Anda di halaman 1dari 20

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari/Tanggal : Senin /15/01/2018 Inisial Klien : Ny. A

Waktu : 09.00 Wib No Medrek : 03-36-19

Hari Ke/Pertemuan Ke :1 (satu) Nama Mahasiswa: Serli Okta Malinda

A. Proses Keperawatan
 Kondisi
DO: -
DS:-
 Diagnosis Keperawatan
Tujuan khusus Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat
 Rencana Tindakan

SP 1 : : Klien dapat membina hubungan saling percaya

Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi

a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip :

- Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

- Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien

- Jelaskan tujuan pertemuan

- Jujur dan menapati janji

- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

- Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien

b. Beri kesempatan klien untuk menngungkapkan perasaanya

c. Dengarkan ungkapan klien dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien


B. Strategi Komunikasi

1. Fase orientasi

 Salam Terapeutik

Assalamualaikum.. Selamat pagi mbak, perkenalkan nama saya(..).


Saya mahasiswa dari AKPER STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
.Kalau mbk namanya siapa? Mbk senangnya dipanggil apa? Mbk,disini saya
akan merawat mbak selama 1minggu ke depan.

 Evaluasi

Baik mbk,disini kita akan berbincang-bincang, kalau boleh tau kenapa mbk bisa
sampai dirawat disini?

 Kontrak
- Topik

kita sekarang akan membahas tentang suara-suara yang selama ini


mengganggu mbk.dan bagaimana mbk bisa dibawa kesini?”.

- Waktu

“Mbak menginginkan berapa lama membicarakan ini? ”.

- Tempat

“menurut mbk enaknya kita ngobrol dimana? bagaimana kalau disini saja”.

2. Fase kerja

“Mbk sekarang dirawat disini,dan saya akan merawat mbk selama 1minggu ini
mbk asalnya dari mana? Apa yang mbk rasakan sekarang?saya mengerti yang mbk
rasakan sekarang, namun alangkah baiknya jika mbk ada yang sedang dirasakan
diungkapkan saja pda orang lain,jadi mbak tidak memendam sendiri. Mbak tinggal
dengan siapa dirumah?”
3. Fase terminasi

 Evaluasi subyektif

”bagaimana perasaan mbk sekarang setelah menceritakan apa yang telah mbk
rasakan saat ini?”

 Evaluasi obyektif

tadi mbk sudah berkenalan dengan saya, apakah mbk masih ingat dengan nama
saya mbk?

 RTL

“Mbk jika mengalami kesulitan atau ada sesuatu yang ingin ditanyakan bisa
memanggil saya.”

 Kontrak
- ·Topik

“ besok kita akan membicarakan tentang mengenal halusinasi ya mbk?”

- Waktu

” untuk besok kita akan ketemu lagi dijam yang sama ya mbk?”

- Tempat
” mbk besok menginginkan berbicara di mana? Di taman ataukah tetap
disini saja?”
SPTK (STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN)

Hari/Tanggal : Selasa /16/01/2018 Inisial Klien : Ny. A

Waktu : 09.00 Wib No Medrek : 03-36-19

Hari Ke/Pertemuan Ke :2 (dua) Nama Mahasiswa: Serli Okta Malinda

A. Proses Keperawatan

 Kondisi
- Data Subyektif : Klien mengatakan mendengar suara menyuruh
melkukan sesuatu yang berbahaya
- Data Obyektif : Klien tetap berdiam diri,namun sudah mulai
ada kontak mata jika diajak berbicara.
 Diagnosis

Gangguan sensori presepsi: Halusinasi Pendengaran.

 Tujuan Umum

Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.

 Tujuan Khusus

Klien dapat mengenal halusinasinya.

 Kriteria hasil

Setelah 1x interaksi klien dapat menyebutkan:

a. Isi

b. Waktu

c. Frekuensi

d. Situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi


B. Rencana tindakan keperawatan

a. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap.

b. Observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya


(dengar/lihat/penghidu/raba/kecap), jika menemukan klien yang
sedang halusinasi: bicara dan tertawa tanpa stimulus, memandang
kekanan atau kekiri/kedepan seolah-olah ada teman bicara

c. Bantu klien mengenal halusinasinya

- Jika menemukan klien sedang halusinasi, tanyakan apakah ada


bisikan yang didengar/ melihat bayangan yang tanpa wujud atau
merasakan sesuatu yang tidak ada wujudnya

- Jika klien menjawab ada, lanjutkan apa yang dialaminya

- Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal


tersebut,namun perawat sendiri tidak mengalaminya (dengan nada
bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi)

- Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti klien

- katakan bahwa perawat akan membantu klien

d. Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya


pengalaman haluinasi, diskusikan dengan klien:

- Isi,waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi


(pagi,siang,sore,malam atau sering dan kadang-kadang)

- Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan


halusinasi

e. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi


(marah/takut,sedih,senang,bingung) beri kesempatan mengungkapkan
perasaan.
f. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan
tersebut.

g. Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati


halusinasinya.

B. Strategi Komunikasi

1. Fase orientasi

 Salam Terapeutik

” Assalamualaikum.. Selamat pagi mbak, “

 Evaluasi

“Bagaimana mbk masih ingat dengan saya?”

 Kontrak
 Topik

“sesuai dengan perjanjian kita kemarin,sekarang kita akan


membahas tentang mengenal halusinasi,ya mbk?”.

 Waktu

“mbk kita akan membicarakan hal ini sekitar 15 menit, mbk


bersedia kan?”.

 Tempat
“sesuai kontrak kemain, mbk mengingkan berbicara
ditaman,benarkan mbk?”.

2. Fase kerja

“ Apakah mbk mendengar suara-suara yang aneh atau seperti bisikan-bisikan


aneh?” biasanya suara yang bagaimana yang anda dengar? dan apakah mbk
pernah melihat bayangan yang tanpa wujud atau tidak ada wujudnya?”saya
belum pernah mengalami hal tersebut, tapi saya bisa merasakan apa yang mbk
rasakan?”disini juga ada yang mengalami hal seperti mbk, jadi mbk tidak usah
merasa khawatir atas suara-suara atau bayangan yang aneh-aneh tadi
mbk. saya akan bersedia untuk membantu mbk, jika mbk mengalami kejadian-
kejadian seperti itu. ”kapan biasanya mbk mendengarkan suara-suara aneh
atau bayangan yang aneh?” dan sering apa tidak? pada situasi bagaimana
suara-suara atau bayangan itu muncul mbk? dan pada kondisi yang bagaimana
suara serta bayangan itu hilang?”bagaimana perasaan mbk mendengar suara
serta melihat bayangan yang aneh? apakah mbk merasa takut,sedih marah atau
bagaimana?”dan apa yang mbk lakukan? saya mengerti perasaan mbk, tapi
jangan terlalu menikmati bayangan yang mbk lihat.karena bisa mempengarui
pikiran mbk.”

3. Fase terminasi

 Evaluasi subyektif

”bagaimana perasaan mbk setelah menceritakan apa yang telah


mbk rasakan?”

 Evaluasi obyektif

”Tadi saya sudah membahas tentang mengenal halusinasi, apakah


mbk masih ingat tentang apa yang kita bicarakan tadi?”

 RTL

“mbk jika mengalami kesulitan atau ada sesuatu yang ingin


ditanyakan bisa memanggil saya.”

 Kontrak
 Topik

“ besok kita akan membicarakan tentang cara mengontrol halusinasi?”

 Waktu

” besok kita akan bertemu lagi mbk,mbk inginnya jam berapa?”


 Tempat

”mbk mau berbicara ditempat mana?”


SPTK (STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN)

Hari/Tanggal : Rabu/18/01/2018 Inisial Klien : Ny. A

Waktu : 09.00 Wib No Medrek : 03-36-19

Hari Ke/Pertemuan Ke : 3 (tiga) Nama Mahasiswa: Serli Okta Malinda

A. Proses Keperawatan

 Kondisi

Klien sudah tidak mendengar suara-suara lagi. Pada saat diajak bicara
oleh perawat, klien tidak tertawa sendiri.

 Diagnosis

Halusinasi Pendengaran

 Tujuan Umum

Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.

 TUK
Klien dapat mengontrol halusinasinya
 Rencana Tindakan Keperawatan

a. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi


halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri, dll ).

b. Diskusikan cara yang digunakan klien

- Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian


- Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara
tersebut

c. Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya


halusinasi :
- Menghardik halusinasi :katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak
nyata(“saya tidak mau dengar/lihat/penghidu/raba/kecap pada saat
halusinasi terjadi)
- Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk
menceritakan tentang halusinasinya/bercakap-cakap
- Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari-hari yang telah
disusun
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat untuk
mengendalikan halusinasi

d. Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk
mencobanya

e. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri
pujian

f. Anjurkan dan ikut sertakan klien mengikuti terapi aktivitas


kelompok, stimulasi persepsi/orientasi realita.

B. Strategi Komunikasi

1. Fase Orientasi

 Salam Terapeutik

“Assalamualaikum, selamat pagi mbak ?

 Evaluasi/validasi

”Gimana keadaan mbak saat ini?Apakah mbak masih mendengar


atau melihat suara-suara yang mbak alami kemarin?
 Kontrak
 Topik

“baik mbak bagaimana kalau kita sekarang berbincang-bincang


tentang bagaimana cara mengontrol halusinasi”.

 Waktu

“mbak mau berapa lama kita berbinacng-bincang?”.

 Tempat

“mbak mau dimana kita berbicara? bagaimana kalu disini saja?”

2. Fase Kerja

“Bila mbak mendengar atau melihat suara-suara yang mbak alami, mbak
bisa menghindar atau mengalihkan dengan cara tidur, marah atau
menyibukkan diri seperti membersihkan rumah”.

“Bagaimana mbak menolak bisikan halusinasi tersebut? “Ya bagus mbak,


cara yang mbak lakukan sudah benar.Oh...ya mbak jika mbak melakukan
cara yang tidak benar atau salah, mbak dapat merugikan diri mbak sendiri
dan menjadikan kebiasaan buruk buat mbak”.

Mbak, bagaimana kalau kita belajar cara untuk memutus / mengontrol


timbulnya halusinasi ?

“Ada 4 cara untuk mengontrolnya, yaitu : pertama dengan cara menghardik


suara tersebut, kedua menemui orang lain (perawat, keluarga) untuk
menceritakan tentang halusinasi atau bercakap-cakap, ketiga mbak bisa
membuat dan melaksanakan kegiatan sehari-hari sesuai dengan jadwal,
keempat minum obat secara teratur.

“bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan cara menghardik.
Caranya seperti ini :
“ saat suara-suara itu muncul, langsung mbak bilang, “pergi saya tidak mau
mendengar.... saya tidak mau dengar, kamu suara palsu”. Begitu di ulang –
ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba mbak peragakan ! nah
begitu.... bagus...coba lagi .. ya bagus mbak sudah bisa .

“bagaimana kalau mbak sebaiknya mengikuti terapi aktifitas kelompok


stimulasi persepsi atau orientasi realita yang telah diadakan oleh rumah
sakit.

3. Fase terminasi

 Evaluasi subyektif

“bagaimana perasaan mbk setelah mbak tahu cara mengontrol


halusinasi?”

 Evaluasi obyektif

“Tadi saya sudah membahas tentang bagaimana mengontrol


halusinasi, apakah mbk masih ingat tentang apa yang kita bicarakan
tadi?”

 RTL

“ Jika hal tersebut itu muncul?? tolong mbk praktekkan cara yang
sudah saya ajarkan , dan masukkan dalam jadwal harian mbk. Jika
mengalami kesulitan atau ada sesuatu yang ingin ditanyakan bisa
memanggil saya.”besok kita bertemu kembali”.

 Kontrak
 Topik

“ besok kita akan membicarakan tentang pentingnya dukungan


keluarga dalam mengontrol halusinasi?”

 Waktu

” besok kita akan bertemu lagi mbk, mbk inginnya jam berapa?”
 Tempat

”mbk mau berbicara ditempat mana?”


SPTK (STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN)

Hari/Tanggal : Kamis /19/01/2018 Inisial Klien : Ny. A

Waktu : 09.00 Wib No Medrek : 03-36-19

Hari Ke/Pertemuan Ke :4 (empat) Nama Mahasiswa: Serli Okta Malinda

A. Proses Keperawatan

 Kondisi
Klien sudah dapat mengontrol halusinasi dengan baik
 Diagnosis
Halusinasi Pendengaran
 TUM
Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.
 TUK
Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya.
 Rencana tindakan keperawatan

a. Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan(waktu, tempat,


dan topik)

b. Diskusikan dengan keluarga (pada saat pertemuan


keluarga/kunjungan rumah)

– Pengertian halusinasi

– Tanda dan gejala halusinasi

– Proses terjadinya halusinasi

– Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus


halusinasi

– Obat-obatan halusinasi
– Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah (beri
kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, berpegian
bersama, memantau obat-obatan dan cara pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi).

– Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara


mencari bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi dirumah.

B. Strategi Komunikasi

1. Fase orientasi

 Salam terapeutik
“Assalamualaikum Bu selamat pagi ?perkenalkan saya suster (..).
Apakah ibu keluarganya mbak?boleh saya tahu nama ibu siapa?
 Evaluasi/validasi
“Apa pendapat ibu tentang keadaan anak ibu ? Hari ini saya akan
berdiskusi tentang masalah anak ibu alami ?
 Kontrak
 Topik

“Baik ibu, kita akan membahas tentang dukungan dari keluarga


dalam mengontrol halusinasi?”

 Waktu

“ Berapa lama kita mau berbincang-bincang?”

 Tempat

” Kita mau diskusikan ini dimana?”.


2. Fase Kerja

”Selama ini apa yang dilakukan anak ibu? Gejala yang dialami anak bapak/ibu
itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar / melihat sesuatu yang sebenarnya
tidak ada”.

“Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri atau marah-marah tanpa sebab”.

“Jadi, kalu anak bapak/ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya


suara itu tidak ada atau kalau anak ibu mengatakan melihat bayang-bayangan,
sebenarnya itu tidak ada”.

“Ada beberapa cara untuk membantu anak ibu agar dapat memutus
halusinasinya, cara-cara tersebut meliputi : Menghardik, bercakap-cakap
dengan orang lain dan melakukan kegiatan terjadwal.

“Bapak/ibu ini obat-obatan untuk anak ibu, mengkonsumsinya sesuai prosedur


ya bu ?”

“Apabila anak ibu mengalami tanda-tanda yang saya jelaskan tadi, coba ibu
berikan kegiatan kepada anak ibu dan jangan biarkan anak ibu dalam keadaan
sendiri, sesering mungkin ajak berpergian bersama-sama, atau makan bersama
bila dirumah”.

“Dan jangan lupa memantau pemberian obat kepada anak ibu agar perlahan
halusinasi tersebut akan teratasi”.

“ibu bila waktunya kontrol ke Rumah Sakit harap sesuai dengan jadwal yang
sudah di tentukan oleh Rumah Sakit dan bila anak ibu mengalami kejadian
yang sama dirumah dan menurut ibu tidak dapat diatasi harap meminta
bantuan dengan segera”.
3. Fase Terminasi

 Evaluasi Subyektif

”Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berdiskusi masalah anak


bapak/ibu ?”

 Evaluasi obyektif
”Coba ibu ulangi lagi masalah apa yang di hadapi oleh anak
bapak/ibu?”
 RTL
”baik bu, jika ada kesulitan dalam meawat mbak ibu bisa langsung
temui saya”.
 Kontrak
 Topik

”saya kira sekian dulu pembicaraan kita . jangan lupa ya bu untuk


kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara mencari bantuan jika
halusinasi mbak tidak dapat diatasi dirumah. Terima kasih atas
perhatiannya bu, selamat pagi”.
SPTK (STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN)

Hari/Tanggal : Jum,at/19/01/2018 Inisial Klien : Ny. A

Waktu : 09.00 Wib No Medrek : 03-36-19

Hari Ke/Pertemuan Ke :5(lima) Nama Mahasiswa: Serli Okta Malinda

A. Proses Keperawatan

 Kondisi
Klien sudah mampu mengontrol halusinasinya.
 Diagnosis Keperawatan.
Gangguan sensori persepsi : halusinasi
(lihat/dengar/penghidu/raba/kecap).
 Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasi yang di alaminya.
 Tujuan Khusus
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
 Rencana Tindakan Keperawatan

a. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak


minum obat,nama,warna,dosis,cara,efek samping penggunaan
obat

b. Pantau klien saat penggunaan obat

c. Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat agar dapat


merasakan manfaatnya

d. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar

e. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan


dokter
f. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal–
hal yang tidak di inginkan.

B. Strategi Komunikasi

1. Fase orientasi

 Salam terapeutik
“ Assalamualaikum mbak....?
 Evaluasi
“mbak masih ingat dengan saya? apakah mbak masih ingat dengan
pembicaraan kita kemarin?”
 Kontrak

Perawat :” baikalah mbak apakah saya boleh duduk disamping mbak?


saya ingin membicarakan tentang perasaan mbak setelah mbak
mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya?”

2. Fase kerja

” jika mbk pengen cepat sembuh, mbak harus minum obat, kalau mbak
tidak mau minum obat nanti mbak tidak cepat sembuh jadi mbak tidak bisa
pulang......”

”saat mbak minum obat saya akan melihat mbak?”

”coba mulai besok setiap kali mbak mau minum obat,mbak minta sendiri
obat pada saya biar mbak bisa lebih merasakan manfaat dari obat yang
mbak minum?”

”Nah kalau begini bagus mabk mau minum obat yang diberikan jadi mbak
bisa cepat sembuh..”

”Mbak harus selalu minum obat selama di anjurkan oleh dokter,jika mbak
berhenti tanpa konsultasi terlebih dahulu kepada dokter agar tidak terjadi
hal – hal yang tidak di inginkan.”
”Setelah mbak pulang dari sini jika terjadi sesuatu yang tidak di
inginkan,mbak harus segera konsultasi dengan dokter”

3. Fase terminasi

 Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap?”

Evaluasi Objektif
“Sudah tahu kan mbak memnfaatkan obat dengan baik untuk
kesembuhan mbak?”
 RTL
“Mbak, nanti kalau terjadi hal – hal yang tidak diinginkan atau mbak
membutuhkan sesuatu,mbak bisa panggil saya”.
 Kontrak :
”saya kira cukup dulu pembicaraan kita hari ini.besok kita ketemu
ditempat ini dangan jam yang sama untuk membicarakan perihal
kesulitan apa yang ditemui selama merawat mbak, Setuju?baiklah ibu
,terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.”

Anda mungkin juga menyukai