Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik yang paling
populer dan paling sering dilombakan dalam kompetisi kelas dunia, termasuk Olimpiade.
Lompat jauh adalah suatu gerakan melompat ke depan atas dalam upaya membawa titik berat
badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan
dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.
Lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat yang menggunakan tumpuan pada satu
kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya.Sasaran dan tujuan lompat jauh adalah untuk
mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah titik pendaratan atau bak lompat.Jarak
lompatan diukur dari papan tolakan sampai ke batas terdekat dari letak titik pendaratan yang
dihasilkan oleh bagian tubuh.
1. Teknik Awalan
Awalan merupakan suatu gerakan dalam atletik lompat jauh yang dilakukan dengan cara lari
secepat mungkin agar memperoleh kecepatan maksimal sebelum melakukan tolakan. Selain
itu, awalan dalam atletik lompat jauh dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk memperoleh
kecepatan horizontal maksimal yang kemudian diubah menjadi kecepatan vertikal ketika
melakukan tolakan.
Jarak dari suatu awalan tergantung dari tingkat kematangan dari atlet tersebut dan
kemampuan dari atlet tersebut untuk berakselerasi dengan kecepatannya sendiri.Teknik
awalan harus dilakukan dengan berlari secepat mungkin dari jarak 40-45 meter pada sebuah
lintasan lari.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan awalan dalam cabang atletik
lompat jauh, seperti :
Jarak awalan dalam cabang atletik lompat jauh bergantung pada kemampuan atlet itu
sendiri. Bagi para pelompat yang dalam jarak pendek sudah dapat mencapai kecepatan
maksimal, jarak awalan cukup pendek atau dekat saja (kurang lebih 30-35 meter atau
kurang dari itu).Sementara itu, bagi para atlet lompat jauh yang mencapai kecepatan
maksimal dalam jarak relatif jauh, jarak awalan harus lebih jauh (kurang lebih 30-45
meter atau lebih dari itu).
Posisi ketika berdiri di titik awalan pada lompat jauh yaitu kaki posisi sejajar atau bisa
juga salah satu kaki berada di depan, tergantung dari kebiasaan atlet itu sendiri. Cara
pengambilan awalan dalam lompat jauh dimulai dari perlahan-lahan dan kemudian
cepat (sprint).Kecepatan ini harus dipertahankan hingga sesaat sebelum melakukan
tumpuan/tolakan.
Setelah mencapai kecepatan maksimal, sekitar 3-4 langkah terakhir bertumpu (take-
off) gerakan lari dilepas secara spontan tanpa mengurangi kecepatan yang telah
dicapai sebelumnya. Pada langkah terakhir ini, konsentrasi dan tenaga fokus untuk
melakukan tumpuan di papan atau balok tumpu.
2. Teknik Menumpu
Menumpu merupakan gerakan yang penting dalam lompat jauh untuk menentukan hasil
lompatan yang sempurna.Dalam teknik ini, atlet melakukan tolakan pada sebuah papan atau
balok tumpuan menggunakan kaki terkuat dengan mengubah kecepatan horizontal menjadi
kecepatan vertikal.
Pada saat melakukan tumpuan, posisi badan tidak boleh terlalu condong.Tumpuan juga harus
kuat, cepat dan aktif.Keseimbangan badan juga harus dipertimbangkan agar tidak
goyang.Gerakan ayunan lengan sangat membantu untuk menambah ketinggian serta menjaga
keseimbangan tubuh.
Ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam melakukan tolakan dalam lompat jauh,
antara lain :
Tolakan dalam lompat jauh harus dilakukan dengan kaki yang kuat.
Bagian telapak kaki yang sangat cocok dan kuat untuk bertumpu biasanya terletak di
bagian tumit terlebih dahulu dan diakhiri di bagian ujung kaki.
Sesaat sebelum melakukan tumpuan, usahakan badan condong ke belakang.
Sebaiknya bertumpulah tepat di papan tumpuan.
Kedua lengan ikut diayunkan ke depan atas ketika bertumpu.
Ayunkan kaki dan angkat ke depan sampai setinggi pinggul dengan posisi lutut
ditekuk.
3. Teknik Melayang
Gerakan melayang dalam lompat jauh dilakukan setelah meninggalkan balok tumpuan.Saat
melakukan gerakan melayang, keseimbangan badan harus tetap terjaga.Ayunan kedua tangan
bisa membantu atlet dalam menjaga keseimbangan tubuh.
4. Teknik Mendarat
Dalam teknik ini, atlet harus berupaya mendarat dengan sebaik mungkin.Jangan sampai
badan atau lengan jatuh ke belakang.Pendaratan pada bak lompat dimulai dengan posisi
kedua tumit kaki dan kedua kaki agak rapat.Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus
dilakukan dengan kedua kaki.
Yang perlu diperhatikan saat mendarat dalam lompat jauh adalah kedua kaki mendarat
secara bersamaan, diikuti dengan dorongan pinggul ke depan. Sehingga badan tidak
cenderung jatuh ke belakang yang dapat berakibat fatal bagi atlet itu sendiri.
Secara umum, ada 3 jenis gaya yang dapat dilakukan pada saat melakukan olahraga lompat
jauh, yaitu :
Peraturan Tempat
1. Awalan
Lintasan awalan lompat jauh lebarnya 1,22 meter dan panjangnya 40 meter
2. Papan tolakan
Panjang papan tolakan 1,22 meter sama dengan lebar lintasan awal. Lebar 20 cm dan
tebal 10 cm. Papan tolakan harus diletakkan pada papan plastisin untuk mencatat
bekas kaki atlet bila ia salah dalam melakukan tolakan. Papan harus dicat putih dan di
tanam sekurang kurangnya satu meter dari tepi depan bak pasir pendaratan.
3. Tempat pendaratan
Tempat pendaratan berupa bak pasir dengan ukuran sebagai berikut; Lebar minimal
2,75 meter. Jarak garis tolakan dengan ampai akhir tempat lompatan minimal 10
meter. Permukaan pasir ditempat pendaratan harus sama tinggi datar dengan
permukaan papan tolakan.
1. Bila peserta lompat jauh lebih dari 8 orang setiap peserta diperbolehkan melompat
sebanyak 3 kali. Lompatan diambil yang terjauh. Jika peserta hanya 8 orang atau
kurang, maka setiap peserta diperbolehkan melompat sebanyak 6 kali. Melompat
dilakukan secara bergiliran.
2. Hasil lompatan diukur dari bekas anggota tubuh terdekat atau paling belakang yang
menyentuh bak pasir.
3. Setiap peserta diberi waktu satu giliran selama 1 1/5 menit. Lompatan yang sama
ditentukan dengan melihat hasil lompatan yang terbaik. Bila masih sama maka akan
dilihat hasil dari lompatan yang ke-3. Demikian seterusnya.
Di antara papan lompatan dengan bak lompat terdapat jarak sepanjang 1 meter. Sedangkan
bak lompat memiliki panjang 9 meter dengan lebar 2,95 meter. Untuk lebar tempat
pendaratan, jaraknya paling sedikit 2,75 meter antara garis tolakan sampai akhir tempat
tolakan. Tempat pendaratan diisikan dengan pasir dimana permukaan pasir harus sama
tinggi atau datar dengan sisi atas papan tolakan.
Berikut ini adalah rincian ukuran lapangan lompat jauh dan gambarnya
1. Faktor yang mempengaruhi prestasi lompat jauh menurut Suharto dalam bukunya
dalam bukunya “Kesegaran Jasmani dan Peranannya disebutkan :
2. Kecepatan (speed) adalah kemampuan untuk memindahkan sebagian tubuh atau
seluruhnya dari awalan sampai dengan pendaratan. Atau bertumpu pada papan /
balok sewaktu melakukan lompatan, kecepatan banyak ditentukan kekuatan dan
fleksibelitas
3. Kekuatan (Strenght) adalah jumlah tenaga yang dapat dihasilkan oleh kelompok otot
pada kontraksi maksimal pada saat melakukan pekerjaan atau latihan dalam
melakukan lompatan
4. Daya ledak adalah kemampuan otot dalam melakukan tolakan tubuh melayang di
udara saat lepas dari balok tumpu
5. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan suatu sikap tubuh tertentu
secara benar dari awal melakukan lompatan sampai selesai melakukan lompatan
6. Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan suatu gerakan motorik secara
benar
7. Koordinasi adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang atlet untuk dapat
mengkoordinasikan gerakan maju dengan kebutuhan naik
TOLAK PELURU
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru melemparkan bola
besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru:
Kegiatan lempar beban telah ada lebih dari 2000 tahun lalu di Kepulauan Britania. Pada
awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan menggunakan bola batu. Sementara kegiatan
pertama yang menggambarkan tolak peluru modern, tampaknya terjadi di zaman
pertengahan ketika serdadu menyelenggarakan pertandingan dengan melempar beban yang
disebut canon balls atau peluru meriam.
Pertandingan tolak peluru tercatat pada awal abad ke-19 di Skotlandia dan merupakan bagian
dari kejuaraan amatir di Inggris tahun 1866. Tolak peluru merupakan event olimpiade
modern asli yang diadakan di Athena, Yunani tahun 1896.
Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,sehingga dapat membantu untuk menahan
supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya.Untuk menggunakan cara ini penolak
harus memiliki jari jari yang kuat dan panjang.
Ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Jari kelingking selain
berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah bergeser,juga membantu menekan
pada waktu peluru ditolakkan. Cara ini lebih banyak dipakai oleh atlit.
Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari jarinya pendek, dapat menggunakan cara
ketiga ini, yaitu jari jari seperti pada cara kedua tetapi lebih renggang, kelingking di belakang
peluru sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari untuk menahan geseran ke samping,
karena tangan pelempar kecil dan berjari jari pendek, peluru diletakkan pada seluruh lekuk
tangan.
Untuk menyiapkan kondisi fisik dapat dilakukan dengan cara seperti dibawah ini,
Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan
diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Kemudian ayun dan lemparkan peluru
kedepan.
Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan
diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Posisi ini dilakukan dengan
membelakangi arah lemparan. Kemudian ayunkan dan lempar peluru kearah belakang
atau sektor lemparan.
Pada tahap berikutnya doronglah peluru dengan bantuan putaran pinggang. Tolakan
masih dengan kedua tangan tetapi beben diutamakan pada tangan tolak atau tangan
terkuat. Kaki masih sejajar. Tahapan ini depersiapkan untuk melakukan tolakan yang
sebenarnya.
Lakukan seperti diatas, hanya sekarang satu kaki berada di depan. Tolakan dilakukan
dengan koordinasi bantuan dorong kaki belakang.
Peganglah peluru dengan tangan kanan dan letakkan dileher. Lanjurkan /rentangkan
lengan kiri kedepan dan abadan menghadap depan. Tolakkan peluru dengan sudut
parabola beberapa meter kedepan sambil melangkahkan kaki kiri kedepan. Jangan
lupa kai kanan dihentakkan untuk membantu melakukan tolakan, sesaat sebelum
peluru dilepaskan (Carr,1991).
Lakukan gerakkan seperti diatas, hanya pada saat akan melakukan tolakan, badan
diputar ke kanan untuk mengambil ancang-ancang (Carr,1991)
Gaya samping, sikap pemula berdiri miring dengan menggunakan tangan kanan. Gaya
tersebut masih umum digunakan, terutama untuk para atlite pemula termasuk untuk
anak sekolah baik SMP, SMA dan sederajat.
Gaya belakang, sikap permulaan badan harus membelakangi arah tolakkan. Gaya
tersebut yang hingga kini banyak digunakan para atlet senior dan profesional
Gaya putaran lempar cakram, gaya tersebut hampir sama seperti gaya belakang.
namun gerakan kaki tidak mirip gaya belakang, tetapi mirip pada gerakakkan kaki
terhadap lempar cakram. Gaya tersebut agak sulit, hingga saat ini tidak begitu banyak
penggunanya.
Dari keempat macam dan gaya ini terbagi dua gaya yang akan dibahas, ialah gaya samping
dan gaya belakang.
Tolak Peluru Gaya Samping / Ortodoks
Cara melakukan dan teknik tolak peluru gaya samping ialah sebagai berikut :
1. Peluru siap dipegang pada tangan kanan lalu diletakkan dipangkal leher seperti yang
disebutkan diatas yakni cara memegang peluru pada tolak peluru.
2. Sikap permulaan berdiri agak miring, arah tolakkan berada disebelah kiri badan. Lutut
kaki kanan ditekuk, kaki kiri diarahkan menjulur kebelakang lurus namun tetap santai
dan lemas lalu berpijak pada ujung kaki. Lengan kiri diangkat santai hingga setinggi
bahu atau lebih. sebagian besar berat badan tertumpu pada kaki kanan, namun
pandangan kedepan dan agak ke bawah.
3. Sebelum meluncurkan kekiri, baiknya kaki kiri di angkat ke depan serta melingkar ke
sisi kiri dan kembali mempijakan ditempat semula. Ayunkan kaki kiri ini untuk
mendapat gerakkan pendahuluan, hanya untuk mendapatkan pendahuluan (seperti
kuda-kuda). Maka gerakkan pendahuluanya untuk mendapatkan keseimbangan. lalu
gerakan pendahuluan tersebut cukup dilakukan 2 sampai 3 kali.
4. Setelah badan seimbang dan cukup kuat, maka pada ayunan kaki yang terakhir, kaki
kiri tersebut tidak harus diletakkan ditanah, namun lebih baik lagi agak ditarik
kekanan sehingga posisi pangkal betis kiri berada dibelakang betis atau kaki kanan,
bahkan lebih ke kanan lagi seperti menyilang. Kaki kiri digoyangkan secara cepat kesisi
kiri sambil menolakan kaki kanan. Tolakan kaki kanan tersebut agak datar dan rendah,
bukan meloncat atau melambung. Akhir dari gerakkan meluncur ke kiri ini, kaki kanan
turun terlebih dulu kira-kira seperti pada pusat lingkaran, bahkan kaki kiri terus
dijulurkan jauh kesisi kiri, seperti saat mempijakan ditanah ujung telapak kaki
mendekati sedikit menyentuh bidang pada balok penahan. Saat seperti itu sikap posisi
menolak seperti yang telah disebutkan diatas.
5. Dari posisi menolak ini, perlu segera di tolakkan dengan yang telah diuraikan diatas.
1. Peluru siap untuk dipegang dan ditaruh tepat pada pangkal leher menggunakan tangan
kanan.
2. Sikap pemula berdiri membelakangi pada arahh tolakkan. Menegakkan kaki kanan,
kaki kiri persis terjulur lurus dan santai ke belakang memijak di ujung kaki. Berat
badan sebagian besar tertumpu pada kaki kanan. Pandangan melihat kebawah dan
kedepan sekitar 5-10 meter. Dengan posisi tersebut pada seluruh bagian badan santai
dan konsentrasi untuk mengatur pernapasan.
3. Pada Waktu yang sama, badan di arahkan agak miring kedepan lalu kaki kiri diangkat
santai ke menghadap atas mendekati dengan datar tanah, Sisi lengan kiri turun agak
lurus dan lemas menghadap ke depan lalu bawah. Selanjutnya lutut kanan dan kiri
ditekuk, hingga paha kanan hampir menyentuh bagian dada. Dengan posisi tersebut,
lutut kiri untuk segera meluruskan, digerakan dan diayunkan secara cepat ke belakang
dan dibarengi tolakkan kaki kanan lutut samping dengan lurus. Tolakkan kaki kanan
kebelakang tersebut harus rendah dan sebisa mungkin cepat bahkan agar gerakkan
meluncur gerakkan ini lancar dan tidak lambung. Selama peluncuran ke belakang,
baiknya badan untuk terus direndahkan dan miring ke depan serta tetap
membelakangi arah pada tolakkan.
4. Akhir pada luncuran ke belakang tersebut berawal dengan mendaratkan kaki kanan
terlebih dulu kurang lebih pada pusat lingkaran, lalu dilanjutkan dengan kaki kiri
memijak disebelah kiri dan garis tengah, pada bagian ujung kaki agak sedikit
bersentuhan dengan bidang pada balok penahan. Ketika kaki ini berpijak, maka terjadi
sikap untuk siap posisi menolak.
5. Dengan sikap dan posisi menolak tersebut, peluru bisa langsung ditolakkan dengan
cara yang telah disebutkan diatas.
1. Rol Meter
2. Bendera Kecil
3. Kapur / Tali Rafia
4. Peluru
a) Untuk senior putra = 7.257 kg
b) Untuk senior putri = 4 kg
c) Untuk yunior putra = 5 kg
d) Untuk yunior putri = 3 kg
5. Obrient : gaya membelakangi arah tolakan
6. Ortodox : gaya menyamping