PENDAHULUAN
PEMBAHSAN
Dengan kata lain, motif dan tujuan seseorang bekerja seringkali tidak sama
satu satna lain dan pada gilirannya tidak mesti konsisten dengan tujuan dari
organisasi itu sendiri. Untuk itu diperlukan keselarasan tujuan (goal Congruence)
dari tujuan individu dalam organisasi dengan tujuan organisasi itu sendiri.
Keselarasan tujuan antara anggota organisasi dengan tujuan organisasi pada
kenyataannya tidaklah ada. Yang ada hanyalah kenyataan yang mendekati
idealnya. Alasan utamanya adalah individu biasanya menginginkan sebanyak
mungkin kompensasi yang bisa diperolehnya, sementara dari sisi organisasi,
adanya batas atas terhadap imbalan dibawah laba yang dapat dicapai.
a. Gaji
b. Tunjangan-tunjangan dalam bentuk natural seperti pensiun, kesehatan dan
lain-lain,
c. Kompensasi insentif, maka komponen yang ke tiga adalah berhubungan
erat dengan pengendalian manajemen.
a. Gaji
b. Benefit (bisanya selain berbentuk dana pensiun dan manfaat kesehatan,
juga berbagai bentuk penghasilan tambahan lainnya
c. Kompensasi insentif
Total bonus Pool. Pada rencana insentif jangka pendek, pemegang saham
memilih pemula yang dapat digunakan mencapai jumlah total bonus yang bisa
dibayar pada kelompok yang berkualifikasi dari pegawai pada tahun yang
diberikan, yang disebut “bonus pool” Formula seperti ini berhubungan dengan
kemampuan memperoleh perusahaan secara keseluruhan pada tahun berjalan.
b. Metode bonus didasarkan pada presentase tertentu dari laba setelah tingkat
laba persaham (EPS) minimum tercapai.
X% = 20%
= Rp5 + Rp 0,21
= Rp 5,21
c. Metode lain yang menghubungkan laba dengan modal yang digunakan.
Modal dalam hal ini adalah kekayaan pemegang saham di tambah hutang
jangka panjang. Bonus dalam hal ini sama dengan persentase laba sebelum
pajak dan bunga atas jangka panjang minus beban modal atas total
kekayaan pemegang saham ditambah hutang jangka panjang. Perusahaan
yang memakai metode ini mendasari pada alasan bahwa kinerja
manajemen hendaknya didasarkan pada penggunaan aset neto yang
menghasilkan laba, dan karena proporsi hutang jangka panjang terhadap
modal ditentukan oleh kebijakan keuangan, tidak hanya berpengaruh
terhadap penilaian kinerja operasional
d. Metode lain yang digunakan adalah sama dengan metode yang ke 3, tetapi
pengertian modal dalam hal ini sama dengan kekayaan pemegang saham.
Kesulitan dari metode ketiga dan keempat ini adalah jika pada suatu tahun
mengalami kerugian akan mengurangi kekayaan pemegang saham,
sebaliknya meningkatnya bonus yang harus dibayar pada tahun yang
mengalami keuntungan.
e. Bonus didasarkan pada kenaikan profitabilitas suatu tahun dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
f. Bonus didasarkan pada kemampuan memperoleh laba perusahaan relative
dibandingkan dengan kemampuan memperoleh laba industri. Mencari data
industri yang dapat diperbandingkan mungkin saja sulit, karena adanya
beberapa perusahaan saja yang mempunyai campuran produk dan sistem
akuntansi yang sama. Akibatnya metode ini dapat memberikan bonus yang
tinggi pada tahun-tahun yang pas-pasan kerena salah satu atau lebih
komponen industri persaing mengalami tahun yang buruk.
2. Carryovers
1. Stock Options
Stock Options adalah hak untuk membeli sejumlah saham dengan harga
yang disetujui pada saat opsi itu dilakukan (biasanya harga pasar atau 95% dari
harga pasar saat ini) selama periode tertentu dimasa yang akan datang.
Keuntungan dengan cara ini bisa mengarahkan kemampuan manajer kearah
kinerja jangka panjang tanpa mengabaikan jangka pendek.
2. Phantom Stock
4. Performance Shares
5. Performance Units
A. Type Insentif
1. Penghargaan keuangan
a. Peningkatan gaji
b. Bonus
c. Kesejahteraan
d. Penghasilan tambahan
2. Penghargaan sosial dan psikologi
a. Kemungkinan promosi
b. Pemberian tanggungjawab
c. Peberian otonomi
d. Menepatkan ke wilayah yang lebih baik
e. Pengakuan
B. Ukuran Relatif Bonus Terhadap Gaji
1. Upper Cutoffs yakni tingkat prestasi dimana bonus maksimum bisa dicapai
2. Lower Cutoffs yakni tingkatan bawah dimana tidak ada bonus yang
diberikan.
Keduanya mempunyai efek samping yang tidak diinginkan. Apabila
manajer unit usaha mengakui baik jumlah bonus maksimum yang dicapai maupun
tidak ada bonus, pengaruh motivasi atau sistem bonus bisa lain dengan tujuan
perusahaan. Karena ingin meningkatkan laba pada periode berjalan, manajer
termotivasi untuk menurunkan tingkat laba pada satu tahun (dengan cara
mengeluarkan lebih banyak biaya kebijakan, seperti iklan dan litbang) dengan
harapan dapat menciptakan kesempatan bonus yang lebih tinggi pada tahun
berikutnya. Walaupun ini hanya masalah waktu pengeluaran biaya, tapi tindakan
seperti ini tidak diperbolehkan.
Jika unit usaha adalah pusat laba, pilihan kriteria keuangan termasuk:
kontribusi marjin, laba unit usaha langsung, laba unit usaha yang bisa dikontrol,
laba sebelum pajak, dan laba bersih. Jika unit usaha tersebut pusat investasi, maka
keputusan yang diambil tergantung pada: 1. definisi pada laba itu sendiri, 2
defenisis investasi, 3. pilihan antara ruturn on investment atau residual income.
2. Periode Waktu
a. Kinerja keuangan tahunan
b. Kinerja keuangan beberapa tahun
3. Kriteria Non Keuangan
a. Pertumbuhan penjualan
b. Pangsa pasar
c. Kepuasan konsumen
d. Kualitas
e. Pengembangan produk baru
f. Pengembangan personalia
g. Tanggungjawab publik
4. Beratnya Tugas yang Dibebankan Menurut Kriteria Keuangan dan
Non Keuangan
5. Pengukuran Perbandingan
a. Anggaran laba
b. Kinerja masa lalu
c. Kinerja pesaing
1. Konsep
Suatu hubungan keagenan ada jika pihak (prinspal) menyewa pihak lain
(agen) untuk menjalankan beberapa jasa. Jasa yang dimaksud membutuhkan
prisipal untuk mendelegasikan beberapa otoritas pembuatan keputusan kepada
agen. Ada dua bentuk hubungan keagenan. Pertama, adanya kesepakaatn dimana
pemilik ataupun pemegang saham suatu perusahaan menyewa chief executive
officer untuk menjadi agen mereka dalam mengelola perusahaan dengan menjaga
kepentingan terbaik perusahaan tersebut. Kedua, adanya perseetujuan dimana
CEO perusahaan bertindak sebagai prisipal dan menyewa manajer suatu bagian
atau devisi sebagai agen untuk mengelola suatu unit organisasi yang telah
didesentralisasi. Tantangan terjadi bagaimana memotivasi agen agar produktif.
sama produktifnya jika ia sebagai pemilik.
4. Mekanisme Kontrol
Teori agen menyatakan ada dua cara yang utama yang berkaitan dengan
tujuan danasimerti informasi, yakni monitoting dan incentives.
5. Monitoring
Hubungan usaha manajer unit usaha dan harga pasar lebih sedikit
dibandingkan dengan hubungan antara usaha CEO dan harga saham.
Mengisolasikan kontribusi yang dihasilkan oleh unit usaha secara tersendiri dalam
peningkatan harga saham adalah sulit. Karena kusulitan seperti ini, bonus manajer
unit usaha bisa didasarkan pada laba bersih unit usaha. Walaupun demikian
kontrak intensif seperti lni tetap mempunyai biaya agen sama dengan rencana
bonus untuk CEO yang telah dibicarakan.