Anda di halaman 1dari 3

Tujuan percobaan

Pada praktikum kali ini dilakukan uji difusi secara in vitro berdasarkan
proses difusi pasif yang bertujuan untuk mengukur jumlah konsentrasi obat yang
terdifusi/terpenetrasi menembus kedalam kulit dalam selang waktu yang telah
ditentukan. (Shargel L et al, 2012)
Perkutan
Penggunaan obat melalui kulit tidak hanya digunakan untuk tujuan
pengobatan tetapi dapat juga digunakan untuk tujuan sistemik. Penggunaan obat
dengan mengaplikasikannya pada kulit disebut dengan pemberian obat secara
perkutan. Mekanisme kerja obat pemberian secara perkutan harus mampu
berpenetrasi kedalam kulit melalui stratum koneum, yang terjadi melalui proses
difusi pasif. Difusi dapat terjadi melalui stratum korneum (jalur transdermal).
Difusi pasif merupakan proses perpindahan masa dari tempat yang berkonsentrasi
tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah. Pada percobaan ini sediaan yang
digunakan untuk diaplikasikan pada kulit yaitu dalam bentuk sediaan gel, yang
menghasilkan pelepasan obat ke tubuh (Shargel, 1988). Rute tersebut memberikan
beberapa keuntungan, diantaranya, mengurangi metabolisme lintas pertama obat
(first pass effect), tidak mengalami degradasi gastrointestinal, penghantaran obat
jangka panjang serta bentuk sediaan gel ini mudah dalam pengaplikasian dan
tidak lengket.
Gel piroksikam
Uji difusi ini dilakukan terhadap sediaan gel yang mengandung piroksikam.
Piroksikam merupakan salah satu obat golongan NSAID (non steroids
antiinflamatory drugs) nonselektif yang secara luas digunakan pada rheumatoid
arthritis, osteoarthritis dan osteoarthritis. Piroksikam merupakan derivate-
benzothiazin berkhasiat analgetik, antipiretis, anti radang kuat yang bekerja lama
(plasma-t1/2-nya rata-rata 50 jam). Kompleksnya dengan betadex lebih cepat
resorpsinya dari usus, tetapi diperlambat oleh makanan. Obat ini sering
digunakan, juga untuk serangan encok (Tjay dan Rahardja, 2007). Piroksikam
mempunyai efek samping pada saluran cerna dan ulkus peptic bila diberikan
secara oral, oleh karena itu sediaan transdermal dibuat untuk menghindari efek
samping di saluran cerna. Jalur penembusan obat secara transdermal ini
ditentukan oleh proses penentrasinya.
Proses biofarmasi piroksikam
Proses biofarmasi sediaan gel yang mengandung piroksikam berlangsung
dalam dua tahap, dimaa pada tahap awal adalah proses difusi zat aktif menuju
permukaan yang kontak dengan membrane dan tahap kedua adalah penetrasi zat
aktif (Aiache, 1993).
Stratum korneum
Stratum korneum, merupakan suatu barier penetrasi obat ke dalam tubuh
dimana stratum korneum ini memiliki struktur yang tersusun oleh brick (sel
korneosit) bersifat hidrofilik dan mortar (lipid interseluler) bersifat ampifilik,
sehingga lebih sulit untuk ditembus. Kebanyakan senyawa obat tidak memiliki
kemampuan melewati stratum korneum, sehingga diperlukan peningkatan
penetrasi obat secara perkutan. Pengaturan dan peningkatan penetrasi perkutan
obat dapat dilakukan dengan zat peningkat penetrasi (penetrant enhancer) (Agoes,
1993).
Zat peningkat penetrasi merupakan molekul yang dapat menurunkan
kemampuan barier dari stratum korneum melalui reaksi dengan komponen
penyusun stratum korneum seperti lipid, protein dan keratin sehingga dapat
meingkatkan penembusan zat aktif. Adapun syarat-syarat zat peningkat penetrasi
antara lain yaitu tidak mempunyai efek farmakologi, tidak meyebabkan iritasi
alergi atau toksik, dapat bercampur secara fisika dan kimia dengan banyak zat,
dan dapat dibuat dalam berbagai sediaan (Agoes, 1993). Bahan-bahan yang dapat
digunakan sebagai peningkat penetrasi antara golongan sulfoksida, senyawa-
senyawa azone, pyrollidones, asam-asam lemak, alkohol danglikol, surfaktan,
urea, minyak atsiri, terpen dan fosfolipid. (Swarbrick dan Boylan, 1995; Williams
dan Barry, 2004).

Pembuatan larutan standar dan larutan stok


Pada percobaan ini, sebelum dilakukan uji difusi zat aktif secara in vitro terlebih
dahulu dilakukan pembuatan larutan standar, dimana larutan standar ini berfungsi
sebagai pembanding sedangkan larutan stok berfungsi untuk membuat kurva
kalibrasi. Kurva kalibrasi ini digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
kesalahan akibat dari galat alat (noise), digunakan senyawa murni pada beberapa
konsentrasi dan sebagai penghubung antara larutan standar dan larutan sampel
berdasar pada persamaan Regresi Linier yang nantinya dapat digunakan untuk
perhitungan sampel (Watson, 2009)

Agoes G, Darijanto S.T. (1993). Teknologi Farmasi Likuida dan Semi Solida.
Pusat Antar Universitas Bidang Ilmu Hayati ITB. Bandung.
Shargel, L.,Wu, S., dan Yu, Andrew B.C. (2012). Biofarmasetika &
Farmakokinetika Terapan, Edisi kelima. Airlangga University Press.
Surabaya.
Shargel, Andrew. (1988). Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Edisi
Kedua. Penerbit : Airlangga University-Press. Surabaya
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardjan. (2007). Obat-obat Penting. Penerbit PT
Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta
Watson, David.G . (2009). Analisis Farmasi edisi 2. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai