Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Akuntansi dan Pembelajaran, Vol. 7 No.

2, Juli 2018
ISSN Online: 2620-8733; ISSN Cetak: 2301-7384

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT BANK BCA Tbk


DENGAN CITIBANK INDONESIA

Ade Kurniawan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, Jl. H.M. Yamin No. 02
Deli Serdang, Sumatera Utara 20322
Ade170817@gmail.com

Desty Indah Wara Sari


Program Studi Pendidikan Akuntansi
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, Jl. William Iskandar Ps. V No. 104,
Deli Serdang, Sumatera Utara 20371
destywara07@gmail.com

Herlina Betaria Siagian


Program Studi Pendidikan Akuntansi
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, Jl. William Iskandar Ps. V No. 104,
Deli Serdang, Sumatera Utara 20371
herlinasiagian280@gmail.com

Elmi Juniar
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, Jl. William Iskandar Ps. V No. 104,
Deli Serdang, Sumatera Utara 20371
Elmijuniar44@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari peenlitian ini adalah untuk membandingkan kinerja keuangan Bank BCA
dan Citibank Indonesia pada periode 2016-2017. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik Simple Random Sampling. Sumber data yang digunakan adalah
data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan melalui studi
pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis rasio Risk Profile,
Earnings, Capital dan independent sampel t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan kinerja keuangan antara Bank BCA dan Citibank Indonesia pada
periode 2016-2017. Citibank Indonesia memiliki kinerja lebih baik dibandingkan Bank
BCA dilihat dari rasio CAR dan Bank BCA memiliki kinerja lebih baik dilihat dari NIM.
Hasil uji beda pada rasio LDR, ROA, dan NIM menunjukkan tidak ada perbedaan
kinerja antara Bank BCA dengan Citibank Indonesia pada periode 2016-2017.

Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Rasio RGEC, Perbankan

PENDAHULUAN
Perkembangan zaman mengarahkan pergerakan ekonomi menuju era globalisasi yang
menuntut banyak perhatian khusus, efektifitas, dan selektivitas yang dapat menentukan hasil
akhir dari suatu keputusan, hal tersebut membawa kita ke dalam dunia persaingan. Kita dapat
merasakan gejolak moneter di dalam era globalisasi ini yang dapat menimbulkan persaingan
yang sangat ketat antara perusahaan-perusahaan.
Desty Indah Wara Sari, Herlina B. S, dan Elmi J./Analisis Perbandingan Kinerja ....
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/karmapsi
Jurnal Akuntansi dan Pembelajaran, Vol. 7 No. 2, Juli 2018
ISSN Online: 2620-8733; ISSN Cetak: 2301-7384

Dewasa ini persaingan dalam dunia perbankan juga sangat ketat. Secara tidak langsung masing-
masing kompetitor dengan kketat mengawasi, menganalisa perkembangan bank-bank yang
menjadi pesaing untuk melihat titik yang menjadi kelemahan agar dapat mengeksplorasi
strategi yang menjadi keunggulan perusahaan itu sendiri, dan dengan demikian mereka
memenangkan persaingan. Persaingan tidak hanya terjadi pada produk dan jasa apa yang
ditawarkan namun hal tersebut juga berbicara tentang perencanaan keuangan yang sehat
dalam suatu perusahaan atau perbankan.

Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat saat ini. Bank
merupakan lembaga keuangan yang berfungsi menyalurkan dana kepada masyarakat,
khususnya kepada dunia usaha, akibatnya kegiatan transaksi perbankan pun juga maju pesat.
Tidak sedikit jumlah bank yang berdiri di Indonesia. Kita mengenal adanya bank pemerintah,
bank swasta, maupun bank asing. Tidak hanya bank lokal tetapi bank asing pun berusaha untuk
mendirikan perusahaannya di Indonesia. Banyaknya perusahaan tersebut maka persaingan juga
semakin ketat. Kita dapat ketahui bahwa hampir semua sektor yang berhubungan dengan
berbagai kegiatan tentang keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Salah satu contoh dari
perkembangan pembangunan Indonesia adalah dibidang perbankan.

Kondisi persaingan antar bank yang begitu ketat dan ancaman likuidasi bagi bank-bank yang
bermasalah membuat para bankir harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan total asset
yang besar. Banyaknya bank yang menawarkan jasa-jasa selain menabung, seperti asuransi,
debit dan kredit dalam satu kartu. Inilah yang mengakibatkan perusahaan perbankan harus
bekerja optimal. Kepercayaan masyarakat merupakan faktor penting dalam menilai keahlian
pengelolaan dan integritas kinerja bank, maka dengan demikian bank dituntut untuk dapat
menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan pencapaian
rentabilitas yang wajar.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi predikat sehat harus dimiliki oleh
sektor perbankan untuk membangun perekonomian yang lebih baik (Aprilina, 2011: 67).
Penilaian tingkat kesehatan perbankan dalam penelitian ini diukur menggunakan analisis rasio
RGEC (Risk profile, Good corporate governance, Earnings, and Capital). RGEC merupakan analisis
tingkat kesehatan perbankan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia
No.13/1/PBI/2011. Pergantian sistem penilaian tingkat kesehatan perbankan dari CAMELS
menjadi RGEC di latar belakangi oleh krisis keuangan global yang terjadi beberapa tahun
terakhir, mendorong perlunya peningkatan efektivitas penerapan manajemen risiko. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Risk profile (NPL, IRR, BOPO, LDR), Good corporate
governance, Earnings (ROA, NIM), Capital (CAR).

Penelitian serupa terkait dengan penilaian tingkat kesehatan bank menggunakan metode RGEC
diantaranya dilakukan oleh Daniswara dan Sumarta (2016) menunjukkan adanya perbedaan
kinerja perbankan, Bank Umum Konvensional memiliki kinerja yang lebih baik dari pada Bank
Umum Syariah periode 2011-2014. Penelitian lain dilakukan oleh Korompis, Rotinsulu, dan
Sumarauw (2015) menunjukkan bahwa Bank Rakyat Indonesia Tbk memiliki kinerja lebih baik
dari pada PT. Bank Mandiri Tbk tahun 2012-2014. Penelitian Fitriana, Rosyid, dan Fakhrina
(2015) menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kesehatan
Bank BUMN Syariah dengan Bank BUMN Konvensional. Penelitian Lombagia (2015)
menunjukkan tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan berdasarkan Risiko Kredit, Risiko
Pasar, Risiko Likuiditas, dan Liquidity Coverage Ratio pada Bank BUMN Go Public di Indonesia
sebelum dan sesudah pemberlakuan OJK.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan antara Bank
BCA dan Citibank Indonesia dilihat dengan menggunakan metode RGEC (Risk profile, Good
corporate governance, Earnings, Capital) periode 2016-2017.
Desty Indah Wara Sari, Herlina B. S, dan Elmi J./Analisis Perbandingan Kinerja ....
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/karmapsi
Jurnal Akuntansi dan Pembelajaran, Vol. 7 No. 2, Juli 2018
ISSN Online: 2620-8733; ISSN Cetak: 2301-7384

KERANGKA TEORITIS
Bank
Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan
dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Dendawijaya (2008:14) mendefinisikan bahwa bank
adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial
intermediaries), yang menyalurkan dana pihak yang berkelebihan dana (idle fund/surplus unit)
kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang
ditentukan.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan dalam pengertian yang sederhana adalah data/laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode tertentu. Sawir
(2005:2), mengatakan bahwa media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan
perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba-rugi, ikhtisar
laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan. Secara umum menurut Rudianto (2006:98),
laporan keuangan disusun dengan beberapa tujuan, diantaranya yaitu:
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber
ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan sumber-sumber
ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan investasi.
3. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungandengan laporan
keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,seperti informasi mengenai
kebijakan akuntasi yang digunakan.

Kinerja Keuangan
Zarkasyi (2008:48) menjelaskan bahwa Kinerja keuangan merupakan sesuatu yang
dihasilkan oleh suatu organisasi dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang
ditetapkan. Mulyadi (2001) mengatakan manfaat sistem pengukuran kinerja adalah sebagai
berikut:
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan
secara maksimum.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi,
pemberhentian dan mutasi.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai
kinerja mereka. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

Rasio RGEC
Risk Profile (profil resiko)
Penilaian terhadap profil risiko terbagi menjadi 8 yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko
likuiditas, risiko hukum, risiko operasional, risiko stratejik, risiko kepatuhan, dan risiko
reputasi. Dalam peneilitian ini pengukuran faktor risk profile hanya diukur menggunakan dua
indikator rasio keuangan, yaitu:
a. NPL
Rasio ini digunakan untuk mengukur risiko kredit yaitu Non Performance Loan (NPL).
Dengan rumus :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑁𝑃𝐿 = 𝑥100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡

Sumber : Surat Edaran OJK No. 14/SEOJK.03/2017

Tabel 1 Klasifikasi Peringkat NPL

Desty Indah Wara Sari, Herlina B. S, dan Elmi J./Analisis Perbandingan Kinerja ....
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/karmapsi
Jurnal Akuntansi dan Pembelajaran, Vol. 7 No. 2, Juli 2018
ISSN Online: 2620-8733; ISSN Cetak: 2301-7384

Nilai Komposit Peringkat Predikat


≤ 2% 1 Sangat Sehat
2% < NPL < 5% 2 Sehat
5% ≤ NPL ≤ 8% 3 Cukup Sehat
8% ≤ NPL ≤ 12% 4 Kurang Sehat
NPL > 12% 5 Tidak Sehat
Sumber : Kodifikasi PBI Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, 2012 (www.bi.go.id)

b. LDR
Rasio ini digunakan untuk mengukur likuiditas. Dengan rumus:

𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛


𝐿𝐷𝑅 = 𝑥100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎

Sumber : Surat Edaran OJK No. 14/SEOJK.03/2017

Tabel 2 Klasifikasi Peringkat NPL


Nilai Komposit Peringkat Predikat
60% < LDR ≤ 75% 1 Sangat Sehat
75% < LDR ≤ 85% 2 Sehat
85% < LDR ≤ 100% 3 Cukup Sehat
100% < LDR ≤ 110% 4 Kurang Sehat
LDR > 110% 5 Tidak Sehat
Sumber : Kodifikasi PBI Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, 2012 (www.bi.go.id)

Earnings (Rentabilitas)
Untuk mengetahui rentabilitas perusahaan digunakanlah rasio Return on Assets (ROA)
dan Net Interest Margin (NIM). Rumus-rumus tersebut ialah:
a. ROA (Return on Asset)

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑅𝑂𝐴 = 𝑥100%
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

Sumber : Surat Edaran OJK No. 14/SEOJK.03/2017

Tabel 3 Klasifikasi Peringkat ROA


Nilai Komposit Peringkat Predikat
>1,5% 1 Sangat Sehat
1,25%<ROA≤1,5% 2 Sehat
0,5%<ROA≤1,25% 3 Cukup Sehat
0%<ROA≤0,5% 4 Kurang Sehat
ROA≤0% 5 Tidak Sehat
Sumber : Kodifikasi PBI Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, 2012 (www.bi.go.id)

b. NIM (Net Interest Margin)

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 − 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎


𝑁𝐼𝑀 = 𝑥100%
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓

Sumber : Surat Edaran OJK No. 14/SEOJK.03/2017

Tabel 4 Klasifikasi Peringkat NIM


Nilai Komposit Peringkat Predikat
>3% 1 Sangat Sehat
2%<NIM≤3% 2 Sehat

Desty Indah Wara Sari, Herlina B. S, dan Elmi J./Analisis Perbandingan Kinerja ....
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/karmapsi
Jurnal Akuntansi dan Pembelajaran, Vol. 7 No. 2, Juli 2018
ISSN Online: 2620-8733; ISSN Cetak: 2301-7384

1,5%<NIM≤2% 3 Cukup Sehat


1%<NIM≤1,5% 4 Kurang Sehat
NIM≤1% 5 Tidak Sehat
Sumber : Kodifikasi PBI Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, 2012 (www.bi.go.id)

Capital (Permodalan)
Penilaian Capital terdiri atas pengevaluasian terhadap kecukupan permodalan dan
kecukupan pengelolaan permodalan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio ini
menghitung atas rasio modal bank yang dibandingkan dengan Aktiva Tertimbang Menurut
Risiko (ATMR). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
𝐶𝐴𝑅 = 𝑥100%
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 (𝐴𝑇𝑀𝑅)

Sumber : Surat Edaran OJK No. 14/SEOJK.03/2017

Tabel 5 Klasifikasi Peringkat CAR


Nilai Komposit Peringkat Predikat
>12% 1 Sangat Sehat
9%<CAR≤12% 2 Sehat
8%<CAR≤9% 3 Cukup Sehat
6%<CAR≤8% 4 Kurang Sehat
CAR≤6% 5 Tidak Sehat
Sumber : Kodifikasi PBI Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, 2012 (www.bi.go.id)

Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini peneliti ingin membandingkan kinerja keuangan antara Bank lokal
dan Bank Asing yang diukur menggunakan NPL, LDR, ROA, NIM, dan CAR. Untuk lebih jelasnya
berikut peneliti sampaikan kerangka pemikiran dalam bentuk skema di bawah ini.

Bank

Bank BCA Citibank

Laporan Keuangan Laporan Keuangan

Risk Profile, Earnings,


and Capital

Risk Profile Earnings Capital

NPL ROA CAR

LDR NIM

Kinerja Keuangan
Desty Indah Wara Sari, Herlina B. S, dan Elmi J./Analisis Perbandingan Kinerja ....
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/karmapsi
Jurnal Akuntansi dan Pembelajaran, Vol. 7 No. 2, Juli 2018
ISSN Online: 2620-8733; ISSN Cetak: 2301-7384

Perbandingan

Gambar 1: Kerangka Pemikiran

Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Kinerja Keuangan Bank BCA ditinjau dari RGEC masuk kategori sehat
H2 : Kinerja Keuangan Citibank Indonesia ditinjau dari RGEC masuk kategori sehat
H3 : Ada Perbedaan kinerja keuangan ditinjau dengan RGEC pada bank BCA dan Citibank
Indonesia.

METODE
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian komparatif yakni penelitian bersifat membandingkan
kinerja keuangan antara Bank BCA dan Citibank Indonesia. Penelitian yang digunakan adalah
studi empiris dengan metode deskriptif pada kedua bank yaitu dengan cara menganalisis data-
data Laporan keuangan yang kemudian ditabulasikan berdasarkan skala rasio untuk
menentukan kategori bank tersebut.

Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2002:108). Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bank lokal dan bank asing di Indonesia. Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2002:109). Sampel yang digunakan adalah
Bank BCA dan Citibank, N.A., cabang Indonesia, dengan menggunakan teknik pengambilan
sampel acak sederhana (simple random sampling).

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam
mengumpulkan data atau mencari informasi. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif
dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data berwujud angka-angka yang diperoleh dari publisitas
perusahaan berupa laporan keuangan Bank BCA dan Citibank Indonesia. Data kualitatif adalah
data yang tidak berwujud angka-angka, berupa keterangan tentang gambaran umum Bank BCA
dan Citibank Indonesia. Sumber data yang digunakan yaitu data sekunder yang diperoleh secara
tidak langsung dari perusahaan melalui studi pustaka.

Metode Analisis
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif.
Penganalisisan data dimulai dengan berpedoman pada data yang diperoleh dari data sekunder
berupa laporan keuangan dan selanjutnya untuk tercapainya tujuan dalam penelitian ini, maka
metode analisis yang juga digunakan untuk membandingkan data tersebut adalah model
analisis Independent Sample T Test. Independent Sampel T Test atau uji T sampel berpasangan
merupakan ujiparametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis apakah mempunyai rata-
rata yang secara nyata berbeda ataukah tidak. Dengan rumus :

𝑋1 − 𝑋2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
(𝑛1 − 1)𝑆12 + (𝑛2 − 1)𝑆22 1 1
√ ( + )
𝑛1 + 𝑛2 − 2 𝑛1 𝑛2
1. Hipotesis
a) Ho : μ = μ, artinya tidak ada perbedaan kinerja keuangan antara Bank BCA dengan
Citibank Indonesia ditinjau dari RGEC.
Desty Indah Wara Sari, Herlina B. S, dan Elmi J./Analisis Perbandingan Kinerja ....
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/karmapsi
Jurnal Akuntansi dan Pembelajaran, Vol. 7 No. 2, Juli 2018
ISSN Online: 2620-8733; ISSN Cetak: 2301-7384

b) Ha : μ ≠ μ, artinya ada perbedaan kinerja keuangan antara Bank BCA dengan


Citibank Indonesia ditinjau dari RGEC.
2. Pengambilan keputusan
Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
Signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak
(Priyanto, 2016:81)

HASIL DAN DISKUSI


Rekapitulasi hasil perhitungan uji beda pada Bank BCA dan Citibank Indonesia dinillai
dari RGEC dengan faktor Risk Profile, Earnings, dan Capital sebagai berikut:

Tabel 6 : Reakpitulasi Hasil Uji Beda Independent Sample T-Test


No Indikator Bank BCA Citibank Indonesia Uji Beda Kesimpulan
Rata- Predikat Rata- Predikat Independent
rata rata Sample T-Test
1 NPL 1,4% Sangat 2,0% Sehat Ada Bank BCA memiliki
Sehat Perbedaan kinerja lebih baik
2 LDR 79,45% Sehat 78,52% Sehat Tidak Ada -
Perbedaan
3 ROA 3,95% Sangat 4,14% Sangat Tidak Ada -
Sehat Sehat Perbedaan
4 NIM 6,5% Sangat 6,0% Sangat Tidak Ada -
Sehat Sehat Perbedaan
5 CAR 22,5% Sangat 28,7% Sangat Ada Citibank Indonesia
Sehat Sehat Perbedaan memiliki kinerja
lebih baik
Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kinerja keuangan Bank BCA dilihat dari
NPL masuk kategori sangat sehat, jika dilihat dari LDR masuk kategori sehat, sedangkan dilihat
dari ROA, NIM, dan CAR masuk kategori sangat sehat. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan bahwa “Kinerja keuangan Bank BCA ditinjau dari RGEC masuk kategori sehat”,
terbukti kebenaranya.
Kinerja keuangan Citibank Indonesia dilihat dari NPL dan LDR masuk kategori sehat,
sedangkan jika dilihat dari rasio ROA, NIM dan CAR masuk kategori sangat sehat. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan “Kinerja keuangan Citibank Indonesia ditinjau dari RGEC
masuk kategori sehat”, terbukti kebenaranya.
Berdasarkan hasil uji beda independent sample t-test menunjukkan terdapat perbedaan
kinerja keuangan antara Bank BCA dengan Citibank Indonesia dilihat dari NPL dan CAR dan
tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan dilihat dari rasio LDR, ROA dan NIM pada periode
2016-2017. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan “Ada perbedaan kinerja keuangan
ditinjau dari RGEC pada Bank BCA dan Citibank Indonesia”, terbukti kebenaranya.

Pembahasan
Adapun penafsiran hasil penilaian tingkat kesehatan Bank BCA dan Citibank Indonesia
ditinjau dari RGEC secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Perbandingan Tingkat Tingkat Kesehatan Bank BCA dan Citibank Indonesia Dilihat
dari NPL
Berdasarkan perolehan nilai rasio NPL selama tahun 2016-2017 pada Bank BCA
menunjukkan perolehan nilai rata-rata NPL sebesar 1,4% masuk kategori sangat sehat, hal ini
menunjukkan bahwa setiap Rp 1 dari kredit yang diberikan menimbulkan kredit bermasalah
sebesar 0,014. Nilai rata-rata rasio NPL Citibank Indonesia pada tahun 2016-2017 diperoleh
nilai sebesar 2,0% masuk kategori sehat, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1 dari kredit
yang diberikan menimbulkan kredit bermasalah sebesar 0,02. Hal ini juga berarti rendahnya
kemungkinan kerugian yang akan dihadapi oleh Citibank Indonesia dalam menghadapi risiko
Desty Indah Wara Sari, Herlina B. S, dan Elmi J./Analisis Perbandingan Kinerja ....
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/karmapsi
Jurnal Akuntansi dan Pembelajaran, Vol. 7 No. 2, Juli 2018
ISSN Online: 2620-8733; ISSN Cetak: 2301-7384

kredit. Berdasarkan hasil uji beda independent sample t-test atas perolehan rata-rata rasio NPL
pada Bank BCA dan Citibank Indonesia menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja
keuangan antara kedua bank. Bank BCA memiliki kinerja lebih baik dibandingkan Citibank
Indonesia untuk periode 2016-2017.

2. Perbandingan Tingkat Tingkat Kesehatan Bank BCA dan Citibank Indonesia Dilihat
dari LDR
Berdasarkan perolehan nilai rasio LDR selama tahun 2016-2017 pada Bank BCA
menunjukkan perolehan nilai rata-rata LDR sebesar 79,45% masuk kategori sehat, hal ini
menunjukkan bahwa setiap Rp 1 dari kredit yang diberikan memerlukan dana pihak ketiga
sebesar 0,7945. Nilai rata-rata rasio LDR Citibank Indonesia pada tahun 2016-2017 diperoleh
nilai sebesar 78,52% masuk kategori sehat, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1 dari kredit
yang diberikan memerlukan dana pihak ketiga sebesar 0,7852. Salah satu faktor yang
menyebabkan LDR bank yang masih rendah yaitu karena bank masih belum berani melakukan
ekspansi kredit sehingga dana masyarakat yang ada hanya dihimpun menjadi dana tidak
produktif. Berdasarkan hasil uji beda independent sample t-test atas perolehan rata-rata rasio
LDR pada Bank BCA dan Citibank Indonesia menunjukkan tidak terdapat perbedaan kinerja
keuangan antara kedua bank untuk periode 2016-2017.

3. Perbandingan Tingkat Tingkat Kesehatan Bank BCA dan Citibank Indonesia Dilihat
dari ROA
Berdasarkan perolehan nilai rasio ROA selama tahun 2016-2017 pada Bank BCA
menunjukkan perolehan nilai rata-rata ROA sebesar 3,95% masuk kategori sangat sehat, hal ini
menunjukkan bahwa setiap Rp 1 dari aset menghasilkan laba sebesar 0,0395. Nilai rata-rata
rasio ROA Citibank Indonesia pada tahun 2016-2017 diperoleh nilai sebesar 4,14% masuk
kategori sangat sehat, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1 dari aset menghasilkan laba
sebesar 0,0414. Berdasarkan hasil uji beda independent sample t-test atas perolehan rata-rata
rasio ROA pada Bank BCA dan Citibank Indonesia menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan kinerja keuangan antara kedua bank untuk periode 2016-2017.

4. Perbandingan Tingkat Tingkat Kesehatan Bank BCA dan Citibank Indonesia Dilihat
dari NIM
Berdasarkan perolehan nilai rasio NIM selama tahun 2016-2017 pada Bank BCA
menunjukkan perolehan nilai rata-rata NIM sebesar 6,5% masuk kategori sangat sehat, hal ini
menunjukkan bahwa setiap penempatan Rp 1 aktiva produktif dalam bentuk kredit dapat
memberikan pendapatan operasional sebesar 0,065. Nilai rata-rata rasio NIM Citibank
Indonesia pada tahun 2016-2017 diperoleh nilai sebesar 6,0% masuk kategori sangat sehat, hal
ini menunjukkan bahwa setiap penempatan Rp 1 aktiva produktif dalam bentuk kredit dapat
memberikan pendapatan operasional sebesar 0,06. Berdasarkan hasil uji beda independent
sample t-test atas perolehan rata-rata rasio NIM pada Bank BCA dan Citibank Indonesia
menunjukkan tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara kedua bank untuk periode
2016-2017.

5. Perbandingan Tingkat Tingkat Kesehatan Bank BCA dan Citibank Indonesia Dilihat
dari CAR
Berdasarkan perolehan nilai rasio CAR selama tahun 2016-2017 pada Bank BCA
menunjukkan perolehan nilai rata-rata CAR sebesar 22,5% masuk kategori sangat sehat, hal ini
menunjukkan bahwa setiap Rp 1 dari aset dijaminkan oleh modal sebesar 0,0225. Nilai rata-rata
rasio CAR Citibank Indonesia pada tahun 2016-2017 diperoleh nilai sebesar 28,7% masuk
kategori sangat sehat, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1 dari aset dijaminkan oleh modal
sebesar 0,0287. Perolehan nilai CAR di atas 8% menunjukkan bahwa kedua bank memiliki
permodalan yang baik untuk membiayai kegiatan-kegiatannya berupa kegiatan operasional,
perluasan cakupan usaha, serta untuk menangani berbagai risiko yang akan datang.
Desty Indah Wara Sari, Herlina B. S, dan Elmi J./Analisis Perbandingan Kinerja ....
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/karmapsi
Jurnal Akuntansi dan Pembelajaran, Vol. 7 No. 2, Juli 2018
ISSN Online: 2620-8733; ISSN Cetak: 2301-7384

Berdasarkan hasil uji beda independent sample t-test atas perolehan rata-rata rasio CAR pada
Bank BCA dan Citibank Indonesia menunjukkan terdapat perbedaan kinerja keuangan antara
kedua bank. Citibank Indonesia memiliki kinerja lebih baik dibandingkan dengan Bank BCA
untuk periode 2016- 2017.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan kinerja keuangan antara Bank BCA dengan Citibank Indonesia dilihat dari
NPL dan CAR pada periode 2016-2017. Hal ini menunjukkan bahwa kedua bank memiliki
kondisi financial distress yang berbeda. Citibank Indonesia memiliki kinerja lebih baik
dibandingkan Bank BCA dilihat dari rasio CAR dan Bank BCA memiliki kinerja lebih baik dilihat
dari NIM. Hasil uji beda pada rasio LDR, ROA, dan NIM menunjukkan tidak ada perbedaan
kinerja antara Bank BCA dengan Citibank Indonesia pada periode 2016-2017. Tidak adanya
perbedaan yang signifikan ini menunjukkan bahwa kedua bank memiliki kemampuan
meminimalkan risiko dan manajemen pengelolan aset yang sama pada kegiatan operasionalnya.

Implikasi Teoritis
Sumbangan penelitian ini terhadap pengembangan ilmu pengetahuan adalah bahwa
penelitian ini dapat menambah bukti-bukti empiris di lapangan tentang pengukuran kinerja
keuangan perusahaan bank publik.
Penggunaan rasio keuangan dalam melakukan analisis perbandingan kinerja bank
publik memberikan bukti bahwa kinerja bank-bank asing (Citibank Indonesia) dilihat dari sisi
rasio keuangan tidak selalu lebih unggul dibandingkan bank-bank nasional (BCA) atau
sebaliknya.
Ada beberapa rasio keuangan di mana bank nasional (BCA) lebih baik kinerjanya atau
kurang baik atau sama dengan bank asing (Citibank Indonesia). Ini mengindikasikan bahwa
setiap bank publik punya peluang sama besarnya untuk dapat lebih unggul dibandingkan bank
publik lainnya terlepas dari apakah bank tersebut bank nasional (BCA) atau bank asing
(Citibank Indonesia).

Implikasi Kebijakan
Berdasarkan hasil penelitian ini maka implikasi kebijakan yang dapat dikemukakan
adalah sebagai berikut:
1) Bagi investor dapat berinvestasi pada bank BCA karena dengan CAR yang terus meningkat
dan didukung dengan hasil penilaian NPL, LDR, ROA dan NIM yang mengalami fluktuasi
yang berarti bahwa bank BCA dapat menyesuaikan dengan situasi yang ada. Untuk Citibank
Indonesia, investor juga dapat berinvestasi karena nilai LDR dan NIM yang terus meningkat
dan nilai CAR, NPL dan ROA yang fluktuatif, namun harus diwaspadai juga dengan nilai CAR
yang fluktuatif.
2) Bagi Bank BCA, dengan CAR yang terus meningkat dan faktor lain yang fluktuatif maka bank
dapat melakukan ekspansi kredit, selain itu dengan CAR yang meningkat maka kepercayaan
masyarkat pada bank tersebut akan terus bertambah sehingga dapat menghimpun dana
dari masyarakat atau dana dari pihak ketiga. Untuk Citibank Indonesia, dengan CAR yang
mengalami fluktuasi maka dilakukan konsolidasi manajemen sampai CAR menjadi stabil
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masayarakat.

Keterbatasan Peneitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah bahwa penelitian yang dilakukan
hanya menggunakan data sekunder dan hanya menggunakan rasio keuangan sebagai
representasi dari sejumlah rasio-rasio keuangan yang ada, dimana juga memiliki kekurangan

Desty Indah Wara Sari, Herlina B. S, dan Elmi J./Analisis Perbandingan Kinerja ....
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/karmapsi
Jurnal Akuntansi dan Pembelajaran, Vol. 7 No. 2, Juli 2018
ISSN Online: 2620-8733; ISSN Cetak: 2301-7384

dalam hal akurasi. Periode waktu laporan keuangan yang digunakan kurang panjang yaitu
hanya 2 tahun saja.

Saran
Untuk menyempurnakan penelitian ini, maka bagi peneliti yang akan datang perlu
memperhatikan beberapa hal karena penelitian ini hanya menggunakan lima rasio keuangan
dalam mengukur kinerja perbankan, maka jika ada yang ingin melakukan penelitian sejenis
sebaiknya menggunakan lebih banyak rasio untuk mengukur kinerjanya dan memperpanjang
periode laporan keuangan yang akan digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Hikmah Dwi. (2015). Analisis Perbandingan Kinerja Bank Asing Dan Bank Nasional Dengan Rasio
Keuangan. Jurnal Magister Manajemen, 1(1), 19-29.
Bank Indonesia. 2012. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank, diakses pada tanggal 10 Mei 2019 dari http://www.bi.go.id/id/peraturan/kodifikasi/bank/
Documents/Kodifikasi- Penilaian%20Tingkat%20Kesehatan%20Bank.pdf
Daniswara, Fitria dan Nurmadi Harsa Sumarta. (2016). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Berdasarkan RGEC pada Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah Periode 2011-2014.
GEMA. 51(02), 2344-2360. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Fitriana, Nur, Ahmad Rosyid dan Agus Fakhrina. (2015). Tingkat Kesehatan Bank BUMN Syariah dengan
Bank BUMN Konvensional: Metode RGEC. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 17(02), 1-12. STAIN.
Pekalongan.
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, edisi revisi, cetakan 19. Jakarta: Rajawali Pers.
Korompis, Vanessa Elisabeth, Tri Oldy Rotinsulu, dan Jacky Sumarauw. (2015). Analisis Perbandingan
Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode RGEC (Studi pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
dan PT. Bank Mandiri Tbk Tahun 2012-2014). Jurnal EMBA. 3(4), 433-442. Universitas Sam
Ratulangi.
Lombogia, Rexsa. (2015). Analisis Komparasi Kinerja Keuangan Berdasarkan Risiko Kredit, Risiko Pasar,
Risiko Likuiditas, dan Liquidity Coverage Ratio (Studi Kasus pada Bank BUMN Go Public Sebelum
dan Sesudah Pemberlakuan OJK). Jurnal EMBA. 3(3),.798-806. Universitas Sam Ratulangi.
Meliangan, Steven, P. Tommy & Peggy A. Mekel. (2014). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara
Bank BCA (Persero) Tbk Dan Bank CIMB Niaga (Persero) Tbk. Jurnal EMBA, 2(3), 116-125.
Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Salinan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 14/SEOJK.03/2017
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, diakses pada tanggal 10 Mei 2019 dari
http://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/regulasi/surat-edaran-
ojk/Documents/SAL%20SEOJK%2014%20Tingkat%20Kesehatan%20%20BU.pdf
Pangemanan, Wulan Ireine, Herman K., & Meily K. (2017). Analisis Rasio Likuiditas, Leverage Dan
Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Manado.
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern, 12(2), 25-34.
Widayaningsih, fadjar, H., & Bambang, W. (2017). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank
Campuran Dan Bank Asing Menggunakan Metode RGEC Periode 2012-2015. Jurnal Akuntansi dan
Sistem Teknologi Informasi, 148-158.
www.bca.co.id. Diakses tanggal 10 Mei 2019
www.citibank.co.id. Diakses tanggal 11 Mei 2019

Desty Indah Wara Sari, Herlina B. S, dan Elmi J./Analisis Perbandingan Kinerja ....
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/karmapsi

Anda mungkin juga menyukai