Anda di halaman 1dari 24

GOOD NURSING

PRACTICE
INDONESIAN WOUND CARE CLINICIAN ASSOCIATION
TUJUAN PEMBELAJARAN
TIU TIK
Peserta mampu memahami Peserta mampu:
praktek perawat profesional • memahami kode etik profesi
dibidang luka • memahami sejarah dan
Filosofi terbentuknya
komunitas perawat luka
• memahami tentang
credentialling
• memahami kewenangan
CWCCA
• memahami tentang
Malpraktik
TERLATIH

MEMBERI
ANGGOT CIRI-2 JASA
A PROFESI PROFESI UNTUK
UMUM

BERSERTIFI
KAT
KODE ETIK PROFESI

• Etik asal: “ethics”, arti: prinsip moral (moral principles) atau


aturan berprilaku (rules of conduct)
• Pedoman: “code”

• Kode etik (code of ethics): himpunan pedoman perilaku

• Kode etik yang berlaku untuk warga profesi disebut KODE


ETIK PROFESI
• Setiap profesi mempunyai kode etik profesi
• Kode etik profesi disusun oleh warga profesi
• Sanksi pelanggaran kode etik profesi ditegakkan oleh warga profesi
sendiri

4
“GOOD NURSING PRACTICE”
CERTIFIED WOUND CARE CLINICIAN

• TIM PENYUSUN STANDAR


• SAMBUTAN PRESIDEN InWCCA
• SAMBUTAN PENDIRI InWCCA
• SAMBUTAN KETUA TIM PENYUSUN
• SURAT KEPUTUSAN InWCCA
• PENDAHULUAN
• SEJARAH
• FILOSOFI
• STANDAR PROFESI
• KEWENANGAN PROFESI
• STANDAR PELAYANAN
• STANDAR KINERJA PROFESIONAL
• KODE ETIK PROFESI
• REFERENSI
• InWCCA Berdiri Agustus 2009
berbadan hukum Yayasan SEJARAH
Wocare Indonesia pada bulan
November 2009

• Merupakan kelompok
SEMINAT PROFESI yang did

• Tahun 2011, CWCCP menjadi


bagian dari program
INDONESIAN ETNEP atau
InETNEP yang merupakan
sertifikasi international (
WCET ) dari WOC(ET)N.
Program ini juga menjadi
member di AWMA, EWMA,
WOCN dan AAWC. Angkatan pertama pada November 2009 dengan
peserta dari Aceh, Palangkaraya, Tarakan –
Kaltara, Bandung, Banyumas, Depok, Tangerang
dan Parung
PHILOSOPHY

PROFESIONALISME WOUND
CLINICIAN SESUAI DENGAN
STANDART PRAKTEK SEHINGGA
SECARA TIDAK LANGSUNG AKAN
DIIKUTI DENGAN PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN

WOUND CLINICIAN SALING MENGHARGAI DAN


MENGHORMATI KEWENANGAN MASING2
DENGAN TIDAK SALING MENJATUHKAN SATU
SAMA LAIN DAN SALING MENGUATKAN DALAM
PENGEMBANGAN PROFESI

PENYANDANG LUKA AKUT DAN LUKA KRONIK MEMERLUKAN


PERAWATAN YANG BERKUALITAS DARI SEORANG WOUND
CLINICIAN YANG DAPAT MENJAMIN KEJELASAN PROSES
PENYEMBUHAN
CREDENTIALING

• Uji kompetensi setiap 2 tahun sekali.


• Terlibat dalam kegiatan organisasi baik langsung
maupun tidak langsung.
• Menghadiri kongres InWCCA secara berkala,
kecuali ada halangan penting dan mendesak atau
sakit.
• Senantiasa melakukan praktek CWCC/A sesuai
standard yang ditentukan organisasi.
• Bertanggung jawab dan bertanggung gugat
terhadap asuhan yang diberikan
KEWENANGAN

• Melakukan manajemen luka:


pengkajian, penegakan diagnosa,
mengidentifikasi tujuan, melakukan
perencanaan, melakukan tindakan
dan evaluasi
• Melakukan pemeriksaan penunjang
diagnosa yang akan diangkat, misal:
Kultur pus / jaringan, ABPI (Angkle
Brachial Pressure Index), dll.
• CWCC Melakukan semua jenis
debridement kecuali “surgical
debridement”
• Termasuk melakukan CSWD
(Conservative Sharp Wound
Debridement) kecuali CWCCA
• Menentukan jenis cairan pencuci dan
topical therapy / dressing / balutan
yang akan digunakan
KEWENANGAN

• Merujuk atau membuat surat rujukan


untuk dilakukan konsultasi bersama
atau lepas sesuai dengan kebutuhan
pasien
• Menjawab surat konsultasi sejawat
• Menentukan jadwal kesembuhan sesuai
dengan keilmuan yang dimiliki
• Melakukan penelitian atau studi kasus
sesuai dengan etika penelitian
• Melakukan terapi alternatif yang
dibutuhkan sesuai dengan kondisi
pasien, misal dengan menggunakan
VAC (Vaccum Assited Closure),
Hiperbaric, Hydrotherapy, dll
• Mengangkat jahitan kulit luar yang
sudah lebih dari dua minggu dan ada
tanda-tanda infeksi pada daerah
jahitan dan sekitarnya
KODE ETIK
HIMPUNAN PEDOMAN PRILAKU

• Dapat memberikan pelayanan preventif, kuratif dan promotif


dalam mendukung kesehatan masyarakat
• Memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam
memberikan layanannya.
• Harus dapat menjaga kesehatan dan melindungi dirinya
dengan baik sehingga tidak tertular penyakit.
• Dalam menentukan tindakan layanannya harus didasarkan
pada kompetensi, wewenang dan tanggung jawab yang
dimilikinya.
• Menghormati keputusan pasien yang menolak perawatan
karena alasan tertentu
CONTOH KASUS I

• Anda mendapatkan pasien dengan fistula dan stoma. Pada


dasarnya anda memahami bagaimana penanganannya,
apa yang akan anda lakukan berdasarkan kondisi pasien
tersebut?

A. Dirujuk ke WOC(ET)N
B. Dirawat oleh anda sendiri karena anda
mampu
KODE ETIK
HIMPUNAN PEDOMAN PRILAKU

• Senantiasa menjaga keamanan dan kenyaman pasien


dalam pelayanan keperawatan
• Menjaga kerahasiaan pasien, kecuali untuk kepentingan
hukum
• Menghargai sejawat CWCC/A atau lainnya dalam
penentuan keputusan, tindakan perawatan yang dipilih
dan cara pendekatan dengan pasien dan keluarga yang
masih dalam batas standar dan etika profesi
• Menyampaikan masukan dengan sejawat CWCC/A atau
lainnya dengan cara yang sopan dan tidak menyinggung
perasaan baik tulisan maupun lisan
CONTOH KASUS 2

• Pasien D adalah pasien Tn. X, CWCC/A di Ambon yang akan


pindah ke Lampung dan dirujuk ke anda sebagai CWCC/A
terdekat pasien D. Anda menemukan bahwa dasar luka
Pasien D berwarna hitam, dressing yang digunakan dengan
hydrogel, hydrocoloid pasta dan calsium alginate. Apa yang
anda lakukan terhadap:

1. Tn. X CWCC/A
2. Pasien D
KODE ETIK
HIMPUNAN PEDOMAN PRILAKU

• Tidak saling menjatuhkan dan tidak menjadikan sejawat


CWCC/A atau lainnya sebagai kompetitor yang harus
dihilangkan namun sebagai kompetitor untuk menjadi lebih
baik dan berbeda dari lainnya
• Senantiasa mengembangkan diri dalam praktek profesinya
• Terlibat baik aktif maupun pasif dalam pengembangan
profesi dan organisasi
• Melakukan penelitian sederhana hingga kuantitatif untuk
meningkatkan kualitas pelayanan profesi
• Tidak menerima hadiah atau dalam bentuk apapun yang
dapat merubah keputuan profesional seorang CWCC/A
CONTOH KASUS 3

• Anda biasa mendapatkan fee marketing setiap merujuk


pasien ke RS S, suatu ketika pasien anda membutuhkan
bedah vaskuler, di RS S belum ada bedah vaskuler, bedah
vaskuler adanya di RS H yang berada lebih jauh lokasinya
dari RS S, apa yang anda lakukan?

A. TETAP MERUJUK KE RS S
B. MERUJUK KE RS H
MALPRAKTIK

Malpraktik : adalah setiap


kesalahan profesional yang
diperbuat oleh seorang karena
menyelenggarakan suatu kegiatan
diluar profesinya atau melakukan
kegiatan profesi dibawah standar
yang sebenarnya secara rata-rata
dan masuk akal, dapat dilakukan
oleh profesi tersebut dalam situasi
dan ataupun tempat yang sama
(adaptasi dari A. Hoekema, 1981)
17
MALPRAKTIK

• Inti pokok: kesalahan pada waktu


melakukan asuhan keperawatan, bukan
pada hasil asuhan keperawatan
• Seorang perawat yang melakukan asuhan
keperawatan sesuai dengan standar, tetapi
hasilnya tidak memuaskan (misal klien
meninggal dunia) bukan malpraktik
• Penilaian kesalahan asuhan keperawatan
dilakukan oleh warga profesi sendiri
KRITERIA MALPRAKTIK
Kriteria terjadinya malpraktik dalam pelayanan
keperawatan (adaptasi dari Bernard Knight, 1972):

• Adanya kewajiban memberikan asuhan


keperawatan kepada klien

• Adanya pelanggaran terhadap kewajiban yang


seharusnya dilakukan oleh perawat terhadap klien

• Sebagai akibat pelanggaran kewajiban tersebut,


timbul kerugian pada klien
1. Finansial
2. Non finansial
19
The Components of Quality Wound Care (AAWC 2006)
5 ASPEK DIMENSI KOMPETENSI
• Task Skills - mampu melakukan tugas per tugas
• Task Management Skills - mampu mengelola
beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaan
• Contingency Management Skills - tanggap
terhadap adanya kelainan dan kerusakan pada
rutinitas kerja.
• Job Role / Environment Skills - mampu menghadapi
tanggung jawab dan harapan dari lingkungan kerja.
• Transfer Skills- Mampu mentransfer kompetensi yang
dimiliki dalam setiap situasi yang berbeda (situasi
yang baru/ tempat kerja yang baru)
CONTOH TINGKATAN KEMAMPUAN KOMPETENSI
1 2 3 4 5
Awareness Basic Application Skillful Application Mastery Expert

 Kemampuan untuk  Kemampuan untuk  Kemampuan untuk  Memiliki  Mampu


melakukan kegiatan melakukan beberapa melakukan pekerjaan profesionalisme yang mengaplikasikan
kerja yang paling macam pekerjaan yang bermacam- tinggi dalam prinsip-prinsip yang
mendasar. dalam konteks yang macam dalam konteks melakukan pekerjaan fundamental dalam
berbeda-beda (tidak yang cukup kompleks yang bermacam- disiplin kerjanya
 biasanya yang rutin sekedar pekerjaan dan non-rutin macam dalam konteks dengan melibatkan
dan terpola. rutin) yang kompleks dan teknik dan prosedur
 Keyakinan terhadap tingkat kesulitan yang kerja yang kompleks
 Bekerja dibawah  Bisa diserahi sebagian hasil kerjanya cukup tinggi
bimbingan supervisor. tanggung jawab atau tinggi dan bisa diuji  Diakui memiliki
memiliki sebagian dalam konteks bisnis  Hasil kerjanya dinilai pengetahuan dan
 Hasil kerja perlu otonomi kerja yang lebih luas handal dan sudah kemampuan yang
diperiksa dengan (melampaui teruji dalam konteks tinggi dalam disiplin
seksama oleh  Sedikit memerlukan parameter kualitas bisnis yang lebih luas ilmu atau area kerja
supervisor. bimbingan dari dan kuantitas) (melampaui
supervisor parameter kualitas  Menjadi tempat
 Bisa diserahi dan kuantitas) rujukan/konsultasi
 Hasil kerja perlu tanggungjawab yang untuk menyelesaikan
diperiksa kualitasnya cukup signifikan dan  Bisa diserahi persoalan kompleks
tetapi tidak sampai bisa diberi otoritas tanggung jawab dan yang dihadapi oleh
detil. yang cukup tinggi otoritas penuh untuk perpustakaan/
untuk melakukan melakukan kepustakawanan.
pekerjaannya pekerjaannya

 Dalam beberapa area  Level otoritas


memiliki otoritas di mencakup suatu divisi
level kelompok kerja. atau area fungsional.
TERIMA KASIH
• SELAMAT BERGABUNG DI SPESIALISASI PERAWATAN
LUKA “InWCCA”

• INGAT !!!!!! Banyak CWCC/A bukanlah menjadi saingan


tapi menjadi lingkungan yang dapat membuat CWCC/A
lebih eksis dan diakui keberadaannya di masyarakat
VIDEO JEIM

Anda mungkin juga menyukai