Anda di halaman 1dari 18

Tugas Pendidikan Jasmani dan Kesehatan tentang

Lompat Jangkit dan Lompat Jauh

Disusun oleh:
Nama Anggota:
1.Annisa Rahma Juwita
2. Mey Sinta
3. Fachurrozi
4. Yogi Ardian Saputra

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sekolah


Menengah Atas Negeri 10 Kota Bengkulu
2018-2019
LOMPAT JANGKIT

Pengertian Lompat Jangkit (TripleJump)


Lompat jangkit (kadang-kadang disebut sebagai hop, step dan jump) adalah sebuah
olahraga trek andfield (melibatkan jalur di lapangan), mirip dengan lompat jauh, tetapi
melibatkan rutinitas “ jingkat (hop), langkah (step) dan melompat (jump)”, dimana pesaing
berjalan menyusuri jalur dan melakukan satu jingkatan (hop), satu langkah (step) dan kemudian
melompat (jump) ke dalam kotak pasir. Di dalam lompat jungkit sebenarnya terjadi tiga kali
tolakan, tiga kali melayang di udara, dan tiga kali pendaratan. Jarak lompatan di ukur dari
kumulatif ketiga gerakan lompat jangkit tersebut (hot-step-jump).
Gerakan lompat jangkit memproyeksikan pusat gaya berat tubuh si pelompat di udara
ke arah depan dengan melalui tiga tahapan lompatan atau tumpuan. Yaitu Hop-Step-Jump.
Menurut ketentuan si pelompat harus melakukan tiga kali menumpu, menumpu dua kali
dengan kaki yang sama yang disebut step dan diakhiri dengan gerakan jump atau lompat.
Hasil dari suatu lompatan sangat tegantung dari kecepatan horizontal dan kekuatan pada
ketiga tahapan tumpuan tesebut. Jarak antara hop, step, jump bervariasi tergantung dari
kecepatan, kekuatan, dan kelentukan otot. Sudut tumpuan yang tepat sangat membantu
menjaga kecepatan.
Lompat jangkit dibagi dalam beberapa tahap gerakan: ancan-ancang, ”jingkat”,
”langkah”, ”lompat’ dan mendarat. Jarak yang ditempuh atlet dalam lompat jangkit dapat
diuraikan menjadi rangkaian gerak yang sama seperti pada lompat jauh. Dalam lompat
jangkit, takeoff dan landing untuk tiap dua fase pertama (hop dan step) harus diatur untuk
memudahkan fase berikutnya. Misalnya, seorang pelompat jangkit yang memperoleh jarak
maksimum (take off+flight+landing) dari fase hop-nya tidak akan mencapai usaha
terbaiknya, karena jarak yang diperoleh untuk dua fase berikutnya akan berkurang. Dengan
kata lain, jarak yang diperoleh dengan usaha maksimum pada fase hop akan hilang pada
fase step dan jump.
Distribusi usaha yang optimum dari ketiga fase telah menjadi pokok persoalan yang
penting. Pokok persoalannya terfokus pada seberapa besar jarak hop (diukur dari papan
sampai ujung kaki), jarak step (dari ujung kaki ke ujung kaki), dan jarak jump (dari ujung
kaki sampai tanda terdekat pada pasir) dianggap sebagai persentase jarak lompatan yang
harus dibandingkan. Teknik lompat jangkit dimana jarak fase hop paling sedikit 2% lebih
besar dari pada jarak fase berikutnya yang terpanjang disebut hop-dominated, jarak fase jump
paling sedikit 2% lebih besar dari pada fase terpanjang berikutnya disebut jump-dominated,
dan bila tidak ada satu fasepun yang lebih panjang 2% daripada jarak terpanjang berikutnya
disebut balancedJarak dan rasio ketiga fase yang dicatat untuk para pelompat dunia
memperlihatkan bahwa terdapat perubahan besar dalam teknik yang digunakan selama 80
tahun. Data juga menunjukkan bahwa kontribusi step terhadap prestasi lompatan meningkat
dengan rasio antara 28-30% (Hay, 1993). Lompat jangkit memerlukan speed, power,
rhytm, balance, fleksibility, dan bodyawareness. Lompat jangkit disebut
sebagai power ballet. Kaki takeoff harus merupakan bagian dari tungkai yang terkuat, karena
digunakan untuk fase hopdan step. Pelompat harus berkonsentrasi pada setiap fase lompatan.
Posisi kaki mengenai tanah harus dalam posisi datar atau full-footed pada fase hop dan step,
dengan lutut pada tungkai landing sedikit ditekuk untuk persiapan takeoff.
Lari awalan untuk lompat jangkit sama dengan lari awalan untuk lompat jauh.
Tujuannya adalah untuk memperoleh kecepatan yang lebih besar yang dapat dikontrol selama
fase jump. Kurangnya kemampuan teknik dan kekuatan otot tungkai akan menurunkan jarak
dan jumlah kecepatan yang harus digunakan untuk lompatan. Perbedaan yang utamaanya
adalah transisi menuju jump. Penurunan titik berat badan dalam persiapan lompatan lebih
sedikit dalam lompat jauh. Pelompat lari menginjakkan kakinya di papan dalam usahanya
untuk mempertahankan kecepatan horisontal dan meminimalkan komponen vertikal pada
fase hop. Ketinggian hop yang berlebihan akan mengganggu lompatan karena waktu absorpsi
yang meningkat selama landing menurunkan kecepatan horisontal.

Teknik Dasar Lompat Jangkit


1) Fase Hop
Gerakan hop adalah gerakan dua kali menumpu kaki yang sama dengan tidak menghambat
kecepatan lari atau awalan. Supaya lebih jelasnya perhatikan penjelasan berikut:
Perubahan kecepatan yaitu tekanan kaki ke arah depan dan ke atas yang
digerakkan oleh kaki tumpu.
a. Perubahan gerakan cenderung ke arah depan tidak ke atas.
b. Setelah menumpu kaki menekan mengayuh dengan tenaga penuh sehinga
kaki hamper sejajar dengan tanah.
c. tahap akhir gerakan dengan sikap melayang untuk melakukan pendaratan.
Sebelum mendarat kaki tumpu harus digerakkan ke depan, sedangkan kaki yang satu
tergantung bebas di belakang titik pusat berat badan.
d. Saat kaki menumpu tumit lebih dahulu menyentuh tanah, tumit berada di depan titik pusat
berat badan. saat melayang punggung diusahakan tegak tidak condong.
Tungkai takeoff harus lurus penuh (fullyextended) untuk menyelesaikan dorongan pada
tanah dan paha tungkai pendorong harus paralel dengan tanah pada saat takeoff, dengan sudut
lutut mendekati 45 derajat dan kaki rileks. Kaki dari tungkai takeoff harus ditarik
mendekatipantat. Tungkai pendorong akan memutarnya dari depan titik beratnya sampai ke
belakangnya, sedangkan tungkai takeoff menarik ke depan. Ketika paha
tungkai takeoff mencapai posisi paralel, bagian bawah dari tungkai lurus melewati lutut
dengan posisi kaki dorsi fleksi. Setelah tungkai diluruskan, pelompat melakukan dorongan
kuat ke bawah, sebagai persiapan untuk melakukan activelanding. Fleksibilitas sangat
penting, semakin besar sudut ekstensi selama flight, maka waktu melayang semakin besar
dan semakin besar hop-nya.

2) Fase Step
Gerakan tumpuan yang ketiga yang dilakukan setelah gerakan tumpuan kaki yang
sama, gerakan ini bertujuan mengubah kecepatan ke arah gerakan step, untuk menjaga gerak
mendatar sebanyak mungkin untuk dapat mengangkat bobot badannya ke arah jump.
Fase kedua dalam lompat jangkit dimulai ketika kaki takeoff menyentuh tanah.
Tungkai takeoff harus dalam keadaan lurus dengan paha tungkai pendorong tepat berada di
bawah garis paralel dengan tanah. Ketika pelompat lepas dari tanah, tungkai takeofftetap
lurus di belakang titik beratnya dengan betis tetap hampir paralel dengan tanahselama mid-
flight. Pada waktu yang bersamaan, tungkai yang berlawanan mendorong sampai setinggi
panggul dimana tetap dipertahankan sampai mid-flight selama fase step. Sudut lutut tidak
lebih dari 900. Ketika pelompat mulai turun, tungkai pendorong lurus dengan ankle
fleksi (memperpanjang tuas) dan snap ke bawah untuk melakukan transisidengan cepat ke
fase tiga. Selama fase step, pelompat konsentrasi pada langkah stepsejauh mungkin. Hal ini
biasanya merupakan fase terlemah dan memerlukan pelatihan yang khusus.

3) Fase Jump
Fase ketiga dan terakhir dalam lompat jangkit, yaitu lompatan panjang yang diawali
dengan lompatan dan bukan lari. Tungkai takeoff (tungkai pendorong pada fase sebelumnya)
diluruskan dengan kuat selama kontak dengan tanah. Dengan paha tungkai dari tungkai bebas
berada pada ketinggian pinggang. Lengan mendorong ke depan dan atas, dan melakukan blok
selama beberapa saat ketika tangan berada pada ketinggian muka. Togok harus dipertahankan
tegak dan dagu ke atas dengan mata diarahkan ke pit. Ketika berada di udara, tungkai
bergerak ke posisi menggantung dengan kedua paha berada di bawah togok, lutut bengkok
mendekati 90 derajat. Kedua lengan diluruskan ke atas untuk memperlambat rotasi dengan
kedua tangan mengarah ke langit. Posisi ini dipertahankan sampai mid-flight. Kedua lengan
kemudian mendorong ke depan, bawah, belakang pada saat tungkai diayun serentak ke depan
dan paha diangkat sejajar dengan tanah. Lutut tetap bengkok untuk memperoleh keuntungan
tuas yang lebih pendek. Ketika paha berada pada posisi paralel, tungkai diluruskan cepat
dan ankle fleksi dan posisi jari kaki menghadap ke atas. Pelompat mempertahankan posisi ini
sampai tumitnya menyentuh pasir. Ketika lutut benar-benar berada dalam posisi akan
menyentuh pasir, maka panggul naik.

4) Aksi Lengan pada Fase Hop, Step, dan Jump


Penggunaan singlearmaction (speed-oriented) atau doublearmaction (power-oriented)
pada saat takeoff tergantung pada pilihan pelompat. Untuk pelompat
pemula,takeoffsinglearm lebih mudah dilakukan karena gerakannya sama dengan gerak lari.
Metode doublearm menghasilkan power ketika takeoff, tetapi pelompat pemula
seringmenurunkan kecepatan saat mendekati persiapan, dengan demikian menurunkan
efekpower tambahan. Dalam teknik singlearm, lengan sedikit menyilang di depan badan
ketika step akhir. Ketika takeoff step dimulai, kedua lengan diam di samping badan dan tidak
dan tidak diayun. Kedua lengan pada saat diturunkan akan mendekati pangggul
bertemu dengan lengan yang dibelakang dan kedua lengan bergerak selama lompatan. Ketika
kaki takeoff kontak dengan tanah, kedua lengan mendorong ke depan dan atas tubuh. Sudut
kedua lengan di sikut lebih besar dari 900 untuk menciptakan impuls ke depan yang lebih
besar.
Tak ada keperluan untuk melakukan dorongan ke atas pada teknik ini. Seperti pada
teknik singlearm, lengan diblok sesaat pada ketinggian muka dan tungkai pendorong di blok
ketika paha mendekati ketinggian pinggang. Sekalipun demikian penekanan harus difokuskan
pada kecepatan horisontal, dan bukannya ketinggian lompatan. Dorongankedua lengan dan
tungkai memberikan impuls vertikal yang diperlukan, tanpa melakukan lompatan ke atas.
Setelah kedua lengan diblok, kemudian ditarik ke belakang badan untuk persiapan fase step.
Ketika menggunakan teknik doublearm, pelatih harus memastikan atletnya untuk tidak
melakukan dorongan ke atas sebelum fase pertama denganmengayunkan kedua lengan ke
belakang saat takeoff. Penambahan dorongan tersebut hanya akan menurunkan kecepatan
horisontal yang penting.

5) Dorongan Kaki (FootStrike) pada Ketiga Fase


Transisi dari hop ke step, dan dari step ke jump, merupakan factor penting dalam
mempertahankan kecepatan terbesar selama tiap fase lompatan. Activelanding ini (pawing)
sama dengan dorongan kaki menggaruk tanah dan menarik ke arah tubuh.
Selama activelanding, tungkai pelompat diluruskan, ankle di fleksikan dan tuas keseluruhan
ditarik ke bawah dengan kuat pada bagian mid-foot yang menyentuh tanah. Selama kontak,
tubuh bergerak ke depan dengan ujung kaki sambil mendorong tanah. Jika atlet mendarat
kaku dengan tumit, maka akan terjadi brakingaction yang menurunkan kecepatan dan jarak
lompatan serta meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera.

Peraturan Lompat Jangkit


Untuk peraturan lompat jangkit sendiri adalah sebagai berikut :
1. Lompat jangkit suatu lompatan yang terdiri dari sebuah runtutan jingkat (Hop), langkah
(Step) dan lompat (Jump).
2. Jingkat dilakukan dengan mendarat menggunakan kaki yang sama sesudah bertolak (kaki
tolak pada saat jangkit harus sama dengan kaki mendarat), disusul dengan membuat satu
langkah penuh dengan pendaratan menggunakan kaki yang lain dan kemudian diakhiri
dengan melakukan lompatan. Bila pelompat sedang melakukan jingkat kaki (bukan kaki
tumpu) menyentuh tanah maka dianggap gagal.
3. Balok tumpuan. Jarak antara balok tumpuan dengan tepi jauh bak pendaratan sekurang-
kurangnya 21m.
4. Untuk perlombaan internasional disarankan bahwa balok tumpuan harus tidak kurang dari
13m bagi laki-laki dan 11m bagi perempuan dari batas terdekat tempat bak pendaratan. Untuk
yang lainnya batas tersebut disesuaikan dengan tingkat perlombaan.
5. Perturan lainnya disamakan dengan peraturan lompat jauh.
6. Peraturan Lompatan dan Tolakan
Untuk melakukan lompatan dan tolakan pada lompat jangkit, beberapa peraturan yang perlu
diperhatikan antara lain adalah :
Jika melakukan melompat sebelum balok tumpuan, maka lompatan tetap dinyatakan sah.
Pada tolakan kaki pertama, harus mendarat pada kaki yang lain.
Pada tolakan yang kedua, harus mendarat pada kaki yang lain.
Jika seorang atlet sedang melakukan lompatan dan kemudian menyentuh tanah dengan
kaki ayunnya. Maka hal ini dianggap sebagai pelanggaran.
Pada dasarnya, diberikan giliran melompat sekitar 1.5 menit hingga 2 menit.

Kesalahan Umum Lompat Jangkit


Dalam olahraga lompat jangkit ini ada beberapa kesalahan yang tentu harus dihindari agar
mendapatkan hasil lompatan yang baik. Beberapa tindakan yang harus dihindari adalah
jangan melakukan pendaratan dengan tumit yang kaku, hindari gerakan takeoff yang kurang
sempurna, hindari gerakan badan yang pendek, mendadak dan gerakan menyilang tubuh.
Hindari menggerakan badan yang condong terlalu ke depan. Lakukan pendaratan dengan
rileks pada seluruh telapak kaki, lakukan dorongan kearah depan atas dengan lengan ke depan
namun tetap terkontrol dengan baik.
Berikut ini adalah beberapa poin kesalahan dalam lompat jangkit yang sering terjadi, di
antaranya :
1. Langkah Awalan
Langkah dalam run-up atau awalan tersendat-sendat dan tidak lancar. Gerakan run-up tidak
teratur. Untuk menangani masalah ini, dapat diperbanyak latihan run-up dan harus dapat
memperkirakan penempatan tanda jarak pada run-up tersebut.
2. Posisi Tubuh
Kesalahan berikutnya adalah posisi tubuh terlalu miring ke belakang saat melakukan takeoff.
Untuk memperbaiki hal ini Anda dapat berlatih run-up dan take-off. Anda juga dapat berlatih
take-off secara cepat dan datar. Kaki yang digunakan untuk takeoff tekuk sedikit, tegakkan
badan dan arahkan pandangan ke depan. Berkonsentrasilah terus kepada lintasan yang rendah
dan datar.
3. Gerakan Terlalu Tinggi
Kesalahan selanjutnya adalah gerak berjingkat yang terlalu tinggi dan jauh. Atlet seperti
tenggelam pada akhir gerak dan tidak memiliki daya gerak untuk melangkah dan melakukan
lompatan. Untuk menangani hal ini Anda dapat berlatih lompatan, jingkat, dan langkah
sedikit memantul. Posisikan tubuh dengan tegak dan miringkan sedikit ke depan pada saat
takeoff.
4. Kaki Menggantung
Kesalahan selanjutnya adalah kaki yang melompat dibiarkan menggantung atau menarik saat
berjingkat. Untuk mengatasi hal ini Anda dapat mengurut gerakan mulai dari memantul,
melompat dan melangkah. Anda dapat menekankan pada gerak paha kaki yang melompat ke
depan dan ke atas.

5. Proses Pendaratan
Kesalahan selanjutnya yang sering terjadi adalah proses pendaratan menggunakan ujung jari
kaki pada akhir gerak jingkat. Selain salah, pendaratan seperti ini menimbulkan rasa sakit.
Agar tidak melakukan kesalahan seperti ini maka Anda harus dapat menekankan pendaratan
dengan telapak kaki yang datar. Gerakan mencakar perlu dilakukan dengan tarikan kaki ke
belakang dan kaki menopang pada akhir gerakan jingkat atau gerak lompatan.

6. Gerakan Tangan
Kesalahan gerakan tangan pada lompat jingkat adalah melakukan gerakan tangan yang salah
dan sembarangan. Latihan untuk menghindarinya adalah perlu mengulangi gerakan lompat
jangkit dari posisi berdiri di mana gereakan ditekankan pada ayunan tangan yang paling kuat
saat takeoff ketiga lompatan. Gerakan tangan yang dipilih dapat berupa gerakan tangan ganda
atau bergantian.

7. Langkah Pendek
Kesalahan yang selanjutnya terjadi adalah langkah Anda sangat pendek dan tidak ada gerakan
untuk bisa menambah jarak yang dihasilkan. Untuk menangani hal ini Anda dapat melatih
lompatan Anda berulang kali dengan memberikan tekanan pada tangan dan kaki Anda yang
paling kuat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggerakkan paha kearah depan atas
hingga posisi horizontal.

8. Lompatan lemah dan Pendek


Berikutnya adalah lompatan menjadi lemah dan pendek setelah melakukan fase jingkat atau
hop dan fase melangkah atau step. Jika hal ini terjadi maka bisa mempengaruhi hasil akhir
lompatan. Agar lompatan dapat maksimum maka yang harus dilakukan adalah berlatih secara
berurutan pada fase berjingkat dan melangkah. Anda dapat berlatih kedua fase ini dengan
menggunakan run-up pendek. Tekankan pada kesinambungan kecepatan horizontal.

Pembelajaran Teknik Lompat Jangkit


Tujuan utama latihan persiapan khusus lompat jangkit adalah ;
a. memelihara pendaratan aktif (menolak kembali) setelah melakukan lompatan
b. memelihara keseimbangan dan kecepatan horizontal melalui beberapa lompatan yang
dilakukan secara berturut-turut.
Bentuk-bentuk latihan untuk memelihara kemampuan itu antara lain adalah latihan
pliometrik, yang bentuknya misalnya : jingkat, lompat dan kombinasi antara keduanya.
Dalam hal ini semua bentuk latihan persiapan khusus lompat jauh dapat juga digunakan
sebagai bentuk latihan persiapan khusus lompat jangkit. Ditambah beberapa bentuk latihan
persiapan khusus lompat jangkit lainnya, antara lain sebagai berikut:
a. lompat maupun jingkat dari box ke box;
b. jingkat melewati beberapa rintangan dengan kecepatan awalan yang sedang dan usahakan
agar melewati rintangan-rintangan tersebut kecepatannya tidak menurun;
c. lompat melewati beberapa rintangan dengan kecepatan awalan yang sedang, jarak rintangan
diatur hingga menjadi lebih panjang. Usahakan agar kecepatan tidak menurun.
d. lompat-lompat dengan dua kaki bersamaan tanpa awalan;
e. latihan jingkat, langkah, dan lompat dengan jarak hasil ketiga lompatan tersebut makin
ditingkatkan.
Pembelajaran teknik lompat jangkit secara umum. Tujuan utama pembelajaran teknik lompat
jangkit ini adalah :
a. pelompat dapat melakukan urutan gerak lompat jangkit;
b. pelompat dapat melakukan irama gerak lompat jangkit;
c. pelompat dapat melakukan lompatan yang cukup jauh dari awalan yang pendek tanpa
usaha maksimal.
Beberapa bentuk latihan yang dapat digunakan untuk memperoleh tujuan tersebut
diatas antara lain sebagai berikut :
a. lakukan lompat jangkit dengan jarak pendek dan dengan awalan berjalan. Tujuan latihan ini
untuk emnguasai gerakan lompat jangkit dengan iramanya. Penekanannya pada ayunan kaki
dan irama;
b. lakukan latihan a di atas, dengan gerakn awalan yang lebih cepat antara lima sampai enam
langkah. Tujuan latihan ini adalah untuk mempelajari gerak lompat jangkit pada kecepatan
yang lebih tinggi. penekanannya pada perbandingan jarak pada setiap lompatan;
c. lakukan lompat jangkit dengan menggunakan tanda untuk setiap lompatan (hop,step dan
jump), dengan awalan enam sampai delapan langkah. Tujuan latihan ini ialah agar pelompat
menggunakan kekuatan tungkainya semaksimal mungkin, khususnya pada waktu step dan
jump. Penekanannya pada pendaratan dan tolakan yang aktif pada waktu step;
d. lakukan lompat jangkit dengan tempat menolak untuk jingkat (hop) yang lebih tinggi. tujuan
latihan ini untuk meningkatkan kemampuan menolak pada waktu langkah (step);
e. lakukan latihan d di atas, tetapi tempatmenolak untuk lompat (jump) ditinggikan. Tujuan
latihan ini sama seperti latihan di atas;
f. lakukan latihan di atas, tetapi tahap langkah (step) melewati rintangan. Tujuan latihan ini sama
seperti latihan di atas;
g. lakukan lompat jangkit dengan lompatannya (jump) melewati rintangan. Tujuan latihan ini
untuk meningkatkan kemampuan menolak mengangkat lutut kaki ayunan setinggi-tingginya
pada tahap lompat (jump);
h. lakukan lompat jangkit dengan mendarat pada matras. Tujuan latihan ini sama seperti latihan
di atas.
3) Bentuk-bentuk pembelajaran teknik lompat jangkit.
a. Latihan lompat dengan satu kaki
*tujuan: untuk meningkatkan tenaga melompat terutama pada saat hop ke step.
b. Latihan lompat dengan dua kaki.
*tujuan :melatih keseimbangan pada saat melompat dan mendarat.
c. Latihan melompat dengan satu kaki “tinggi” secara bergantian.
*tujuan :melatih power tungkai.
d. Latihan melompat dengan satu kaki “jauh ke depan” secara bergantian.
*tujuan :melatih jangkauan lompatan kaki pada saat melompat.
e. Latihan kontrol langkah kemudian lompat.
*tujuan :melatih kontrol langkah agar tepat dalam mengambil ketususan dalam melakukan
lompatan lompat jangkit.
f. Sprint dan Jump
*tujuan :melatih ketepatan pada fase hop setelah sprint.
g. Latihan hop, step, dan jump
*tujuan :melatih penguasaan teknik hop, step, jump secara berkelanjutan.
h. Lari kemudian hop, step, andjump.
*tujuan :menguasai teknik lompat jangit secara keseluruhan.

LOMPAT JAUH
Secara umum dalam nomor lompat dicabang olahraga atletik gerakan melompat dapat
dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu lompat jauh dan lompat tinggi. Kedua jenis Lompatan
ini dilakukan dengan menggunakan satu kaki tolakan. Namun, dalam penelitian ini akan
dibahas mengenai lompat jauh. Lompat jauh merupakan salah satu aktivitas pengembangan
akan kemampuan daya gerak yang dilakukan, dari satu tempat ke tempat lainnya.

Sejarah Olahraga Lompat Jauh.


Sejarah lompat jauh berawal sejak sekitar 13 abad yang lalu. Olahraga ini sudah ada
sejak tahun 708 Masehi ketika ada Olimpiade Kuno di Yunani. Lompat jauh merupakan satu-
satunya event lompat yang dilombakan dalam Olimpiade Kuno. Menurut catatan yang ada,
saat itu olahraga lompat jauh pernah dilakukan oleh peserta Sparta dengan panjang lompatan
sejauh 7,05 meter.
Pada awalnya, semua event yang diadakan dalam Olimpiade Kuno dimaksudkan
sebagai bentuk latihan militer perang. Munculnya olahraga lompat jauh ini dipercaya untuk
melatih ketangkasan para prajurit perang dalam melompati rintangan yang berbeda, seperti
parit atau jurang. Pada masa itu, teknik dan cara lompat olahraga lompat jauh ini sangat
berbeda dengan teknik dan cara lompatan yang sekarang diterapkan. Lompatan pada zaman
dahulu dibuat dalam bentuk jamak. Dalam event ini juga, para pelompat hanya
diperkenankan menggunakan start lari pendek. Selain itu, para pelompat juga diharuskan
berlari sambil membawa beban di kedua tangannya, yang dikenal dengan nama halteres
dengan berat berkisar antara 1 sampai 4,5 kg. Teknik dan cara lompatan pada masa itu jauh
berbeda dengan yang ada pada masa sekarang. Berdasarkan bukti-bukti lukisan yang terdapat
pada tembikar yang dibuat pada zaman itu, lompatan dibuat secara berkali-kali, seperti pada
lompatan dalam bentuk multiple, double-triple atau quin-triple.
Dalam catatan sejarah, atlitolimpiade kuno yang paling terkenal adalah Chionis,
dimana pada Olimpiade tahun 656 sebelum masehi ia berhasil menciptakan sebuah lompatan
yang melewati angka 7 meter dan 5 sentimeter. Di dunia modern sendiri lompat jauh sudah
menjadi bagian kompetisi Olimpiade sejak pertama kali munculnya perlombaan ini tahun
1896. Akhirnya di 1914, Dr. Harry Eaton Stewart merekomendasikan dibuatnya
runningbroadjump yang distandarkan bagi atlit perempuan sehingga mereka juga bisa
mengadakan kompetisi lompat jauh, rekomendasi ini dipertimbangkan dan diterapkan
sehingga atlit perempuan mampu mengikuti kompetisi lompat jauh pada level Olimpiade.
Meskipun olahraga ini adalah bagian dari permainan Olimpiade Kuno, baru pada tahun 1896
yaitu pada Olimpiade modern pertamalah lompat jauh dilombakan secara resmi, dan untuk
wanita baru dimulai pada tahun 1948.

Teknik Lompat Jauh


Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas-depan
dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang
dilakukan dengan cepat dan tepat dengan langkah melakukan tolakan pada satu kaki untuk
mencapai jarak sejauh-jauhnya. Dalam bahasa inggris lompat jauh disebut dengan Long
Jump. Olahraga lompat jauh merupakan salah satu cabang olah raga atletik yang dilombakan
baik untuk putra maupun putri. Sedangkan tujuan lompat jauh adalah melakukan lompat
hingga dapat mencapai jarak sejauh-jauhnya. Untuk dapat mencapai hasil lompatan sejauh-
jauhnya, seorang atlet harus dapat memadukan kecepatan, kekuatan dan keseimbangan. Perlu
diketahui bahwa yang menyebabkan adanya perbedaan adanya perbedaan dari ketiga gaya
tersebut sebenarnya hanya terdapat pada sat badan melayang di udara saja. Jadi mengenai
awalan, tumpuan dan cara melakukan pendaratan dari ketiga gaya tersebut pada prinsipnya
sama. Mengenai unsur-unsur yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam
melakukan lompat jauh meliputi daya ledak, kekuatan, kelincahan, keseimbangan dan lain-
lain.
Drs. Eddy Suparman menjelaskan bahwa unsur pokok dalam lompat jauh adalah sebagai
berikut :
1. Harus dapat membangkitkan daya momentum yang sebesar-besarnya.
2. Harus dapat memindahkan momentum gaya horizontal dan vertical.
3. Harus dapat mempersatukan gaya tersebut dengan tenaga badan pada saat melakukan
tolakan.
4. Harus dapat menggunakan titik berat badan seefisien mungkin.
Secara teknik pada lompat jauh meliputi empat masalah yaitu :
a. Awalan (approach).
Awalan adalah suatu gerakan dalam lompat jauh dilakukan dengan lari secepat-cepatnya
yang dilakukan untuk mendapatkan kecepatan setinggi-tingginya sebelum melakukan
tolakan. Dapat juga dikatakan, awalan adalah usaha mendapatkan kecepatan horizontal
setinggi-tingginya yang diubah menjadi kecepatan vertikal saat melakukan tolakan (Drs.
Eddy Suparman, 1999).
Menurut (Drs. Eddy Suparman, (1995 : 44) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
awalan adalah
 Jarak awalan tergantung dari kemampuan masing-masing atlet bagi pelompat dalam
jerak pendek sudah mampu mencapai kecepatan maksimal (fullspeed) maka jarak awalan
cukup dekat / pendek saja (sekitar 30-35 meter atau kurang dari ini). Sedangkan bagi atlet
lain yang jarak relatif jauh baru mencapai kecepatan maksimal, maka jarak awalan harus
lebih jauh lagi (sekitar 30-45 meter atau lebih jauh dari itu). Bagi pemulasudah barang tentu
jarak awalan lebih pendek dari ancar-ancar tersebut.
 Posisi saat berdiri pada titik awalan kaki dapat sejajar atau salah satu kaki ke depan.
Hal ini tergantung dari kebiasaan masing-masing atlet.
 Cara pengambilan awalan mulai pelan, kemudian cepat (sprint).Kecepatan ini harus
dipertahankan sampai menjelang bertumpu / menolak.
 Setelah mencapai kecepatan maksimal, maka kira-kira 3-4 langkah terakhir bertumpu
(takeoff) gerakan lari dilepas begitu saja tanpa mengurangi kecepatan yang telah dicapai
sebelumnya. Pada 3-4 langkah terakhir ini perhatian dan tenaga yang dicurahkan untuk
melakukan tumpuan pada papan / balok tumpu.
Cara mengambil awalan dalam Lompat Jauh antara lain dilakukan dengan jalan sebagai
berikut:
 Pelompat mencoba beberapa kali melakukan lari secepat-cepatnya dari permulaan
tempat berdiri (tempat/tanda pada waktu akan melakukan awalan) ke papan tolakan sampai
tempat pada papan tolakan diukur jaraknya.
 Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan lari secepat-cepatnya dari permulaan
tempat berdiri ke papan tolakan ke tempat permulaan akan melakukan awalan. Setelah tepat
baru diukur.
 Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan lari secepat-cepatnya dari permulaan
tempat berdiri ke papan tolakan dari papan tolakan ke tempat permulaan akan melakukan
awalan. Setelah tepat baru diukur walaupun sudah menetapkan ukuran untuk mengambil
awalan dengan tepat. Untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan terjadi kegagalan
melakukan tolakan, biasanya si pelompat membuat dua buah tanda yaitu tanda I dan II.
b. Tolakan (takeof).
Tolakan adalah perpindahan dari kecepatan horizontal ke kecepatan vertical yang
dilakukan dengan cepat dan kuat untuk mengangkat tubuh ke atas melayang di udara (1998 :
45). Dalam melompat jauh, biasanya kita melakukan tolakan terkuat dengan kaki, dibantu
dengan ayunan kaki dan ayunan kedua tangan ke depan ke arah atas.
Jika si pelompat dapat menggabungkan kecepatan awal dengan kekuatan tolakan kaki, ia
akan membawa seluruh tubuh ke atas ke arah depan melayang di udara. Jadi si pelompat
dapat membawa titik berat badan ke atas, melayang di udara ke arah depan dengan waktu
lama. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
pada saat melakukan tolakan diantaranya :
 Tolakan dilakukan dengan kaki yang kuat. Bagian telapak kaki yang kuat untuk
bertumpu adalah cenderung pada bagian tumit terlebih dahulu dan berakhir pada bagian
ujung kaki.
 Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong ke belakang
 Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan
 Saat bertumpu, kedua lengan ikut diayunkan ke depan atas.
 Pada kaki ayun diangkat ke depan setinggi pinggul dalam posisi lutut ditekuk.
c. Sikap Badan di Udara (flight).
Sesuai dengan pendapat (Drs. Eddy Suparman, 1995) yang mengkhususkan gaya jongkok
sebagai penelitian teknik badan saat di udara setelah kaki kiri bertumpu. Maka kaki kanan
diayun dengan cepat ke arah depan. Pada saat mencapai titik tertinggi sikap badan, kaki
seperti duduk atau jongkok. Setelah bergerak turun kedua kaki dijulurkan ke depan, badan
cenderung ke depan dan perhatian tertuju pada pendaratan.
Cara melakukannya sebagai berikut :
 Bersamaan melakukan tolakan, kaki diayun ke depan ke arah atas.
 Saat badan melayang di udara, kaki diturunkan. Bersamaan dengan itu, pinggul
didorong ke depan, kapala ditengadahkan, dada dibusungkan dan kedua tangan ke atas arah
belakang.
 Saat akan mendarat, kedua kaki diayunkan ke depan, badan dibungkukkan dan kepala
ditundukkan siap untuk mendarat.
d. Pendaratan (landing).
Pendaratan merupakan tahap akhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Hal-hal yang perlu
diperhatikan menurut (Drs. Eddy Suparman, 1999) adalah sebagai berikut :
 Harus dilakukan dengan sadar agar gerakan yang tidak perlu dapat dihindari
 Untuk menghindari rasa sakit atau cedera pendaratan sebaiknya dilakukan dengan
kedua belah kaki sejajar dan tumit terlebih dahulu mendarat di pasir dengan posisi mengepit
 Sebelum tumit menyentuh pasir, kedua kaki harus benar-benar diluruskan/dijulurkan
ke depan. Usahakan agar jarak antara kedua kaki jangan terlalu berjauhan, karena semakin
lebar jarak antara kedua kaki berarti akan semakin mengurangi jauhnya lompatan
 Untuk menghindari agar tidak jauh duduk pada pantat, maka setelah tumit berpijak di
pasir, kedua lutut segera ditekuk dan badan dibiarkan condong terus jauh ke depan
 Setelah melakukan pendaratan jangan keluar atau kembali ke tempat awalan
melewati/menginjak daerah pendaratan dengan papan tumpuan
Dalam teknik ini, atlet harus berupaya mendarat dengan sebaik mungkin. Jangan
sampai badan atau lengan jatuh ke belakang. Pendaratan pada bak lompat dimulai dengan
posisi kedua tumit kaki dan kedua kaki agak rapat. Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus
dilakukan dengan kedua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat dalam lompat jauh
adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan, diikuti dengan dorongan pinggul ke depan.
Sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang dapat berakibat fatal bagi atlet itu
sendiri.

Gaya dalam Lompat Jauh.


Secara umum, ada 3 jenis gaya yang dapat dilakukan pada saat melakukan olahraga
lompat jauh, yaitu :

Lompat jauh gaya jongkok (TackStyle/Gaya Ortodock).


Gaya jongkok merupakan jenis gaya lompat jauh yang paling tua dan paling mudah
untuk dilakukan. Dikatakan gaya jongkok karena pada saat melayang di udara, atlet hanya
melakukan gerakan menekuk kedua kakinya, sehingga terlihat seperti sedang jongkok.
Saat melakukan gaya ini, tolakan yang dilakukan haruslah tepat dan kuat. Pada saat tubuh
berada di udara, posisikan tubuh seperti orang yang sedang berjongkok, dengan posisi badan
condong ke depan dan tangan dikibaskan ke belakang tubuh sambil mengatur pendaratan
yang benar.
Lompat jauh gaya menggantung (SchnepperStyle/Hang Style).
Ada beberapa teknik yang harus diperhatikan disaat melakukan lompat jauh dengan
gaya ini, seperti :
 Lakukan awalan dengan kecepatan maksimal dan lakukan tolakan yang sangat kuat
pada papan tolakan.
 Pada saat badan di udara, usahakan badan melayang selama mungkin di udara serta
dalam keadaan seimbang. Posisikan kedua lengan di atas kepala, seperti memegang tali saat
berayun.
 Pada saat mendarat, usahakan mendarat dengan sebaik-baiknya, jangan sampai badan
atau tangan jatuh ke belakang karena dapat merugikan atlet. Mendaratlah dengan posisi
kedua kaki dan tangan ke depan.

Lompat jauh gaya berjalan di udara (Walking in the Air).


Ada beberapa teknik yang harus diperhatikan disaat melakukan lompat jauh dengan
gaya ini, seperti :
 Lakukan awalan dengan cara lari cepat pada lintasan dengan jarak 40-45 meter.
Kemudian lakukan tolakan pada papan tolakan dengan menggunakan kaki yang terkuat untuk
mengubah kecepatan horizontal yang dihasilkan pada saat awalan menjadi kecepatan vertikal.
 Pada saat badan melayang di udara, ayunkan kaki ayun atau kaki belakang sekuat-
kuatnya ke atas. Selanjutnya lakukan gerakan melangkah di udara dengan melangkahkan kaki
yang sebelumnya digunakan untuk menolak atau menumpu hingga membuat gerakan berjalan
di udara.
 Lakukan pendaratan yang aman dan tidak menyebabkan cidera. Caranya dengan
meluruskan kedua kaki dan tangan bersama-sama ke depan, badan dicondongkan ke depan,
dan pada saat tumit menyentuh pasir secara cepat kedua lutut ditekuk.

Faktor Yang Mempengaruhi Lompat Jauh.


Faktor yang mempengaruhi prestasi lompat jauh menurut Suharto dalam bukunya
dalam bukunya "Kesegaran Jasmani dan Peranannya disebutkan :
 Kecepatan (speed) adalah kemampuan untuk memindahkan sebagian tubuh atau
seluruhnya dari awalan sampai dengan pendaratan. Atau bertumpu pada papan / balok
sewaktu melakukan lompatan, kecepatan banyak ditentukan kekuatan dan fleksibelitas
 Kekuatan (Strenght) adalah jumlah tenaga yang dapat dihasilkan oleh kelompok otot
pada kontraksi maksimal pada saat melakukan pekerjaan atau latihan dalam melakukan
lompatan
 Daya ledak adalah kemampuan otot dalam melakukan tolakan tubuh melayang di
udara saat lepas dari balok tumpu
 Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan suatu sikap tubuh tertentu
secara benar dari awal melakukan lompatan sampai selesai melakukan lompatan
 Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan suatu gerakan motorik secara
benar
 Koordinasi adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang atlet untuk dapat
mengkoordinasikan gerakan maju dengan kebutuhan naik.
Faktor non teknis juga dapat berpengaruh dalam hal ini, faktor yang mempengaruhi tersebut
antara lain :
 Motivasi dari orang tua
 Guru dan pelatih yang propesional
 Adanya dana yang cukup
 Lingkungan yang baik
 Organisasi yang baik
 Dukungan masyarakat
Lapangan Lompat Jauh.
Panjang lintasan lari hingga papan lompatan atau papan tolak pada umumnya
berukuran 40-45 meter dengan lebar lintasan mencapai 1,22 meter. Sementara itu, papan
lompatan memiliki panjang 1,22 meter dan lebar 20 cm dengan ketebalan 10 cm.
Di antara papan lompatan dengan bak lompat terdapat jarak sepanjang 1 meter.
Sedangkan bak lompat memiliki panjang 9 meter dengan lebar 2,95 meter. Untuk lebar
tempat pendaratan, jaraknya paling sedikit 2,75 meter antara garis tolakan sampai akhir
tempat tolakan. Tempat pendaratan diisikan dengan pasir dimana permukaan pasir harus
sama tinggi atau datar dengan sisi atas papan tolakan.

Peraturan Perlombaan
1. Urutan lomba para pelompat diatur dengan cara diundi.
2. Bila pesert lebih dari 8 pelompat, tiap peserta diberi kesempatan 3 kali kesempatan
melompat kemudian 3 terbaik dari pelompat diberi kesempatan 3 kali lompatan tambahan.
Bila peserta 8 pelompat atau kurang setiap pelompat diberi 6 kali kesempatan melompat.
*dalam kasus hasil sama untuk kedudukan ke delapan. Kepada pelompat hasil sama diberi
hak melompat 3 kali tambahan.oleh karena itu
3. Setelah dimulai, maka pelompat tidak diperbolehkan menggunakan area lompat untuk
kegiatan-kegiatan atau maksud untuk latihan percobaan
4. Seorang pelompat dikatakan gagal apaila:
a. Menyentuh tanah dibelakang garis batas balok tumpu/tolak, dengan bagian tubuh pelompat
yang manapun, baik sewaktu membuat gerakan lompat ataupun sewaktu lari kencang awalan
atau tolakan.
b. Bertolak dari luar balok tumpu/tolak, baik sebelum atau sesudah papan tolak.
c. Pada waktu pendaratan menyentuh tanah diluar zona pendaratan/bak lompat atau
menyentuh lebih dekat ke batas awal bak lompat.
d. Sesudah pendaratan pelompat melangkah keluar dengan balik melalui bak lompat ke arah
batas terdekat.
e. Mendarat dengan bentuk gerakan salto.
5. Seorang pelompat jika bertolak/tumpuan di luar papan tumpu/tolak maka dinyatakan gagal.
6. Semua lompatan harus diukur tegak lurus dari tempat bekas pendaratan terdekat kearah
papan tolak. Cara mengukurnya harus tegak lurus kearah garis tolak/tumpu dan
perpanjangannya.
7. Tiap peserta diberi nilai atas lompatan terbaik dari semua lompatannya termasuk hasil
lompatan yang diperoleh dalam lompatan yang mementukan pemenang pertama dalam kasus
hasil sama.
8. Sistem Penilaian Olahraga Lompat Jauh.
Sisitem penilaian pada permainan olahraga ini adalah dengan menggunakan mark.
Pengertian mark adalah jarak terdekat yang ditempuh oleh seorang pelompat di ukur dari
ujung palang kayu sampai atlitmenginjakan kaki pertama kali di area pasir yang telah
disediakan. Penilaian akan dihitung dari jarak unujung palang kayu sampai titik akhir atlit
mendarat bukan pada awal lompatan. Pelanggaran atau fouls pada lompat jauh dapat dilihat
ketika atlit melakukan lompatan melebihi batas ujung palang kayu.

Perkembangan Lompat Jauh.


Olahraga lompat jauh merupakan jenis olahraga yang juga dipertandingkan di
Olimpiade Modern yang dilaksanakan pada tahun 1896 di Athena, Yunani. Waktupun
berganti, teknik lompatan kian berkembang untuk mencapat lompatan sejauh mungkin. Rekor
lompatan terjauh yang pada jaman dahulu menjadi rekor paling lama, kini sudah diperbaiki.
Kejayaan Amerika Syarikat, Bob Beamon dengan lompatan sejauh 8.90 meter dalam
Olimpiade tahun 1968 di Mexico telah dipecahkan oleh atlet Amerika Syarikat, yaitu Mike
Powell dengan lompatan sejauh 8.95 meter.
Dalam sejarah lompat jauh tercatat ada 2 rekor dunia paling lama yang diciptakan
oleh Jesse Owens pada tahun 1935, rekor tersebut tidak terkalahkan hingga tahun 1960 yang
kemudian dikalahkan oleh Ralph Boston yang berhasil memecahkan rekor tersebut. Dan pada
olimpiade musim panas tahun 1968 , Bob Beamon berhasil melompat hingga sejauh hampir 9
meter, sebuah rekor dunia baru yang tidak bisa dikalahkan oleh siapapun hingga tahun 1991.
Pada tanggal 30 Agustus 1991, Mike Powell dari Amerika Serikat berhasil mengalahkan
rekor dari Bob Beamon dengan selisih jarak 5 cm pada kejuaraan dunia yang berlangsung di
Tokyo. Meskipun ada yang mengatakan terdapat beberapa lompatan yang tercatat melebihi
8,95 meter, namun tidak bisa divalidasi karena tidak ada pengukuran kecepatan angina yang
bisa dipercaya atau kecepatan angina melebihi 2,0 m/detik. Di sisi wanita, rekor dunia
dipegang oleh GalinaChistiyakova yang berasal dari Rusia (dulu Soviet) yang menghasilkan
lompatan sejauh 7,52 meter di Leningrad pada tahun 1988.

Anda mungkin juga menyukai