Oleh :
A. Latar Belakang
Diabetes melitus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius dan
terus berkembang secara global, penyakit ini turut menambah angka mortalitas,
pada individu berusia 75 tahun atau lebih dan diperkirakan sebesar 10% hingga
negara Asia. DiSelandia Baru, angka prevelensi diabetes melitus pada populasi
dewasa keturunan eropa adalah 3,1% yang lebih dari 8% diantaranya merupakan
urutan ke-9 dengan angka kasus diabetes mellitus dan diprediksikan naik ke
peringkat 6 ppada tahun 2030 dengan 12 juta kasus. Berdasarkan data dari rekam
medis RSU Dr. Pirngadi Kota Medan (2015) diketahui bahwa jumlah penderita
diabetes melitustipe 2 pada tahun 2012 adalah sebanyak 1.133 orang, tahun 2013
sebanyak 993 orang dan tahun 2014 meningkat menjadi 1.488 orang.
perifer) pada organ-organ yang mempunyai pembuluh darah kecil seperti pada
Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi pada penyandang
melainkan dipandang sebagai kondisi yang umum akibat komplikasi dari penyakit
bertambah besar, sejalan dengan bertambahnya usia dan lama penyakit diabetes
Neuropati merupakan perubahan struktur dan fungsi saraf perifer atau saraf
neuropati diabetik akibat degenerasi saraf perifer atau otonom (Harsono, 2015).
Hal ini yang menyebabkan seperti rasa nyeri, kesemutan, baal atau kebas, mati
rasa, kaku otot, kram, hipersensitif sampai gangguan kontrol kandung kemih,
rentan terhadap infeksi, sehingga bila penderita diabetes melitus mengalami luka
sedikit saja akan sangat mudah mengalami nekrosis jaringan yang berakhir pada
tukak, perawatan kaki (Ignatavicius, 2010), serta tindakan exercise lainnya seperti
melakukan senam kaki. Tindakan ini sangat cocok untuk klien dengan neuropati
diabetik karena mudah dilakukan oleh semua orang, dan senam ini bertujuan
Senam kaki diabetes melitus ini merupakan kegiatan atau latihan yang
8.61dan sesudah senam kaki adalah 5.55 berarti nilai sensasi kaki penderita
Sigit Priyanto(2013) menyatakan ada pengaruh kadar gula darah dan sensitivitas
kaki sebelum dengan sesudah dilakukan senam kaki pada yang mengalami
diabetes melitus. Neurophaty Disability Score (NDS) dimana jika nilai yang
diperoleh <6 maka pasien tersebut tidak mengalami neuropati sedangkan jika ≥ 6
Senam kaki dilakukan sebanyak 5 kali dalam seminggu. Setelah senam kaki maka
1. Tujuan Umum
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan umum dari desain
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian
1. Senam kaki
Senam adalah latihan fisik yang dipilih dan diciptakan dengan
darah dan kemudian adanya infeksi. Dari ketiga hal tersebut, yang paling
proteksi kaki terhadap rangsang dari luar. Akibatnya, kaki lebih rentan
terhadap luka meskipun terhadap benturan kecil. Bila terjadi luka, akan
tidak diatasi dengan baik, hal itu akan berlanjut menjadi pembusukan
perubahan bentuk deformitas pada kaki seperti jari menekuk cock up toes,
terjadi penipisan bantalan lemak di bawah daerah pangkal jari kaki kaput
pada telapak kaki tahan sampai 3 detik dan lepaskan apabila pasien
mengatakan sensasi tekanan pada kakinya sudah terasa, orang dengan
sesasi normal harus merasakannya. Jika tekanan itu tidak dirasakan dalam
setidaknya empat dari sepuluh area yang telah di tetapkan, maka dapat
B. Mekanisme
Senam kaki diabet merupakan salah satu terapi yang dilakukan perawat.
Senam ini bertujuan untuk melancarkan peredaran darah yang terganggu karena
senam kaki diabetes dapat membantu memperkuat otot-otot kaki. Senam kaki
kejaringan lebih lancar, memperkuat otot-otot kecil, otot betis, dan otot paha,
serta mengatasi keterbatasan gerak sendi yang sering dialami oleh penderita
diabetes melitus, (Wibisono, 2009). Senam kaki diabet ini dapat diberikan kepada
sebaiknya diberikan senam kaki ini sejak pasien di diagnosa mendertia diabetes
untuk penderita diabetes yang mengalami gangguan sirkulasi darah dan neuropati
Gerakan dalam senam kaki diabet seperti yang disampaikan dalam 3rd National
sirkulasi darah di kaki. Mengurangi keluhan dari neuropati sensorik seperti: rasa
pegal, kesemutan, gringgingen di kaki. Manfaat dari senam kaki diabet yang lain
gerak sendi, latihan seperti senam kaki diabet dapat membuat otot-otot dibagian
memutar keluar atau ke dalam dan mencengkram pada jari-jari kaki menyebabkan
otot kaki berkontraksi. Gerakan dalam senam kaki mengakibatkan sinapsis atau
daerah hubungan antara saraf dan serabut otot dipenuhi oleh asetil kolin. Asetil-
kolin ini akan merembeskan ion-ion kalsium (Ca2+) ke serabut otot. Ion kalsium
adanya sisi aktif pada filamen tipis (aktin). Masuknya ion kalsium mempermudah
aliran penghantaran impuls saraf (Syaifuddin, 2006). Hal ini akan meningkatan
laju metabolik pada otot yang aktif dan terjadi dilatasi pada arteriol maupun
kapiler, menyebabkan lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga akan terjadi
peningkatan sirkulasi darah kaki dan penarikan glukosa ke dalam sel dan terjadi
aliran darah normal pada kaki seperti aliran darah di jaringan lain pada tubuh.
(Guyton & Hall). Pada penderita diabetes mellitus tipe2, produksi insulin tidak
terganggu, tetapi karena respon resptor pada sel terhadap insulin (resisten insulin)
masih kurang maka insulin tidak dapat membantu transfer glukosa ke dalam sel.
berkurang, dengan kata lain sensitivitas insulin meningkat. Hal ini menyebabkan
C. Teknik
menyentuh lantai. Dengan tumit yang diletakkan dilantai, jari-jari kedua belah
kaki diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam
sebanyak 10 kali ,Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat
telapak kaki ke atas. Kemudian sebaliknya pada kaki yang lainnya, jari-jari kaki
diletakkan di lantai dan tumit kaki diangkatkan ke atas. Gerakan ini dilakukan
secara bersamaan pada kaki kanan dan kiri bergantian dan diulangi sebanyak 10
kali ,Tumit kaki diletakkan di lantai.Kemudian bagian ujung jari kaki diangkat ke
atas dan buat gerakan memutar pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
(Damayanti,2015)
Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Kemudian tumit diangkat dan buat gerakan
angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Lalu gerakan jari-jari kaki kedepan
gerakan ini sebanyak 10 kali. Selanjutnya luruskan salah satu kaki diatas lantai
kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari-jari kaki kearah wajah lalu
turunkan kembali kelantai Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi sama seperti
pada langkah ke-8, namun gunakan kedua kaki kanan dan kiri secara bersamaan.
kedepan dan kebelakang Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, lalu
putar kaki pada pergelangan kaki, lakukan gerakan seperti menulis di udara
dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian (Flora R, 2013).
menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Lalu buka kembali bola tersebut
menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Gerakan ini
dilakukan hanya sekali saja. Kemudian robek koran menjadi 2 bagian, lalu
tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang
utuh tadi.Lalu bungkus semua sobekan-sobekan tadi dengan kedua kaki kanan
dan kiri menjadi bentuk bola.Kaki merobek kertas koran kecil-kecil dengan
menggunakan jari-jari kaki lalu bungkus menjadi bentuk bola (Hidayat A,2014).
BAB III
A. Jenis Intervensi
Intervensi senam kaki ini adalah jenis intervensi non-farmakologi
B. Tujuan
Tujuan dilakukan Intervensi ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam kaki
2. Tahap Orientasi
a) Memberikan salam dan sapa nama pasien
b) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
3. Tahap Kerja
a) Mengkaji sensitivitas kaki pasien
b) Mempersiapkan pasien
c) Memberikan teknik/cara senam kaki
4. Tahap Terminasi
a) Melakukan pengkajian ulang terhadap sensitivitas kaki
b) Berpamitan dengan klien
c) Mencuci tangan
d) Mencatat hasil pengkajian.
DAFTAR PUSTAKA