Ahdaf adalah bentuk jamak dari hadaf yang artinya tujuan. Setiap amal yang
kita kerjakan haruslah memiliki tujuan yang jelas. Dengan tujuan yang jelas maka
kontrol dan evaluasi (muhasabah) amal dapat dilakukan. Sebaliknya, ketiadaannya
menyebabkan suatu amal menjadi “ngambang” tidak tahu arah yang ingin dicapai.
Demikian pula amal tarbiyah, ia harus memiliki tujuan yang jelas sehingga dapat
dilakukan kontrol dan pembenahan apabila kemudian terjadi penyimpangan.
Selanjutnya evaluasi juga dapat dilakukan yang dengannya akan bisa diukur
sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai.
Tarbiyah sebagai salah satu aktivitas perjuangan Islam memiliki dua tujuan
yaitu, tujuan yang ingin diwujudkan individu (ahdaf tarbiyah fil fard) dan tujuan
yang ingin dicapai dalam kehidupan masyarakat (ahdaf tarbiyah fil jama’ah).
Artinya: Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa
kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka
menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan. (QS. As-Sajdah: 16).
Artinya: Maka Kami memperkenankan dianya, dari Kami anugerahkan
kepadanya Yahya dan kami jadikan isterinya dapat mengandung.
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam
(mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa
kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-
orang yang khusyu’ kepada Kami. (QS. Al-Anbiya’: 90).
- Khusyu’ dalam ibadahnya (QS. 23:2)
Artinya: Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan
dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang beriman. (QS. As-Saff: 13).
4. Ibadah
- Ahli ibadah dengan menjaga shalat wajib dan merutinkan ibadah yang
sunnah (Shahih Bukhari: juz 20 hal.158 no. 6021, Shahih Muslim: juz 3
hal. 40 no. 754)
- Ikhlas dalam ibadahnya (QS. 18:110)
Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya”. (QS. Kahf: 110).
- Mengikuti sunnah Rasulullah
5. Akhlak
Adil, sabar, menjaga kehormatan diri, dan berani.
6. Adab
- Keseharian
Semua adab, seperti adab makan, adab tidur, adab menjaga wudhu, adab
berpakaian, dsb.
- Muamalah
Dalam hal menjual dan membeli sesuatu harus sesuai takaran.
- Keluarga
Larangan untuk durhaka kepada orang tua diperintahkan setelah larangan
untuk mempersekutukan Allah. Senantiasa ikhtirom kepada orang tua
kitadengan semakin tingginya ilmu kita. Mendakwahi mereka dan
senantiasa beradab kepada mereka.
- Bergaul dengan orang lain
Menjaga pergaulan antara laki-laki dengan perempuan, jelas hijabnya.
Menjaga adab ketika bukan mahram.
B. MUSLIH
Muslih yaitu orang yang melakukan perbaikan (QS. 41:33).
Artinya: Dan siapakah lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru
kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “sungguh, aku
termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?” (QS. Fussilat: 33).
Ciri-ciri muslih:
1. Senantiasa berdakwah dan melakukan kebaikan (QS. 11:88).
Artinya: Syu’aib berkata: “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku
mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku
dari pada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-
Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan
mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali
(mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan
tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya
kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku
kembali”. (QS. Hud:88).
2. Mampu berinteraksi dengan orang lain sebagai objek dakwah.
3. Menjadi agen perubah dimanapun dia berada
4. Aktif menjalankan dakwah fardiyah (secara muka-muka)
5. Mendo’akan bukan menghancurkan.
C. MUJAHID
Mujahid adalah orang yang berjihad di jalan Allah.
Ciri-ciri mujahid:
1. Sabar dan mampu menghadapi kondisi sulit maupun berat (QS. 9:38 dan
120).
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa apabila dikatakan kepada
kamu, “berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah,” kamu merasa
berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu lebih menyenangi
kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan
hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah
sedikit. (QS. At-Taubah: 38)
2. Berkorban dengan jiwa, harta dan seluruh potensi yang dimilikinya.
3. Rindu mati syahid.
4. Memiliki persiapan untuk berjihad di jalan Allah.
5. Menjadi murabbiyah.
D. MUTA’AWIN
Muta’awin adalah orang yang bekerja sama.
Ciri-ciri muta’awin:
1. Menyadari pentingnya amal jama’i (amal yang dilakukan secara bersama-
sama)
2. Bergabung dengan amal jama’i dengan melibatkan diri dan disiplin (QS.
61:10, 27:20-21).
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (QS.
As-Saff: 10).
3. Siap dipimpin dan memimpin.
E. MUT’QIN
Mut’qin adalah Menguasai atau mengerjakan dengan baik amanahnya.
Ciri-ciri mut’qin:
1. Amanah
2. Bertanggung jawab
3. Profesional
Artinya: Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-
sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama
yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi
aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik. (QS. An-Nur: 55).
b. Membentuk jama’ah dakwah yang kuat dan solid.
c. Melahirkan masyarakat islami.
d. Membentuk pemerintahan yang islami.
e. Mengembalikan al khilafah al Islamiah.