UKHUWAH ISLAMIYAH
WAL BASYARIYAH
ASFARI MUKRI
kami menyampaikan uraian khutbah
Jumat kali ini, dengan mengambil
judul: Ukhuwah Islamiyah Wal
Basyariyah.
Dengan judul tersebut, semoga
sempat menambah wawasan
pengertian dan pemahaman bagi para
jamaah khususnya dan masyarakat
pada umumnya!
Maasyiral Muslimin
Rahimakumullah.
Guna mengawali uraian lebih
lanjut, sebagai dasar landasan perlu
kami kutipkan beberapa firman Allah
SwT sebagai berikut, pertama surat
Ali-Imran: 102-103
Maasyiral Muslimin
Rahimakumullah.
Pada kesempatan yang baik dan
berbahagia ini, izinkan kami
menghimbau mengajak para hadirin
jamaah Jumat yang berbahagia,
untuk bersama-sama meningkatkan
prestasi iman dan takwa kita terhadap
Allah SwT dengan senantiasa
melaksanakan segenap perintah-Nya
dan menjauhkan segenap laranganNya.
Demikian pula segenap puji
syukur kita panjatkan kehadirat-Nya,
atas berkat rahmat serta inayah-Nya.
Hingga saat ini alhamdulillah kita
senantiasa dalam keadaan sehat
walafiat, tiada halangan dan kendala
suatu apa pun. Sempat memenuhi
panggilan melaksanakan ibadah
shalat berjamaah Jumat di tempat
(masjid) ini dengan baik penuh
khusyu dan tawadlu.
Selanjutnya, pada kesempatan
yang baik ini pula, perkenankanlah
Maasyiral Muslimin
Rahimakumullah.
Di samping itu semua, Allah pun
berkenan mengingatkan terhadap
hamba-hamba-Nya berupa pesan
saran dalam surat Az-Zumar: 18
Orang-orang yang
mendengarkan perkataan, lain
mengikuti apa yang paling baik
diantaranya. Mereka itulah orang-
31
Khutbah Jum'at
orang yang telah diberi Allah
petunjuk dan mereka itulah orangorang yang mempunyai akal.
Untuk selanjutnya, barangkali
kita perlu melakukan kaji ulang
perihal penciptaan manusia oleh
Allah SwT yang beragam itu
sebagaimana dijelaskan dalam surat
Al-Hujurat: 13
32
9 - 23 ZULHIJAH 1431 H
Khutbah Jum'at
MENGEMBALIKAN MASJID
PADA FUNGSI SEMULA
SAMUDI ABDULLAH
menyukai orang-orang yang bersih.
(Q.s. At-Taubah [9]: 108).
Ayat tersebut menceritakan
tentang masjid yang pertama kali
dibangun, begitu Rasulullah sampai
di Quba dekat Madinah, dalam
perjalanan hijrah dari Makkah ke
Madinah. Orang-orang munafik dari
Bani Amr tidak senang atas
keberadaan masjid tersebut.
Mereka menyatakan:
Kami juga mendirikan sebuah
masjid dan kami mengutus orang
untuk memohon Rasulullah agar
beliau berkenan shalat di dalamnya,
sebagaimana beliau sudah berkenan
shalat di masjid saudara kami (Masjid
Quba). Dan agar Abu Amir Ar-Ragib
juga bersembahyang di situ setelah
kepulangannya dari negeri Syam.
Abu Amir Ar-Ragib adalah
seorang rahib (pendeta) Nasrani
sejak zaman jahiliyah dan
mengingkari agama yang hanif
(agama tauhid Nabi Ibrahim). Dia
memusuhi Nabi Muhammad, maka
beliau menyebutnya sebagai orang
fasiq. Dia pergi ke Syam, tetapi
menyuruh orang-orang munafik agar
sebisa-bisanya mempersiapkan diri
dengan senjata dan kekuatan,
sementara itu dia minta bantuan
tentara Romawi di negeri Syam.
Jika Rasulullah saw berkenan
shalat di masjid yang dibangun orang
munafik itu, dan tokoh fasiq itu juga
bersembahyang di situ, umat yang
tidak mengetahui akan terpecah belah.
Padahal ada yang disembunyikan
oleh orang-orang munafik, yaitu tetap
memusuhi Rasulullah. Karena itu,
Allah pun memberikan petunjuk
kepada Rasulullah sebagaimana
33
Khutbah Jum'at
mampu memakmurkan masjid. Abul
Hasan An-Nisaburiy (AsbabunNuzul, hlm. 163) menyatakan bahwa
ketika Abbas (paman Rasulullah
yang ketika itu masih kafir) ditawan
dalam perang Badar. Orang-orang
Islam pun menjelek-jelekkan
perbuatannya yang kafir terhadap
Allah dan memutuskan tali
silaturahim. Ali bin Abi Thalib
berucap keras kepadanya. Abbas
pun menimpali, Kalian ini tidak
mengingat ketulusan dan kebaikan
kami. Ali lalu menjawab, Apakah
kalian memiliki kebaikan? Abbas
menjawab, Ya benar, kami telah
benar-benar memakmurkan Masjidil
Haram, kami memasang kelambu
Kakbah, kami menyediakan minum
bagi yang beribadah haji dan kami
membebaskan orang yang
menderita. Karena kejadian ini, Allah
pun menurunkan ayat sebagai
jawaban bahwa bukan orang yang
masih musyriklah yang dapat
memakmurkan masjid:
9 - 23 ZULHIJAH 1431 H
Khutbah Kedua