KAJIAN PUSTAKA
6
7
Kerusakan terjadi pada semua lapisan kulit dan ada nekrosis. Lesi
tampak putih dan kulit kehilangan sensasi rasa, dan akan
menimbulkan jaringan parut setelah luka sembuh.
1) Pada dewasa, luka bakar derajat dua yang melibatkan lebih dari
25% luas permukaan tubuh.
2) Pada anak, luka bakar derajat dua yang melibatkan lebih dari
20% luas permukaan tubuh.
3) Pada anak atau dewasa, luka bakar derajat tiga yang melibatkan
lebih dari 10% luas permukaan tubuh.
a) Cedera inhalasi.
d. Luka bakar listrik.
e. Luka bakar dengan trauma tambahan (trauma kepala, trauma
intraabdomen, fraktur.
f. Luka bakar pada kehamilan.
g. Penyakit komorbid yang menyertai luka bakar (diabetes melitus,
penggunaan kortikosteroid, imunosupresi).
4. Etiologi
Luka bakar (Combustio) dapat disebabkan oleh paparan api, baik
secara langsung maupun tidak langsung, misal akibat tersiram air
panas yang banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga. Selain itu,
pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia juga
dapat menyebabkan luka bakar. Secara garis besar, penyebab
terjadinya luka bakar dapat dibagi menjadi (Purwanto, 2016):
a. Paparan api
1) Flame: Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api
terbuka, dan menyebabkan cedera langsung ke jaringan
tersebut. Api dapat membakar pakaian terlebih dahulu baru
mengenai tubuh. Serat alami memiliki kecenderungan untuk
terbakar, sedangkan serat sintetik cenderung meleleh atau
menyala dan menimbulkan cedera tambahan berupa cedera
kontak.
2) Benda panas (kontak): Terjadi akibat kontak langsung dengan
benda panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area
9
5. Patofisiologi
Luka bakar (Combustio) disebabkan oleh pengalihan energi dari
suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat
hantaran atau radiasi elektromagnetik. Destruksi jaringan terjadi akibat
koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa
saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang
dalam termasuk organ visceral dapat mengalami kerusakan karena luka
bakar elektrik atau kontak yang lama dengan burning agent. Nekrosis
dan keganasan organ dapat terjadi (Purwanto, 2016).
Kedalaman luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab
luka bakar dan lamanya kontak dengan gen tersebut. Pajanan selama
15 menit dengan air panas dengan suhu sebesar 56.10 C
mengakibatkan cidera full thickness yang serupa. Perubahan
patofisiologik yang disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal
periode syok luka bakar mencakup hipoperfusi jaringan dan hipofungsi
organ yang terjadi sekunder akibat penurunan curah jantung dengan
diikuti oleh fase hiperdinamik serta hipermetabolik. Kejadian sistemik
awal sesudah luka bakar yang berat adalah ketidakstabilan
hemodinamika akibat hilangnya integritas kapiler dan kemudian terjadi
perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang intravaskuler ke
dalam ruanga interstisial (Purwanto, 2016).
Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang
signifikan pada volume darah terlihat dengan jelas. Karena
berkelanjutnya kehilangan cairan dan berkurangnya volume vaskuler,
maka curah jantung akan terus turun dan terjadi penurunan tekanan
darah. Sebagai respon, system saraf simpatik akan melepaskan
ketokelamin yang meningkatkan vasokontriksi dan frekuensi denyut
nadi. Selanjutnya vasokontriksi pembuluh darah perifer menurunkan
curah jantung (Purwanto, 2016).
11
6. WOC
14
7. Manifestasi Klinik
d. Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif
permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif
permukaan kaki lebih kecil. Karena perbandingan luas permukaan
bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi,
dan rumus 10-15- 20 untuk anak.
16. Keamanan:
Tanda:
Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama
3-5 hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada
beberapa luka. Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat,
dengan pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung
sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok.
Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan
variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung
gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring
posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab. Kulit
mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus;
lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum
ebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan
dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di
bawah nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran
masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada
proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan
pakaian terbakar. Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda
motor, kontraksi otot tetanik sehubungan dengan syok listrik).
17. Pemeriksaan fisik
a. keadaan umum Umumnya penderita datang dengan keadaan kotor
mengeluh panas sakit dan gelisah sampai menimbulkan penurunan
tingkat kesadaran bila luka bakar mencapai derajat cukup berat
b. TTV Tekanan darah menurun nadi cepat, suhu dingin, pernafasan
lemah sehingga tanda tidak adekuatnya pengembalian darah pada
48 jam pertama
c. Pemeriksaan kepala dan leher
24
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru
pada muskuloskleletal, kekuatan oto menurun karen nyeri
h. Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran secara kuantifikasi dinilai dengan GCS. Nilai
bisa menurun bila supplay darah ke otak kurang (syok
hipovolemik) dan nyeri yang hebat (syok neurogenik)
i. Pemeriksaan kulit
Merupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar
(luas dan kedalaman luka). Prinsip pengukuran prosentase luas uka
bakar menurut kaidah 9 (rule of nine lund and Browder) sebagai
berikut :
M M Kolaborasi
1 2 3 4 5 6.9 Kolaborsi pemberian
- Kadar sel darah putih antibiotik bila perlu
(leukosit) membaik
dengan skala
- Kebersihan badan
meningkat dengan
skala
Risiko perifer Setelah dilakukan Perawatan sirkulasi (I.02079)
jaringan tidak tindakan keperawatan 7.1 Periksa sirkulasi perifer
efektif selama 7.2 identifikasi factor risiko
3 x 24 jam diharapkan gangguan sirkulasi
masalah keperawatan 7.3 monitor panas, kemerahan,
risiko perfusi perifer nyeri atau bengkak pada
tidak efektif tidak ekstremitas
menjadi aktual dengan Terapeutik
Kriteria hasil (L.14137) 7.4 hindari pemasangan infus
- Denyut nadi perifer atau pengambilan darah di
meningkat dengan area keterbatasan perfusi
skal 7.5 hindari pengukuran
- Penyembuhan luka tekanan darah
meningkat dengan 7.6 pada ekstremitas dengan
skala keterbatasan perfusi
- Sensasi meningkat 7.7 lakukan pencegahan
dengan skala infeksi
- Turgor kulit Edukasi
membaik dengan 7.8 anjurkan melakukan
skala perawatan kulit yang tepat
M C S C M 7.9 anjurkan program diet
M M untuk memperbaiki
1 2 3 4 5 sirkulasi
32