HIV/AIDS
DI RUANG 7B RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG
Februari 2019
LEMBAR
PENGESAHAN
Oleh :
NIP. NIP.
NIP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : HIV/AIDS
Tempat : Ruang Rawat Inap Ruang 7B
Sasaran : Keluarga Pasien di Ruang 7B
Waktu : 30 menit
Jam : 11.00 – 11.30
A. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada orang tua yang memiliki
anak usia balita, pra sekolah,dan sekolah maupun remaja diharapkan dapat
mengerti dan memahami HIV/AIDS.
B. KEGIATAN
No. Tahap Alokasi Kegiatan Penyuluhan Metode Media Kegiatan
Waktu Keluarga
(menit)
1. Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam Ceramah Poster, Menjawab
2. Memperkenalkan diri dan leaflet salam
3. Menjelaskan tujuan tanya Mendengarkan
penyuluhan dan pokok jawab dan
materi yang akan memperhatikan
disampaikan Menjawab
4. Menguji pengetahuan pertanyaan
orang tua yang memiliki
anak usia bayi, balita,
dan anak sekolah
2. Pelaksanaan 20 1. Menjelaskan materi Ceramah Poster, Mendengarkan
menit Pengertian penyakit dan leaflet dan
HIV/AIDS tanya memperhatikan
Penyebab penyakit jawab
HIV/AIDS
Tanda dan gejala
penyakit HIV/AIDS
Pengobatan penyakit
HIV/AIDS
Pencegahan penyakit
HIV/AIDS
3. Penutup 5 menit 1. Mengevaluasi materi Tanya Leaflet Memberikan
yang telah disampaikan jawab pertanyaan
2. Memberikan sesi (minimal 3)
untuk bertanya Menjawab
3. Menutup acara dengan pertanyaan
mengucap salam (minimal 3)
Menjawab salam
C. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
a) Membuat SAP
b) Kontrak waktu
c) Keluarga pasien sejumlah 10 orang atau lebih
d) Menyiapkan peralatan
Peralatan atau media yang digunakan adalah Poster dan leaflet
b. Evaluasi Proses
a) Semua orang tua pasien antusias terhadap materi penyuluhan
b) Tidak ada orang tua pasien yang meninggalkan tempat saat penyuluhan
c) Semua orang tua pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara benar
c. Evaluasi Hasil
a) Semua orang tua mengetahui dan paham tentang penyakit HIV/AIDS,
meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, dan
pencegahan.
MATERI
HIV/AIDS
1. Latar Belakang
Infeksi oleh “Human Immunodefficiency Virus” (HIV) mengakibatkan
terjadinya Acquired Immunodefficiency Syndrome (AIDS), yang merupakan penyakit
yang sudah dikenal di Amerika Serikat sejak 1981. Tidak ada data yang tepat mengenai
jumlah sebenarnya dari individu yang terinfeksi HIV pada saat ini, tetapi penyebaran
pasti telah mencapai proporsi epidemic. Diperkirakan antara 5 sampai 10 juta orang
sekarang ini terinfeksi HIV di dunia ini, 1,5 juta dari individu ini hidup di Amerika
Serikat. Perkiraan untuk tahun 1991 memperlihatkan bahwa 74.000 orang terkena
AIDS di Amerika Serikat, termasuk 7200 kasus pada wanita dengan usia reproduksi
dan 1000 kasus pada anak-anak dari wanita yang terinfeksi ini.
HIV pertama kali tersebar di Amerika Serikat melalui kontak homoseksual dan
penularan dari darah yang terinfeksi, baik sebagai akibat transfusi atau penyalahgunaan
obat intravena. Tetapi, penularan lewat kontak heteroseksual meningkat. Dua per tiga
dari wanita yang terkena HIV juga akibat penggunaan obat intravena pribadi atau
berkontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi HIV, 70 persennya mereka sendiri
merupakan penyalahguna obat intravena.
Delapan persen kasus AIDS terjadi pada wanita, 80 persennya berusia antara
13 dan 39 tahun. AIDS dapat menyerang setiap etnik atau kelompok sosial. Prevalensi
pembawa HIV pada wanita hamil di RS kota adalah 8 per 1000 sementara disekitar
pinggiran kota prevalensinya adalah 0,9 per 1000.
Jumlah wanita penderita AIDS di dunia terus bertambah, khususnya pada usia
reproduktif . Sekitar 80% penderita AIDS anakanak mengalami infeksi perinatal dari
ibunya. Sejauh ini lebih dari 6,5 juta perempuan di Indonesia menjadi populasi rawan
tertular HIV. Lebih dari 24.000 perempuan usia subur telah terinfeksi HIV, dan
sedikitnya 9000 perempuan hamil terinfeksi HIV positif setiap tahun. Sampai tahun
2006, diprediksi 4.360 anak terkena HIV dan separuh diantaranya meninggal dunia.
Saat ini diperkirakan 2.320 anak terinfeksi HIV.
2. Pengertian HIV/AIDS
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu sejenis virus
yang bertindak dengan melemahkan dan memusnahkan sistem daya tahan tubuh
manusia. Virus HIV telah dikenal sebagai virus yang menyebabkan AIDS.
AIDS merupakan penyakit dimana daya tahan tubuh atau sistem imun seseorang
lemah atau rusak karena terinfeksi oleh virus HIV, sehingga orang yang terkena AIDS
mudah terkena penyakit lain yang ringan maupun berat, bahkan dapat menyebabkan
kematian.
3. Penyebab HIV/AIDS
Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terjangkit virus HIV diantaranya
adalah:
a. Melalui hubungan seks dengan seorang yang terjangkit, yakni di mana berlaku
pemindahan cairan dalam tubuh, seperti cairan sperma, cairan vagina, saliva
dari seseorang yang terinfeksi HIV ke orang lain.
b. Melalui darah yang telah dijangkiti HIV, contohnya menggunakan jarum
suntikan yang tidak steril, pemindahan darah atau organ-organ tubuh.
c. Dari ibu yang telah dijangkiti HIV kepada anaknya semasa kehamilan,
kelahiran atau penyusuan.
d. Penggunaan alkohol dan obat bius, karena dalam keadaan tidak sadar, seseorang
dapat melakukan seks bebas dengan orang lain yang tidak diketahui kondisinya
sudah tertular oleh virus atau belum.
e. Tingkat stres yang tinggi
f. Kurang gizi
g. Penyakit lain, terutama yang ditularkan lewat alat kelamin
h. Kurangnya pengetahuan tentang HIV/AIDS
5. Pengobatan HIV/AIDS
Upaya pengobatan meliputi beberapa cara pendekatan yang mencakup
penanganan infeksi yang berhubungan dengan HIV serta malignansi, penghentian
replikasi, pemghentian replikasi virus HIV melalui preparat antivirus, dan penguatan
serta pemulihan sistem imun melalui penggunaan preparat imunomodulator.
a. Terapi antiretrovirus
Zidovudin (ZDV; dahulu disebut azidotimidin [AZT] atatu Retrovir),
dideoksinosin atau didanosin (ddl [Videx], dideoksisitidin (ddC [Hivid]), dan
Stavudin (d4T, Zerit). Semua obat ini bekerja menghambat kerja enzim reverse
transcriptase virus dan mencegah reproduksi virus HIV dengan cara meniru
salah satu substansi molekuler yang digunakan virus tersebut untuk membangun
DNA bagi partikel-partikel virus yang baru. Sehingga produksi virus baru akan
terhambat.
Zidovudin. AZT diterima dan direkomendasikan oleh FDA untuk mengurangi
resiko penularan dari ibu ke bayi. Menurut penelitian, ibu yang mengkonsumsi
AZT sebelum dan selama kehamilan dan bayi diberi cairan AZT tiap hari
selama 6 minggu setelah kelahiran, resiko penularan HIV menurun dari 25%
menjadi 8%.
Saat ini terapi zidovudin sudah disetujui untuk semua orang yang terinfeksi HIV
dengan jumlah CD4+ dibawah 500mm3. Zidovudin memperlambat perjalanan
penyakit AIDS atau penyakit yang simptomatik pada pasien-pasien dengan HIV
positif tanpa gejala kecuali dengan jumlah CD4+ di bawah 500mm3 atau pada
pasienpasien dengan gejala yang ringan sementara jumlah sel CD4+ di bawah
200mm3. Zidovudin menurunkan kadar antigen p24 dan meningkatkan jumlah
sel T4.
Efek samping : Anemia, granulositopenia, mual, gangguan rasa nyaman pada
perut, sakit kepala, konfusi, hepatitis, perubahan warna kuku, kejang miositis,
demam/panas, menggigil. Pemberian harus dihentikan jika pasien memerlukan
terapi untuk infeksi oportunis, limfoma, malignansi.
Dideoksinosin merupakan preparat alternatif pengganti zidovudin. Efek
samping : pankreatitis, neuropati perifer, mual diare, konfusi, kejang, sakit
kepala, abnormalitas elektrolit, aritmia jantung.
Dideoksitidin tidak menembus cairan spinal sehingga tidak seefektif zidovudin
bila digunakan untuk mengobati ensefalopati yang berhubungan dengan AIDS.
Efek samping: Ulkus esofagus, neuropati perifer, stomatitis, pankreatitis,
demam/panas, ruam, sariawan pada mulut (stomatitis aftosa), hiperglikemia.
Stavudin dapat diresepkan bagi pasien-pasien HIV stadium lanjut yang tidak
responsif terhadap preprat antivirus lain atau yang tidak dapat mentolerir efek
sampingnya. Efek samping : neuropati perifer, hepatotoksisitas, anemia, mual.
b. Inhibitor Protease
merupakan obat yang menghambat kerja enzim protease, yaitu enzim
dibutuhkan untuk replikasi virus HIV dan produksi virion yang menular.
Sebagian obat mengganggu afinitas HIV untuk limfosit T4, sebagian lainnya
mengubah membran virus dan mencegah masuknya virus ke dalam sel-sel
hospes. Jenis Obat : LDrug (L 524) dan RO31-8985. Efek samping : sakit kepala,
gangguan gastrointestinal.
c. Imunomodulator Preparat untuk memulihkan atau menguatkan sistem imun
yang rusak. Jenisnya oral alfa-interferon dosisi rendah (IFN-alfa), yang kini
sedang diteliti untuk menguji sifat-sifat antivirusnya di samping
kemampuannnya dalam menurunkan sel-sel makrofag dan limfosit sel T. Efek
samping : reaksi mirip flu, demam menggigil, atralgia, mialgia, dan sakit kepala.
6. Pencegahan HIV/AIDS
a. Pencegahan melalui perilaku seksual
1) Absen hubungan seksual
tidak melakukan hubungan seksual. Pencegahan ini terutama bagi
mereka yang belum pernah berhubungan seks atau belum menikah.
Pesan inti dari pencegahan tipe A ini yaitu agar perilaku tersebut
dipertahankan selama mungkin sampai menemukan pasangan tetap atau
menikah.
2) Berlaku saling setia
hanya melakukan hubungan seksual dengan satu orang dan saling setia.
Sekalipun kita sudah pernah berhubungan seks, jika kita hanya
berhubungan seks dengan orang yang juga hanya berhubungan seks
dengan kita, maka HIV bisa dicegah. Tentu saja dengan catatan, baik
kita atau pasangan tidak melakukan perilaku lain yang juga dapat
menularkan HIV seperti: memakai narkoba suntik atau menerima
transfusi darah yang sudah tercemar HIV.
3) Cegah dengan kondom
apabila salah satu pasangan sudah terkena HIV atau tidak dapat saling
setia, gunakan kondom. Hal ini juga berlaku jika kita atau pasangan
melakukan perilaku berisiko lain seperti memakai narkoba suntik.
Kondom merupakan alat berbahan dasar latex yang berfungsi mencegah
kehamilan dan penularan IMS serta HIV.
b. Pencegahan melalui darah
Pastikan hanya menerima transfusi darah yang tidak mengandung HIV.
Orang yang terkena HIV sangat disarankan tidak menjadi pendonor
darah • maupun organ tubuh.
hanya menggunakan alat-alat yang menusuk kulit (jarum suntik, jarum
tattoo, dan lain sebagainya) yang masih baru atau sudah disterilkan.
Pastikan kita melihat bahwa alat-alat tersebut masih baru atau sudah
disterilkan.
c. Pencegahan melalui ibu ke bayi
bagi perempuan yang positif HIV, supaya mempertimbangkan lagi
untuk hamil.
bagi ODHA yang hamil, hubungi layanan PPTCT di rumah sakit
terdekat. PPTCT (Prevention from Parent to Child Transmission)
merupakan pelayanan yang dikhususkan kepada ibu yang terinfeksi HIV.
Pelayanan yang diperoleh antara lain konseling, pemeriksaan rutin
kehamilan, terapi ARV, proses kelahiran dan penanganan ibu dan anak
dari pasca kelahiran. Termasuk di dalam penanganan ibu dan anak
tersebut yaitu penanganan gizi dan nutrisi bayi dan pemeriksaan untuk
kepentingan status HIV bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Adaptasi Indonesia. 2005. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Pedoman Bagi
Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota, Jakarta: World Health
Organization
DAFTAR HADIR (Peserta Penyuluhan)
HIV/AIDS
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57