Anda di halaman 1dari 9

Olahraga Lompat Jauh.

Sejarah Olahraga Lompat Jauh.

Sejarah lompat jauh berawal sejak sekitar 13 abad yang lalu. Olahraga ini sudah ada sejak tahun 708
Masehi ketika ada Olimpiade Kuno di Yunani. Lompat jauh merupakan satu-satunya event lompat
yang dilombakan dalam Olimpiade Kuno. Menurut catatan yang ada, saat itu olahraga lompat jauh
pernah dilakukan oleh peserta Sparta dengan panjang lompatan sejauh 7,05 meter.

Pada awalnya, semua event yang diadakan dalam Olimpiade Kuno dimaksudkan sebagai bentuk
latihan militer perang. Munculnya olahraga lompat jauh ini dipercaya untuk melatih ketangkasan
para prajurit perang dalam melompati rintangan yang berbeda, seperti parit atau jurang.

Pada masa itu, teknik dan cara lompat olahraga lompat jauh ini sangat berbeda dengan teknik dan
cara lompatan yang sekarang diterapkan. Lompatan pada zaman dahulu dibuat dalam bentuk jamak.
Dalam event ini juga, para pelompat hanya diperkenankan menggunakan start lari pendek. Selain
itu, para pelompat juga diharuskan berlari sambil membawa beban di kedua tangannya, yang dikenal
dengan nama halteres dengan berat berkisar antara 1 sampai 4,5 kg.

Teknik dan cara lompatan pada masa itu jauh berbeda dengan yang ada pada masa sekarang.
Berdasarkan bukti-bukti lukisan yang terdapat pada tembikar yang dibuat pada zaman itu, lompatan
dibuat secara berkali-kali, seperti pada lompatan dalam bentuk multiple, double-triple atau quin-
triple.

Dalam catatan sejarah, atlit olimpiade kuno yang paling terkenal adalah Chionis, dimana pada
Olimpiade tahun 656 sebelum masehi ia berhasil menciptakan sebuah lompatan yang melewati
angka 7 meter dan 5 sentimeter. Di dunia modern sendiri lompat jauh sudah menjadi bagian
kompetisi Olimpiade sejak pertama kali munculnya perlombaan ini tahun 1896. Akhirnya di 1914, Dr.
Harry Eaton Stewart merekomendasikan dibuatnya running broad jump yang distandarkan bagi atlit
perempuan sehingga mereka juga bisa mengadakan kompetisi lompat jauh, rekomendasi ini
dipertimbangkan dan diterapkan sehingga atlit perempuan mampu mengikuti kompetisi lompat jauh
pada level Olimpiade.

Meskipun olahraga ini adalah bagian dari permainan Olimpiade Kuno, baru pada tahun 1896 yaitu
pada Olimpiade modern pertamalah lompat jauh dilombakan secara resmi, dan untuk wanita baru
dimulai pada tahun 1948.

Pengertian Lompat Jauh.

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas-depan dalam upaya
membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan
cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya.
Dalam bahasa inggris lompat jauh disebut dengan Long Jump.

Olahraga lompat jauh merupakan salah satu cabang olah raga atletik yang dilombakan baik untuk
putra maupun putri. Sedangkan tujuan lompat jauh adalah melakukan lompat hingga dapat
mencapai jarak sejauh-jauhnya. Untuk dapat mencapai hasil lompatan sejauh-jauhnya, seorang atlet
harus dapat memadukan kecepatan, kekuatan dan keseimbangan.

Perlu diketahui bahwa yang menyebabkan adanya perbedaan adanya perbedaan dari ketiga gaya
tersebut sebenarnya hanya terdapat pada sat badan melayang di udara saja. Jadi mengenai awalan,
tumpuan dan cara melakukan pendaratan dari ketiga gaya tersebut pada prinsipnya sama. Mengenai
unsur-unsur yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan lompat jauh
meliputi daya ledak, kekuatan, kelincahan, keseimbangan dan lain-lain.

Drs. Eddy Suparman menjelaskan bahwa unsur pokok dalam lompat jauh adalah sebagai berikut :

1. Harus dapat membangkitkan daya momentum yang sebesar-besarnya.


2. Harus dapat memindahkan momentum gaya horizontal dan vertical.
3. Harus dapat mempersatukan gaya tersebut dengan tenaga badan pada saat melakukan
tolakan.
4. Harus dapat menggunakan titik berat badan seefisien mungkin.

Teknik Lompat Jauh.

Secara teknik pada lompat jauh meliputi empat masalah yaitu :

a. Awalan (approach).

Awalan adalah suatu gerakan dalam lompat jauh dilakukan dengan lari secepat-cepatnya yang
dilakukan untuk mendapatkan kecepatan setinggi-tingginya sebelum melakukan tolakan. Dapat juga
dikatakan, awalan adalah usaha mendapatkan kecepatan horizontal setinggi-tingginya yang diubah
menjadi kecepatan vertikal saat melakukan tolakan (Drs. Eddy Suparman, 1999).

Menurut (Drs. Eddy Suparman, (1995 : 44) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan awalan
adalah

 Jarak awalan tergantung dari kemampuan masing-masing atlet bagi pelompat dalam jerak
pendek sudah mampu mencapai kecepatan maksimal (full speed) maka jarak awalan cukup
dekat / pendek saja (sekitar 30-35 meter atau kurang dari ini). Sedangkan bagi atlet lain yang
jarak relatif jauh baru mencapai kecepatan maksimal, maka jarak awalan harus lebih jauh
lagi (sekitar 30-45 meter atau lebih jauh dari itu). Bagi pemulasudah barang tentu jarak
awalan lebih pendek dari ancar-ancar tersebut.
 Posisi saat berdiri pada titik awalan kaki dapat sejajar atau salah satu kaki ke depan. Hal ini
tergantung dari kebiasaan masing-masing atlet.
 Cara pengambilan awalan mulai pelan, kemudian cepat (sprint).Kecepatan ini harus
dipertahankan sampai menjelang bertumpu / menolak.
 Setelah mencapai kecepatan maksimal, maka kira-kira 3-4 langkah terakhir bertumpu (take
off) gerakan lari dilepas begitu saja tanpa mengurangi kecepatan yang telah dicapai
sebelumnya. Pada 3-4 langkah terakhir ini perhatian dan tenaga yang dicurahkan untuk
melakukan tumpuan pada papan / balok tumpu.

Cara mengambil awalan dalam Lompat Jauh antara lain dilakukan dengan jalan sebagai berikut:

 Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan lari secepat-cepatnya dari permulaan


tempat berdiri (tempat/tanda pada waktu akan melakukan awalan) ke papan tolakan sampai
tempat pada papan tolakan diukur jaraknya.
 Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan lari secepat-cepatnya dari permulaan
tempat berdiri ke papan tolakan ke tempat permulaan akan melakukan awalan. Setelah
tepat baru diukur.
 Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan lari secepat-cepatnya dari permulaan
tempat berdiri ke papan tolakan dari papan tolakan ke tempat permulaan akan melakukan
awalan. Setelah tepat baru diukur walaupun sudah menetapkan ukuran untuk mengambil
awalan dengan tepat. Untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan terjadi kegagalan
melakukan tolakan, biasanya si pelompat membuat dua buah tanda yaitu tanda I dan II.

b. Tolakan (take of).

Tolakan adalah perpindahan dari kecepatan horizontal ke kecepatan vertical yang dilakukan dengan
cepat dan kuat untuk mengangkat tubuh ke atas melayang di udara (1998 : 45). Dalam melompat
jauh, biasanya kita melakukan tolakan terkuat dengan kaki, dibantu dengan ayunan kaki dan ayunan
kedua tangan ke depan ke arah atas.

Jika si pelompat dapat menggabungkan kecepatan awal dengan kekuatan tolakan kaki, ia akan
membawa seluruh tubuh ke atas ke arah depan melayang di udara. Jadi si pelompat dapat
membawa titik berat badan ke atas, melayang di udara ke arah depan dengan waktu lama. Dengan
kata lain dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan
tolakan diantaranya :

 Tolakan dilakukan dengan kaki yang kuat. Bagian telapak kaki yang kuat untuk bertumpu
adalah cenderung pada bagian tumit terlebih dahulu dan berakhir pada bagian ujung kaki.
 Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong ke belakang
 Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan
 Saat bertumpu, kedua lengan ikut diayunkan ke depan atas.
 Pada kaki ayun diangkat ke depan setinggi pinggul dalam posisi lutut ditekuk.

c. Sikap Badan di Udara (flight).


Sesuai dengan pendapat (Drs. Eddy Suparman, 1995) yang mengkhususkan gaya jongkok
sebagai penelitian teknik badan saat di udara setelah kaki kiri bertumpu. Maka kaki kanan
diayun dengan cepat ke arah depan. Pada saat mencapai titik tertinggi sikap badan, kaki
seperti duduk atau jongkok. Setelah bergerak turun kedua kaki dijulurkan ke depan, badan
cenderung ke depan dan perhatian tertuju pada pendaratan.
Cara melakukannya sebagai berikut :

 Bersamaan melakukan tolakan, kaki diayun ke depan ke arah atas.


 Saat badan melayang di udara, kaki diturunkan. Bersamaan dengan itu, pinggul didorong ke
depan, kapala ditengadahkan, dada dibusungkan dan kedua tangan ke atas arah belakang.
 Saat akan mendarat, kedua kaki diayunkan ke depan, badan dibungkukkan dan kepala
ditundukkan siap untuk mendarat.

d. Pendaratan (landing).

Pendaratan merupakan tahap akhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Hal-hal yang perlu
diperhatikan menurut (Drs. Eddy Suparman, 1999) adalah sebagai berikut :

 Harus dilakukan dengan sadar agar gerakan yang tidak perlu dapat dihindari
 Untuk menghindari rasa sakit atau cedera pendaratan sebaiknya dilakukan dengan kedua
belah kaki sejajar dan tumit terlebih dahulu mendarat di pasir dengan posisi mengepit
 Sebelum tumit menyentuh pasir, kedua kaki harus benar-benar diluruskan/dijulurkan ke
depan. Usahakan agar jarak antara kedua kaki jangan terlalu berjauhan, karena semakin
lebar jarak antara kedua kaki berarti akan semakin mengurangi jauhnya lompatan
 Untuk menghindari agar tidak jauh duduk pada pantat, maka setelah tumit berpijak di pasir,
kedua lutut segera ditekuk dan badan dibiarkan condong terus jauh ke depan
 Setelah melakukan pendaratan jangan keluar atau kembali ke tempat awalan
melewati/menginjak daerah pendaratan dengan papan tumpuan

Dalam teknik ini, atlet harus berupaya mendarat dengan sebaik mungkin. Jangan sampai badan atau
lengan jatuh ke belakang. Pendaratan pada bak lompat dimulai dengan posisi kedua tumit kaki dan
kedua kaki agak rapat. Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dilakukan dengan kedua kaki. Yang
perlu diperhatikan saat mendarat dalam lompat jauh adalah kedua kaki mendarat secara
bersamaan, diikuti dengan dorongan pinggul ke depan. Sehingga badan tidak cenderung jatuh ke
belakang yang dapat berakibat fatal bagi atlet itu sendiri.

Gaya dalam Lompat Jauh.

Secara umum, ada 3 jenis gaya yang dapat dilakukan pada saat melakukan olahraga lompat jauh,
yaitu :

Lompat jauh gaya jongkok (Tack Style/Gaya Ortodock).

Gaya jongkok merupakan jenis gaya lompat jauh yang paling tua dan paling mudah untuk dilakukan.
Dikatakan gaya jongkok karena pada saat melayang di udara, atlet hanya melakukan gerakan
menekuk kedua kakinya, sehingga terlihat seperti sedang jongkok.

Saat melakukan gaya ini, tolakan yang dilakukan haruslah tepat dan kuat. Pada saat tubuh berada di
udara, posisikan tubuh seperti orang yang sedang berjongkok, dengan posisi badan condong ke
depan dan tangan dikibaskan ke belakang tubuh sambil mengatur pendaratan yang benar.

Lompat jauh gaya menggantung (Schnepper Style/Hang Style).

Ada beberapa teknik yang harus diperhatikan disaat melakukan lompat jauh dengan gaya ini, seperti
:

 Lakukan awalan dengan kecepatan maksimal dan lakukan tolakan yang sangat kuat pada
papan tolakan.
 Pada saat badan di udara, usahakan badan melayang selama mungkin di udara serta dalam
keadaan seimbang. Posisikan kedua lengan di atas kepala, seperti memegang tali saat
berayun.
 Pada saat mendarat, usahakan mendarat dengan sebaik-baiknya, jangan sampai badan atau
tangan jatuh ke belakang karena dapat merugikan atlet. Mendaratlah dengan posisi kedua
kaki dan tangan ke depan.
Lompat jauh gaya berjalan di udara (Walking in the Air).

Ada beberapa teknik yang harus diperhatikan disaat melakukan lompat jauh dengan gaya ini, seperti
:

 Lakukan awalan dengan cara lari cepat pada lintasan dengan jarak 40-45 meter. Kemudian
lakukan tolakan pada papan tolakan dengan menggunakan kaki yang terkuat untuk
mengubah kecepatan horizontal yang dihasilkan pada saat awalan menjadi kecepatan
vertikal.
 Pada saat badan melayang di udara, ayunkan kaki ayun atau kaki belakang sekuat-kuatnya
ke atas. Selanjutnya lakukan gerakan melangkah di udara dengan melangkahkan kaki yang
sebelumnya digunakan untuk menolak atau menumpu hingga membuat gerakan berjalan di
udara.
 Lakukan pendaratan yang aman dan tidak menyebabkan cidera. Caranya dengan meluruskan
kedua kaki dan tangan bersama-sama ke depan, badan dicondongkan ke depan, dan pada
saat tumit menyentuh pasir secara cepat kedua lutut ditekuk.

Faktor Yang Mempengaruhi Lompat Jauh.

Faktor yang mempengaruhi prestasi lompat jauh menurut Suharto dalam bukunya dalam bukunya
"Kesegaran Jasmani dan Peranannya disebutkan :

 Kecepatan (speed) adalah kemampuan untuk memindahkan sebagian tubuh atau seluruhnya
dari awalan sampai dengan pendaratan. Atau bertumpu pada papan / balok sewaktu
melakukan lompatan, kecepatan banyak ditentukan kekuatan dan fleksibelitas
 Kekuatan (Strenght) adalah jumlah tenaga yang dapat dihasilkan oleh kelompok otot pada
kontraksi maksimal pada saat melakukan pekerjaan atau latihan dalam melakukan lompatan
 Daya ledak adalah kemampuan otot dalam melakukan tolakan tubuh melayang di udara saat
lepas dari balok tumpu
 Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan suatu sikap tubuh tertentu
secara benar dari awal melakukan lompatan sampai selesai melakukan lompatan
 Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan suatu gerakan motorik secara benar
 Koordinasi adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang atlet untuk dapat mengkoordinasikan
gerakan maju dengan kebutuhan naik.

Faktor non teknis juga dapat berpengaruh dalam hal ini, faktor yang mempengaruhi tersebut antara
lain :

 Motivasi dari orang tua


 Guru dan pelatih yang propesional
 Adanya dana yang cukup
 Lingkungan yang baik
 Organisasi yang baik
 Dukungan masyarakat
Lapangan Lompat Jauh.
Panjang lintasan lari hingga papan lompatan atau papan tolak pada umumnya berukuran 40-
45 meter dengan lebar lintasan mencapai 1,22 meter. Sementara itu, papan lompatan
memiliki panjang 1,22 meter dan lebar 20 cm dengan ketebalan 10 cm.

Di antara papan lompatan dengan bak lompat terdapat jarak sepanjang 1 meter. Sedangkan bak
lompat memiliki panjang 9 meter dengan lebar 2,95 meter. Untuk lebar tempat pendaratan,
jaraknya paling sedikit 2,75 meter antara garis tolakan sampai akhir tempat tolakan. Tempat
pendaratan diisikan dengan pasir dimana permukaan pasir harus sama tinggi atau datar dengan sisi
atas papan tolakan.

Sistem Penilaian Olahraga Lompat Jauh.

Sisitem penilaian pada permainan olahraga ini adalah dengan menggunakan mark. Pengertian mark
adalah jarak terdekat yang ditempuh oleh seorang pelompat di ukur dari ujung palang kayu sampai
atlit menginjakan kaki pertama kali di area pasir yang telah disediakan. Penilaian akan dihitung dari
jarak unujung palang kayu sampai titik akhir atlit mendarat bukan pada awal lompatan. Pelanggaran
atau fouls pada lompat jauh dapat dilihat ketika atlit melakukan lompatan melebihi batas ujung
palang kayu.

Perkembangan Lompat Jauh.

Olahraga lompat jauh merupakan jenis olahraga yang juga dipertandingkan di Olimpiade Modern
yang dilaksanakan pada tahun 1896 di Athena, Yunani. Waktupun berganti, teknik lompatan kian
berkembang untuk mencapat lompatan sejauh mungkin. Rekor lompatan terjauh yang pada jaman
dahulu menjadi rekor paling lama, kini sudah diperbaiki. Kejayaan Amerika Syarikat, Bob Beamon
dengan lompatan sejauh 8.90 meter dalam Olimpiade tahun 1968 di Mexico telah dipecahkan oleh
atlet Amerika Syarikat, yaitu Mike Powell dengan lompatan sejauh 8.95 meter.
Dalam sejarah lompat jauh tercatat ada 2 rekor dunia paling lama yang diciptakan oleh Jesse Owens
pada tahun 1935, rekor tersebut tidak terkalahkan hingga tahun 1960 yang kemudian dikalahkan
oleh Ralph Boston yang berhasil memecahkan rekor tersebut. Dan pada olimpiade musim panas
tahun 1968 , Bob Beamon berhasil melompat hingga sejauh hampir 9 meter, sebuah rekor dunia
baru yang tidak bisa dikalahkan oleh siapapun hingga tahun 1991. Pada tanggal 30 Agustus 1991,
Mike Powell dari Amerika Serikat berhasil mengalahkan rekor dari Bob Beamon dengan selisih jarak
5 cm pada kejuaraan dunia yang berlangsung di Tokyo. Meskipun ada yang mengatakan terdapat
beberapa lompatan yang tercatat melebihi 8,95 meter, namun tidak bisa divalidasi karena tidak ada
pengukuran kecepatan angina yang bisa dipercaya atau kecepatan angina melebihi 2,0 m/detik. Di
sisi wanita, rekor dunia dipegang oleh Galina Chistiyakova yang berasal dari Rusia (dulu Soviet) yang
menghasilkan lompatan sejauh 7,52 meter di Leningrad pada tahun 1988.

4 PELANGGARAN DALAM OLAHRAGA LOMPAT JAUH TERSEBUT ANTARA LAIN:

1. Pelanggaran pada Fase Awalan

Awalan pada lompat jauh merupakan gerakan lari yang berfungsi untuk mengendalikan gerakan dan
kecepatan sebelum melakukan tumpuan di papan atau balok tumpu. Sehingga saat atlet sudah dekat
dengan tumpuan, maka pengendalian tersebut adalah dengan melakukan kendali dari kecepatan
gerakan horisontal menuju kecepatan gerakan vertikal dengan menggunakan langkah terakhir yang
lebih pendek.
Tujuan utama dari awalan tentu saja seperti yang sudah dijelaskan adalah untuk secara bertahap
menambah kecepatan lari hingga titik maksimum sebelum melakukan tumpuan. Faktor penting pada
awalan adalah jarak yang ditempuh oleh atlet dan kecepatannya sesaat sebelum lepas landas
(melakukan tumpuan). Atlet pada umumnya memulai lari dengan berfokus pada kecepatan, di mana
semakin tinggi kecepatan, maka akan semakin jauh jarak lompatan yang diperoleh.

Jarak awalan untuk tiap atlet bervariasi, tergantung dari kemampuan dan kebutuhan dari masing-
masing. Beberapa jarak yang umum antara lain 10 hingga 19 langkah untuk atlet pemula dan
menengah, sementara untuk level lebih tinggi adalah 20 hingga 22 langkah. Hal ini tergantung dari
pengalaman, teknik lari jarak pendek dan tingkat pengkondisian dari masing-masing atlet.
Konsistensi dari pengambilan awalan sejauh mungkin dari papan tumpuan ini memang penting bagi
tiap atlet tanpa harus kaki melebih tumpuan saat melakukan tolakan. Ketidakkonsistenan dalam
mengambil awalan dapat menimbulkan beberapa masalah, terlebih ketidaksiapan kaki dalam
melakukan tumpuan nantinya.

Beberapa pelanggaran yang umum terjadi saat melakukan awalan adalah :

 Tidak datang – Peserta tidak datang atau tidak melakukan lompatan meskipun sudah
dipanggil sebanyak 3 kali. Secara teknis hal ini merupakan pelanggaran pada awal persiapan
kompetisi. Sehingga ketidakmunculan peserta dapat menyebabkan diskualifikasi dan tidak
lagi memiliki hak untuk mengikuti kompetisi.
 Melebihi garis – Lebar landasan pacu pada tahap awalan adalah 1,22 hingga 1,25 meter
dengan panjang yang mencapai 40 hingga 45 meter. Dengan ukuran seperti ini maka pada
fase awalan pelanggaran akan terjadi jika peserta melakukan loncatan melebih garis yang
telah ditentukan.

Selain pelanggaran beberapa kesalahan umum yang merugikan pelompat yang dapat mengurangi
jarak hasil lompatan pada fase ini antara lain:

 Adanya pengurangan kecepatan laju saat mendekati papan tolakan.


 Proses lari pada awalan yang tidak mencapai kecepatan maksimum atau terlambat dalam
melakukan percepatan lari.

2. Pelanggaran pada Fase Tolakan

Tahap tolakan adalah bagian dari lompat jauh yang paling membutuhkan teknik khusus. Perlu
diperhatikan bahwa pelompat harus menempatkan telapak kaki dengan rata di atas tanah, karena
jika mereka bertumpu pada tumit atau jari kaki maka akan meghasilkan lompatan yang tidak
maksimal. Selain tumpuan, atlet juga perlu berkonsentrasi pada keadaan posisi tubuh yang benar di
mana tubuh berada dalam keadaan tegak dan menggerakan pinggul kea rah depan dan atas untuk
mendapat jarak lompatan yang maksimal dari papan tolakan ke pendaratan di bak pasir.

Beriringan dengan teknik tumpuan adalah teknik tolakan yang dilakukan dengan salah satu kaki yang
paling kuat, aktif dan cepat. Usahakan agar badan tetap seimbang, tidak goyang dan tidak terlalu
condong. Pergerakan lengan sangat berpengaruh dalam membantu keseimbangan dan penambahan
tinggi tolakan.

Pada fase ini papan lompatan tumpuan terbuat dari kayu atau bahan kaku lain yang memiliki
kemampuan untuk menahan beban atlet tanpa mengalami kehancuran. Ukuran dari papan tersebut
adalah panjang 1,21 meter hingga 1,22 meter dengan lebar sebesar 19,8 cm hingga 20,2 cm dan
memiliki ketebalan mencapai 10 cm. Papan tersebut memiliki finishing berwarna putih dan
diletakkan pada jarak 1 sampai 3 meter dari titik awal area pendaratan lompat jauh.

Pelanggaran yang terjadi saat berada pada titik ini dan menyebabkan wasit mengangkat bendera
merah antara lain adalah:

 Tolakan di luar kotak tumpuan – Pelanggaran dapat terjadi saat atlet melakukan tolakan
dari luar ujung balok tumpuan. Baik ketika sebelum maupun sesudah garis perpanjangan
garis tumpuan.
 Tumpuan dua kaki – Gerakan tumpuan pelompat dapat didiskualifikasi bila atlet lompat jauh
tersebut melakukan tolakan dengan bertumpu pada kedua kaki sebelum mendarat.

Selain pelanggaran beberapa kesalahan umum yang merugikan pelompat yang dapat mengurangi
jarak hasil lompatan pada fase ini adalah saat berada pada papan tumpuan, pelompat tidak
menghasilkan lompatan yang cukup tinggi pada saat pendaratan.

3. Pelanggaran pada Fase Melayang

Gerakan atau teknik melayang dalam lompat jauh dilakukan setelah melakukan tumpuan di balok
tumpuan. Saat melakukan teknik melayang ini, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah untuk
selalu menjaga keseimbangan badan saat melayang, meminimalisir hambatan udara pada titik
terendah, mengusahakan untuk melayang di udara selama mungkin dan mempersiapkan kaki untuk
melakukan pendaratan.

Pada fase melayang, pemain lompat jauh dapat dikenai sanksi atau diskualifikasi jika dia melakukan
gerakan salto pada saat melayang di udara. Gerakan yang memang dapat memperjauh hasil
lompatan ini tidak akan dianggap sah dan dapat menyebabkan terangkatnya bendera merah oleh
wasit.

Kesalahan umum yang merugikan pelompat yang dapat mengurangi jarak hasil lompatan pada fase
ini antara lain adalah:

 Tidak melentikkan badan untuk maju ke depan dan melayang di udara lebih lama.
 Kaki tidak diangkat cukup tinggi dan tidak terjulur.
 Keadaan badan yang berputar saat melayang.

4. Pelanggaran pada Fase Pendaratan

Pendaratan adalah fase terakhir yang menentukan hasil ukuran lompatan dalam olahraga lompat
jauh. Persiapan yang perlu dilakukan saat pendaratan adalah dengan menundukkan kepala,
mengayunkan lengan dan memposisikan pinggang kearah depan. Maka dengan begitu, pada saat
pendaratan di bak pasir, anggota badan yang lain tidak akan menyentuh bagian yang lebih belakang
dari kaki (tumit).

Untuk lebih meningkatkan kemampuan teknik lompat jauh, maka faktor yang perlu diperhatikan
oleh para pelompat tentu saja dalam hal menentukan jarak awalan yang tepat, menentukan irama
saat melakukan awalan dengan berlari, kemampuan untuk melakukan tolakan, gerakan melayang
selama mungkin di udara dan gerakan pendaratan di bak pasir.

Fase pendaratan adalah fase yang banyak memungkinkan terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh
atlet. Beberapa pelanggaran tersebut antara lain adalah:
 Mendarat di luar bak pasir – Setelah melakukan tolakan pada balok tumpuan, peserta yang
melompat dan mendarat di luar area bak pasir tentu saja akan dinyatakan tidak sah dan hasil
lompatan tidak akan diukur.
 Menyentuh area luar bak pasir – Saat atlet telah melaukan tumpuan, kemuadian secara
sengaja ataupun tidak ujung kaki menyentuh area luar bak pasir sebelum melompat, maka
hasil pendaratan di bak pasir tidak akan dinyatakan sah.
 Menyentuh area pendaratan di belakang badan – Saat setelah mendarat, pelompat
terhempas ke belakang atau tangan menyentuh daerah belakang punggung maka akan
membuta jarak hasil lompatan berkurang.
 Berjalan mundur – Atlet yang berjalan mundur setelah melakukan pendaratan atau berjalan
kembali ke arah tumpuan, maka hasil lompatan akan diukur dari titik terakhir perjalanan
tersebut dan dapat mengurangi hasil lompatan yang telah terjadi.

Kesalahan umum yang merugikan pelompat yang dapat mengurangi jarak hasil lompatan pada fase
ini antara lain adalah :

 Atlet yang melakukan pendaratan dengan gerakan kaki kangkang atau kaki bebas.
 Atlet mendarat dengan keadaan terbaring. Pendaratan seperti ini tentu saja dapat membuat
jarak antara hasil lompatan dan tumpuan semakin dekat, karena hasil lompatan akan diukur
dari ujung kepala atlet ke balok tumpuan, bukan dari ujung kaki ke balok tumpuan.
 Pelompat tidak mendarat dengan mengayunkan tangan dan pendaratan dilakukan dengan
tidak menggunakan kaki terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai