Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ahmad Fadhil

NIM : 7151142003

Prodi : Pendidikan Akuntansi (A) 2015

Aliran-aliran Filsafat Pendidikan

No Nama Aliran Tokoh Defenisi Tujuan Kurikulum/Metode Peran Guru Peran Siswa Peran Sekolah
1 Idealisme Plato Idealisme adalah Untuk membentuk Metode yang Guru sebagai Peserta didik Sekolah sebagai
suatu aliran filsafat karakter, digunakan oleh wahana dan bebas untuk lingkungan
pendidikan yang mengembangkan aliran idealisme fasilitator yang mengembangkan pendidikan untuk
membentuk
berpaham bahwa bakat atau adalah metode akan kepribadian, bakat
karakter,
pengetahuan dan kemampuan dasar dialektik, syarat mengaantarkan dan kemampuan mengembangkan
kebenaran serta kebaikan dengan pemikiran, anak didik dalam dasarnya. bakat atau
tertinggi adalah social. perenungan, dialog, mengenal dunianya kemampuan
ide. Idealisme dan lain-lain. lewat materi-materi dasar, serta
mengedepankan Kurikulum yang dalam kebaikan sosial
akal pikiran digunakan dalam pembelajarannya.
manusia, sehingga aliran idealisme Membimbing atau
sesatu itu bisa adalah mendiskusikan
terwujud atas dasar pengembangan dengan peserta
pemikiran kemampuan didik.
manusia. berpikir, dan
penyiapan
keterampilan bekerja
melalui pendidikan
praktis.
2 Realisme Aristotel Aliran Realisme Membantu Komperehensif Sebagai fasilitator, Menguasai Sekolah sebagai
es adalah aliran manusia mencapai mencakup semua memberikan pengetahuan yang lingkungan
filsafat yang kebahagiaan pengetahuan yang serangkaian ide diandalkan, siswa belajar peserta
didik dalam
memandang dengan berguna berisi dasar, dan harus taat pada
proses
bahwa realitas mengembantgkan pengetahuan yang kemudian aturan dan perkembangan
sebagai dualitas. potensi diri umum dan memberikan berdisiplin, sebab pengetahuan dan
Aliran realism seoptimal mungkin pengetahuan praktis kesempatan kepada aturan yang baik kedisiplinannya.
memandang dunia agar manusia siswa untuk sangat diperlukan
ini mempunyai menjadi unggul. mempraktekkan untuk belajar,
hakekat realitas subjek atau bahan disiplin mental
terdiri dari dunia ajar yang sedang di dan
fisik dan dunia laksanakan. moral dibutuhkan
rohani untuk berbagai
tingkatan
keutamaan
3 Materialisme Demokrit Materialisme adala Perubahan Isi pendidikan Guru memiliki Tidak ada Sekolah sebagai
os h paham perilaku, mencakup kekuasaan untuk kebebasan. lingkungan
dalam filsafat yang mempersiapkan pengetahuan yang merancang dan Perilaku pendidikan untuk
proses belajar
menyatakan bahwa manusia sesuai dapat dipercaya dan mengontrol proses ditentukan oleh
mengajar
hal yang dapat dengan diorganisasi, selalu pendidikan. Guru kekuatan dari luar. berdasarkan yang
dikatakan benar- kapasitasnya, berhubungan dengan dapat mengukur Pelajaran sudah telah ditentukan
benar ada adalah untuk tanggung sasaran perilaku. kualitas dan dirancang. Siswa oleh pendidik
materi. Pada jawab hidup sosial Semua pelajaran karakter hasil dipersiapkan
dasarnya semua dan pribadi yang dihasilkan dengan belajar siswa. untuk hidup.
hal terdiri atas kompleks kondisionisasi (SR Mereka dituntut
materi dan semua Conditioning), opera untuk belajar.
fenomena adalah nt conditioning,
hasil interaksi reinforcement, pelaj
material. Materi aran berprogram dan
adalah satu- kompetensi.
satunya substansi.
4 Pragmatisme William Pragmatisme Tujuan pendidikan Kurikulum Peran guru dalam Kedudukan siswa Sebagai sarana
James berasal dari kata pragmatisme pendidikan pendidikan dalam pendidikan proses ajar
dan John pragma (bahasa adalah pragmatis berisi pragmatisme adalah pragmatisme mengajar dan
lingkungan
Dewey Yunani) yang memberikan pengalaman yang mengawasi dan merupakan suatu
diskusi peserta
berarti tindakan, pengalaman untuk teruji yang dapat membimbing organisasi yang didik dalam
perbuatan. penemuan hal-hal diubah. Demikian pengalaman belajar memiliki memecahkan
Pragmatisme baru dalam hidup pula minat dan siswa, tanpa kemampuan yang masalah
adalah suatu aliran sosial dan pribadi. kebutuhan siswa mengganggu minat luar biasa dan
yang mengajarkan yang dibawa ke dan kebutuhannya. kompleks untuk
bahwa yang benar sekolah dapat tumbuh.
apa yang menentukan
membuktikan kurikulum. Guru
dirinya sebagai menyesuaikan bahan
benar dengan ajar sesuai dengan
perantaraan akibat- minat dan kebutuhan
akibatnya yang anak tersebut.
bermanfaat secara Metode yang
praktis digunakan dalam
pendidikan
pragmatisme adalah
metode aktif,
yaitu learning by
doing(belajar sambil
bekerja), serta
metode pemecahan
masalah (problem
solving method),
serta metode
penyelidikan dan
penemuan (inquiri
and discovery
method).
5 Progresivism William Progresivisme Tujuan pendidikan Dalam bidang Guru sebagai Peserta didik Sekolah sebagai
e James, adalah suatu aliran menurut aliran kurikulum, aliran fasilitator, sebagai subjek sarana
John yang menekankan, progresivisme progresivisme lebih motivator dan yang aktif, bukan berlangsungnya
menjadikan peserta proses belajar
Dewey bahwa pendidikan mengutamakan konselor pasif sehingga
mengajar
dan Hans bukanlah sekedar didik lebih aktif bidang studi seperti tolak ukur dalam
Vaihinge pemberian dalam proses fisika, sejarah, proses
r sekumpulan pembelajaran keterampilan, serta pembelajaran di
pengetahuan hal-hal yang berguna sesuaikan dengan
kepada subjek atau langsung dapat kebutuhan siswa
didik, tetapi dirasakan
hendaklah berisi kemanfaatannya
aktivitas-aktivitas oleh masyarakat.
yang mengarah
pada pelatihan
kemampuan
berfikir mereka
sedemikian rupa,
sehingga mereka
dapat berfikir
secara sistematis
melalui cara-cara
inilah seperti
memberikan
analisis,
pertimbangan, dan
perbuatan
kesimpulan
menuju pemilihan
alternatif yang
paling
memungkinkan
untuk pemecahan
masalah yang
dihadapi.
6 Perenialisme Plato, Perenialisme lahir Membantu anak Kurikulum menurut 1) Guru mempunyai Murid dalam Sebagai sarana
Aristotel dari suatu reaksi menyingkap dan kaum perenialis peran yang aliran dan lingkungan
es dan terhadap menanamkan harus menekankan dominan dalam perenialisme proses belajar
penyelengaraan mengajar.
Thomas pendidikan kebenaran - pertumbuhan merupakan
kegiatan belajar-
Aquina progresif . kebenaran hakiki. intelektual siswa mengajar di mahkluk yang di
Perenialisme Oleh karena itu pada seni dan sains. dalam kelas. bimbing oleh
menentang kebenaran- Untuk menjadi 2) Guru hendaknya prinsip-prinsip
pandangan kebenaran itu “pelajar secara adalah orang yang pertama,
progresivisme universal dan cultural” para siswa menguasai cabang kebenaran-
yang menekan konstan, maka harus berhadapan ilmu, yang kebenaran abadi,
bertugas
perubahan dan kebenaran- dengan bidang seni pikiran
membimbing
suatu yang baru . kebenaran itu dan sains yang diskusi yang akan mengangkat dunia
Perenialisme hendaknya merupakan karya memudahkan biologis. Hakikat
memandang situasi menjadi tujuan- terbaik yang siswa dalam pendidikan upaya
dunia dewasa ini tujuan pendidikan diciptakan oleh menyimpulkan proses
penuh kekacauan , yang murni. manusia. kebenaran, yang transformasi
ketidakpastian tepat ,tanpa cela , pengetahuan dan
,terutama dalam dan dipandang nilai pada subyek
sebagai orang
kehidupan moral , didik.
yang memiliki
intelektual , dan otoritas dalam
sosikultural suatu bidang
pengetahuan dan
kehlianya tidak
diragukan.
7 Esensialisme Desidariu Aliran filsafat Tujuan pendidikan Mengenai Guru harus siap Peserta didik Memelihara dan
s Esensialisme esensialisme Kurikulum, dalam secara khusus untuk sebagai objek menyampaikan
Erasmus, adalah suatu aliran adalah pandangan melaksanakan tugas bukan subjek. warisan budaya
dan sejarah pada
Johann filsafat yang menyampaikan esensialisme sehingga guru lebih Atau pasif bukan
generasi baru
Amos menginginkan agar warisan budaya hendaknya berhak aktif pelajar melalui
Comeniu manusia kembali dan sejarah merupakan membimbing murid hikmat dan
s, John kepada melalui suatu inti kurikulum yang – muridnya. Dalam pengalaman dari
Locke, kebudayaan lama. pengetahuan yang terintegrasi dan proses pendidikan disiplin
Johann Aliran telah terhimpun, antara satu mata guru dipandang tradisional
Henrich Esensialisme ini dasar bertahan pelajaran dengan sebagai center for
Pesta memandang bahwa sepanjang waktu mata yang lain tidak challence. karena
Lozzi, pendidikan yang untuk diketahui boleh dipisahkan dituntut untuk
Johann bertumpu pada oleh semua orang. menguasai bidang
Friederic dasar pandangan Pengetahuan ini study dan juga
h Frobel, fleksibilitas dalam diikuti oleh sebagai model atau
Johann segala bentuk keterampilan, figur yang
Friedrich dapat menjadi sikap, dan nilai- diteladani bagi
Herbart sumber timbulnya nilai yang tepat siswa
dan pandangan yang untuk membentuk
William berubah-ubah, unsur-unsur yang
T. Harris. mudah goyah, inti (esensiliasme),
kurang terarah,
tidak menentu dan
kurang stabil.

8 Rekonstruksi John Rekonstruksionism 1. Siswa memiliki 1. Semua bidang 1. Membuat siswa Nilai-nilai budaya Perantara utama
onisme Dewey, e adalah aliran kesadaran akan kajian yang sadar akan siswa yang bagi perubahan
Caroline yang berupaya problem sosial, meliputi sosial, persoalan- dibawa ke sekolah sosial, politik,
politik, ekonomi politik, ekonomi persoalan yang ekonomi dalam
Pratt, merombak tata merupakan hal
umat manusia. umat manusia. dihadapi masyarakat.
George susunan lama dan 2. Siswa memiliki yang berharga.
2. Problem sosial 2. Project director
Counts, membangun tata keterampilan dan personal dari dan research Keluhuran pribadi
Harold susunan hidup untuk siswa sendiri. teacher dan tanggung
Rugg dan kebudayaan yang memecahkan jawab sosial
John bercorak modern, problem ditingkatkan,
Hendrik serta berupaya tersebut. mana kala rasa
3. Membangun
mencari hormat diterima
tatanan
kesepakatan antar masyarakat semua latar
sesama manusia baru. belakang budaya.
atau agar dapat
mengatur tata
kehidupan
manusia dalam
suatu tatanan dan
seluruh
lingkungannya.
KESIMPULAN

Setiap aliran dalam filsafat pendidikan pasti berusaha untuk menghasilkan pemikiran yang sempurna untuk diterapkan dalam sistem
pendidikan. Namun menurut saya aliran filsafat yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia yaitu aliran Progresivisme, karena pada aliran ini
peserta didik akan dibiasakan untuk aktif atau sebagai fokus utama dalam pembelajaran. Disini peserta didik akan mengalami pelatihan
kemampuan berfikir mereka sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berfikir secara sistematis melalui cara-cara inilah seperti memberikan
analisis, pertimbangan, dan perbuatan kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang paling memungkinkan untuk pemecahan masalah yang
dihadapi.
Aliran ini menekankan pada proses kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dengan menjadikan peserta didik sebagai
“subjek", sehingga tolak ukur dalam proses pembelajaran di sesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
Masalah yang dihadapi pada peserta didik di Indonesia yaitu adalah malas. Malas dalam pembelajaran seperti membaca, menulis dan
lainnya. Selain itu juga peserta didik sangat bergantung pada pendidiknya, bagaimana apabila peserta didik tidak mendapatkan didikan yang baik
oleh pendidiknya? Pemecahan pada masalah ini yaitu dengan menggunakan aliran progresivisme. Dengan aliran ini maka peserta didik
diharapkan tidakbergantung pada guru saja, melainkan peserta didik diharapkan mampu aktif dalam belajar tanpa bergantung pada pendidik.
Pendidik disini hanyalah sebagai fasilitator, motivator dan konselor.
Selain itu, dalam bidang kurikulum aliran progresivisme lebih mengutamakan bidang studi yang berguna atau langsung dapat dirasakan
kemanfaatannya oleh masyarakat.
Menurut saya, aliran filsafat pendidikan Rekonstruksionisme juga sesuai untuk diterapkan di Indonesia karena akan mengantarkan kita
untuk merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern, serta berupaya mencari kesepakatan
antar sesama manusia atau agar dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya. Tentu saja hal ini akan
membawa perubahan yang baru sesuai dengan perkembangan zaman baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial dan politik

Anda mungkin juga menyukai