Anda di halaman 1dari 17

CATATAN ATLETIK KELAS XI

LOMPAT JAUH GAYA JALAN DI UDARA (walking in the air)


Tujuan utama dalam cabang olahraga lompat jauh adalah mendapatkan jarak
terjauh seorang pelompat dari titik tolaknya. Untuk mencatatkan hal tersebut,
seorang pelompat bisa memaksimalkan upaya langkah awalan, gaya tolakan
(take off), dan saat berada di udara (flying in the air) sebelum mendarat. Dalam
hal ini, untuk mengetahui seorang pelompat menggunakan salah satu gaya
dalam lompat jauh dapat dilihat ketika berada di udara atau tepatnya setelah
melakukan awalan dan tolakan. Sebab, yang dapat membedakan gaya dalam
lompat jauh adalah gaya saat berada di udara. Seorang pelompat biasanya
memakai tiga macam gaya untuk menempatkan tubuhnya di posisi ideal untuk
meraih jarak optimal, yaitu:
 Gaya berjalan di udara (walking in the air)

 Gaya jongkok (tuck)
 Gaya menggantung (hangstyle)

Ketiga gaya tersebut dibedakan melalui posisi kaki serta usaha penempatan titik
berat tubuh oleh pelompat hingga akhirnya mendarat di bak berisi pasir. Gaya
lompat jauh dapat diketahui pada waktu atlet melompat atau melayang di udara
setelah melakukan awalan dan tolakan.

SEJARAH LOMPAT JAUH

Lompat jauh adalah salah satu dari peristiwa-peristiwa asli pancalomba


Olimpiade di Yunani Kuno.Long Jump adalah satu-satunya dikenal melompat
peristiwa dalam Olimpiade Kuno tersebut.Semua peristiwa yang terjadi di
Olimpiade pada awalnya seharusnya bertindak sebagai bentuk pelatihan untuk
perang.Lompat jauh muncul mungkin karena mencerminkan persimpangan
rintangan seperti sungai dan jurang.Setelah menyelidiki penggambaran yang
selamat dari peristiwa itu kuno percaya bahwa tidak seperti hari acara modern,
atlet hanya diperbolehkan berlari pendek awal.
Para atlet membawa beban di masing-masing tangan, yang disebut halteres
(antara 1 dan 4,5 kg). Beban ini itu mengayunkan maju sebagai atlet melompat
untuk meningkatkan momentum. Hal ini umumnya percaya bahwa baju hangat
akan melemparkan berat di belakangnya di udara untuk meningkatkan
momentum ke depan, namun diadakan di seluruh halteres durasi melompat.
Berayun mereka dan kembali pada akhir melompat atlet akan mengubah pusat
gravitasi dan biarkan atlet untuk meregangkan kaki ke luar, meningkatkan jarak.
Melompat itu sendiri dibuat dari bater ( “apa yang menginjak pada”).
Kemungkinan besar papan sederhana ditempatkan di stadion lagu yang telah
dihapus setelah kejadian (Miller, 66). Para penerjun akan mendarat dalam apa
yang disebut skamma ( “menggali-up” area) (Miller, 66). Gagasan bahwa ini
adalah sebuah lubang yang penuh pasir adalah salah.Pasir di lubang melompat
adalah penemuan modern (Miller, 66).Yang skamma hanyalah daerah
sementara untuk menggali kesempatan itu dan bukan sesuatu yang tetap dari
waktu ke waktu.Lompat jauh dianggap salah satu yang paling sulit dalam acara
yang
digelar di Olimpiade sejak banyak keahlian diperlukan. Musik ini sering
dimainkan selama Philostratus melompat dan mengatakan bahwa kadang-
kadang pipa akan menyertai melompat sehingga dapat memberikan ritme untuk
gerakan kompleks dari halteres oleh atlet. Philostratos dikutip mengatakan,
“Peraturannya menganggap melompat sebagai yang paling sulit kompetisi, dan
mereka membiarkan jumper untuk diberikan keuntungan dalam irama dengan
menggunakan seruling, dan berat dengan menggunakan tali. ”(Miller, 67).
Paling menonjol dalam olahraga kuno adalah seorang pria bernama Chionis,
yang dalam mengadakan Olimpiade 656BC melompat dari 7,05 meter (23 kaki
dan 1,7 inci).Ada beberapa argumen oleh para sarjana modern di lompat
jauh.Beberapa telah berusaha untuk menciptakan kembali sebagai triple jump.
Gambar menyediakan satu-satunya bukti untuk tindakan sehingga lebih baik
diterima bahwa itu sama seperti hari ini lompat jauh. Alasan utama beberapa
ingin menyebutnya triple melompat adalah adanya sumber yang mengklaim
sana sekali adalah lima puluh lima kaki melompat kuno yang dilakukan oleh
seorang pria bernama Phayllos (Miller, 68).Lompat jauh telah menjadi bagian
dari kompetisi Olimpiade modern sejak lahirnya Olimpiade pada tahun
1896.Pada 1914, Dr Harry Eaton Stewart merekomendasikan “luas berlari
melompat” sebagai standar acara trek dan lapangan bagi perempuan.Namun, hal
itu tidak sampai 1928 bahwa perempuan diperbolehkan untuk bersaing dalam
event di tingkat Olimpiade.
Salah satu bentuk lompat jauh yang akan kita bahas kali ini adalah lompat jauh
gaya berjalan di udara. Berbeda dengan lompat jauh pada jaman dahulu, lompat
jauh gaya berjalan di udara memiliki teknik tertentu yang harus dipatuhi peserta.
Untuk lebih memahaminya, berikut ini adalah teknik lompat jauh gaya
berjalan di udara:

1. Teknik awalan
Teknik awalan berfungsi untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi sebelum
mencapai balok tolakan. Kecepatan yang tinggi akan membantu memperlebar
jarak lompatan di udara. Lakukan dengan melakukan lari sprint dengan
kecepatan maksimal. Tambahkan kecepatan secara perlahan hingga ketika
mendekati balok tolakan, turunkan pinggang sedikit agar mendapatan gaya
tolakan yang maksimal. Adapaun jarak dalam teknik awalan ini adalah sekitar
45 m. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan awalan dalam
cabang atletik lompat jauh, seperti :

 Jarak awalan dalam cabang atletik lompat jauh bergantung pada


kemampuan atlet itu sendiri. Bagi para pelompat yang dalam jarak
pendek sudah dapat mencapai kecepatan maksimal, jarak awalan
cukup pendek atau dekat saja (kurang lebih 30-35 meter atau
kurang dari itu).Sementara itu, bagi para atlet lompat jauh yang
mencapai kecepatan maksimal dalam jarak relatif jauh, jarak
awalan harus lebih jauh (kurang lebih 30-45 meter atau lebih dari
itu).
 Posisi ketika berdiri di titik awalan pada lompat jauh yaitu kaki
posisi sejajar atau bisa juga salah satu kaki berada di depan,
tergantung dari kebiasaan atlet itu sendiri. Cara pengambilan
awalan dalam lompat jauh dimulai dari perlahan-lahan dan
kemudian cepat (sprint).Kecepatan ini harus dipertahankan hingga
sesaat sebelum melakukan tumpuan/tolakan.
 Setelah mencapai kecepatan maksimal, sekitar 3-4 langkah terakhir
bertumpu (take-off) gerakan lari dilepas secara spontan tanpa
mengurangi kecepatan yang telah dicapai sebelumnya. Pada
langkah terakhir ini, konsentrasi dan tenaga fokus untuk melakukan
tumpuan di papan atau balok tumpu.
2. Teknik tolakan
Teknik ini bertujuan untuk melakukan dorongan agar tubuh terangkat ke
udara. Teknik ini menggunakan kaki tumpuan yang paling kuat agar
kecepatan yang tadinya horizontal berubah menjadi kecepatan vertikal.
Teknik tolakan dilakukan dengan cara mengayunkan paha dan kaki ke
posisi horizontal lalu pertahankan. Luruskan pinggang, lutut, dan sendi
mata kaki. Lalu lakukan tolakan ke depan dan ke atas dengan posisi sudut
45 derajat. Ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam
melakukan tolakan dalam lompat jauh, antara lain :

 Tolakan dalam lompat jauh harus dilakukan dengan kaki


yang kuat.
 Bagian telapak kaki yang sangat cocok dan kuat untuk
bertumpu biasanya terletak di bagian tumit terlebih dahulu
dan diakhiri di bagian ujung kaki.
 Sesaat sebelum melakukan tumpuan, usahakan badan
condong ke belakang.
 Sebaiknya bertumpulah tepat di papan tumpuan.
 Kedua lengan ikut diayunkan ke depan atas ketika bertumpu.
 Ayunkan kaki dan angkat ke depan sampai setinggi pinggul
dengan posisi lutut ditekuk.
3. Teknik melayang di udara
Ketika tubuh melayang, perhatikan untuk menjaga keseimbangan tubuh.
Lakukan gerakan kaki berjalan di udara untuk mempersiapkan kaki
melakukan pendaratan. Tahan udara seminimal mungkin agar tubuh lebih
lama berada di udara.

4. Teknik mendarat
Dalam melakukan teknik mendarat, perlu perhatikan beberapa hal.
Tundukkan kepala dan luruskan kaki dan tangan ke depan. Condongkan
badan, lalu ketika kaki telah menyentuh pasir, segera tekukkan lutut.
Posisi ini akan membantu menghindari mendarat dengan panggul.
Peraturan Umum Lompat Jauh
Adapun peraturan umum pada lompat jauh yaitu :
1. Bila peserta lompat jauh lebih dari 8 orang setiap peserta diperbolehkan
melompat sebanyak 3 kali. Lompatan diambil yang terjauh. Jika peserta
hanya 8 orang atau kurang, maka setiap peserta diperbolehkan melompat
sebanyak 6 kali. Melompat dilakukan secara bergiliran.
2. Hasil lompatan diukur dari bekas anggota tubuh terdekat atau paling
belakang yang menyentuh bak pasir.
3. Setiap peserta diberi waktu satu giliran selama 1 1/5 menit. Lompatan
yang sama ditentukan dengan melihat hasil lompatan yang terbaik. Bila
masih sama maka akan dilihat hasil dari lompatan yang ke-3. Demikian
seterusnya.

Berikut ini adalah beberapa pelanggaran yang sering terjadi dalam lompat jauh:

1. Melompat melebihi garis


Kesalahan ini terjadi pada saat melakukan awalan. Ketika melakukan
lompatan, atlet akan melakukannya di atas landasan pacu dengan berlari
sebelumnya. Namun ketika melakukan lompatan justru melewati garis yang
telah ditentukan, maka hal tersebut termasuk dalam pelanggaran.Lompatan
yang dilakukan seharusnya berada tepat di belakang garis batas, namun
sedekat mungkin dengan garis tersebut agar lompatan menghasilkan jarak
yang jauh. Kesalahan ini terjadi akibat kurang konsentrasi saat melakukan
lompatan.

2. Tidak datang saat pemanggilan


Setiap atlet akan dipanggil terlebih dahulu sebelum melakukan lompatan.
Biasanya panitia akan melakukan pemanggilan sebanyak 3 kali untuk atlet.
Namun jika atlet tidak kunjung datang hingga namanya disebutkan sebanyak
3 kali, maka atlet tersebut akan didiskualifikasi karena dianggap
meremehkan acara tersebut.

3. Melompat di luar kotak tumpuan


Pelanggaran selanjutnya adalah melakukan lompatan di luar kotak tumpuan.
Kotak tumpuan yang digunakan memiliki ukuran 1,22 m x 20,22 cm. Ketika
seorang atlet lompat jauh melakukan lompatan justru di luar kotak tumpuan
tersebut, maka hal itu dikategorikan dalam pelanggaran.Penempatan kotak
tumpuan adalah sekitar 1 hingga 3 meter dari titik awal berlari. Maka dari
itu, sebaiknya konsentrasi penuh saat melakukan awalan dan tolakan agar
tidak melompat di luar batas kotak tumpuan.

4. Tumpuan dengan dua kaki


Pelanggaran selanjutnya adalah melakukan tolakan dengan menggunakan
dua kaki. Kesalahan yang dilakukan ini akan berakibat pada diskualifikasi
atlet tersebut. Tolakan seharusnya dilakukan dengan menggunakan satu kaki
saja. Kesalahan ini biasanya terjadi akibat tidak pahamnya teknik dalam
lompat jauh sehingga melompat dengan menggunakan dua kaki.

5. Mendarat di luar bak pasir


Pelanggaran lain yang sering terjadi adalah atlet mendarat di luar bak pasir.
Ketika melakukan pendaratan seharusnya dilakukan di dalam bak pasir. Jika
pendaratan terjadi di luar bak pasir, maka atlet dianggap gagal melakukan
lompat jauh. Sama seperti kesalahan pada nomor 4, pelanggaran ini terjadi
akibat kurang menguasai teknik lompat jauh.

6. Menyentuh sesuatu di luar bak pasir


Ketika melakukan pendaratan, konsentrasi penuh agar tidak terjadi
kesalahan adalah hal yang utama. Namun adakalanya pelanggaran pun
secara tidak sengaja terjadi. Salah satunya adalah menyentuh sesuatu di
luar bak pasir saat mendarat. Meskipun hanya ujung jari saja yang
disentuh, maka hal tersebut sudah dianggap sebagai sebuah pelanggaran
sehingga pendaratan dianggap tidak sah.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh pelompat jauh:

1. Kurangnya kecepatan lari


Kesalahan pertama yang sering dilakukan dalam lompat jauh adalah
kurangnya kecepatan lari, dimana pelompat tidak memperhitungkan
kecepatan lari saat mendekati papan tolakan. Terlebih lagi pelompat
sering kali berlari dengan kecepatan yang tidak stabil atau tidak teratur
baik sejak awal ancang-ancang maupun hingga tiba waktu mendekati
papan tolakan. Hal tersebutlah yang membuat kesalahan fatal dalam
lompat jauh, karena keberhasilan serta seberapa jauh lompatan dapat
dicapai memang sangat dipengaruhi oleh unsur kecepatan lari. Oleh sebab
itu, seringlah melakukan latihan lari cepat dengan kecepatan maksimum
dan stabil, sehingga kesalahan seperti kurangnya kecepatan lari dalam
lompat jauh dapat dihindari.

2. Langkah tidak tetap


Selain kecepatan lari yang tidak stabil dan kurang cepat, langkah yang
tidak tetap juga dapat menjadi suatu kesalahan yang fatal dalam lompat
jauh. Dimana langkah yang tidak tetap berarti bahwa jarak lari yang
berubah-ubah atau tidak stabil. Hal ini dapat berakibat fatal ketika
mencapai papan tolak ukur, terlebih lagi jika langkah kaki tidak tepat.
Oleh sebab itu, usahakan untuk tetap menjaga jarak langkah kaki dengan
tetap atau stabil, langkah kaki yang tetap juga dapat membantu menjaga
kestabilan lari.

3. Pada empat langkah terakhir terlalu bernafsu


Salah satu keberhasilan dalam lompat jauh ditentukan oleh ketenangan
dan kestabilan yang dimiliki oleh pelompat. Walaupun begitu tidak
sedikit pelompat yang terlalu bernafsu untuk melakukan tolakan ketika
sudah mencapai empat langkah terakhir. Namun kondisi tersebutlah yang
sebenarnya salah dalam lompat jauh dan sebaiknya dihindari agar tolakan
dapat berjalan dengan sempurna. Kestabilan dan ketenangan harus tetap
dijaga sebelum melakukan tolakan, karena ketika terlalu bernafsu pada
langkah-langkah terakhir maka dapat mengganggu kestabilan lari serta
keseimbangan badan.
4. Tolakan kurang keras
Tolakan yang kurang keras juga dapat berdampak pada seberapa jauh
lompatan dapat dicapai, dimana sebelumnya pelompat sudah
mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuat-kuatnya dengan
berlari. Oleh sebab itu, pelompat harus melakukan tolakan dengan kuat
dan keras sebisa mungkin agar dapat melayang di udara dan mencapai
jarak sejauh mungkin. Untuk mengatasi kesalahan ini, pelompat harus
melakukan latihan otot-otot tubuh, terutama otot kaki dan tungkai bagian
bawah.

5. Sudut atau arah tolakan terlalu rendah atau tinggi


Untuk melakukan lompat jauh memang sudut atau arah tolakan harus
dapat diatur dengan benar, karena apabila sudut atau arah tolakan terlalu
rendah atau tinggi maka akan berpengaruh pada seberapa lama pelompat
akan melayang di udara dan mencapai jarak pendaratan. Dimana sangat
dianjurkan pelompat untuk dapat melakukan tolakan ke atas dengan sudut
45 derajat, karena secara teori sudut tersebut dapat menghasilkan waktu
maksimal di udara dan mendapatkan jarak lompatan yang paling jauh.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan latihan yang sering agar dapat mencapai
posisi sudut yang sempurna untuk tolakan lompat jauh, yaitu 45 derajat.

6. Kurang berani menjulurkan kaki ke depan


Ketika akan mendarat terkadang pelompat terlalu takut untuk
menjulurkan kaki ke depan, padahal dengan menjulurkan kaki ke depan
jarak lompatan dapat menjadi lebih jauh lagi. Namun tetap perlu diingat
bahwa ketika menjulurkan kaki ke depan dan sebentar lagi akan mendarat
kaki haru sedikit di tekuk agar dapat mendarat dengan sempurna dan
keseimbangan saat pendaratan juga tetap terjaga.

7. Selalu mendarat dengan pantat

Kesalahan yang terakhir dan juga fatal dalam lompat jauh adalah selalu
mendarat dengan pantat, dimana hal ini sangat tidak dianjurkan karena
dapat mengurangi jarak jangkauan dari lompat jauh. Selalu diusahakan
untuk mendarat dengan dua kaki secara bersamaan agar keseimbangan
terjaga. Untuk mengatasi kesalahan ini seringlah berlatih untuk mendarat
dengan seketika ketika kaki menyentuh pasir maka kedua lengan dengan
cepat di lempar kedepan.

LOMPAT TINNGI

Sejarah Lompat Tinggi

Sejarah Lompat tinggi tercatat pertamakali diadakan pada olimpiade di


Skotlandia pada abad ke 19. Pada saat itu tercatat lompatan tertinggi yang
dilakukan oleh atlet adalah 1,68 meter. Gaya lompat pada masa itu adalah gaya
gunting.Kemudian pada sekitar abad ke 20, gaya lompat tinggi telah
dimodernisasi oleh seorang warga Irlandia – Amerika bernama Michael
Sweeney. Pada tahun 1895, Michael Sweeney berhasil melakukan lompatan
setinggi 1,97 meter gaya eastern cut-off, dimana mengambil off seperti gunting,
tapi memperpanjang punggungnya dan mendatar di atas bar.Warga Amerika
lainnya bernama George Horine mengembangkan teknik lompat yang lebih
efisien bernama Western Roll. Melalui teknik ini, Horine bisa mencapai
lompatan setinggi 2,01 meter pada tahun 1912. Kemudian pada Olimpiade
Berlin (Tahun 1936), teknik lompatan ini menjadi dominan dilakukan dan untuk
cabang lompat tinggi telah dimenangkan oleh Cornelius Johnson yang mencapai
ketinggian 2.03 m. Kemudian pada empat dekade berikutnya, pelompat
Amerika dan Sovyet telah merintis evolusi teknik straddle. Charles Dumas
adalah orang pertama yang menggunakan teknik ini mencapai ketinggian 2,13
m, pada tahun 1956. Kemudian warga Amerika, John Thomas meningkatkan
rekor dunia dengan ketinggian lompatan 2.23 m (7 ft 3 3/4 in) pada tahun 1960.
Dan akhirnya Valeriy Brumel mengambil alih pencapaian dalam empat tahun ke
depan. Jumper Soviet ini mencatat ketinggian lompatan hingga 2,28 m (7 ft 5
3/4 in), dan berhasil memenangkan medali emas Olimpiade pada tahun 1964,
sebelum kecelakaan sepeda motor mengakhiri karirnyaDari Brumel inilah para
atlet mencoba belajar dan mengembangkan olahraga lompat tinggi hingga saat
ini terdapat berbagai gaya dalam olahraga lompat tinggi di dunia antara lain
gaya gunting (Scissors), gaya guling sisi (Western Roll), gaya guling Straddle
dan gaya Fosbury Flop. Meskipun event lompat tinggi diikut sertakan dalam
kompetisi pada ollmpiade kuno, kompetisi lompat tinggi tercatat berlangsung
pada awal abad ke-19 tepatnya di Skotlandia dengan ketinggian 1,68 meter.
Pada masa itu peserta menggunakan metode pendekatan langsung atau teknik
gunting.Lompat tinggi tidak dilakukan secara sembarangan. Ada gaya-gaya
tertentu yang harus dikuasai agar peserta terhindar dari kecelakaan.Pada abad ke
-19 peserta lompat tinggi mendarat dan jatuh di atas tanah yang berumput
dengan gaya gunting, yaitu dengan cara membelakangi .Gaya ternyata banyak
mengakibatkan cedera bagi para peserta.Sementara kini, lompat tinggi
dilakukan dengan mendarat di atas matras sehingga kecelakaan dapat di
minimalisir. Atlet lompat tinggi sekarang banyak menggunakan teknik fosbury
flop.

Macam-macam gaya dalam lompat tinggi adalah.


1. Gaya guling. (Straddle)

2. Gaya gunting. (Scissors)

3. Gaya guling sisi. (Western Roll)


4. Gaya Fosbury Flop

Teknik Dasar lompat Tinggi Gaya Straddle


a.Awalan
Awalan harus dilakukan dengan cepat dan menikung dengan langka sekitar
3,5,7,9 langkah. Tujuan dari awalan ini adalah sebagai berikut :

 Mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan melalui irama awalan


 Mempersiapkan diri untuk memperoleh sudut lepas landas.
 Menciptakan arah gerak horizontal diubah ke dalam kecepatan vertikal

b.Tolakan
Tolakan menggunakan salah satu kaki yang terkuat,apabila tolakannya
menggunakan kaki kanan maka awalan dilakukan di sebelah sisi kiri mistar.
Tujuan dari melakukan tolakan adalah sebagai berikut :

 Mengembangkan kecepatan menolak pada sudut lintasan berat badan


yang optimal.
 Memperoleh saat – saat untuk memutar yang di perlukan pada tahap
melewati mistar
 Mengubah arah gerak horizontal menjadi arah vertical.

c.Sikap badan di atas mistar


Sebaiknya sikap badan pada saat di atas mistar telentang dengan kedua kaki
tergantung lemas.Usahakan dagu agak ditarik ke dekap dada,serta punggung
berada di atas mistar yang merupakan busur yang melenting. Tujuannya adalah
sebagai berikut:

 Membawa bagian tubuh melewati mistar dengan nyaman


 Membawa titik berat badan sedikit mungkin dengan mistar tanpa
menyentuh atau menjatuhkan
 Menciptakan agar pendaratan dengan baik dan selamat

d. Mendarat
Sikap mendarat adalah sikap jatuh setelah melewati busa,sedangkan cara yang
baik dalam melakukan pendaratan adalah sebagai berikut

 Jika pendaratan terbuat dari matras,maka posisi jatuh adalah sisi bahu dan
punggung terlebih dahulu
 Jika pendaratan dilakukan di atas pasir,maka yang mendarat lebih dahulu
adalah kaki.Ayun kaki kanan kemudian berguling ke depan ,bertumpu
pada pundak bahu kanan.

Ukuran Lapangan Lompat Tinggi


Berikut ini ukuran lapangan lompat tinggi termasuk sarana dan prasana yang
diperlukan dalam perlombaan lompat tinggi.
1. Arena untuk Awalan (Runway)

 Daerah awalan panjangnya. tidak terbatas minimum 15 m


 Daerah tumpuan harus datar dan tingkat kemiringanya 1 : 100

2. Tiang Lompat
Tiang lompat harus kuat dan kukuh,dapat terbuat dari apa saja asal kuat dan
kukuh.jarak kedua tiang tersebut adalah 3,98 – 4,02 m.
3. Bilah Lompat
Terbuat dari kayu,metal atau bahan lain yang sesuai dengan :
a) Panjang mistar lompat 3,98 – 4,02 m dan berat maksimal mistar adalah 2,00
kg
b) Garis tengah mistar antara 2,50 – 3,00 m, dengan penampang mistar
terbentuk bulat dan permukaannya harus datar dengan ukuran 3cm x 15 cm x 20
cm
c) Lebar penopang bilah 4 cm dan panjang 6 cm
4. Tempat Pendaratan
Tempat pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m yang terbuat dari busa
dengan ketinggian 60 cm dan di atasnya ditutupi oleh matras yang tebalnya 10 –
20 cm.
Gambar Lapangan Lompat Tinggi

Peraturan Lompat Tinggi


Dalam pertandingan olahraga Lompat Tinggi (High Jump):

 Mistar akan dinaikkan setelah peserta lompat tinggi berhasil melewati


ketinggian mistar.
 Peserta melompat dengan sebelah kaki.
 Peserta juga boleh mulai melompat di mana ketinggian permulaan yang
disukainya.
 Lompatan atlet lompat tinggi akan dinyatakan gagal jika peserta
menyentuh palang dan tidak melompat.
 Menjatuhkan palang pada saat melompat atau menyentuh kawasan
mendarat apabila tidak berhasil dalam melompat.
 Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak tiga kali
bertutrut-turut (tanpa di ambil kira di aras mana kegagalan itu berlaku)
akan dikeluarkan dari pertandingan.
 Seseorang peserta lompat tinggi berhak meneruskan lompatan (walaupun
semua peserta lain gagal) sehingga dia tidak dapat meneruskannya lagi
mengikut peraturan.
 Ketinggian lompatan di ukur secara menegak dari aras tanah hingga
bahagian tengah disebelah atas padang.
 Setiap peserta akan diberi peluang sebanyak tiga kali untuk melakukan
lompatan.
 Jika peserta tidak berhasil melewati mistar sebanyak tiga kali berturut-
turut, dia dinyatakan gagal.
 Untuk menentukan kemenangan, para peserta harus berusaha melompat
setinggi mungkin yang dapat dilakukan.
 Pemenang ditentukan dengan lompatan tertinggi yang dilewati.

Beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam lompat tinggi:

1. Awalan yang kurang baik


Dalam melakukan lompat tinggi yang terbilang sukses haruslah dilakukan
dengan awalan yang baik dan benar. Salah satu hal yang penting dalam
melakukan awalan adalah sudut. Sudut yang diambil saat melakukan awalan
harus sesuai dengan jenis lompat tinggi yang dilakukan. Hal ini disebabkan
sudut yang diambil akan sangat mempengaruhi tinggi lompatan.

2. Tumpuan kurang kuat


Sama seperti lompat pada umumnya, tumpuan kaki yang digunakan untuk
melompat haruslah kuat. Tumpuan yang kurang kuat pada lompat tinggi
biasanya terjadi akibat kaki tumpuan kurang menengadah sehingga kecepatan
saat melangkah tidak berubah menjadi gerak atas yang mengangkat badan.

3. Posisi kepala salah


Ketika melakukan lompatan, posisi kepala yang salah dapat mengurangi
penilaian. Jika kepala mendahului mistar saat berada di ketinggian, maka titik
ketinggian maksimum tidak akan berada tepat di atas mistar melainkan
berada di depan atau di belakang mistar. Hal ini akan sangat merugikan
karena ketinggian jadi berkurang.
4. Terlalu awal melengkungkan badan
Kesalahan lain yang sering terjadi saat melakukan lompat tinggi adalah
terlalu awal melengkungkan badan. Jika badan terlalu awal dilengkungkan
maka ketinggian maksimal tidak dapat dicapai.

5. Melewati mistar dalam posisi salah


Teknik dalam lompat tinggi harus dilakukan dengan baik agar tidak terjadi
kesalahan. Begitu pula saat melayang di atas mistar. Jika atlet melewati
mistar dengan posisi duduk, maka hal ini merupakan kesalahan dalam lompat
tinggi.

6. Kaki terlalu jauh ke depan


Ketika akan melakukan tolakan saat melompat, kaki yang terlalu jauh ke
depan akan menyebabkan kegagalan lompatan. Kaki penolak harus berada
dalam posisi yang tepat agar tolakan yang dihasilkan cukup kuat.

Anda mungkin juga menyukai