Anda di halaman 1dari 13

CHARACTER BUILDING AND SOFTSKILL

“Character Building and Softskill”

NAMA KELOMPOK:

TOMI HERDIAWAN (065115351)

ROY PALNADI (065115352)

RATNA NINGSASI (065115386)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tepat pada waktunya

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah praktikum tentang Akhlak ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ...................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN


A. Pengertian Charater Building .................................................................. 6
B. Pengertian Softskilll ................................................................................ 6
C. Atribut-atribut softskill ............................................................................ 7
D. Jenis – jenis softskill ............................................................................... 8
E. Mekanisme pengembangan softskill ....................................................... 11

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan ..................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara telah menunjukkan adanya degradasi


atau demoralisasi dalam pembentukan karakter dan kepribadian bangsa Indonesia. Degradasi nilai-
nilai dan moral sebagai inti atau core values dari pembentukan karakter tidak saja terjadi di kalangan
masyarakat awam tetapi juga sudah merambah ke kepribadian para profesional, tokoh masyarakat,
para terpelajar, para pendidik, elite politik, bahkan hingga para pemimpin bangsa dan negara.

Proses degradasi nilai dan moral tersebut telah mengalami proses yang lama hingga
memunculkan karakter manusia Indonesia yang cenderung memiliki nilai-nilai yang mengagungkan
dan mengukur keberhasilan seseorang dari aspek kebendaan. Sebagai contoh, perilaku korupsi bahkan
dikatakan telah membudaya di Indonesia. Jika pembudayaan nilai-nilai menyimpang tersebut pada
dasarnya juga adalah hasil proses pendidikan (karena pembudayaan tidak bisa dilepaskan dari
pendidikan), dapat dikatakan pula bahwa ada yang salah dalam proses pendidikan di negeri ini dalam
waktu yang lama sehingga melahirkan generasi masyarakat yang kurang berkarakter.

Di sisi lain banyak kenyataan yang kita jumpai di dalam masyarakat pada saat ini, seorang sarjana yang
notabene mempunyai ketrampilan teknis yang tinggi namun hanya menjadi pengangguran, sementara
itu orang yang berpendidikan rendah malahan dapat mencapai sukses dalam hidupnya. Kenyataan ini
sesuai dengan hasil penelitian terhadap 50 orang tersukses di Amerika ( Illah sadilah, 2008) yang
menunjukkan bahwa yang paling menentukan kesuksesan mereka bukanlah keterampilan teknis ( hard
skills), melainkan kualitas diri yang termasuk dalam katagori keterampilan lunak ( softskills).

Sehubungan adanya perbedaan fakta di lapangan dan sudut pandang antara dunia kerja/usaha dan
perguruan tinggi dewasa ini seperti tersebut di muka, maka perlu dibangun mind set yang sama dalam
pengembangan hard skills dan soft skills tersebut, minimal dalam internal perguruan tinggi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu character building?

2. Apa itu softskill?

3.Apa itu jenis –jenis softskill?

4.Bagaimana mekanisme pengembangan softskill?


C. TUJUAN

1. Mengenal dan mengetahui apa itu character building.

2. Mengenal dan mengetahui apa itu softskill.

3.Mengetahui jenis – jenis softskill.

4.Mengetahui mekanisme pengembangan softskill.

BAB II
Character Building

Character Building memiliki peran penting dalam membentuk karakter seseorang. Dalam
sejarah Islam, sekitar 1500 tahun yang lalu Muhammad SAW juga menegaskan bahwa misi
utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter
yang baik (good character). Ajaran pertamanya adalah kejujuran (al-amien) serta cara
membangun karakter yang baik tersebut. Maka saat itu pula telah diajar bahwa manusia
harus senantiasa mampu belajar (iqra), belajar dari ayat-ayat yang tertulis maupun ayat-ayat
yang tidak tertulis (Q-Annes dan Hambali, 2008).
Dalam Koesoema (2007), disebutkan 3 alasan mendasar mengenai pendidikan Character
Building. Pertama, secara faktual, disadari atau tidak, disengaja atau tidak, lembaga
pendidikan seperti kampus berpengaruh terhadap karakter mahasiswa. Kedua, Secara politis,
setiap negara mengharapkan warga negara yang memiliki karakter positif. Banyak hal yang
berkaitan dengan kesuksesan pembangunan sebuah negara sangat bergantung pada karakter
bangsanya. Demokrasi yang diperjuangkan di banyak negara, sukses dan gagalnya juga
tergantung pada karakter warga negara. Di sinilah, sebuah lembaga pendidikan seperti
kampus harus berkontribusi terhadap pembentukan karakter agar bangsanya tetap bertahan.
Ketiga, perkembangan mutakhir ternyata menunjukkan bahwa pendidikan karakter yang
efektif mampu mendorong dan meningkatkan pencapaian tujuan-tujuan akademik kampus.
Dengan kata lain, pendidikan karakter juga dapat meningkatkan pembelajaran. Selain itu
pendidikan karakter mampu menghantarkan mahasiswa untuk menghadapi lingkungan kerja,
dengan karakter yang baik maka peyimpangan perilaku (akhlak buruk) tidak terjadi.
Bagi mahasiswa, sangat penting untuk mendapatkan pendidikan karakter. Hal ini bertujuan
untuk memperkuat akhlak dan sifat terpuji bagi peserta didik (dalam hal ini mahasiswa).
Kepandaian di bidang pendidikan saja belum cukup tanpa bekal moral dan karakter yang kuat.
Agar saat mahasiswa terjun di masyarakat nanti tidak terjadi penyalahgunaan ilmu yang di
pelajari selama sekolah. Seperti yang terlihat sekarang ini, orang-orang pandai malah
menyalahgunakan kepandaiannya untuk melakukan tindak pidana seperti korupsi atau
menjadi teroris. Jika saja mereka memiliki karakter dan budi pekerti yang kuat, tentu hal itu
tidak akan terjadi. Jadi untuk alasan kebaikan perlu ditekankan pentingnya pendidikan
karakter bagi mahasiswa. Salah satu karakter pola pikir dan gaya hidup adalah karakter
sukses. Karakter sukses adalah bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, tidak
pernah mengeluh apa pun risiko yang dihadapi. Untuk beberapa tahun mendatang yang
dibutuhkan adalah orang-orang yang memiliki karakter yang baik (Agustian, 2001). Character
Building membangun dan membentuk karakter mahasiswa. Sudah mejadi harapan setiap
universitas agar para para alumni membangun sikap optimis, rasa percaya diri yang kuat serta
memiliki karakter yang kokoh sehingga dapat membawa keberhasilan dalam mengarungi
kehidupan di tengah masyarakat. Sikap karakter yang kuat mampu mengoptimalkan aktivitas
untuk mencapai sukses dan keterampilan dalam mewujudkan cita-cita sehingga dapat
memanfaatkan setiap peluang yang ada.Dengan demikian, mahasiswa mempunyai rasa
percaya diri dan tidak pernah ragu bekerja keras,membiasakan diri bekerja dengan baik
sepanjang perjalanan hidup. Sekecil apapun kebaikan yang diperbuat dengan niat yang tulus,
dapat memperkaya dan menambah kokoh karakter serta pengalaman hidup yang sangat
berguna bagai masa depan mahasiswa.

Soft skill
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh negara-negara Inggris, Amerika dan Kanada, ada
23 atribut softskills yang dominan di lapangan kerja. Ke 23 atribut tersebut diurut berdasarkan
prioritas kepentingan di dunia kerja, yaitu:
1. Inisiatif 13. Manajemen diri
2. Etika/integritas 14. Menyelesaikan persoalan
3. Berfikir kritis 15. Dapat meringkas
4. Kemauan belajar 16. Berkoperasi
5. Komitmen 17. Fleksibel
6. Motivasi 18. Kerja dalam tim
7. Bersemangat 19. Mandiri
8. Dapat diandalkan 20. Mendengarkan
9. Komunikasi lisan 21. Tangguh
10. Kreatif 22. Berargumentasi logis
11. Kemampuan analitis 23. Manajemen waktu
12. Dapat mengatasi stres
Aribowo (Illah Sailah, 2008) membagi soft skills menjadi dua bagian, yaitu intrapersonal skills
dan interpersonal skills. Intrapersonal skills adalah keterampilan seseorang dalam ”mengatur”
diri sendiri. Intrapersonal skills sebaiknya dibenahi terlebih dahulu sebelum seseorang mulai
berhubungan dengan orang lain. Adapun Interpersonal skills adalah keterampilan seseorang
yang diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain. Dua jenis keterampilan tersebut
dirinci sebagai berikut:
1. Intrapersonal Skill
a. Transforming Character
b. Transforming Beliefs
c. Change management
d. Stress management
e. Time management
f. Creative thinking processes
g. Goal setting & life purpose
h. Accelerated learning techniques
2. Interpersonal Skill
a. Communication skills
b. Relationship building
c. Motivation skills
d. Leadership skills
e. Self-marketing skills
f. Negotiation skills
g. Presentation skills
h. Public speaking skills

Belakangan yaitu kira-kira tahun 2006-an sedang dikembangkan atribut lain yang tergolong
pada extra personal concern, yang mengandung makna kearifan/welas asih atau wisdom.
Atribut ini penting karena kalaulah dia menjadi seorang pengusaha maka tidak menjadi
pengusaha yang bengis, memiliki kebijakan yang berorientasi pada win-win solution.
1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepd masyarakat dalam
rangka pembentukan insan cendekia.
2. Mengembangkan sistem pendidikan yg mampu menumbuhkan lulusan yg mandiri,
kreatif, dan inovatif
3. Membangun budaya akademik yg mendorong pertumbuhan nurani lulusan
4. Memantapkan sistem kelembagaan dan jejaring kerja yg menunjang fungsi dan otonomi
universitas.
Meningkakan kualitas penyelenggaraan pendidikan yang kondusif bagi berkembangnya
kemampuan intelektual, emosional, sosial dan religius.
1. Meningkatkan relevansi kurikulum terhadap lulusan yang mandiri, kreatif dan inovatif.
2. Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan bermuatan nilai moral agama dan moral
kebangsaan.
3. Meningkatkan kualitas penelitian dan karya ilmiah yang mendukung pengembangan
ipteks dan kebutuhan masyarakat.
4. Meningkatkan penyelenggaraan penelitian yang mendukung pengembangan universitas
dan masyarakat
5. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat berbasis
penelitian dan kebutuhan masyarakat.
6. Meningkatkan sinergi lembaga kemahasiswaan, kemandirian dan kreativitas mahasiswa,
dan kegiatan kemahasiswaan.
7. Mewujudkan otonomi kelembagaan universitas
8. Meningkatkan jejaring kerjasama dalam dan luar negeri.
9. Mengembangkan sistem komunikasi kelembagaan berbasis teknologi informasi.

No Level Atribut Component


1 Basic*) Success Skills  YSU statuta
 Transformation of
belief
 Goal setting & life
purpose
 Time management
 Physical
intelegence
 Learning skills
 Thinking skills
 Living skills
2 Intermediate I Creativity  Students creativity
development
 Creative
intelligence
 Transformation of
creative character
 Change
Management
 Chance creation
 Building a creative
team
3 Intermediate II Leadership  Students
leadership
development
 Leader tasks &
ethics
 Thinking
Independence
 Effective
communication
 Cooperative skills
 Building a winning
team
4 Advance Entrepreneurship  Entrepreneurship
creativity
 Marketing yourself
 Entrepreneurship
ethics
 World of business
 Relationship and
networking
 Planning business

MEKANISME PENGEMBANGAN SOFTSKILLS


Softskills tidak dapat diajarkan, tetapi dapat ditularkan. Oleh karena itu kegiatan
pengembangan soft skills tidak akan optimal bila hanya berhenti pada pelatihan, seminar dan
workshop. Pengembangan soft skills harus dipraktekkan berulang-ulang dan didampingi oleh
mentor (Illah Sailah, 2008). Dengan kata lain kegiatan harus terencana, terprogram dan
tersistem. Setiap kegiatan harus ada coach atau mentornya yang membimbing kemana arah
kegiatan tersebut akan dilaksanakan, walau tidak harus setiap saat ada. Kegiatan pelatihan
harus terprogram dengan baik, ada durasi, capaian dan keberlanjutan, apakah pelatihan akan
diarahkan pada transformasi keyakinan, motivasi, karakter, atau tingkahlaku. Kegiatan tidak
hanya berhenti di pelatihan tanpa adanya coaching oleh para coach yang tangguh, sampai
akhirnya dalam durasi tertentu akan terjadi transformasi diri yang seutuhnya. Prijosaksono
dalam buku terbarunya berjudul the Power of Transformation (2005) menuliskan bahwa
transformasi diri selama tiga bulan (90 hari) akan mampu membangun kebiasaan-kebiasaan
baru yang lebih baik. Dalam buku itu juga diuraikan bahwa ada 5 prinsip transformasi yaitu:
1. meyakini dan mendayagunakan kekuatan dan anugrah Tuhan dalam diri
2. membuat pilihan dan keputusan dalam diri
3. melakukan kebiasaan-kebiasaan baik secara terus menerus dalam kehidupan
4. mampu membangun interaksi dengan orang lain
5. mampu bekerja secara sinergis dan kreatif dengan orang lain dalam organisasi

BAB
III
KESIMPULAN

Masa depan bangsa ditentukan oleh mahasiswa. Sebagai generasi penerus bangsa, maka
posisi mahasiswa harus dipersiapkan sebagai intelektual dan pemimpin masa depan yang
mandiri, kreatif, dan berintegritas. Merujuk kepada kerangka pemikiran menunjukkan bahwa
menganalisis tentang pentingnya pendidikan karakter dapat dirumuskan dalam tiga simpulan,
yaitu: Pertama, penting bagi pertumbuhan individu menjadi manusia yang seutuhnya dan
sebaiknya dilakukan sejak dini. Penting bagi perguruan tinggi untuk tidak hanya
memperhatikan kebutuhan kompetensi akademis mahasiswa, tapi juga pembinaan
karakternya agar lulusan menjadi lulusan yang siap secara akademis dan berkarakter baik.
rencana strategisnya dan perancangan program yang sistematis dan terintegrasi sudah
semestinya dilakukan dari awal. Untuk ke depannya, perancangan pendidikan karakter harus
terus dilakukan dengan komitmen yang tinggi dan dilakukan usaha perbaikan terus menerus.
Kedua, jika diamati pendidikan Charater Building di lingkungan kampus mempunyai dampak
yang signifikan bagi karakter mahasiswa. Proses pembentukan karakter mahasiswa bisa
terjadi karena ada di sekitarnya: dia melihat, dia mendengar, dan dia merasakan apalagi
memang mahasiswa cukup lama Berada di lingkungan kampus. Ketiga, berkenaan dengan
pendidikan karakter mahasiswa, pembelajaran character building hendaknya tidak hanya
bersifat teoretis saja atau sekadar mencerdaskan fungsi otak, namun lebih ke arah
mencerdaskan fungsi hati. Hal yang paling dominan dalam proses pembentukan karakter
adalah fungsi hati; karena hati, mahasiswa bisa membedakan yang baik atau buruk, dan
dengan hati pula mahasiswa memiliki kekuatan untuk melaksanakan yang hal-hal baik
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Agustian, A. G. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan melalui Emotional dan Spiritual
Quotient (ESQ). Jakarta: Arga.

Ditjen Dikdasmen Depdiknas. (2003). Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Koesoema A. D. (2007). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta:
Grasindo.

Megawangi, R. (2004). Pendidikan karakter. Bandung, Pustaka Mizan.

Q-Annes, B. dan Hambali, A. (2008). Pendidikan Karakter Berbasis Al’quran. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.

Anda mungkin juga menyukai