1.2. Ovula
a) Povidone
Povidone iodin merupakan senyawa yang digunakan sebagai
antiseptik yang dapat mencegah terjadinya infeksi pada vagina dan
efektif untuk mengatasi jamur serta bakteri. Povidone iodin merupakan
senyawa yang bersifat polar dan larut dalam air. Untuk mendapatkan efek
lokal pada vagina maka sediaan dibuat dalam bentuk ovula sehingga
dapat diperoleh onset kerja yang lebih cepat (Jawetz et al, 1995).
b) Kombinasi PEG 400 dan PEG 6000
Pembuatan ovula digunakan basis larut air yaitu kombinasi PEG.
Pelietilen glikol merupakan polimer dari etilen oksida dan air, dibuat
menjadi bermacam–macam panjang rantainya. Polietilen glikol tersedia
dalam berbagai macam berat molekul rata–rata mulai dari 400 sampai
8000 ( Ansel, 1989 ). Namun yang digunakan dalam percobaan kali ini
adalah PEG 400 dan PEG 6000. Basis larut air ini digunakan karena dapat
bercampur dengan cairan vagina karena sifat nya yang larut air. Kelebihan
menggunakan PEG dengan kombinasi adalah didapatkan basis dengan
titik leleh dan kecepatan disolusi yang diinginkan dan untuk
mengkompensasi turunnya titik leleh oleh zat aktif. Kombinasi PEG
dipilih melalui optimasi awal terlebih dahulu untuk mendapatkan
kombinasi PEG yang lebih baik. Selain itu keuntungan basis PEG ini
adalah stabil dan inert, polimer PEG tidak mudah terurai.
II. Formula
Formula A
Bisakodil 10 mg
Ol. Cacao 10%
m.f. suppo No XII @4g
Formula B
Povidone 10%
PEG 400 50%
PEG 6000 50%
m.f. ovula. No XII @4g
Daftar pustaka
AHFS. (2011). AHFS Drug Information. Bethesda: American Society of Health
System Pharmacists.
Anief, M. (2008). Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta: UI Press.