Konvensional
a. Transcranial
Indikasi:
- Untuk sindrom rasa sakit yang menyebabkan disfungsi TMJ dan adanya gangguan
internal pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, clicking dan limitasi pada saat
membuka mulut
- Untuk mengetahui ukuran dan posisi diskus
- Untuk mengetahui range of movement pada sendi
Teknik:
- Kepala pasien membentuk sudut 900 dan TMJ yang akan
diperiksa menempel pada film dan bidang sagital kepala pasien
sejajar dengan film. Awalnya pasien difoto dengan mulut
tertutup
- Tube x-ray diposisikan dengan sudut 250 terhadap horizontal,
melalui cranium dan menuju TMJ yang akan diperiksa
- Selanjutnya pasien diperintahkan untuk membuka mulut
sebesar dan senyaman mungkin. Dapat digunakan bite-block
untuk stabilitas, kemudian tube X-ray diposisikan dengan sudut
yang sama
- Selanjutnya dilakukan prosedur yang sama pada TMJ sisi
yang berlawanan dengan mulut tertutup dan terbuka untuk
perbandingan.
Informasi diagnostik
- Pada saat mulut tertutup:
a. Ukuran joint space, yaitu zona radiolusen diantara kepala kondyl dan fossa glenoid
termasuk disc dan upper dan lower joint space
b. Posisi kepala kondyl terhadap fossa
c. Bentuk dan kondisi fossa glenoid dan articular eminence dilihat dari aspek lateral d.
Bentuk kepala kondyl dan kondisi permukaan articular dilihar dari aspek lateral
d. Perbandingan kedua sisi
b. Transpharyngeal
Indikasi:
- Untuk mengetahui syndrom disfungsi TMJ yang menyebabkan rasa sakit
- Untuk mengetahui apakah terdapat penyakit sendi yaitu osteoarthritis dan
rheumatoid arthritis
- Untuk mengetahui kondisi patologis pada kepala kondyl termasuk kista dan tumor
- Untuk mengetahui fraktur pada leher dan kepala kondyl
Teknik:
- Pasien memegang film dan menempelkan pada sisi TMJ yang akan diperiksa.
- Film dan bidang sagital kepala sejajar. Mulut pasien dalam keadaan terbuka dan bite-
block digunakan untuk stabilitas
- Tube X-ray diposisikan didepan kondyl yang berlawanan diantara zygomatic arch
- Sinar X-ray melewati sigmoid notch sedikit ke posterior kemudian melalui faring dan
mengenai kondyl yang akan diperiksa.
- Teknik digunakan pada kedua kondyl untuk perbandingan
Informasi diagnostik:
- Bentuk kepala kondyl dan
kondisi permukaan articular
dari aspek lateral
- Perbandingan kedua kepala
kondyl
c. Panoramik tomografi
Indikasi:
- Untuk mengetahui syndrom disgungsi TMJ
- Untuk mengetahui penyakit pada sendi
- Untuk mengetahui kondisi patologis pada kepala kondyl
- Untuk mengetahui fraktur pada kepala kondyl atau leher
- Untuk mengetahui apakah kondyl mengalami hypo/hyperplasia
Teknik
- Sama seperti teknik panoramik biasanya tapi dapat dimodifikasi dengan
memposisikan tube X-ray dan film pada posisi yang lebih tinggi terhadap pasien disebut
dengan high panoramic
Informasi diagnostik
- Bentuk kepala kondyl dan kondisi permukaan articular dari aspek lateral
- Perbandingan antara kedua kepala kondyl
d. Reverse towne’s
Indikasi:
- Untuk mengetahui permukaan artikular kondyl dan penyakit pada sendi
- Untuk mengetahui fraktur pada kepala kondyl dan leher
- Condylar hypo/hyperplasia
Teknik
- Posisi dahi dan mulut pasien menempel pada film dengan mulut pasien terbuka dan tube
X-ray diposisikan pada sudut 30® dari belakang
Informasi diagnostik
- Bentuk kepala kondyl dan kondisi permukaan artikular dari aspek posterior
- Perbedaan kedua kondyl
e. Tomography
Indikasi
- Pemeriksaan menyeluruh pada sendi untuk menentukan adanya penyakit pada
tulang atau abnormalitas
- Untuk mengetahui kondyl dan fossa articular ketika pasien tidak dapat membuka
mulut
- Pemeriksaan fraktur pada fossa articular dan fraktur intracapsular
Teknik
Prinsip tomografi:
- Tomografi yaitu teknik radiograf dimana tube X-ray dan film bergerak ke arah
yang berbeda
- Pusat rotasi (poin O) akan terlihat jelas pada radiograf sedangkan struktur lain
disekitar pusat rotasi akan terlihat blur
Tube X-ray yang besar akan menghasilkan sinar yang lebih luas sehingga akan
menghasilkan lebih dari satu pusat rotasi pada focal plane (jika dibutuhkan
lebih dari satu pusat rotasi)
Linear tomography
Linear tomografi merupakan tomografi yang paling sederhana karena
menghasilkan garis blur lurus struktur yang tidak diinginkan, tetapi hal ini
justru menyebabkan kualitas dan resolusi foto yang buruk karena angulasi
sendi terhadap bidang koronal mengharuskan pergerakan/rotasi kepala pasien
sesedikit mungkin ke bagian yang akan difoto dari bidang sagital.
Informasi diagnostik:
o Memberikan informasi dinamis mengenai posisi komponen sendi dan diskus
ketika bergerak dan relasinya satu dengan yang lain
o Foto statis komponen sendi ketika mulut dalam keadaan tertutup dan mulut
dalam keadaan terbuka untuk mengobservasi displacement pada anterior atau
anteromedial pada diskus
o Integritas diskus untuk mengetahui adanya perforasi
b. CT (Computed Tomography)
Keuntungan dapat memberikan gambaran jaringan lunak dan keras pada sendi
termasuk diskus pada berbagai bidang:
Informasi diagnostik:
o Bentuk kondyl da kondisi permukaan articular
o Kondisi fossa glenoid dan eminence
o Posisi dan bentuk diskus
o Integritas diskus dan perlekatan jaringan lunaknya
o Penyakit pada kepala kondyl
Bifid Condyle depresi vertical atau celah dalam pada tengah kepala kondyle yang
terlihat pada bidang frontal atau sagittal yang menyebabkan penampakan seperti dua
kondyle. Kondisi ini jarang terjadi dan seirng unilateral.
Gambaran radiograf: terdapat depresi pada permukaan superior condyle, silhouette
berbentuk hati pada anteroposterior, pada kasus yang parah terdapat duplikat kepala
condyle pada bidang mediolateral. Bentuk mandibular fossa berubah untuk
mengakomodasi perubahan bentuk condyle.
DD: fraktur vertical kepala condyle
FIG. 26-16 Bifi d Condyle.A, Sagittal tomogram showing a deep central notch
with duplication of the condylar head (arrows).The glenoid fossa has remodeled
(enlarged) to accommodate the abnormal condyle. B, Coronal tomogram showing
a depression in the center of the condylar head.
2. Remodeling dan Arthritic Conditions
Remodeling respon adaptif kartilago dan jaringan osseous terhadap gaya
yang berebih pada sendi sehingga bentuk condyle dan articular eminence
berubah.
Gambaran radiograf: perubahan terlihat pada condyle, komponen temporal,
atau keduanya. Pertama terjadi pada permukaan anteroposterior kondil dan slope
posterior dari articular eminence. Aspek lateral sendi mengalami perubahan pada
fase awal dan central dan medial berubah seiring progress remodeling. Tampilan
radiograf menunjukkan kombinasi dari penebalan kortikal permukaan
articulating dan subchondral sclerosis.
DD: early degenerative joint disease/osteoarthritis
FIG. 26-21 Cone-beam CT, sagittal (A) and coronal (B) reformat images of the right TMJ showing
remodeling. A, The right temporal component shows subchondral sclerosis and fl attening (arrow).
B, The right condyle shows mild fl attening of the lateral aspect and subchondral sclerosis of the medial
aspect(arrow). The right temporal component is also fl attened (arrowhead). C, A cadaver specimen.
Note the fl attening of the temporal component (black arrows) and large perforation posterior to a
residual deformed disk (white arrow).
Rheumatoid Arthritis
Gambaran radiograf perubahan yang paling penting adalah penurunan densitas
dari kondil dan komponen temporal. Terjadi erosi tulang dan pengurangan ruang
sendi. Erosi tulang yang terjadi mempengaruhi articular eminence dan aspek anterior
dari kepala kondil yang membuat condyle berada pada posisi anteroposterior saat gigi
ada di posisi intercupationg maksimal dan menghasilkan anterior open bite. Erosi dari
permukaan condyle anterior dan posterior pada perlekatan synovial menghasilkan
gambaran sharpened pencil pada condyle.
DD DJD, osteopenia dan severe erosions
FIG. 26-25 Rheumatoid arthritis.A, Lateral cephalometric view illustrating a steep mandibular plane and anterior open bite.B,
Lateral tomogram (closed position) illustrating a large erosion of the anterosuperior condylar head accompanied by severe
erosions of the temporal component, including the articular eminence.
Definisi: infeksi atau inflamasi pada sendi yang dapat menyebabkan destruksi sendi.
Jarang terjadi dibanding DJD dan RA pada TMJ.
Gambaran Radiograf: tidak ada tanda-tanda perubahan yang terjadi pada fase awal
walaupun ruang antara condyle dan atap mandibular fossa melebar karena exudate
inflamasi pada ruang sendi. Perubahan menjadi radiolusen dapat terjadi pada
komponen sendi dan ramus mandibular. Perubahan yang lebih terlihat kira-kira 7-10
hari setelah onset dari gejala klinis. Karena efek inflamasi kortex kondyle menjadi
sedikit radiolusen, erosi dari permukaan kondyle dan articular eminence terlihat, dan
terjadi pembentukan periosteal baru. Seiring dengan perkembangannya, condyle,
articular eminence termasuk disk dapat hancur.