Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


TRAUMA ABDOMEN

Disusun Oleh:
Anisa Febrina C
NIM. 205070209111016
SAP Semester 1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
A. DEFINISI
Abdomen adalah bagian tubuh yang berbentuk rongga terletak diantara toraks dan
pelvis. Rongga ini berisi viscera dan dibungkus dinding (abdominal wall) yang terbentuk dari
dari otot-otot abdomen, columna vertebralis, dan ilium(Asshiddiqi, Margawati, & Mughni,
2014).
Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak
diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk
(Ignativicus & Workman, 2006).

B. ETIOLOGI
Penyebab trauma abdomen menurut Sjamsuhidajat (1997) diantaranya trauma,
iritasi , infeksi, obstruksi dan operasi . Kerusakan organ abdomen dan pelvis dapat
disebabkan trauma tembus, biasanya tikaman atau tembakan dan trauma tumpul akibat
kecelakaan mobil, pukulan langsung atau jatuh.. Luka yang tampak ringan bisa menimbulkan
cedera eksterna yang mengancam nyawa (Widada, 2007).
Dikutip dari Sehatq.com (2019) penyebab trauma abdomen biasanya dikategorikan
berdasarkan mekanisme trauma. Trauma tumpul dapat disebabkan karena pukulan
langsung, benturan dengan benda tumpul, jatuh dari ketinggian, atau tabrakan kendaraan.
Sedangkan trauma tembus dapat disebabkan oleh pisau, peluru, pecahan bom atau ledakan,
dan benda tajam lainnya [ CITATION Uta19 \l 1057 ].

C. TANDA GEJALA
Gejala yang dialami penderita bisa berbeda-beda, tergantung jenis trauma yang
dialami. Gejala trauma tumpul seringkali tidak muncul seketika setelah terjadi benturan.
Sedangkan gejala trauma tembus dapat langsung terlihat.
 Gejala trauma tumpul abdomen
Karena gejala sering tidak langsung muncul, diagnosis sulit dilakukan dan seringkali
memakan waktu. Selain rasa sakit, pasien bisa mengalami perdarahan pada saluran
pencernaan bagian bawah, tanda-tanda vital (laju denyut nadi, tekanan darah, laju
pernapasan) yang tidak stabil, dan peritonitis (peradangan lapisan dinding dalam perut).
Jika ada peritonitis, perut mungkin akan terasa kaku. Biasanya muncul nyeri pada
perut. Namun, nyeri tersebut juga dapat disebabkan oleh cedera lain (misalnya fraktur atau
patah tulang), atau karena perubahan sensorik berlebih (misalnya karena cedera kepala,
penyalahgunaan zat, syok).
Nyeri akibat cedera limpa kadang-kadang menjalar ke bahu kiri. Pasien dengan
cedera ginjal bisa mengalami hematuria (adanya darah dalam urine). Pada pemeriksaan,
tanda-tanda vital dapat menunjukkan adanya syok hipovolemik (tekanan darah rendah serta
nadi cepat).
 Gejala trauma Tembus Abdomen
Tanda dan gejala trauma tembus abdomen tergantung pada berbagai faktor, seperti
jenis senjata atau benda tembus, letak dan besar cedera, organ mana yang terluka, serta
jumlah luka. Penderita mungkin akan mengalami kehilangan darah, pingsan, hingga fatal jika
tidak ditangani segera. [ CITATION Uta19 \l 1057 ]

D. MANAJEMEN KEGAWATAN PADA PASIEN


a. Penanganan kegawat daruratan
1. Stop makanan dan minuman
2. Imobilisasi
3. Kirim ke Rumah Sakit
b. Penanganan awal
1. Trauma tajam
a) Bila terjadi luka tusuk ( pisau atau benda tajam lainnya), maka
tusukan tidak boleh dicabut kecuali dengan adanya tim medis.
b) Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan
kain kassa pada daerah antara pisau untuk memfiksasi pisau
sehingga tidak memperparah luka.
c) Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut
tidak dianjurkan dimasukkan kembali ke dalam tubuh, kemudian
organ yang keluar dari dalam tersebut dibalut dengan kain bersih
atau bila ada dengan verban steril.
d) Immobilisasi pasien
e) Tidak dianjurkan memberi makan dan minum
f) Apabila ada lika terbuka lainnya maka balut luka dengan
menekang.
g) Sesegera mungkin bawa pasien tersebut ke rumah sakit.

2. Trauma penetrasi
a) Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus dinding abdomen,
seorang ahli bedah yang berpengalaman akan memeriksa
lukanya secara lokal untuk menentukan dalamnya luka.
Pemeriksaan ini sangat berguna bila ada luka masuk dan luka
keluaryang berdekatan.
b) Skrining pemeriksaan rontgen.
c) Foto rontgen torak tegak berguna untuk menyingkirkan
kemungkinan hemo atau pneumotoraks atau untuk menemukan
adanya udara intraperitonium. Serta rontgen abdomen sambil
tidur (supine) untuk menentukan jalan peluru atau adanya udara
retroperitoneum.
d) IVP atau Urogram Excretory dan CT Scanning  dilakukan untuk
mengetahui jenis cidera yang ada.
e) Uretrografi dilakukan untuk mengetahui adanya rupture uretra.
f) Sistografi ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya cedera
pada kandung kencing, contohnya pada fraktur pelvis.
3. Trauma non-penetrasi
Penanganan pada trauma benda tumpul di rumah sakit.
a) Pengambilan contoh darah dan urin
Darah diambil dari salah satu vena permukaan untuk
pemeriksaan laboratorium rutin, dan juga untuk pemeriksaan
laboratorium khusus seperti pemeriksaan darah lengkap,
potasium, glukosa, amilase dan sebagainya.
b) Pemeriksaan rontgen
Pemeriksaan rontgen servikal lateral, toraks anteroposterior dan
pelvis adalah pemeriksaan yang harus di lakukan pada penderita
dengan multi trauma, mungkin berguna untuk mengetahui udara
ekstraluminal di retroperitonium atau udara bebas di bawah
diafragma, yang keduanya memerlukan laparatomi segera.
c) Studi kontras Urologi dan Gastrointestinal
Dilakukan pada cedera yang meliputi daerah duodenum, kolon
ascendens atau decendens dan dubur.
Refrensi :
Bibliography
Utari, d. R. (2019, 10 1). SehatQ. (T. SehatQ, Editor) Retrieved 20 16, 2020, from sehatq.com:
https://www.sehatq.com/penyakit/trauma-abdomen

Asshiddiqi, M., Margawati, A., & Mughni, A. (2014). Hubungan Antara Skala Ruptur Lien Pada
Trauma Tumpul Abdomen Yang Memerlukan Pembedahan Dan Yang Tidak Memerlukan
Pembedahan Di Rsup Dr Kariadi Semarang. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 3(1), 108865.
Emaliyanti, E. (2010). Kegawatdaruratan pada sistem pencernaan trauma abdomen. (November).
Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/265428670_KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM
_PENCERNAAN_TRAUMA_ABDOMEN
Widada, C. K. (2007). Asuhan Keperawatan Pada An.C Dengan Trauma abdomen di Bangsal Edelweis
RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI. (1997), 1–9. Retrieved from
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/16726
Hudak & Gallo. 2001. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai