Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK LOKAL (PT

MANDIRI Tbk) DAN BANK ASING (HSBC) DENGAN


MENGGUNAKAN METODE CAMEL

Oleh:
1Ahmad Fadhil
2Aisyah Bella Cardina
3Annisa Fitri Ritonga
4Bunga Bella Novriza
5Dea Masyita S. Putri

1,2,3,4,5,Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan


ABSTRACT

Assessment on performance of a bank is conduct by analyzing the financial statement.


Bank financial statement, as balance, can give information to extern party. The
information is about description of financial position, that in further can be used by the
extern party to estimate the risk of a bank. In perspective of ownership, there are two
groups of bank, national bank and foreign bank. Both of these groups have a tight
competition in order to indicate a good performance in public eyes. This research aims to
analyze financial performance of national bank and foreign bank in period of 2016 - 2017
using financial ratio. The samples of this research is PT. Bank Mandiri, Tbk as national
bank and HSBC as foreign bank. This research uses secondary data collecting of Banking
Financial Statement from www.bi.go.id to count variables used in this research. Analysis
technique used CAMEL. The analysis shows that there is a significant difference of each
financial ratio of national bank and foreign bank. National bank is better in ROA. While
foreign bank is better in CAR, KAP, NPM, LDR, BOPO.
Keywords: CAR, KAP, NPM, LDR, BOPO & ROA

I. PENDAHULUAN

Globalisasi yang terjadi belakangan ini membuat perusahaan mempunyai kesempatan


untuk membuka usaha di suatu negara, termasuk Indonesia. Bank asing salah satu
perusahaan yang sangat berminat melakukan usaha di Indonesia. Dampak bank asing di
Indonesia perlu ditinjau kembali menuju ASEAN Economic Community (AEC) di tahun
2020 dimana sektor keuangan akan semakin terintegrasi dan memungkinkan bank-bank
dengan kualifikasi tertentu bebas beroperasi di kawasan ASEAN. Global Finance Database
(2012) menunjukkan bahwa Singapura dan Indonesia merupakan negara dengan proporsi
jumlah bank asing tertinggi, masing-masing mencapai 55 persen dan 52 persen. Filipina
adalah negara dengan proporsi jumlah bank asing terendah (13 persen), di bawah Thailand
(19 persen) dan Malaysia (33 persen). Bank asing memfasilitasi akses negara penerima
(host countries) terhadap produk dan teknologi baru dan meningkatkan efisiensi pasar
keuangan. Bank-bank asing yang masuk ke Indonesia pada umumnya adalah bank-bank
besar dunia, seperti HSBC, ANZ, Standard Chartered, Bank Of Tokyo, Citibank, JP
Morgan, dll. Bank- bank tersebut sudah sangat dikenal memiliki competitive advantage
berupa source of fund dalam valas yang kuat, implementasi teknologi yang canggih,
pengetahuan terhadap produk keuangan yang luas, serta manajemen risiko yang kuat.
Berbagai competitive advantage tersebut secara langsung memberi tekanan kepada bank
pemerintah dan bank swasta nasional untuk terus meningkatkan kualitas service,
mengembangkan SDM serta mengupgrade teknologinya agar tidak ketinggalan dengan
bank asing. Kondisi tersebut pada akhirnya meningkatkan daya saing bank- bank lokal dan
memberikan nilai tambah pada pelayanan bank lokal kepada masyarakat Indonesia.

Menurut penelitian Puspita Sari Handayani (2005) perekonomian Indonesia yang


semakin terpuruk dewasa ini, seperti yang terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang rendah,
telah mengakibatkan persaingan antar perusahaan semakin ketat, khususnya bagi
perusahaan yang memproduksi barang sejenis salah satunya adalah bisnis perbankan.
Sementara penelitian yang dilakukan oleh Tan Henry (2007) mengemukakan bahwa bank
asing secara khusus lebih fokus menjadi bank yang melakukan aktivitas yang menghasilkan
fee (fee based income). Pada umumnya, sebagai bank asing, maka strategi pelaksanaan
kegiatan operasional serta kebijakan yang diterapkan bank-bank tersebut akan cenderung
sarat dengan kepentingan-kepentingan kantor pusatnya di luar negeri. Setiap rencana ke
depan maupun operasionalnya akan lebih banyak tergantung pada keputusan kantor pusat
atau kantor regional.
Dengan masih adanya permasalahan inter mediasi perbankan serta kemungkinan
terus berlanjutnya kegiatan spekulasi bank asing yang dapat mempengaruhi perkembangan
ekonomi domestik, maka penulis merasa perlu menganalisa perbandingan kinerja bank asing
dan bank nasional terhadap perkembangan perekonomian Indonesia. Sehingga dapat
diperoleh gambaran mengenai peranan dari masing-masing kelompok bank tersebut
terhadap perekonomian nasional. Penilaian terhadap kinerja suatu bank tertentu dapat
diketahui dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Analisis rasio
keuangan memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan pokok
pada tren, jumlah dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan
keuangan akan membantu menginterprestasikan berbagai hubungan kunci serta
kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan
perusahaan di masa yang akan datang.
Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian kali ini, penulis ingin mengetahui
bagaimana peranan rasio solvabilitas, rasio rentabilitas dan rasio likuiditas dalam menilai
kinerja antara bank asing dan bank nasional terhadap perkembangan perekonomian
perbankan Indonesia. Rasio keuangan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
dengan metode CAMEL.
II. LANDASAN TEORI
Pengertian Bank

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan


kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes
atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti
tempat penukaran uang. (Kasmir, 2013:3). Sedangkan menurut Undang-undang Negara
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,
yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Kegiatan bank umum nasional secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut: (Kasmir,
2013:33)
1. Menghimpun Dana (Funding). Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan
membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegiatan funding.
Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis
simpanan. Simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account. Jenis-jenis
simpanan yang ada dewasa ini adalah: Simpanan Giro, SimpananTabungan, Simpanan
Deposito;
2. Menyalurkan Dana (Lending). Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana
yang berhasil dihimpun darimasyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan
Lending. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian
pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama kredit. Kredit
yang diberikan oleh bank terdiri dari beragam jenis, tergantung dari kemampuan
bank yang menyalurkannya. Demikian pula dengan jumlah serta tingkat suku bunga
yang ditawarkan. Sebelum kredit dikucurkan bank terlebih dulu menilai kelayakan
kredit yang diajukan oleh nasabah. Kelayakan ini meliputi berbagai aspek penilaian.
Penerima kredit akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank yang
menyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi keuntungan bank,
mengingat keuntungan utama bank adalah dari selisih bunga kredit dengan bunga
simpanan;
3. Penanaman Dana atau Investasi. Penanaman dana investasi adalah penanaman dana
dalam bentuk surat berharga, baik surat tanda kepemilikan (saham) atau syarat tanda
utang (surat obligasi, surat wesel). Salah satu ciri khas dari penanaman modal ialah
bahwa dari penanaman modal tersebut si penanam modal memperoleh imbalan berupa
pendapatan modal yang bisa berupa bunga (termasuk di dalamnya diskonto), laba atau
deviden.

4. Sebagai alat Pembayaran. Transaksi pembayaran sering diartikan sebagai kegiatan


menunaikan pelunasan secara keseluruhan atau sebagian kewajiban finansial. Dalam
fungsi pembayaran ini pelaksanaannya dilakukan melalui cek, bilyet giro, surat wesel,
kupon, transfer uang, baik melalui surat ataupun telegram.
5. Pemindahan uang. Kegiatan ini biasanya disebut pentransferan uang. Untuk
melaksanakan transfer uang dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain transfer
uang melalui ATM. Dalam kegiatan pemberitahuan kepada penerima bisa melalui
telegram, surat ataupun dengan menyerahkan wesel atas nama atau wesel atas unjuk di
antara sesama kantor cabangnya.

Bank Asing & Kegiatannya


Bank Asing adalah bank-bank umum swasta yang merupakan perwakilan (kantor
cabang) bank-bank induknya di negara asalnya. Pada awalnya, bank-bank swasta asing
hanya boleh beroperasi di DKI Jakarta saja. Namun setelah dikeluarkan Pakto 27, 1988,
bank-bank swasta asing ini diperkenankan untuk membuka kantor cabang pembantu di
delapan kota, yaitu Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Denpasar, Ujung Pandang
(Makasar), Medan, dan Batam. Bank-bank asing ini menjelaskan fungsi sebagaimana
layaknya bank-bank umum swasta nasional, dan mereka tunduk pula pada ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Kegiatan Bank Asing


Bank-bank asing yang bergerak di Indonesia adalah jelas bank umum. Kegiatan bank
asing memiliki tugasnya sama dengan bank umum lainnya, yang membedakan kegiatannya
dengan bank umum milik Indonesia adalah mereka lebih dikhususkan dalam bidang-bidang
tertentu dan ada larangan tertentu pula dalam melakukan kegiatannya.

Kinerja Bank
Kinerja bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja bank
secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank alam operasionalnya,
baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana,
teknologi maupun sumber daya manusia.
Berdasarkan apa yang dinyatakan di atas, kinerja keuangan bank merupakan
gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik yang menyangkut aspek
penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indicator
kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank.
Penilaian aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana merupakan kinerja
keuangan yang berkaitan dengan peran bank sebagai lembaga intermediasi. Adapun
penilaian kondisi likuiditas bank guna mengetahui seberapa besar kemampuan bank dalam
memenuhi kewajibannya kepada para deposan.
Penilaian aspek profitabilitas guna mengetahui kemampuan menciptakan profit, yang
sudah berang tentu penting bagi para pemilik. Dengan kinerja bank yang baik pada
akhirnya akan berdampak baik pada intern maupun bagi pihak ekstern bank.

Kesehatan Bank
Pengertian kesehatan bank menurut Bank Indonesia sesuai dengan Undang-Undang
RI No. 7 Tahun 1992 dalam Tjukipto (2013) adalah bank dikatakan sehat apabila bank
tersebut memenuhi ketentuan Kesehatan bank dengan memperhatikan faktor Permodalan,
Kualitas Aset, Kualitas Manajemen, Kualitas Rentabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, dan
unsur lain yang berhubungan dengan usaha bank.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004
perihal Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, penilaian tingkat kesehatan
bank merupakan penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap
kondisi atau kinerja suatau bank (meliputi permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen,
kualitas rentabilitas, likuiditas, solvabilitas).
Penggolongan tingkat kesehatan bank menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.
6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 dibagi dalam empat kategori yaitu sehat dengan nilai
kredit antara 81 sampai 100, cukup sehat dengan nilai kredit antara 66 sampai dengan
kurang dari 81, kurang sehat dengan nilai kredit antara 51 sampai dengan kurang dari 66
dan tidak sehat dengan nilai kredit kurang dari 51.

Metode CAMEL
Analisis rasio CAMEL yaitu analisis keuangan bank dan alat pengukuran kinerja
bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk mengetahui tentang tingkat kesehatan
bank yang bersangkutan dari berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan
perkembangan suatu banj dengan menilai faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank.
Rincian dari setiap variabel yang akan dianalisis dalam analisis rasio CAMEL adalah
sebagai berikut.

1. Capital (Modal)
Capital untuk memastikan kecukupan modal dan cadangan untuk memikul risiko
yang mungkin timbul. Agar mampu berkembang dan bersaing secara sehat maka
permodalannya perlu disesuaikan dengan ukuran internasional yang dikenal dengan BIS
(Bank for International Settlement). Sesuai dengan BIS maka kewajiban modal minimum
bank adalah berdasarkan pada risiko, termasuk dalam risiko kredit. Dengan demikian,
permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank untuk mengcover
eksposur saat ini dan mengantisipasi eksposur di masa datang.

Modal Bank
Capital Adequacy Ratio = x 100%
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

Tabel 2.1
Kriteria Peringkat Aspek Permodalan
Rasio Peringkat
CAR ≥ 12% 1
9% ≤ CAR < 12% 2
8% ≤ CAR < 9% 3
6% ≤ CAR < 8% 4
CAR ≤ 6% 5
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 6/23/DPNP tahun 2004. Tentang penilaian kesehatan
bank umum

Penjelasan dari tabel 2.1 adalah bahwasanya penilaian tingkat kesehatan dalam
setiap komponen rasio yaitu dinilai melalui 5 peringkat, yaitu peringkat 1 dan 2 dikatakan
sehat, peringkat 3 dikatakan cukup sehat, peringkat 4 dikatakan kurang sehat, dan
peringkat 5 dikatakan tidak sehat.

2. Assets (Aktiva)
Aset untuk memastikan kualitas aset yang dimiliki oleh bank dan nilai dari aset
tersebut. Kemerosotan kualitas dan nilai aset merupakan sumber erosi terbesar bagi bank.
Penilaian kualitas aset bank dilakukan melalui penilaian terhadap komponen aktiva
produktif dan tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif
(PPAP).
Rasio kualitas aktiva produktif merupakan rasio yang mengukur kemampuan
kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank untuk menutup aktiva produktif yang
diklasifikasikan berupa kredit yang diberikan oleh bank. Rasio ini mengindikasikan berupa
kredit yang diberikan oleh bank. Rasio ini mengindikasikan bahwa semakin besar rasio ini
menunjukkan semakin menurun kualitas aktiva produktif. Rasio pemenuhan PPAP
merupakan rasio yang mengukur kepatuhan bank dalam membentuk PPAP untuk
meminimalkan risiko akibat adanya aktiva produktif yang berpotensi menimbulkan
kerugian.

Aktiva produktif yang diklasifikasikan


KAP = x 100%
Total aktiva produktif

Tabel 2.2
Kriteria Peringkat Aspek Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Rasio Peringkat
≤ 2% 1
2% < KAP ≤ 3% 2
3% < KAP ≤ 6% 3
6% < KAP ≤ 9% 4
KAP > 9% 5
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 6/23/DPNP tahun 2004. Tentang penilaian kesehatan
bank umum.

Penjelasan dari tabel 2.2 adalah bahwasanya penilaian tingkat kesehatan dalam
setiap komponen rasio yaitu dinilai melalui 5 peringkat, yaitu peringkat 1 dan 2 dikatakan
sehat, peringkat 3 dikatakan cukup sehat, peringkat 4 dikatakan kurang sehat, dan
peringkat 5 dikatakan tidak sehat.

3. Management
Manajemen untuk memastikan kualitas dan tingkat kedalaman penerapan prinsip
manajemen bank yang sehat, terutama yang terkait dengan manajemen umum dan
manajemen risiko. Indikator yang digunakan dalam menggambarkan tingkat kesehatan
bank dari aspek manajemen dengan rasio Net Profit Margin (NPM). Hal ini dikarenakan
seluruh kegiatan suatu bank yang mencakup manajemen umum, manajemen risiko dan
kepatuhan bank pada akhirnya mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba.

Laba Bersih
NPM = x 100%
Pendapatan Operasional

Tabel 2.3
Kriteria Peringkat Aspek Manajemen (NPM)
Rasio Peringkat
NPM ≥ 100% 1
81% ≤ NPM < 100% 2
66% ≤ NPM < 81% 3
51% ≤ NPM < 66% 4
NPM < 51% 5
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 6/23/DPNP tahun 2004. Tentang penilaian kesehatan
bank umum

Penjelasan dari tabel 2.3 adalah bahwasanya penilaian tingkat kesehatan dalam
setiap komponen rasio yaitu dinilai melalui 5 peringkat, yaitu peringkat 1 dan 2 dikatakan
sehat, peringkat 3 dikatakan cukup sehat, peringkat 4 dikatakan kurang sehat, dan
peringkat 5 dikatakan tidak sehat.

4. Earnings (rentabilitas)
Earning untuk memastikan efisiensi dan kualitas pendapatan bank secara benar dan
akurat. Kelemaham dari sisi pendapatan riil merupakan indikator terhadap potensi masalah
bank. Penilaian rentabilitas merupakan penilaian terhadap kondisi dan kemampuan
rentabilitas bank untuk mendukung kegiatan operasionalnya dan permodalan. Rentabilitas
adalah hasil perolehan dari investasi (penanaman modal) yang dikatakan dengan persentase
dari besarnya investasi. Pendekatan penilaian kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas
antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen berikut.

a. Return on Total Asets (ROA)


Rasio laba sebelum pajak 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha (ROA)
dalam perioda yang sama. ROA menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari
volume penjualan.

Laba Sebelum Pajak


ROA = x 100%
Total Aktiva

b. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)


Rasio ini adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pedapatan
operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan
kegiatan operasionalnya.

Biaya Operasional
BOPO = x 100%
Pendapatan Operasional

Tabel 2.4
Kriteria Peringkat Aspek Rentabilitas
Peringkat Rasio ROA Rasio BOPO
1 ROA > 1,5% BOPO ≤ 94%
2 1,25% < ROA ≤ 1,5% 94% < BOPO ≤ 95%
3 0,5% < ROA ≤ 1,25% 95% < BOPO ≤ 96%
4 0 < ROA ≤ 0,5% 96% < BOPO ≤ 97%
5 ROA ≤ 0 BOPO > 97%
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 6/23/DPNP tahun 2004.

Penjelasan dari tabel 2.4 adalah bahwasanya penilaian tingkat kesehatan dalam
setiap komponen rasio yaitu dinilai melalui 5 peringkat, yaitu peringkat 1 dan 2 dikatakan
sehat, peringkat 3 dikatakan cukup sehat, peringkat 4 dikatakan kurang sehat, dan
peringkat 5 dikatakan tidak sehat.

5. Likuiditas
Likuiditas untuk memastikan dilaksanakannya manajemen aset dan kewajiban dalam
menentukan dan menyediakan likuiditas yang cukup.
Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk
memelihara dan memenuhi kebutuhan likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen
risiko likuiditas. Bank dikatakan likuid apabila mempunyai alat pembayaran berupa harta
lancar lebih besar dibandingkan dengan seluruh kewajibannya.
Loan to deposit ratio (LDR) adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah
kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan
kemampuan bank dalam membayarkan kembali penarikan dana oleh deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Oleh karena itu,
semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank
tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit
menjadi semakin besar.

Jumlah Kredit yang Diberikan


LDR = x 100%
Total Dana Pihak Ketiga + KLBI +Modal Inti

Tabel 2.5
Kriteria Peringkat Aspek Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Rasio Peringkat
LDR ≤ 75% 1
75% < LDR ≤ 85% 2
85% < LDR ≤ 100% 3
100% < LDR ≤ 120% 4
LDR > 120% 5
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 6/23/DPNP tahun 2004. Tentang penilaian kesehatan
bank umum.

Penjelasan dari tabel 2.5 adalah bahwasanya penilaian tingkat kesehatan dalam
setiap komponen rasio yaitu dinilai melalui 5 peringkat, yaitu peringkat 1 dan 2 dikatakan
sehat, peringkat 3 dikatakan cukup sehat, peringkat 4 dikatakan kurang sehat, dan
peringkat 5 dikatakan tidak sehat.

III. METODE PENELITIAN


Penelitian dilakukan dengan cara menganalisa laporan keuangan auditan perusahaan
perbankan yang dipublikasikan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2016-2017.
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif serta menggunakan data sekunder berupa
peraturan perbankan yang terkait seperti Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004
tanggal 12 April 2004 dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31
Mei 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum serta Laporan Kajian
Stabilitas Keuangan tahun 2008 dan 2009.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian komparatif, yaitu penelitian yang bersifat
membandingkan kinerja keuangan antara PT. Bank Mandiri Tbk sebagai bank lokal dan
Bank HSBC sebagai bank asing.

Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia
(BEI), yaitu PT. Bank Mandiri Tbk dan Bank HSBC. Mengumpulkan data sekunder berupa
laporan keuangan pada periode tahun 2016-2017.

Populasi dan Sampel


Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah PT. Bank Mandiri Tbk dan Bank
HSBC.

Metode Analisis
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
komparatif. Analisis dimulai dengan menyajikan laporan keuangan Bank Mandiri dan
HSBC. Kemudian menghitung rasio CAMEL yang terdiri dari CAR, KAP, NPM, ROA,
BOPO, dan LDR pada Bank Mandiri dan HSBC.

IV. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


Tingkat Faktor Permodalan
Tabel 1 Hasil Perhitungan CAR Bank Mandiri 2016 s/d 2017
2016 2017
CAR
21,36% 21,64%
Sumber: data diolah

Tabel 2 Hasil Perhitungan CAR Bank HSBC 2016 s/d 2017


2016 2017
CAR
21,98% 22,48%

Dari perhitungan rasio CAR, dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2016-2017,
kedua bank tersebut memiliki nilai CAR yang tinggi dan seluruhnya berada pada peringkat 1
dengan kategori sehat selama perioda penelitian dengan hasil rata-rata nilai CAR adalah
21,5% untuk Bank Mandiri dan 22,23% untuk Bank HSBC. Syarat untuk peringkat 1 adalah
memiliki nilai CAR ≥12% . Dalam hal ini berarti kedua bank tersebut memiliki kemampuan
untuk menutupi penurunan aktiva (kerugian Bank) dengan modal yang dimilikinya dengan
baik. Dari kedua bank yang diteliti, nilai CAR pada tahun 2017 cenderung meningkat
walaupun tidak signifikan.
Tingkat Faktor Kualitas Aktiva
Tabel 3 Hasil Perhitungan KAP Bank Mandiri Tahun 2016 s/d 2017
2016 2017
KAP
2,96% 3,12%
Sumber: data diolah

Tabel 4 Hasil Perhitungan KAP HSBC Tahun 2016 s/d 2017


2016 2017
KAP
2,37% 2,80%
Sumber: data diolah

Dalam perhitungan rasio KAP dari kedua bank tersebut, Bank HSBC selama periode
penelitian berada pada peringkat 2 dengan kategori sehat, karena selama 2016-2017 diperoleh
rataan nilai 2,58% pada Bank HSBC, hal ini masuk dalam kategori 2% < KAP ≤ 3% sehingga
berada pada peringkat kedua. Terjadi peningkatan nilai KAP dari tahun 2016-2017. Pada
Bank Mandiri, pada tahun 2016-2017 mencatatkan rasio rata-rata nilai PPA sebesar 2,58%.
Hal ini menempatkan KAP pada Bank Mandiri berada pada peringkat 3 dengan kategori
cukup sehat karena diperoleh nilai 3% < KAP ≤ 6%. Oleh karena itu Bank Mandiri perlu
melakukan pembenahan pada sector PPA yang dibentuk sehingga mampu melampui PPA
yang disyaratkan (PPA wajib) sehingga kinerja bank pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2018
mengalami peningkatan. Secara keseluruhan, kedua bank yaitu Bank Mandiri dan HSBC
memiliki kemampuan yang cukup baik untuk membentuk PPAP yang bertujuan untuk
meminimalisasi risiko akibat adanya Aktiva Produktif yang berpotensi menimbulkan
kerugian dan dikatakan bahwa Bank tergolong sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh
negatif kondisi perekonomian dan industri.

Tingkat Faktor Manjemen


Tabel 5 Hasil Perhitungan NPM Bank Mandiri Tahun 2016 s/d 2017
2016 2017
NPM
79,08% 82,33%
Sumber: data diolah

Tabel 6 Hasil Perhitungan NPM Bank HSBC Tahun 2016 s/d 2017
2016 2017
NPM
83,78% 86,92%
Sumber: data diolah

Dari perhitungan rasio NPM kedua bank selama 2016-2017 Bank HSBC berada pada
peringkat 2 dengan kategori sehat dan Bank Mandiri berada pada peringkat 3 dengan kategori
cukup sehat karena rasio NPM yang diperoleh menurut Peraturan Bank Indonesia berada
pada kisaran 66% ≤ NPM < 81% sehingga, kemampuan kedua Bank dalam mengelola Bank
yang diproksikan dengan perbandingan laba bersih terhadap laba operasional dinilai cukup
baik. Rata-rata nilai NPM yang dihasilkan selama perioda penelitian untuk masing-masing
rasio NPM adalah 80,75% untuk Bank Mandiri dan 85,35% untuk Bank HSBC. Dalam hal
ini berarti bahwa kedua bank tersebut memiliki kemampuan yang cukup baik dalam
melakukan pengelolaan bank (manajemen bank).

Tingkat Faktor Rentabilitas


Tabel 7 Hasil Perhitungan ROA Bank Mandiri Tahun 2016 s/d 2017
2016 2017
ROA
1,95% 2,72%
Sumber: data diolah

Tabel 8 Hasil Perhitungan ROA Bank HSBC Tahun 2016 s/d 2017
2016 2017
ROA
2,35% 1,78%
Sumber: data diolah

Dari perhitungan rasio ROA selama 2016-2017, kedua bank tersebut menghasilkan
rerata nilai ROA yang menempatkannya pada peringkat pertama. Masing-masing rata-rata
rasio ROA yang dihasilkan selama berturut untuk Bank Mandiri dan HSBC selama perioda
2016-2017 adalah 2,33% dan 2,06%. Syarat untuk mendapatkan peringkat 1 dengan kategori
sehat pada rasio ROA adalah menghasilkan nilai ROA > 1,5%.
Dalam hal ini, kedua bank selama tahun 2016-2017 memiliki kemampuan yang sangat
baik dalam mengelola bank untuk memperoleh laba secara keseluruhan. Walaupun pada
Bank HSBC mengalami penurunan ROA dari tahun 2016-2017. Berbeda dengan Bank
Mandiri yang mengalami peningkatan ROA dari tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan kedua bank tersebut berada pada peringkat 1 yang menunjukkan
bahwa keempatnya tergolong sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi
perekonomian dan industri.

Tabel 9 Hasil Perhitungan BOPO Bank Mandiri 2016 s/d 2017


2016 2017
BOPO
82,2% 78,4%
Sumber: data diolah
Tabel 10 Hasil Perhitungan BOPO Bank HSBC 2016 s/d 2017
2016 2017
BOPO
82,31% 76,43%
Sumber: data diolah
Dari perhitungan rasio BOPO, dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2016-2017,
Bank Mandiri dan Bank HSBC sama-sama menduduki peringkat 1. Hal ini dikarenakan nilai
rasio BOPO mulai dari tahun 2016-2017 memiliki nilai BOPO ≤ 94% menurut Peraturan
Bank Indonesia. Dari rasio BOPO yang dihasilkan, dapat dikatakan bahwa kedua bank
tersebut memiliki kemampuan yang sangat baik dalam hal efisiensi dalam menjalankan
kegiatan operasional perusahaan. Dari hasil perhitungan rasio BOPO di atas Bank BCA
memiliki rata-rata rasio BOPO yang terendah daripada Bank Mandiri yaitu 79,37% walaupun
hanya berbeda 0,93% dari rata-rata rasio Bank Mandiri yaitu 80,3%. Dalam hal ini Bank
BCA memiliki kinerja lebih baik dalam hal efisiensi biaya operasional bank yang tercermin
dalam rasio BOPO.

Tingkat Faktor Likuiditas


Tabel 11 Hasil Perhitungan LDR Bank Mandiri 2016 s/d 2017
2016 2017
LDR
80,94% 71,78%
Sumber: data diolah

Tabel 12 Hasil Perhitungan LDR Bank HSBC 2016 s/d 2017


2016 2017
LDR
79,05% 68,72%
Sumber: data diolah

Rasio LDR merupakan rasio yang menunjukkan seberapa jauh kemampuan bank
dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan
kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin besar rasio LDR, maka semakin
buruk karena Bank tidak dapat memenuhi permintaan deposan dengan mengandalkan
kreditnya yang disebabkan karena jumlah kredit yang diberikan kecil.
Dari perhitungan rasio LDR, dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2016-2017 Bank
HSBC berada pada peringkat 1 dan Bank Mandiri pada peringkat 2 dengan keduanya masuk
dalam kategori sehat. Dalam hal ini berarti kedua bank tersebut memiliki kemampuan yang
sangat baik dalam membayar kembali penarikan dana dengan mengandalkan kredit yang
diberikan oleh bank yang bersangkutan.
Bank HSBC berada di peringkat 1 karena nilai rata-rata LDR sebesar 73,88% dimana
LDR ≤ 75% sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tahun 2004 dan Bank Mandiri berada di
dengan nilai rata-rata LDR sebesar 76,36%, sehingga masuk dalam peringkat kedua dengan
kategori 75% < LDR ≤ 85% . Akan tetapi keduanya masih tergolong dalam keadaan sehat,
sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tahun 2004, peringkat 1 dan 2 masuk dalam kategori
sehat. Dari kedua Bank diatas, nilai rasio LDR nya mengalami penurunan dari tahun ke tahun
yang menandakan kedua Bank sudah baik dalam pengendalian kreditnya.

V. SIMPULAN DAN SARAN


Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat kita simpulkan bahwa bank dengan kinerja
terbaik adalah Bank HSBC, hampir semua rasio penyusun CAMEL menunjukkan peringkat
1. Pemeringkatan dilakukan dengan cara melakukan rata-rata hitung selama 2016-2017. Dari
rata-rata yang muncul, akan dilakukan pemeringkatan berdasarkan regulasi yang telah
ditentukan oleh Bank Indonesia. Pada Bank HSBC ini, peneliti hanya menemukan 1 rasio
dengan peringkat 2 yakni rasio NPM dan KAP selebihnya seluruh rasio menunjukkan hasil
yang sangat baik dan berada pada peringkat 1. Begitu juga dengan Bank Mandiri, walaupun
kalah beberapa poin dengan Bank HSBC, akan tetapi kinerja Bank Mandiri juga tercatat
bagus, dilihat dari 2 rasio yang berada pada pertingkat 3 yaitu NPM dan KAP yang
selebihnya rasio berada di peringkat 1 dan 2 dengan didominasi oleh peringkat 1. Ssecara
keseluruhan bank-bank tersebut berada pada kondisi sehat, berkinerja baik dan optimal.
Hasil pembahasan rata-rata ROA Bank Lokal (Bank Mandiri) dan Bank Asing (Bank
HSBC) telah memenuhi standar tingkat kesehatan Bank Indonesia >1,5%. Rata –rata ROA
bank lokal lebih tinggi dari rata-rata ROA bank nasional. Hal ini menunjukkan kinerja
keuangan bank lokal dalam mengoptimalkan asset untuk memperoleh laba lebih baik lebih
baik dari bank asing. Rata – rata BOPO bank asing lebih tinggi dari bank lokal. Hal ini
menunjukkan kinerja keuangan bank asing dalam hal mengefisienkan biaya untuk
memperoleh pendapatan lebih baik dari bank lokal. Rata-rata BOPO kedua bank tersebut
telah memenuhi standar tingkat kesehatan yang ditetapkan Bank Indonesia ≤ 94%. Kinerja
keuangan bank lokal dan bank asing dilihat dari rata-rata rasio CAR telah memenuhi standar
tingkat kesehatan Bank Indonesia ≥12%. Rata-rata CAR bank asing lebih tinggi dari bank
lokal, hal ini menunjukkan kemampuan permodalan bank asing lebih baik dari bank lokal.
Rata-rata LDR kinerja keuangan bank lokal dan bank asing telah memenuhi standart
tingkat kesehatan Bank Indonesia ≤75%. Rata-rata LDR bank asing lebih rendah dari bank
lokal, hal ini menunjukkan kemampuan bank asing untuk membayar kembali penarikan dana
milik deposan lebih baik dari bank lokal.
Bila dilihat dari analisis kinerja keuangan Bank diatas, Bank HSBC sebagai bank
asing lebih unggul dibandingkan Bank Mandiri sebagai bank lokal walaupun Bank Mandiri
juga sudah termasuk dalam kategori baik. Akan tetapi, dilihat dari rasio keuangan yang telah
didapat akan lebih menguntungkan apabila berinvestasi di bank asing HSBC. Karena Bank
HSBC dinilai lebih baik terlihat dari unggulnya nilai rasio dibandingkan dengan Bank
Mandiri sebagai Bank lokal. Akan tetapi, untuk menjaga stabilitas negara akan lebih bagus
apabila masyarakat tetap menggunakan jasa bank lokal. Untuk itu, OJK diharapkan dapat
membimbing bank lokal meningkatkan kinerja keuangannya sehingga dapat bersaing dengan
bank asing.

Saran
Saran yang dapat diberikan :
1. Bagi pihak manajemen
Bank Mandiri lebih memperhatikan serta meningkatkan kinerja keuangannya. Begitu juga
untuk Manajemen Bank HSBC diharapkan tetap mempertahankan kinerja keuangannya
yang sudah baik. Meskipun sudah dikatakan baik namun perlu meningkatkan kualitas
kinerja keuangannya. Khusus untuk Bank Mandiri untuk terus meningkatkan kinerja
keuangannya melalui peningkatan rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja
bank. Bank Mandiri sebagai bank lokal perlu memperkuat permodalan untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, seperti kredit yang di berikan. Dan
juga kemampuan bank lokal dalam memenuhi kewajiban jangka pendek kepada deposan
perlu di tingkatkan.

2. Bagi pihak lain


Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian
sejenis dimasa yang akan dating terkait dengan menganalisis perbandingan kinerja
keuangan. Bagi penelitian selanjutnya hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut
misalnya dengan menambah alat ukur kinerja, memperluas sampel dan menambah rentang
swaktu penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Hikmah Dewi. 2015. Analisis Perbandingan Kinerja Bank Asing dan Bank Nasional
Dengan Menggunakan Rasio Keuangan. Jurnal Magister Manajemen: Vol. 1 No. 1.
(https://media.neliti.com/.../111893-ID)

Bank Indonesia. 2004. Surat Edaran No.6/23/PPNP tanggal 31 Mei 2004. Perihal
Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. Jakarta.

Bank Indonesia. 2004. Peaturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 Tanggal 12 April


2004. Perihal Sistem Penilaian Kesehatan Bank. Jakarta.

Kasmir. 2013. Dasar – Dasar Perbankan. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Puspita Sari Handayani, 2005. Analisis Perbandingan Kinerja Bank Nasional, Campuran
dan Asing dengan Menggunakan rasio Keuangan. Universitas Diponegoro.

Saleo, Rika. 2017. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode
CAMEL (Studi Kasus Pada PT Bank Mandiri Tbk. Jurnal Emba: Vol. 5 No.2 (2143-
2149). ISSN 2303-1174
(https://ejournal.unsrat.ac.id)

Tan Henry, 2007. Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan antara Bank Asing dan Bank
Umum di Indonesia. Universitas Diponegoro.

(https://www.bankmandiri.co.id/)

(https://www.about.hsbc.co.id/)

Anda mungkin juga menyukai