Ruhul Istijabah
Ruhul Istijabah
B i s m i l l a h i r r a h m a a n i r r a h i i m,
Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, segala pujian kita panjatkan kehadirat Allah SWT, sholawat serta salam semoga tercurah atas junjungan kita
Rasulullah SAW, beserta keluarganya, para shahabatnya dan orang2 yang istiqomah dijalan-Nya.
Sahabat – sahabatku…, semoga kita termasuk orang2 yang istiqomah …amiin.
“ Hai orang¬-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi
kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-
Nyalah kamu akan dikumpulkan “. ( QS. AI-Anfal ( 8 ) ayat 24 ).
“ Bersegeralah / bersemangat terhadap hal – hal yang bermanfaat bagimu, dan selalu mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan merasa
tidak mampu… ( HR. Muslim )
Ikhwatifillah rahimakumullah,
Sebagai seorang mu’min, maka sudah menjadi kewajiban kita, untuk turut terlibat dalam amal – amal kebaikan. Mencari kebaikan,
memahami kebaikan, mengamalkan kebaikan, dan menyebarkan / menyeru kebaikan ( Da ’wah ).
Karena kebaikan yang kita dapat bukan saja untuk diri kita saja, karena kalau kita hanya memikirkan kebaikan diri kita sendiri itu namanya
Egois. Artinya ada kewajiban bagi kita untuk menyebarluaskan kebaikan ( Al Islam ). Karena Rasulullah SAW mengajarkan hal tersebut, yaitu
Menda’wahkan kebaikan ( Islam ) agar Islam betul betul menjadi ‘ Rahmatan lil ‘alamiin ‘
“ Dan hendaklah ada segolongan orang diantara kamu yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh berbuat yang ma’ruf, dan mencegah dari
yang mungkar, dan mereka itulah orang – orang yang beruntung “ ( QS. Ali Imran ( 3 ), ayat 104 )
“ Wahai orang – orang yang beriman, maukah Aku tunjukan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang pedih ? ” ,
( Yaitu ) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itu lebih baik bagi kamu jika kamu
mengetahui “
Dan didalam Al qur’an, Allah SWT juga menegaskan, bahwa orang yang menolong agama Allah ( berda’wah ), akan mendapatkan banyak
keutamaan, diantaranya, “ Barang siapa yang mau menolong agama Allah, maka Dia ( Allah ) akan menolongnya, dan meneguhkan
pendiriannya ( Istiqomah dalam Kebenaran ) ( Al Ayat )
Oleh karena itu, berda’wah juga akan lebih utama ketika kita berjama’ah ( bersama – sama ) ibarat pepatah, “ Berat sama dipikul, ringan
sama dijinjing “,
Lebih khusus sebagai kader da’wah, ada taujih yang sangat penting, agar kita lebih termotifasi menjadi mujahid – mujahid da’wah yang ‘
unggul ‘ berkwalitas dan berkwantitas dalam setiap amal da’wah.
Kader da’wah yang unggul harus mempunyai sifat / karakter yang unggul pula, diantaranya, Himmah ( kemauan yang kuat ), Itqan (
Istiqomah ), dan juga Ruhul Jadid ( yaitu selalu mempunyai Semangat yang baru ), dalam kajian kita saat ini yaitu Ruhul Istijabah ( Semangat
utk selalu / segera menyambut panggilan da’wah ), Sur’atul Istijabah ( Responsif terhadap panggilan Da’wah ) dsb.
Hasan AI-Banna berkata da’wah pada tahap pembinaan (takwin) diisi dgn pembinaan ruhiyah dan askari (kedisiplinan) dari sisi amaliyah /
amal yaumiyyah (operasional), slogannya adalah amrun wa thoatun (perintah dan laksanakan ) tanpa ada rasa bimbang, ragu, komentar, dan
rasa berat’. (Risalah Pergerakan 2).
Sebagai kader da’wah, sudah bukan saatnya kita bermalas – malasan atau bersantai – santai dalam menyambut seruan da’wah, tapi harus
dengan semangat dan perasaan gembira, tdk menjadikan da’wah sebagai beban, tapi suatu kewajiban yang bisa kita nikmati seperti
manisnya iman ketika kita bisa ikhlas.
Akhi wa ukhti fillah, mulailah tanamkan ’Ruhul Istijabah’ pada diri kita masing – masing.
Karena itu akan lebih menunjukan kita sebagai kader yang mempunyai militansi da’wah yang baik.
Sebagai catatan, bahwa berda'wah dijalan Allah, dilakukan sesuai kemampuan kita, artinya tidak harus kita harus bisa ceramah didepan
orang banyak, tapi lebih pada upaya kita mau untuk mengajak orang lain menjadi baik, mengerjakan kebaikan dan meninggalkan hal - hal
yang buruk ( dosa ) atau dengan kata lain amar ma'ruf nahi munkar, dengan lesan kita, atau dengan akhlaq kita, atau dengan tulisan kita, dan
hal - hal lain yang bisa kita lakukan untuk mengajak diri kita dan keluarga kita serta orang2 yg kita sayangi, juga teman2, bahkan orang yang
kita kenal maupun tidak kita kenal, dengan cara bil hikmah wal mauidzotil hasanah.
Yang jelas tidak ada paksaan dalam masalah Agama.
Dan Allah SWT lebih menilai pada usaha kita, bukan pada hasilnya. Artinya jika kita mengajak orang lain mengerjakan kebaikan dan
meninggalkan keburukan, mereka mau menerima ataupun tidak, maka Allah SWT tetap akan memberikan pahala yang besar.
Karena orang bisa menerima seruan da'wah, adalah karena Hidayah Allah SWT. Sedangkan hak memberikan hidayah, adalah mutlak milik
Allah SWT.
Oleh karena itu senantiasa kita berdo'a agar selalu diberikan hidayah , ditunjukan jalan yg benar dan lurus oleh Allah SWT. Dan juga kita
berdo'a agar Allah SWT memberikan hidayah kepada orang - orang yang kita sayangi, dan orang - orang yang kita da'wahi, Amiin.
Semoga kita bisa mengamalkannya.