki Rambe 2 2 2 6,6 C
11. Luthfa Nurul Aina 2 2 2 6,6 C
12. Luthfi Nurul Aini 2 2 2 6,6 C
13. Haida Sabila 2 2 3 7,7 B
14. Nabila Sari 1 2 2 5,5 C
15. Naura Magfiro 3 2 3 8,8 B
16. Kesya Riharni 2 2 3 7,7 B
17. Rizki Ananda 2 2 3 7,7 B
18. Elsa Ayu Saputri 3 2 3 8,8 B
19. Putri Aisyah Pohan 2 2 2 6,6 C
20. Reihan Batubara 2 2 3 7,7 B

Keterangan :
d) Isi
3 = Bila gagasan dan ide yang dikemukakan jelas dan logis dengan
penyusunan kalimat yang runtut.
2 = Bila gagasan dan ide kurang jelas dan belum runtut.
1 = Bila gagasan dan ide yang dikemukakan tidak jelas dan penyusunan
kalimat masih acak-acakan.
e) Pemilihan kata
3 = Bila pemilihan kata sudah tepat dan dapat dipahami.
2 = Bila pemilihan kata ada yang belum tepat.
1 = Bila hampir semua kata yang digunakan kurang tepat.
f) Teknik Penyajian
3 = Bila tulisan rapi dan bisa dibaca dengan jelas
2 = Bila tulisan kurang rapi
1 = Bila tulisan tidak rapi sehingga tidak dapat dibaca dengan jelas.

Penskoran :
skor diperoleh
nilai angka = X 10
skor maksimum
102

Skala penilaian
7-9 = B
4-6 = C
1-3 = D

Prosentase :

R
P= X 100%
T

Keterangan :

P : Prosentase banyaknya siswa yang mendapatkan skor di atas 70

R : Banyaknya siswa yang mendapat skor di atas 70

T : Banyaknya siswa yang mengerjakan tugas dari guru

Jadi, prosentase siswa yang mendapatkan skor di atas 70 adalah:

14
P= X 100% = 70%
20

Observer, Peneliti,

SRI ERNI ERNAWATI, S.Pd Hj. ERNA HERAWATI


NIP: 19690302 200103 2 001 NIP: 19640101 198510 2 001

Lampiran 4

HASIL TES KETERAMPILAN SISWA


103

DALAM MENDESKRIPSI BINATANG SIKLUS III

Aspek yang dinilai


No. Jumlah
Nama Siswa Pemilihan Teknik Nilai
Isi skor
kata penyajian
1. Abdul Salah Sihajungkalit 4 3 3 10 A
2. Agil Dwi Afriadi 2 2 3 7,7 B
3. Ahir Hasan Lubis 3 2 2 7,7 B
4. Aryhan Harahap 4 3 3 10 A
5. Aulia Agustina 3 2 3 8,8 B
6. Aura Putri Harahap 2 3 2 7,7 B
7. Davina Zahra Lingga 3 2 3 8,8 B
8. Fitriani Harahap 3 3 2 8,8 B
9. Galang Iswahyudi 4 3 3 10 A
10. Jul Pahki Rambe 2 2 3 7,7 B
11. Luthfa Nurul Aina 4 3 3 10 A
12. Luthfi Nurul Aini 2 2 3 7,7 B
13. Haida Sabila 3 2 3 8,8 B
14. Nabila Sari 2 2 2 6,6 C
15. Naura Magfiro 2 2 3 7,7 B
16. Kesya Riharni 2 2 2 6,6 C
17. Rizki Ananda 4 3 3 10 A
18. Elsa Ayu Saputri 3 3 2 8,8 B
19. Putri Aisyah Pohan 2 2 3 7,7 B
20. Reihan Batubara 4 3 3 10 A

Keterangan :
g) Isi
3 = Bila gagasan dan ide yang dikemukakan jelas dan logis dengan
penyusunan kalimat yang runtut.
2 = Bila gagasan dan ide kurang jelas dan belum runtut.
1 = Bila gagasan dan ide yang dikemukakan tidak jelas dan penyusunan
kalimat masih acak-acakan.
h) Pemilihan kata
3 = Bila pemilihan kata sudah tepat dan dapat dipahami.
2 = Bila pemilihan kata ada yang belum tepat.
1 = Bila hampir semua kata yang digunakan kurang tepat.
i) Teknik Penyajian
3 = Bila tulisan rapi dan bisa dibaca dengan jelas
2 = Bila tulisan kurang rapi
1 = Bila tulisan tidak rapi sehingga tidak dapat dibaca dengan jelas.

Penskoran :
skor diperoleh
nilai angka = X 10
skor maksimum
104

Skala penilaian
7-9 = B
4-6 = C
1-3 = D

Prosentase :

R
P= X 100%
T

Keterangan :

P : Prosentase banyaknya siswa yang mendapatkan skor di atas 70

R : Banyaknya siswa yang mendapat skor di atas 70

T : Banyaknya siswa yang mengerjakan tugas dari guru

Jadi, prosentase siswa yang mendapatkan skor di atas 70 adalah:

18
P= X 100% = 90%
20

Observer, Peneliti,

SRI ERNI ERNAWATI, S.Pd Hj. ERNA HERAWATI


NIP: 19690302 200103 2 001 NIP: 19640101 198510 2 001

Anda mungkin juga menyukai

  • PTK Penjas Kelas IV
    PTK Penjas Kelas IV
    Dokumen56 halaman
    PTK Penjas Kelas IV
    Indah Lestari
    100% (2)
  • Daftar Hadir Seminar
    Daftar Hadir Seminar
    Dokumen2 halaman
    Daftar Hadir Seminar
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen5 halaman
    Abs Trak
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • PTK Olahraga3
    PTK Olahraga3
    Dokumen68 halaman
    PTK Olahraga3
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Matematika Metode Balikan Kls VI
    Matematika Metode Balikan Kls VI
    Dokumen64 halaman
    Matematika Metode Balikan Kls VI
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen165 halaman
    Bab I
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • IPS Think Pair Share
    IPS Think Pair Share
    Dokumen62 halaman
    IPS Think Pair Share
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Materi Pembelajaran Kelas Rangkap
    Materi Pembelajaran Kelas Rangkap
    Dokumen9 halaman
    Materi Pembelajaran Kelas Rangkap
    Kamal Kamal
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen5 halaman
    Abs Trak
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bhs Ind Role Playing Kls VI SD
    Bhs Ind Role Playing Kls VI SD
    Dokumen43 halaman
    Bhs Ind Role Playing Kls VI SD
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen51 halaman
    Bab I
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen64 halaman
    Bab I1
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen44 halaman
    Bab I
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen5 halaman
    Abs Trak
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen81 halaman
    Bab I
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen52 halaman
    Bab I
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen31 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Dokumen7 halaman
    ABSTRAK
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • IPS Alat Peraga Kls V
    IPS Alat Peraga Kls V
    Dokumen50 halaman
    IPS Alat Peraga Kls V
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen5 halaman
    Abs Trak
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen44 halaman
    Bab I
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK1
    ABSTRAK1
    Dokumen4 halaman
    ABSTRAK1
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • PTK IPA HJ - Syamsiah
    PTK IPA HJ - Syamsiah
    Dokumen104 halaman
    PTK IPA HJ - Syamsiah
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR HADIR SEMINAR .,docx
    DAFTAR HADIR SEMINAR .,docx
    Dokumen2 halaman
    DAFTAR HADIR SEMINAR .,docx
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen44 halaman
    Bab I
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen61 halaman
    Bab I
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • IPA Demonstrasi Kls VI
    IPA Demonstrasi Kls VI
    Dokumen48 halaman
    IPA Demonstrasi Kls VI
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bude Sri Baru
    Bude Sri Baru
    Dokumen34 halaman
    Bude Sri Baru
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen47 halaman
    Bab I1
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen4 halaman
    Abs Trak
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat