Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan kehilangan jaringan
yang disebabkan kontak dengan sumber panas dan suhu tinggi (seperti api, air
panas, bahan kimia, listrik dan radiasi) atau suhu yang sangat rendah. Dengan
kerusakan jaringan yang terjadi, demikian banyak dan kompleks
permasalahan yang timbul sehingga luka bakar merupakan suatu bentuk
seberat-berat cedera dengan morbiditas dan mortalitas tinggi. (Hettiaratchy S,
Dziewulski P, 2011).
Pada September 2016 World Health Organization (WHO)
memperkirakan bahwa terdapat 265.000 kematian yang terjadi setiap
tahunnya diseluruh dunia akibat luka bakar.
Menurut data American Burn Association (2015), di Amerika Serikat
terdapat 486.000 kasus luka bakar yang menerima penanganan medis, 40.000
diantaranya harus dirawat di rumah sakit. Selain itu, sebanyak 3.240 kematian
terjadi setiap tahunnya akibat luka bakar. Penyebab terbanyak terjadinya luka
bakar adalah karena trauma akibat kecelakaan kebakaran, kecelakaan
kendaraan, terhirup asap, kontak dengan listrik, zat kimia, dan benda panas.
Diindonesia prevalensi pada tahun 2013 adalah sekitar 0.7% dan telah
mengalami penurunan sebesar 1,5% di bandingkan tahun 2008 (2,2%).
Provinsi dengan prevalensi tertinggi adalah papua 2,0% dan Bangka
Belitung 1,4% (Riskesdas 2013). Berdasarkan data yang diperoleh dari
catatan medical record pada tahun 2016 Dinas Kesehatan Kota Samarinda
terdapat 184 kasus luka bakar.
Dari data hasil rekam medik yang didapat di ruang Cempaka RSUD.
AW. Syahranie terdapat sebanyak 1 penderita luka bakar, data ini diperoleh
dari tanggal 7 sampai dengan tanggal 19 april 2019.
Berbagai dampak serius dapat muncul pada kasus luka bakar bila
tidak segera ditangani, dampak ini antara lain dapat berupa nyeri pada daerah

1
2

trauma, kerusakan pada jaringan kulit, shock neurogenik, kehilangan cairan


dalam jumlah besar, ketidakmampuan fisik, gangguan pernafasan, gangguan
nutrisi dan beresiko tinggi untuk infeksi. Mengingat banyaknya masalah yang
dapat dialami pasien pada luka bakar, maka pada kasus ini diperlukan
penanganan yang serius. (Hettiaratchy S, Dziewulski P, 2014).
Luka bakar dapat disebabkan oleh kontak langsung dengan bara api,
benda panas dan ledakan mobil. Bahan kimia seperti asam kuat, basa kuat
atau susunan organik lain. Pada listrik seperti terkena tegangan listrik yang
tinggi dan terpapar radioaktif atau radiasi. Meskipun penyebab luka bakar
sudah diketahui dengan jelas, untuk menghindari trauma luka bakar setiap
orang hendaknya melakukan upaya pencegahan dengan cara menghindari
kontak yang berlebihan terhadap zat – zat yang dapat menimbulkan trauma
seperti api, air panas, zat – zat kimia, arus listrik dan radiasi. (Hettiaratchy S,
Dziewulski P, 2014).
Untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan akibat luka bakar ini
dapat diatasi dengan berbagai macam tindakan keperawatan dan kolaborasi
dari beberapa tim, seperti pada nyeri dapat dilakukan pemberian terapi obat –
obatan sebelum melakukan prosedur perawat luka. Pada gangguan pernafasan
dapat diberikan terapi O2, pada kehilangan cairan dalam jumlah yang besar
dapat ditangani dengan cara memberikan penggantian cairan IV dan elektrolit
dengan kolaborasi dokter. Pada kerusakan jaringan kulit dapat dilakukan
operasi tandur kulit. (Milner SM, Smith SE. (2015).
Luka bakar dianggap masalah yang serius, untuk itu diperlukan
penanganan yang serius pula dalam memberikan asuhan keperawatan. Peran
perawat memegang peranan penting terutama dalam pencegahan komplikasi.
Pendekatan secara komperehensif sangat diperlukan dimana manusia dilihat
sebagai sistem terbuka yang terdiri dari komponen keluarga, masyarakat dan
sosio budaya yang merupakan suprasistem dan sistem organ sebagai
subsistem. (Milner SM, Smith SE, 2015).
Berdasarkan undian tim penguji pada tahap satu maka penulis
mendapat kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. Ma Dengan
3

luka bakar Grade II Stage II di Ruang Cempaka RSUD Abdul Wahab


Syahranie Samarinda”.

B. Ruang Lingkup Bahasan


Ruang lingkup bahasan pada Laporan kasus ini adalah pelaksanaan
proses Asuhan Keperawatan Pada Tn. MA Dengan luka bakar Grade II di
Ruang Cempaka RSUD Abdul Wahab Syahranie Samarinda yang
dilaksanakan pada tanggal 8 sampai 10 April 2019.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah penyelesaian Laporan kasusini diharapkan penulis mampu
memberikan asuhan keperawatan pada klien luka bakar melalui
pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Penulis mampu melakukan :
a. Pengkajian pada klien dengan luka bakar.
b. Menentukan diagnosa Keperawatan yang timbul pada
klien dengan luka bakar.
c. Menetapkan perencanaan untuk pelaksanaan tindakan.
d. Melaksanakan tindakan Keperawatan sesuai dengan
rencana tindakan yang telah dibuat.
e. Melakukan evaluasi terhadap tindakan Keperawatan yang
telah dilakukan.
f. Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan.

D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan Laporan kasus ini penulis menggunakan metode
deskriptif dengan studi kasus yaitu pengelolaan asuhan Keperawatan secara
komperehensif pada klien dengan luka bakar.
4

Adapun data – data yang terhimpun dalam penyusunan Laporan kasus


ini penulis peroleh dengan cara :
1. Wawancara
Diskusi dengan tenaga kesehatan yang terkait, pembimbing dokter, teman
sejawat.
2. Observasi
Teknik ini adalah dengan cara mengamati perilaku keadaan umum klien.
3. Studi Kepustakaan
Meliputi literature – literature yang berkaitan atau berhubungan dengan
Laporan kasus ini.
4. Studi Dokumentasi
Didapatkan dari rekan medik baik berupa catatan perawat maupun
instruksi dokter sebagai penunjang pelengkap data – data yang ada.
5. Pemeriksaan
a. Fisik
1) Inspeksi yaitu memeriksa dengan cara melihat klien secara
keseluruhan.
2) Palpasi yaitu memeriksa dengan meraba klien dari kepala
hingga kaki.
3) Auskultasi yaitu memeriksa dengan mendengarkan melalui
Stetoschope bunyi paru dan abdomen.
4) Perkusi yaitu memeriksa dengan mengetuk daerah paru – paru,
abdomen, dan tubuh klien yang lainnya.
b. Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yaitu memerikssa darah, urine,
ataupun yang lainnya untuk mengetahui adanya kelainan pada tubuh
klien baik bakteri, virus atau ketidaknormalan.
5

E. Sistematika Penulisan
Dalam menyusun Laporan kasus ini penulis membagi daerah dalam
lima bab, yaitu: BAB I tediri dari pendahuluan yang berisi Latar Belakang,
Ruang Lingkup Bahasan, Tujuan Penulisan dan Sistematika Penulisan. BAB
II berisikan dasar teoritis yang meliputi dua bagian, yaitu bagian pertama
konsep dasar penyakit yang terdiri dari pengertian, etiologi, Patofusiologi,
tanda dan gejala, penatalaksanaan dan komplikasi. Bagian kedua adalah
Asuhan Keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi secara teoritis. BAB III tinjauan
kasus, yang menerangkan tentang kasus yang terjadi dan dilakukan
pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan luka bakar Grade II
dengan penerapan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, rencana tindakan, tindakan perawatan dan evaluasi hasil dari
apa yang diharapkan. BAB IV pembahasan berisikan tentang pembahasan
pelaksanaan keperawatan pada klien dengan luka bakar Grade II di ruang
Cempaka RSUD. AW. Syahranie, serta membandingkan antara proses
keperawatan secara teoritis dengan aplikasi nyata di lapangan, meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB V penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran – saran mengenai
Asuhan keperawatan pada klien dengan luka bakar Grade II.
6

Anda mungkin juga menyukai